• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rusunawa Urip Sumoharjo

Dalam dokumen RUSUNAWA DI SURABAYA. (Halaman 31-38)

BAB II TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN

2.1.3. Studi Kasus

2.1.3.3. Rusunawa Urip Sumoharjo

Lokasi : Jl. Urip Sumoharjo, Surabaya Jumlah unit : 12 unit per lantai

Pemilik : Pemerintah Propinsi Jawa Timur Dinas Permukiman Pembangunan : Perumnas Regional VI Jawa Timur

Luas lahan : ±30.000 m2 Luas hunian per unit : 21 m2

Jumlah penghuni : 552 KK (100 % telah dihuni)

Rusunawa Waru Gunung menggunakan sistem sewa dengan tata cara penarikan uang sewa setiap bulan yang dilakukan oleh Pemerintah Kotamadya Daerah ingkat II.

Rusunawa Urip Sumoharjo merupakan kerjasama antara pemerintah Proponsi jawa timur Dinas Permukiman dengan Perumnas Regional VI Jawa Timur. Rusunawa Waru Gunung merupakan rusunawa yang diperuntukkan bagi umum. Saat ini penghuni pada rusunawa ini mayoritas bekerja sebagai karyawan swasta dan perdagangan, namun ada yang bekerja sebagai pegawai negeri. Berikut akan dibahas selanjutnya didalam aspek kualitas dan aspek kuantitas.

C. Aspek Kualitas

Tampilan pada Rusunawa ini cukup sederhana dengan penataan lingkungan yang cukup bagus. Untuk menunjukkan tampak ataupun tipologi dari sebuah bangunan rusunawa yang mengaplikasikan bangunan arsitektur tropis modern, dimana banyak bukaan-bukaan yang minimalis dan menggunakan sun shading sebagai pelindung bangunan dari silau matahari dan tampias hujan. Sun shading disini selain memiliki fungsi juga menambahkan nilai keindahan atau estetika dari tampilan. Bentuk atap pelana yang mendominasi seluruh penutup atap tanpa menggunakan atap dek seperti pada tampilan gambar berikut ini.

Gambar 2.11 tampilan rusunawa Urip Sumoharjo Sumber data foto pribadi, 2009

Dimana atap ini berfungsi sebagai Hal ini terlihat dengan adanya ruang terbuka di tiap masing-masing blok. Dinding bangunan menggunakan finishing plesteran dan cat sehingga pemakaian bata tidak terlihat sama halnya dengan rusunawa Siwalankerto. Pada tiap lantainya diberi sosoran untuk menghindari panas dan hujan secara langsung ke dalam bangunan. Aksen kolom diperlihatkan dengan pemberian warna cat yang berbeda dengan dinding.

Sementara pola sirkulasi pada rusunawa ini seperti halnya mayoritas rusunawa yang lain, yaitu menggunakan pola sirkulasi linear. Pola ini memudahkan untuk mengolah dan menempatkan hunian rusunawa seperti pada gambar 2.12 berikut ini.

Pola ini mengikuti modul kolom pada rusunawa ini, sehingga tidak dijumpai kolom yang menghalangi jalur sirkulasi. Rusunawa Urip Sumoharjo memiliki balkon yang menerus berupa koridor. Koridor ini berfungsi sebagai penghubung dengan tetangga-tetangga sebelah, lebar koridor pada rusunawa ini terasa cukup sesuai karena hal tersebut terasa ketika satu jalur terdapat beberapa orang berpapasan. Sehingga pada rancangan nantinya perlu diperhatikan penempatan jemuran yang tidak mengganggu tampilan luar bangunan seperti pada gambar 2.13 berikut ini.

Gambar 2.12 denah lantai tipikal lantai 2-5 Sumber data analisa survei, 2009

Gambar 2.13 tampilan koridor yang menjadi ruang social Sumber data foto pribadi, 2009

Keadaan koridor cukup bersih, disamping sejuk karena tidak langsung terkena matahari sevara langsung juga keadaan udara yang cukup sejuk. Selain itu, pada koridor rusunawa Urip Sumoharjo merupakan suatu ruang yang menjadi tempat bersosial sekaligus tempat bermain anak-anak.

Sistem struktur pada bangunan ini menggunakan struktur rangka, dimana kolom dan balok sebagai penyalur beban pada pondasi tiang pancang dari rusunawa ini. Kolom dan balok pada rusunawa ini menggunakan material beton bertulang. Sementara struktur atap pada rusunawa ini menggunakan rangka batang dengan material baja siku. Sedangkan untuk atap pada balai yang terdapat pada lantai dasar dekat parkir untuk kendaraan bermotor menggunakan pemakaian konstruksi baja tarik dan setengah kuda-kuda. Untuk atap penutupnya masih menggunakan bahan yang sama yaitu asbes.

