• Tidak ada hasil yang ditemukan

S atu kebanyak (one to many/ 1-N)

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 31-36)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya.

3. Banyak ke banyak (many to many/ N-N)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.

Tahapan Pembuatan ERD

Diagram ER dibuat secara bertahap, ada dua kelompok pentahapan yang biasa ditempuh didalam pembuatan diagram ER, yaitu :

1. Tahap pembuatan diagram ER awal (preliminary design) 2. Tahap optimasi diagram ER (final design)

Tujuan tahap pertama adalah untuk mendapatkan sebuah rancangan basis data minimal yang dapat mengakomodasi kebutuhan penyimpanan data terhadap sistem yang sedang ditinjau. Tahap awal ini umumnya mengabaikan anomali-anomali (proses basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan) yang memang ada sebagai suatu fakta. Anomali-anomali tersebut biasanya baru dipertimbangkan pada tahap kedua.

Tahap kedua mempertimbangkan anomali-anomali dan juga memperhatikan aspek-aspek efisiensi, perfomasi dan fleksibilitas. Tiga hal tersebut sering kali dapat saling bertolak belakang. Karena itu, tahap kedua ini ditempuh dengan melakukan koreksi terhadap tahap pertama. Bentuk koreksi yang terjadi dapat berupa pendekomposisian himpunan entitas, penggabungan himpunan entitas, pengubahan derajat relasi, penambahan relasi baru atau perubahan (penambahan dan pengurangan) atribut-atribut untuk masing-masing entitas dan relasi.

Langkah-langkah teknis yang dapat dilakukan untuk mendapatkan ERD awal adalah :

‐ M engidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan terlibat. ‐ M enentukan atribut-atribut kunci dari masing-masing himpunan entitas.

‐ M engidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan-himpunan entitas yang ada beserta foreign-key nya (kunci asing/ kunci tamu). ‐ M enentukan derajat / kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi.

‐ M elengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut deskriptif. (atribut yang bukan kunci).

c. Matrix, memetakan hubungan antara subjek data, fungsi, proses serta area bisnis dan unit organisasinya. M emperlihatkan proses atau aktivitas mana memasukkan data (input), membuat (create), membaca (read), mempengaruhi (update), atau menghapus (delete) data yang tersimpan. Berguna dalam memadukan fungsi dan subjek data secara benar berdasarkan pada keterkaitannya.

2.3.2.6 Proses Clutering Matriks

M enurut James M artin (1990, p171-180), proses analisis arsitektur informasi dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu :

a.) Tahap pemetaan dan pemindahan subjek data

Tahap pertama yaitu dengan melakukan pemetaan matriks antara fungsi bisnis dengan subjek data, hubungan antara fungsi bisnis dengan subjek data dijelaskan dalam bentuk matriks dengan menggunakan dua aktivitas.

1. Read atau R, aktivitas pembacaan tetapi tidak melakukan perubahan terhadap subjek data.

2. Create atau C, aktivitas yang melakukan perubahan aktivitas create (buat), update (ubah), delete (hapus) dan read (baca) (CUDR menjadi C)

Fungsi-fungsi bisnis ada yang melakukan aktivitas R dan C terhadap subjek-subjek data.

Tahap kedua yaitu tahap pemindahan subjek data melakukan pemindahan subjek-subjek data yang di-create oleh fungsi-fungsi bisnis ke posisi kiri, dimulai dari fungsi bisnis yang pertama kali meng-create subjek data terlebih dahulu. Sedangkan untuk subjek data yang hanya di-read atau tidak ada hubungan fungs i bisnis tetap pada posisinya. Pemindahan dilakukan terus-menerus sampai fungs i bisnis yang terakhir.

b.) Tahap pengelompokan dan pemberian nama pada kelompok tersebut

Tahap pengelompokan / Clustering ketiga yaitu mengelompokkan fungsi bisnis ke dalam suatu area bisnis yang terdapat di perusahaan dan memberikan tanda pengelompokan tersebut dengan memberikan garis batas dan arsiran.

Tahap keempat yaitu pemberian nama, yaitu memberikan nama pada area bisnis yang telah dikelompokan dan menentukan aliran data berdasarkan sebuah subsistem yang lain.

2.3.3 Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal S I/TI

Analisis ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang keadaan dan perkembangan SI/TI di luar lingkungan perusahaan, yang memberikan dampak dan pengaruh bagi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang peluang-peluang baru dalam penggunaan SI/TI, dan ini tidak terbatas hanya pada peluang untuk mengimplementasikan teknologi yang termuktahir namun juga dapat berupa peluang untuk menggunakan teknologi yang sudah ada dengan cara yang lebih hemat dan tepat dalam penggunaanya atau peluang untuk menggunakan teknologi dengan cara lain yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Bagian dari analisis ini juga meliputi pengetahuan tentang SI/TI yang ada pada perusahaan saat ini, maka digunakan teknik analisis lingkungan internal SI/TI. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan tentang jarak antara kondisi SI/TI yang ada saat ini dengan tujuan yang ingin dicapai.

Analisis dari lingkungan internal SI/TI meliputi beberapa hal sebagai berikut : • Evaluasi terhadap portopolio aplikasi saat ini.

• Evaluasi terhadap sumber daya informasi saat ini.

Analisis ini akan menyediakan informasi yang menyeluruh tentang lingkungan internal SI/TI perusahaan saat ini, yang dapat digunakan sebagai salah satu bentuk masukan dalam proses perencanaan strategi SI/TI (Ward dan Peppard, 2002, p198).

2.4 Portopolio Aplikasi

M enurut pendapat Ward dan Peppard (2002, p205) analisa portofolio bisnis dan strategi kompetitif menyediakan sajian pilihan investasi SI jangka panjang untuk memperkuat posisi kompetitif.

M enurut Ward dan Peppard (2002, p299) portofolio aplikasi adalah cara untuk membawa bersama sistem informasi yang telah ada, yang direncanakan dan potensial, kemudian menilai kontribusi bisnisnya, umumnya berupa matrix 2x2, yang merupakan metode yang sangat populer untuk menjelaskan dampak dari variabel yang tidak berkaitan namun saling mempengaruhi.

Gambar 2.7 adalah gambar dari portopolio aplikasi yang menampilkan sebuah analisis dari keseluruhan aplikasi perusahaan, baik yang ada saat ini, potensial ataupun yang masih direncanakan.

Dalam portopolio aplikasi sebuah aplikasi dapat dikategorikan sebagai strategic, high potential, key operation atau support tergantung dari perannya dalam mendukung strategi bisnis perusahaan, baik pada saat ini maupun dimasa mendatang.

Kategori dalam portopolio aplikasi adalah sebagai berikut :

a. Strategic, adalah aplikasi yang memiliki pengaruh kritis terhadap keberhasilan bisnis perusahaan dimasa mendatang. Aplikasi stategis adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dengan memberikan keunggulan bersaing. Teknologi yang digunakan tidak menentukan apakah suatu aplikasi strategis atau tidak, dampaknya pada bisnis perusahaanlah yang menentukan.

b. Key operational, adalah aplikasi yang menunjang kelangsungan bisnis perusahaan. Apabila terhenti, perusahaan tidak dapat beroperasi dengan normal dan ini akan mengakibatkan menurunnya keunggulan perusahaan.

c. Support, adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dalam meningkatkan efesiensi bisnis dan efektifitas manajemen, namun tidak memberikan keunggulan bersaing. d. High potential, adalah aplikasi yang mungkin dapat menciptakan peluang

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 31-36)

Dokumen terkait