BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.3. Sabun Cair
Sabun adalah produk yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemak dengan basa kuat yang berfungsi untuk mencuci tangan dan membersihkan lemak (Hernani, 2010). Sabun cair cuci tangan
terkandung zat-zat yang bersifat bakterisid dan bakteriostatik (Selvamohan, 2012) Zat-zat tersebut seperti alkohol dan antibakteri.
Selain itu, derajat keasaman (pH) sabun cair cuci tangan juga berperan dalam menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri (Presscot, 2003).
Menggunakan sabun saat mencuci tangan diketahui sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit dan penularan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan merupakan agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak tidak langsung maupun kontak langsung (Kemenkes RI, 2014a).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di laboratorium biologi Universitas Muhammadiyah Surabaya selama 3 bulan.
3.2. Rencana Penelitian
Pembuatan formulasi sediaan sabun cair dan pengujian aktivitas Staphylococcus aureus antibakteri pada sabun cair daun kenikir.
Sebelum dilakukan uji bakteri akan diinokulasi pada media Mueller-Hinton Agar (MHA) dan dilakukan uji organoleptis dan uji pH pada evaluasi sediaan sabun cair.
3.3. Sampel penelitian
Pengambilan sampel ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth) dan dilakukannya uji aktivitas bakteri Staphylococcus aureu.
3.4. Variabel penelitian
Variabel bebas : Ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth) Variabel terikat : Antibakteri Staphylococcus aureus
Variabel control : Uji aktivitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus
3.5. Instrumen dan prosedur penelitian 3.5.1. Instrumen
Alat
Timbangan analitik, autoklaf, destilasi minyak atsiri, indikator universal, gelas piala, gelas ukur, kaca arloji, batang pengaduk, pipet tetes, Erlenmeyer, timbangan analitik, labu takar, cawan petri, inkubator, autoklaf, oven, blender, penangas, piknometer uncalibrated 10 ml, jarum ose, pinset, ecopipette dan mistar berskala.
Bahan
Daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth), bakteri Staphylococcus aureus, minyak zaitun, Kalium Hidroksida (KOH), Carboksi Metal Cellulose (CMC), asam stearat, Butyl Hidroksi Anisol (BHA), fenolftalein, alkohol 96%, HCl 0,1 N dan aluminium foil.
3.5.2. Prosedur penelitian
Pengolahan sampel
1. Daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth)
Pada tahap pertama melakukan pengumpulan daun kenikir yang dewasa dan segar diambil di
pagi hari. Sampel yang sudah terkumpul dilakukan sortasi basah untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan asing dan pencucian sampel dengan air mengalir agara bahan asing atau kotoran yang melekat hilang, kemudian setelah di bersihkan diangin-anginkan sampai hari ke 3 dengan oven pada suhu 40OC. Setelah kering dilakukan penggilingan dan pengayakan menggunakan mesh 65. Dimasukkan ke dalam penyimpanan wadah tertutup.
2. Pembuatan Ekstraksi
Daun kenikir diambil sebanyak 500 mg kemudian dilakukan maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96% selama 3x24 jam dalam suhu kamar. Setiap 1 x 24 jam setelah dilakukan maserasi dengan larutan etanol disaring sehingga menghasilkan filtrat yang kemudian akan diuapkan dengan menggunakan evaporator sehingga sehingga menghasilkan ekstrak kental daun kenikir (Yamlean & Bodhi, 2017).
3. Pembuatan sediaan sabun cair
Siapkan alat dan timbang masing-masing bahan dengan takaran yang sudah dianjurkan.
Ambil minyak zaitun sebanyak sebanyak 15 ml ke dalam gelas kimia dan tambahkan kalium hidroksida 40% sebanyak 8 ml sedikit demi sedikit dengan dipanaskan pada suhu 50oC sampai mendapatkan sabun pasta. Sabun pasta ditambahkan sebanyak 15 ml aquades, lalu dimasukkan ke dalam natrium karboksil metal selulosa yang sudah dikembangkan dalam aquades panas aduk sampai homogen. Kemudian ditambahkan asam stereat diaduk hingga homogen. Ditambahkan sodium laurel sulfat diaduk sampai homogen. lalu tambahkan butyl hidroksi anisol kemudian diaduk sampai homogen. Dimasukkan ekstrak daun kemangi diaduk hingga homogen sabun cair ditambahkan dengan aquades hingga volume 50 ml dan masukkan kedalam wadah yang bersih (Yamlean
& Bodhi, 2017).
Uji Kualitas Sediaan Sabun Cair 1. Uji Organoleptis
Mengamati bentuk sediaan sabun cair terdiri dari warna, bau, dan rasa.
2. Uji pH
Uji pH dilakukan dengan menggunakan ph universal pada sediaan sabun cair.