Sementara sistem pencahayaan pada rusunawa ini cukup baik dengan menggabungkan pencahayaan alami dengan buatan. Pencahayaan alami diperoleh dengan adanya jendela-jendela berukuran besar, sementara pencahayaan diperoleh dari beberapa lampu-lampu. Sementara sistem penghawaan pada rusunawa ini cukup baik, karena sirkulasi udara yang bagian depan hunian langsung berhadapan dengan area luar. Untuk material dinding pembatas dari rusunawa ini menggunakan plesteran bata.

Suasana interior pada rusunawa ini cukup baik, hal tersebut terlihat dari cukup teraturnya penataan lampu serta kabel-kabel. Selain itu barang-barang dari

penghuni rusunawa terlihat cukup rapi dalam penempatannya. Penggunaan dinding sebagai pembatas ruangan rusunawa tidak terlalu banyak ditemui. hanya pada tempat-tempat tertentu dinding digunakan, yaitu pada  toilet. Sementara pembatas ruang sebagai penggati dinding menggunakan lemari atau tirai yang sifatnya temporer. Sementara sarana kelistrikan untuk pencahayaan, sikulasi udara, serta penempatan sampah tertata dengan baik. Hal itu terasa ketika kita berada pada area tengah rusunawa, maka kita akan terasa cukup nyaman. Pencahayaan mayoritas menggunakan tidak menggunakan lampu pada siang hari, meskipun ada beberapa titik pada rusunawa yang menggunakan pencahayaan alami.

D. Aspek Kuantitas

Jumlah massa bangunan adalah 3 massa (blok) untuk rusunawanya dengan pembagian zona A, zona B dan zona C, ditambah dengan massa berupa musholla yang terletak di di tengah massa bangunan. Luas lahan ±30.000 m2 dengan luas lantai per unit 21 m2. Untuk kebutuhan ruang, pada masing-masing unit berukuran 3 x 7 m sebagai ruang utama. Sedangkan untuk km/wc, dapur dan ruang jemur terdapat pada masing-masing hunian seperti pada gambar 2.14 berikut ini.

Gambar 2.14 denah hunian Sumber data analisa survei, 2009

Pada bagian interior salah satu hunian pada rusunawa ini terlihat pengaturan ruangan serta penempatan perabotan-perabotan rumah tangga seperti

tempat tidur dan lemari tertata dengan baik dan rapi sehingga mencerminkan suatu hunian yang bersih dan nyaman seperti yang terlihat pada gambar 2.15 berikut ini.

Gambar 2.15 tampilan salah satu hunian Sumber data analisa survei, 2009

Pada tiap 3 blok terdapat sebuah balai yang terletak pada lantai dasar dekat parkir kendaraan bermotor. Pada tiap blok terdapat 1 buah tangga yang masing-masing berhadapan dengan blok di depannya. Kekurangan dari rusunawa ini terletak pada tidak adanya shaft sampah, namun pembuangan sampah masih terkontrol yaitu dengan didukung oleh anggota setiap hunian yang mengumpulkan sampah dalam kantong plastik dan dibuang ketika berangkat bekerja.

Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada rusunawa Urip Sumoharjo adalah:

 Parkir motor dan mobil.

 Meter air di tiap unit rusunawa.

 Km/wc pada masing-masing unit hunian.

 Dapur dan ruang jemur pada masing-masing unit hunian.

 Masjid yang terletak di dekat di tengah massa.

 Ruang terbuka dan lapangan sepak bola.

 Tempat pembuangan sampah sementara berupa shaft sampah.

 Sistem pencegahan kebakaran sederhana. 27

 Perpustakaan.

Selain dari fasilitas-fasilitas tersebut diatas, pada Rusunawa Urip Sumoharjo memiliki suatu hal yang merupakan sumber pendapatan baru yaitu adanya food court yang letaknya tepat berada disamping rusunawa Urip Sumoharjo. Pada food court ini terdapat tujuh stan yang masing-masing menjajakan bermacam-macam makanan juga jenis minuman.

Gambar 2.15 denah food court Sumber data analisa survei, 2009

Food court setiap malam mampu menarik perhatian masyarakat sekitar untuk datang dan menikmati segala hal yang ada. Dengan penataan stan yang berjajar dan bangku-bangku yang tertata rapi.

Gambar 2.16 tampilan food court Sumber data foto pribadi, 2009

Pada food court ini, selain pengunjung dapat berkumpul dengan temen-teman dan menikmati makanan yang disediakan pada masing-masing stan juga terdapat hal yang tidak kalah menarik. Di bagian tengah area terdapat panggung kecil yang biasa digunakan sebagai tempat pertunjukkan baik nyanyian maupun acara hiburan lainnya, juga ditambah kolom kecil dengan air mancur di tengahnya sehinggga menimbulkan kesan yang nyaman dan damai.

Gambar 2.17 tampilan panggung pada food court Sumber data foto pribadi, 2009

Dalam dokumen RUSUNAWA DI SURABAYA. (Halaman 31-38)

Dokumen terkait