• Tidak ada hasil yang ditemukan

dimana:

Oij =

Jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-I pada kolom ke-j.

Eij = Banyak kasus yang diharapkan di bawah Ho untuk kategori dalam baris ke-i pada kolom ke-j.

r k

S S = jumlah semua baris ( r ) dan semua kolom ( k )

i=1

j=1

• Untuk menguji keeratan hubungan dari kedua variabel yang diuji digunakan Koefisien Kontingensi © dengan rumus (Siegel, 1988):

C =

v

?² dimana:

N + ?² N = Total pengamatan

di = beda antara dua pengamatan

4. Analisis korelasi Rank Spearman (

r

s) untuk mengetahui hubungan antar

42

variabel perilaku komunikasi, karakteristik individu dengan persepsi dan partisipasi aparat dalam pengarusutamaan gender, dan perilaku komunikasi dengan persepsi dan partisipasi aparat dalam pengarusutamaan gender. Rumus Uji Korelasi Rank Spearman (

r

s) (Siegel, 1988) yang digunakan adalah:

N 6

Σ

di2 1=1

r

s = 1 - (N3 – N) dimana:

r

s = koefisien korelasi rank Spearman N = Total pengamatan

di = beda antara dua pengama tan

• Hipotesis statistik yang diuji

Ho: Tidak terdapat hubungan antara variabel yang digunakan H1: Terdapat hubungan antara variabel yang digunakan • Statistik Uji yang digunakan:

t

=

r

s

N – 2

1-

r

s

dimana:

r

s = koefisien korelasi rank Spearman N = Jumlah Sampel

Gambaran Umum Pelaksanaan Program Pengarusutamaan Gender (PUG) di Era Otonomi Daerah

Struktur Administrasi Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur

Sejak dilaksanakannya otonomi daerah pada tanggal 1 Januari 2001 setiap kabupaten/kota telah membangun struktur administrasi pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Secara umum, pemerintah kabupaten dipimpin oleh seorang Bupati. Di bawah Bupati ada Wakil Bupati dan di bawah Wakil Bupati ada Sekretariat Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah dibantu oleh beberapa asisten dan di bawah para asisten adalah kepala-kepala bagian yang membawahi beberapa kepala sub-bagian dan staf. Variasi akan struktur pemerintah daerah akan dijumpai pada tingkat asisten ke bawah. Jumlah asisten, bagian, dan sub-bagian di setiap kabupaten/kota berbeda-beda dan unik untuk setiap kabupaten /kota.

Di Kabupaten Lampung Timur, Sekretaris Daerah membawahi empat Asisten, yaitu Asisten I Bidang Pemerintahan, Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan, Asisten III Bidang Administrasi, dan Asisten IV Bidang Umum. Di bawah Asisten I dan III masing-masing terdapat dua bagian, sedangkan Asisten II dan IV masing-masing membawahi tiga bagian. Pelayanan mengenai pemberdayaan perempuan dilaksanakan oleh Sub-Bagian Pemberdayaan Perempuan di bawah Bagian Sosial, Asisten II Bidang Ekonomi (Bagan Struktur Organisasi Pemda Kabupaten Lampung Timur terlampir).

Dalam struktur paralel yang juga bertanggungjawab kepada bupati adalah dinas-dinas sektoral. Jumlah dan nama dinas -dinas sektoral juga unik untuk setiap kabupaten. Di Lampung Timur terdapat 25 instansi sektoral yang terdiri dari 16 dinas, 4 badan dan 5 kantor. Selain itu juga terdapat sekelompok instansi fungsional yang disebut Muspida (Musyawarah Pimpinan Daerah) yang terdiri dari Kepolisian, Militer, Kejaksaan Negeri dan DPRD. Muspida bersama bupati memimpin kabupaten .

Di antara instansi tersebut di atas, Bappeda mempunyai peranan penting dalam hal pengambilan keputusan di bidang perencanaan pembangunan dan

44

alokasi anggaran pembangunan (APBD) yang diajukan oleh seluruh sektor. Sementara itu DPRD berperan memberikan persetujuan atas anggaran pembangunan yang diajukan oleh Bappeda. DPRD juga berperan dalam menerima atau menolak Laporan Pertanggungjawaban Bupati.