3. Uji Tinggi Kestabilan Busa
Sampel sabun cair sebanyak 1 g dimasukkan kedalam tabung berkala yang berisi 10 ml aquades dan ditutup dengan tabung dikocok selama 20 detik dihitung berapa tinggi busa yang dihasilkan.
3.6. Teknik Analisis Data
Data yang didapatkan dari penelitian ini menggunakan metode statistik formulasi sediaan sabun dan dilanjut uji aktivitas antibakteri dan kualitas sediaan sabun cair.
3.7. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dimulai dari pembentukan tim, studi literatur, analisis daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth) sebagai sediaan sabun cair antibakteri dan diajukan ke dosen pembimbing dilakukan secara daring. Sedangkan berjalannya penelitian dan persiapan bahan dan alat dilakukan secara luring di laboratorium Universitas Muhammadiyah Surabaya.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Perlengkapan yang diperlukan Rp. 575.000
2 Bahan habis pakai Rp. 1.540.000
3 Perjalanan Rp. 500.000
4 Lain-lain Rp. 3.570.000
Jumlah Rp. 6.185.000
4.2. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Penanggung Jawab 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Studi Literatur Zahra Nur Aliyyah
2.
Perencanaan Iftakhur Rahma
3. Pembuatan Proposal
Zahra Nur Aliyyah
4. Penelitian Iftakhur Rahma
5. Analisis data Zahra Nur Aliyyah
7. Pembuatan laporan
Iftakhur Rahma
10
DAFTAR PUSTAKA
Adi, L. T. (2008). Tanaman Obat dan Jus Untuk Mengatasi Penyakit Jantung, Hipertensi, Kolesterol, dan Stroke. PT Agromedia Pustaka, Jakarta.
Ajizah A. (2004). Sensitivitas Salmonella typhimurium terhadap Ekstrak Daun Psidium guajava L. Bioscientiae, 1(1): 31-38.
Anonim. (2013). Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.
BPOM RI. (2017). Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS) Harus Aman dari Bahan Berbahaya.
Elliot, Tom. Worthington, Tony. Osman. Husam. Gill M. (2013).
Mikrobiologi Kedokteran Dan Infeksi. 4th ed. Jakarta: Buku Penerbit Kedokteran EGC.
Hariana, A. (2005). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri 2. Penebar Swadaya, Jakarta.
Hernani., Bunasor, T.K., dan Fitriati. 2010. Formula Sabun Transparan Anti jamur Dengan Bahan Aktif Ekstrak Lengkuas (Alpinia galangal L.Swartz.), Bul. Litro. 21(2):192-205.
Irianto. 2007. Mikrobiologi Menguak Organisme Jilid 1. Yrama Widya:Bandung.
Kamilatinnisa, Immi (2014) Perbandingan Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Antara Berbagai Konsentrasi Perasan Daun Kemangi (Ocimum sanctum Linn.). Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Lutpiatina, L., Amaliah, N. R., & Dwiyanti, R. D. (2017). Daya hambat Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) Terhadap Staphylococcus aureus. Meditory: The Journal of Medical Laboratory, 5(2).
Nuryani, S. (2016). Daya antifungi infusa daun kenikir (Cosmos caudatus K.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans secara in vitro.
Jurnal Teknologi Laboratorium, 5(1), 5-11.
Presscot, Lansing M, Harley, John P, Klein, Donald A. (2003).
Microbiology. Edisi ke-5. United State of America:McGraw-Hill.
Radji, M. (2010). Buku Ajar Mikrobiologi panduan Mahasiswa Farmasi &
Kedokteran, EGC, Jakarta.
Rasdi, N.H.M., Samah O.A., Sule, A. and Ahmed, Q.U. (2010).
Antimicrobial Studies of Cosmos caudatus Kunth. (Compositae), Journal of Medicinal Plants Research.4(8):669-673.
Ray, B dan A. Bhunia. (2008). Fundamental of Food Microbiology Fourth ed. CRC Press. London, New York.
Ray, Sandip Kumar dkk. (2011). A study on prevalence of bacteria in the hands of children and their perception on hand washing in two
11
schools of Bangalore and Kolkata. Indian Journal of Public Health.
Vol. 55;293-7.
Sears, Benjamin W., Spears, Lisa., Saenz R.(2012). Intisari Mikrobiologi Imunologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Selvamohan T, Sandhya, V. (2012). Studies on baceticidal activity of different soaps against-bacterial strains. Journal of Microbiology and Biotechnology Research. 2(5):646-50.
Setyorini, E. (2013). Hubungan Praktek Higiene Pedagang Dengan Keberadaan Eschericia Coli Pada Rujak Yang Di Jual Di Sekitar Kampus Universitas Negeri Semarang. Vol. 2, No.3; Unnes Journal of Public Health.