Secara administratif, wilayah kabupaten dibagi lagi ke dalam wilayah kecamatan yang dikepalai oleh camat. Setiap kecamatan juga membawahi beberapa desa/kelurahan (kampung). Desa/kelurahan/kampung adalah unit administrasi terkecil dalam sistem pemerintahan daerah di era otonomi. Desa/kelurahan/kampung dipimpin oleh seorang kepala desa/kampung atau lurah. Di kecamatan juga ditempatkan petugas lapangan dari beberapa instansi, misalnya pertanian, peternakan, keluarga berencana, kesehatan, kehutanan, perkebunan, dan pendidikan. Mereka bertanggungjawab langsung menyampaikan dan melaksanakan program dan proyek yang telah ditentukan oleh instansi masing - masing.

Di dalam struktur pemerintahan kabupaten di era otonomi daerah, terdapat tiga lapisan tanggungjawab dan pembagian kerja. Pemahaman atas mekanisme pemerintahan kabupaten di era otonomi daerah adalah penting untuk menetapkan strategi Pengarusutamaan Gender (PUG). Bupati dan wakil bupati adalah penunjukkan politis, dan mereka adalah pembuat kebijakan yang utama di kabupaten dibantu oleh para pejabat eselon II. Dalam administrasi kabupaten, eselon II terdiri dari sekretaris daerah, para asisten, dan para kepala dinas/badan/kantor. Masing -masing pejabat eselon II adalah juga pengambil kebijakan yang utama dikantornya. Strategi PUG untuk para pejabat eselon II ini harus difokuskan dalam bentuk advokasi, sehingga mereka memahami prinsip dan manfaat PUG untuk perencanaan kebijakan dan program. Dukungan politik dari bupati dengan mengeluarkan Surat Keputusan mengenai pelaksanaan PUG di Kabupaten Lampung Timur akan membuat advokasi kepada pejabat eselon II sehingga mendapat efek optimal.

Advokasi juga harus ditargetkan bagi anggota DPRD dengan tujuan agar mereka memahami manfaat PUG. DPRD mempunyai peran penting untuk menyetujui atau menolak rencana dan anggaran pembangunan yang diajukan oleh pemerintah daerah.

Lapisan kedua struktur menejemen dalam administrasi kabupaten terdiri dari Kepala Sub-Dinas atau Kepala Bagian dan tingkat kecamatan. Kelompok ini merupakan pegawai pemerintah dengan jabatan eselon III. Para pejabat ini adalah pembuat keputusan yang menganalisis, menilai dan melapor kepada pejabat eselon II. Mereka juga mempunyai tanggungjawab untuk mengawasi kegiatan sehari-hari para pegawai yang lebih rendah untuk urusan administrasi dan menejemen di kantor sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing, para pejabat ini harus memiliki suatu pemahaman mengenai aspek teknis PUG sangat penting untuk diberikan kepada para pejabat menengah ini, karena mereka berada dalam posisi untuk menyusun program pembangunan sehingga mereka harus mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan informasi yang berkaitan dengan masalah-masalah gender.

Kelompok pegawai yang paling rendah dalam administrasi kabupaten adalah para pelaksana yang tidak memiliki tanggungj awab pengambilan keputusan atau analisis. Mereka adalah pegawai yang termasuk pada eselon IV dan staf biasa (tanpa eselon). Fungsi kelompok staf ini utamanya adalah melaksanakan pekerjaan yang diberikan kepadanya oleh pejabat menengah atau pejabat lain yang lebih tinggi eselonnya. Eselon IV b iasanya masih memiliki fungsi sebagai pengambil keputusan dalam strategi pelaksanaan proyek. Kelompok ini harus diberikan pelatihan untuk mendapat pemahaman mengenai aspek teknis PUG oleh karena mereka adalah para pegawai yang bertanggungjawab atas operasionalisasi proyek ditempat kerjanya, khususnya mereka yang menangani data dan informasi.

Di tingkat kecamatan dan lapangan, para petugas lapangan, misalnya para penyuluh, berperan penting dalam pelaksanaan PUG karena mereka secara langsung berinteraksi dengan penduduk laki-laki dan perempuan dalam komunitas dan juga pelaporannya mengenai masalah gender yang terjadi di lapangan. Namun demikian kelompok pegawai ini hanya bekerja sesuai buku panduan yang disediakan oleh atasan mereka, sehingga selama buku petunjuk pelaksanaan yang diberikan kepadanya tidak mengatakan kepada mereka untuk melakukan pendekatan responsif gender, maka mereka tidak akan melakukannya.

46

Perencana an Strategik Program Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Lampung Timur

Program pemberdayaan perempuan di Kabupaten Lampung Timur sudah dilaksanakan sejak terbentuknya Kabupaten Lampung Timur secara definitif melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Lampung Timur (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 46, Tambahan lembaran Negara Nomor 3825). Struktur organisasi yang bertanggungjawab atas pelaksanaan program pemberdayaan perempuan, yaitu Sub Bagian Kesehatan dan Pemberdayaan Perempuan di Bagian Sosial Pemda Lampung Timur yang merupakan perangkat daerah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Lampung Timur melalui Sekretaris Kabupaten. Organisasi dan tata kerja Bagian Sosial Setdakab Lampung Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 39 tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Pemerintah Kecamatan Kabupaten Lampung Timur. Bagian Sosial mempunyai tugas menyiapkan koordinasi kegiatan di bidang keagamaan, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan, kesejahteraan generasi muda, olahraga dan peranan wanita.

Di dalam Perencanaan Strategik (Renstra) Tahun 2001 – 2005 Bagian Sosial Setda Kabupaten Lampung Timur, mencantumkan 6 (enam) kebijakan yang dilakukan, yaitu: (1) memantapkan koordinasi d inas/instansi di wilayah Kabupaten Lampung Timur, (2) orientasi peningkatan sumberdaya manusia melalui pelatihan, (3) memantapkan pendidikan yang religius, (4) memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, (5) mendorong upaya tindakan preventif daripada kuratif, dan (6) mendorong partisipasi perempuan dalam pembangunan.

Program Pemberdayaan perempuan yang dilakukan dengan sasaran terwujudnya peran aktif perempuan dalam pembangunan melalui kebijaksanaan

mendorong partisipasi perempuan dalam pembangunan, dilaksanakan melalui program peningkatan peran masyarakat dan kemampuan kelembagaan PUG. Kegiatan yang dilakukan yaitu: (1) membentuk kelembagaan/organisasi perempuan di tingkat kecamatan di wilayah Kabupaten Lampung Timur, (2)

melakukan pelatihan menejemen organisasi perempuan, (3) pembinaan peningkatan peranan wanita dan kesetaraan gender, (4) membina desa-desa binaan peningkatan peranan wanita menuju keluarga sehat dan sejahtera, (5) melakukan pendataan statistik gender, (6) membentuk tim pengelola program peningkatan peranan wanita/P2W di tingkat kabupaten, (7) melaksanakan semiloka kesetaraan gender, (8) melakukan studi banding pengarusutamaan gender, (9) melaksanakan penataran P2W, dan (10) revitalisasi program P2W tingkat kabupaten (Renstra Bagian Sosial Kabupaten Lampung Timur, 2001-2005).

Jika dibandingkan dengan sepuluh kabupaten/kota yang berada di wilayah Propinsi Lampung maka hanya di Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Tanggamus, kegiatan Pemberdayaan Perempuan masih ditangani oleh Sub Bagian dengan golongan eselon IV. Di Kota Bandar Lampung organisasi dan tata kerja yang mengatur urusan pemberdayaan perempuan berada di bawah Dinas Sosial dan Pemberdayan Perempuan, begitu juga di tujuh kabupaten/kota lain telah ditangani oleh Bagian Pemberdayaan Perempuan di bawah Sekretariat Kabupaten/Kota (eselon III). Belum terbentuknya organisasi dan tata kerja khusus yang menangani pemberdayaan perempuan di Kabupaten Lampung Timur menyebabkan konstribusi pemerintah daerah terhadap kegiatan pemberdayaan perempuan relatif masih rendah. Contohnya dalam proses penerbitan SK Bupati tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan di Kabupaten Lampung Timur, sampai saat ini belum ada Surat Keputusan Bupati, yang merupakan payung hukum pelaksanaaan PUG di Kabupaten Lampung Timur. Hal tersebut menyebabkan proses sosialisasi PUG belum berjalan sesuai dengan harapan, sedangkan secara nasional PUG dalam pembangunan sudah diinstruksikan oleh Presiden sejak Tahun 2000. Contoh lainnya adalah yaitu belum ditempatkannya program pemberdayaan perempuan sebagai program prioritas dalam Rencana Strategis Daerah yang menyebabkan partisipasi perempuan dalam pembangunan ditempatkan dalam urutan terakhir dalam enam kebijakan renstra Bagian Sosial Kabupaten Lampung Timur.

48

Pelaksanaan Program Pengarusutamaan Gender (PUG) di Kabupaten Lampung Timur

Pelaksanaan PUG di Kabupaten Lampung Timur secara teknis dilaksanakan oleh Sub Bagian Kesehatan dan Pemberdayaan Perempuan pada Bagian Sosial Sekretariat Derah Kabupaten Lampung Timur. Bupati adalah sebagai penanggung jawab operasional di tingkat kabupaten. Dasar pelaksanaan kegiatan PUG di Kabupaten Lampung Timur masih berpedoman pada Keputusan Bupati Lampung Timur Nomor: B.157a/05/UK/2002, tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Lampung Timur Tahun 2002. Tim Koordinasi Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Lampung Timur tersebut merupakan unsur koordinasi dari semua kegiatan dinas/instansi terkait dan kegiatan-kegiatan lembaga non pemerintah dalam upaya pemberdayaan perempuan. Tim Koordinasi Pemberdayaan Perempuan ini terdiri dari bupati sebagai pembina, tim pengarah, tim pengelola teknis, kelompok kerja dan sekretariat tim yang berkedudukan di Kasubbag Kesehatan dan Pemberdayaan Perempuan Sekretariat Kabupaten Lampung Timur dengan susunan keanggotaan tim dan susunan personalia sebagaimana tercantum pada Lampiran 3 dan 4.

Tugas Tim Koordinasi Pemberdayaan Perempuan dan Sekretariat Tetap Kabupaten Lampung Timur adalah sebagai berikut: (1) Tim Pengarah, menetapkan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program/proyek dan kegiatan pembangunan daerah dalam rangka Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Lampung Timur; (2) Tim Pengelola Teknis Pemberdayaan Perempuan melakukan koordinasi perumusan kebijakan teknis perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program/proyek dan kegiatan pembangunan daerah dalam rangka peningkatan pemberdayaan perempuan Kabupaten Lampung Timur; (3) Sekretariat Tetap, melaksanakan pelayanan administrasi untuk membantu pelaksanaan tugas tim pengarah dan tim pengelola teknis pemberdayaan perempuan; (4) Pokja Pengarusutamaan Gender, memfasilitasi badan, dinas, kantor, lembaga teknis dan unit organisasi lainnya untuk mengintegrasikan PUG dalam aspek perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan program/proyek dan kegiatan pembangunan daerah Kabupaten Lampung Timur; (5) Pokja Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan

(PKHP), memfasilitasi badan, dinas, kantor, lembaga teknis dan unit organisasi lainnya untuk mengintegrasikan program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan (PKHP) dalam aspek perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan program/proyek dan kegiatan pembangunan daerah Kabupaten Lampung Timur; (6) Pokja Peningkatan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak (PKPA), memfasilitasi badan, dinas, kantor, lembaga teknis dan unit organisasi lainnya untuk Peningkatan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak (PKPA) dalam aspek perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan program/proyek dan kegiatan pembangunan daerah Kabupaten Lampung Timur.

Anggaran PUG untuk Kabupaten Lampung Timur diperoleh dari APBD Kabupaten Lampung Timur, APBD Propinsi Lampung dan APBN melalui Biro Pemberdayaan Perempuan Propinsi Lampung.

Sektor-sektor yang menjadi bidang garapan program PUG yaitu bidang kesehatan, hukum, politik dan pemerintahan, ekonomi dan ketenagakerjaan, pendidikan, sosial dan agama, dan demografi. Sampai penelitian berlangsung Program Pemberdayaan Perempuan dan KPA Kabupaten Lampung Timur berdasarkan bidang-bidang yang sudah dilaksanakan adalah sebagai berikut: (1)Bidang Kesehatan:

Kegiatan PUG yang telah dilakukan:

a).Mengadakan Pelatihan Kader Posyandu dan Bina Keluarga Balita (BKB), dengan jumlah peserta 100 orang kader perempuan, hasil yang diperoleh yaitu tersedianya perangkat kader Posyandu dan BKB yang efektif dan berkesinambungan dan tersedianya fasilitas untuk peningkatan mutu kader Posyandu dan BKB di Kabupaten Lampung Timur;

b).Mengadakan Pembinaan dan Pemantauan Pengelolaan Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara dengan jumlah peserta 57 Ibu Balita, hasil yang diperoleh yaitu terjadinya peningkatan kemampuan kader Posyandu dan BKB di Desa;

c).Mengikuti Lomba Bina Keluarga Balita (BKB) ke tingkat Propinsi pada hari Kamis, tanggal 4 Agustus 2005 dengan melibatkan 57 Ibu Balita dan mendapat Juara Harapan I;

50

d).Memberikan pelayanan kepada Bayi dengan jumlah peserta bayi laki-laki 10.307 anak dan bayi perempuan 11.546 anak untuk peningkatan kesehatan bayi, memberikan pelayanan kepada 43.707 orang ibu menyusui untuk peningkatan kesehatan ibu menyusui dan anak, memberikan pelayanan kepada 24.039 orang ibu hamil untuk memberi kesadaran agar memeriksakan diri minimal 4 kali selama masa kehamilannya, memberikan pelayanan kepada 22.496 orang ibu bersalin dalam rangka penurunan kematian ibu melahirkan, dan memberi pelayanan imunisasi kepada 21.853 orang bayi untuk meningkatkan kesehatannya.

e).Mengadakan pembin aan kepada 200 KK di Desa Sri Gading dan Desa Karang Anyar Kecamatan Labuhan Maringgai dalam rangka kegiatan Peningkatan Peran Perempuan menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P3KSS), Desa Karanganyar mendapat Juara I dan berhak mengikuti lomba serupa di Tingkat Propinsi;

f). Mengadakan pembinaan Gerakan Sayang Ibu (GSI) di Desa Gondang Rejo Kecamatan Pekalongan dan Mengikuti lomba GSI ke tingkat Propinsi Lampung dengan mendapat hasil sebagai Juara Harapan I. (2)Bidang Hukum:

Kegiatan PUG yang telah dilakukan:

a).Penyuluhan hukum terpadu dan pembentukan kelompok Kadarkum kepada 1.080 peserta laki-laki dan 1.020 perempuan untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat;

b).Mengadakan sosialisasi Undang-Undang no.23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga dengan jumlah peserta 10 orang laki-laki dan 173 orang perempuan.

(3)Bidang Ekonomi dan Ketenagakerjaan: Kegiatan PUG yang telah dilakukan yaitu:

a).Pelatihan kepada 160 orang peserta perempuan tentang pemberdayaan singkong menjadi makanan bermutu, untuk usulan ekonomi produktif dalam meningkatkan penghasilan keluarga;

b).Melaksanakan Pelatihan Achievement Motivation Training (AMT) dalam rangka meningkatkan jiwa kemitrausahaan dengan jumlah peserta 69 orang laki-laki dan 40 orang peserta perempuan; Tindak lanjut dari kegiatan ini yaitu dengan memberikan Fasilitas Pinjaman dengan kredit murah kepada 4 UKM.

c).Pelatihan Menejemen Keuangan dan Akuntansi Koperasi untuk meningkatkan keterampilan pengurus koperasi dalam bidang akuntansi yang diikuti oleh 35 orang pes erta laki-laki dan 15 orang peserta perempuan.

(4)Bidang Pendidikan:

Kegiatan PUG yang telah dilakukan adalah:

a).Memberikan bantuan Alat Permainan Education (APE) di 23 Kecamatan untuk menumbuhkembangkan imajinasi dan kreatifitas anak-anak.

b).Keaksaraan Fungs ional dengan kegiatan baca, tulis, hitung dan keterampilan usaha untuk pemberantasan buta huruf ekonomi produktif dengan jumlah peserta laki-laki 10 orang dan 212 orang wanita

(5)Bidang Sosial dan Agama:

Kegiatan yang dilakukan berupa Pemberdayaan dan Peningkatan Sumberdaya Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) dengan jumlah peserta sebanyak 88 orang perempuan, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan teknis kaum perempuan perdesaaan dalam rangka menampilkan peranan sosial mereka dalam keluarga, baik secara individual atau secara kelompok/organisasi secara efektif dan harmonis. Kegiatan ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2001, hingga saat ini sebanyak 88 orang telah berhasil menjadi motivator lokal untuk menggerakkan usaha kecil di perdesaan.

(6)Bidang Demografi:

Kegiatan yang telah dilakukan adalah:

a).Kesertaan ber KB (Pembinaan peserta KB aktif) terhadap 3.287 akseptor laki-laki dan 123.703 akseptor perempuan, sehingga diperoleh binaan sejumlah 129.990 akseptor KB atau 69,95 persen dari Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 181.534 pasangan. Jenis akseptor yang digunakan

52

yaitu: KB Suntik (59,34 persen), pil KB (26,92 persen), susuk KB (6,48 persen), AKDR/IUD (4,78 persen), MOW/Tubektomi ( 1,57 persen). b).Melakukan pembinaan Bina Keluarga Balita (BKB), hasil yang diperoleh

yaitu terbinanya 46 kelompok BKB di 23 Kecamatan dan terjadi peningkatan pengetahuan kader terhadap pelaksanaan BKB. Tindak lanjut dari pembinaan ini yaitu kegiatan POSYANDU yang dilakukan oleh masing-masing kelompok dengan agenda berupa pemberian makanan tambahan, penimbangan, penggunaan KMS dan imunisasi rutin untuk balita.

Kondisi Sumberdaya Perempuan dalam Bidang Pendidikan

Pendidikan merupakan salahsatu penentu kualitas sumber daya manusia. Salah satu peran pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat maka akan semakin tinggi tingkat kualitas kehidupan masyarakat.

Hasil Susenas Tahun 2004 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Lampung Timur yang berumur 10 tahun ke atas yang tergolong buta huruf mencapai angka 7,95 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan pada tahun 2002 dan tahun 2003 yang mencapai angka 18,52 persen dan 10,94 persen atau ada peningkatan jumlah penduduk yang melek huruf (dapat baca tulis). Persentas e jumlah penduduk yang tergolong buta huruf tersebut terdiri dari perempuan sebanyak 51.318 Jiwa, sedangkan penduduk laki-laki berjumlah 20.672 Jiwa.

Dari jumlah penduduk sekitar 909 ribu jiwa, 79,68 persen diantaranya adalah penduduk berumur 10 tahun ke atas. Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Lampung Timur secara kualitas masih perlu ditingkatkan, terbukti dari masih tingginya Persentase penduduk yang tidak/belum tamat SD sebesar 36,35 persen dan dan sebagian besar yang tidak/belum tamat SD adalah perempuan sebesar 40,80 persen. Tabel 1 menunjukkan bahwa untuk seluruh jenjang pendidikan, jumlah perempuan yang bersekolah lebih sedikit jika dibandingkan dengan laki-laki.

Tabel 1 Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan jenis kelamin di Kabupaten Lampung Timur, tahun 2004

Pendidikan Perempuan Laki-laki Total

Tdk/Belum Tamat SD 40,80 32,21 36,35 SD/Sederajat 31,77 33,46 32,64 SLTP/Sederajat 17,73 20,55 19,19 SLTA/Sederajat 9,12 12,66 10,96 D1 Ke atas 0,58 1,12 0,86 Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Lampung Timur, 2004

Kondisi Sumberdaya Perempuan di Sektor Publik/Pemerintahan

Kedudukan dan peran perempuan dalam sektor publik/pemerintahan masih rendah. Sampai dengan tahun 2005 hanya terdapat satu orang camat perempuan di Lampung Timur yaitu di kecamatan Sukadana. Bahkan dari lima kelurahan di kecamatan Sukadana tidak satupun ada lurah yang perempuan. Sedangkan dari 233 Kepala Desa hanya 7 (tujuh) kepala desa yang dijabat oleh perempuan (lihat Tabel 2).

Tabel 2 Jumlah kepala daerah menurut wilay ah pemerintahan dan jenis kelamin di Kabupaten Lampung Timur, tahun 2005

Kepala Daerah Wilayah

Pemerintahan Perempuan Laki-laki Total

Desa 7 226 233

Kelurahan 0 5 5

Kecamatan 1 22 23

Kabupaten 0 1 1

Sumber: BKD Pemda Kabupaten Lampung Timur, 2005

Di kalangan birokrasi Kabupaten Lampung Timur bahkan terjadi penurunan partisipasi perempuan. Pada masa Bupati sebelumnya, tahun 2000- 2003 ada 1 (satu) orang perempuan menjabat sebagai kepala Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil, eselon II, tetapi pada saat ini (tahun 2005) tidak ada satupun kepala Badan/Dinas/Kantor yang dijabat perempuan (lihat Tabel 3).

54

Tabel 3 Jumlah dan persentas e pejabat yang menduduki jabatan struktural menurut eselon dan jenis kelamin di Kabupaten Lampung Timur, 2005

Eselon Perempuan Laki-laki Total

II - 24 (100%) 24

III 6 (4,69%) 122 (95,31%) 128

IV 58 (11,07%) 466 (88,93%) 524

Jumlah 64 (9,47%) 612 (90.53%) 676

Sumber: BKD Pemda Kabupaten Lampung Timur, 2005

Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak ada seorangpun perempuan yang menduduki jabatan eselon II, untuk eselon III Persentase pejabat wanita hanya 4,69 persen, dan eselon IV hanya 11,07 persen. Secara keseluruhan perempuan yang menduduki jabatan pada eselon III dan IV hanya 9,47 persen , sedangkan laki-laki yang menduduki jabatan eselon II, III dan IV sebesar 90,53 persen.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden di Pemerintahan Daerah Kabupaten Lampung Timur yang diamati dan diduga berhubungan nyata secara statistik dengan persepsi dan partisipasi aparat dalam pelaksanaan program PUG, meliputi (1) usia, (2) jenis kelamin, (3) pendidikan, (4) jabatan, (5) golongan (Tabel 6).

Usia

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebaran usia responden bervariasi dari 20 tahun sampai lebih dari 41 tahun. Responden dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 68 orang yang terdiri dari 48 orang laki-laki (70,6%) dan 20 orang (29,4%) perempuan. Usia perempuan terbanyak adalah pada kelompok usia 31-40 tahun yaitu pada kategori dewasa. Akan tetapi untuk laki-laki terbanyak pada kelompok usia di atas 41 tahun yaitu pada kategori tua. Hal ini disebabkan antara lain, pada awal pembentukan Kabupaten Lampung Timur (Pemekaran Kabupaten Lampung Tengah) pada Tahun 1999, jumlah pegawai yang berminat pindah ke Lampung Timur dari Lampung Tengah terbanyak adalah laki-laki. Baru pada

Dokumen terkait