• Tidak ada hasil yang ditemukan

• Saksi adalah saksi Pasangan Calon Nomor Urut 1 di TPS 3 Desa Sungai

Jering;

• Saksi mencatat dalam daftar mengenai pemilih bernama Sudirman

mencoblos sebanyak 2 kali;

• Kemudian saksi mengajukan keberatan namun tidak diberikan formulir

keberatan oleh Ketua KPPS;

• Saksi melihat anak di bawah umur ketika menemani ibunya memilih

diberikan surat suara dan ikut mencoblos;

• Pada pukul 10.00 saksi melihat ± 50 undangan memilih (Model C6-KWK)

menumpuk di laci meja panitia, tetapi pada pukul 12.00 hanya tersisa 8 undangan namun saksi tidak mengetahui diberikan kepada siapa;

• Saksi sempat meninggalkan TPS ± 30 menit untuk menggunakan hak

pilihnya di TPS lain;

• Pada saat pencoblosan, KPPS tidak membacakan nama pemilih yang

mencoblos;

• Saksi tidak mengetahui jumlah DPT di TPS 3 karena tidak diberikan DPT;

• Pada tanggal 10 Desember 2015 pukul 19.00 WIB, saksi didatangi Anggota

KPPS TPS 3 Desa Sungai Jering yang merangkap sebagai Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 2 untuk menandatangani Formulir C1-KWK namun ditolak oleh saksi;.

• Jumlah DPT = 327 orang, jumlah pemilih = 222 orang, jumlah surat suara

menggunakan KTP = 19 orang, Pasangan Calon Nomor Urut 1 = 40 suara, Pasangan Calon Nomor Urut 2 = 157 suara, dan Pasangan Calon Nomor Urut 3 = 23 suara.

2. Muajir

• Saksi adalah pemilih di TPS 3 Desa Talontam;

• Saksi adalah tenaga kerja di PT. Bintang Baru Bercahaya Bunda (PT. B4)

yang memiliki kontrak kerja dengan PT. RAPP;

• Pada tanggal 8 Desember 2015, saksi beserta 60 pekerja lain diinstruksikan

oleh Sihen (Kepala Rombongan Kerja PT. B4) untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 2 dengan cara mecongkel gambar mata lalu diserahkan kepada kepala bagian;

• Saksi memilih Pasangan Calon Nomor Urut 2 dengan mencongkel gambar

mata wakil bupati Pasangan Calon Nomor Urut 2 namun tidak menyerahkan kepada kepala bagian;

• Saksi diberhentikan dari tempat kerja tiga hari setelah pencoblosan;

• Pasangan Calon Nomor Urut 2 menang dengan memperoleh 107 suara

sedangkan Pasangan Calon Nomor Urut 1 = 94 suara.

3. Rudi Setiawan

• Saksi adalah pemilih di Desa Bukit Pedusunan;

• Saksi datang ke TPS bersama dengan adik saksi pada pukul 12.45 WIB;

• Saksi dilarang memilih oleh anggota PPS dengan alasan terlambat hadir;

• Adik saksi juga dilarang memilih dengan alasan tidak diberikan undangan

pemilih;

• Saksi mendapat cerita dari Irfani Fauzi bahwa anggota KPPS bernama

Juherni ketika memberikan undangan pemilih mengarahkan untuk memilih Pasangan Calon Nomor Urut 2;

• Di TPS saksi yang menang adalah Pasangan Calon Nomor Urut 2 dengan

jumlah 166 suara, Pasangan Calon Nomor Urut 1 = 107 suara, Pasangan Calon Nomor Urut 3 = 44 suara, dan jumlah surat suara tidak sah sebanyak 4 surat suara.

4. Ali Usman

• Saksi mendapat laporan dari tokoh masyarakat bernama H. Rojikin yang menyatakan bahwa ada pengurangan suara untuk Pasangan Calon Nomor Urut 1 di TPS 2 Desa Sungai Bawang;

• Tertulis di Model C1-KWK 64 suara, seharusnya perolehan suara Pasangan

Calon Nomor Urut 1 = 164 suara, sehingga hilang 100 suara;

• Pada penghitungan suara di tingkat kecamatan, saksi mengajukan

keberatan tertulis atas adanya laporan tersebut dan tidak menandatangani hasil rekapitulasi.

5. Masdar

Saksi adalah Wakil Sekretaris Tim Sukses Pasangan Calon Nomor Urut 1;

• Dukungan Partai PPP awalnya ditujukan kepada Pasangan Indra

Putra-Komperensi dengan diterbitkannya rekomendasi DPP PPP kubu Djan Faridz pada tanggal 22 Juli 2015;

• Pada tanggal 27 Juli 2015, Pasangan Indra Putra-Komperensi didampingi

DPC PPP kabupaten, DPW Provinsi Riau, serta Ketua Harian DPP Djan Faridz mendaftar ke KPU namun ditolak karena dukungan PPP hanya satu kubu;

• Pada tanggal 28 Juli 2015, Pasangan Mursini-Halim mendaftar ke KPU dan

diterima karena mendapat dukungan PPP dari dua kubu;

• Pasangan Mursini-Halim mendaftar tanpa didampingi DPC PPP kabupaten

bernama Sukemi;

• Tanggal 28 Juli 2015 saudara Sukemi dan Lenrizal (Ketua dan Sekjen DPC

PPP kabupaten) diberhentikan sementara pada pukul 15.31 WIB;

• Berkas administrasi Pasangan Calon Nomor Urut 2, B1-KWK Parpol

bertanggal 22 Juli 2015 sedangkan Surat Keputusan DPP bertanggal 24 Juli 2015;

• Pada tanggal 24 Agustus 2015, Tim Sukses Pasangan Indra

Putra-Komperensi mengajukan keberatan kepada Panwaslu karena Pasangan Mursini-Halim diterima dengan memakai dukungan yang salah satunya dari PPP kubu Djan Faridz. Sementara dukungan tersebut tidak pernah dicabut oleh kubu Djan Faridz;

Keputusan Panwaslu menyatakan bahwa pelapor tidak memiliki legal

• Setelah adanya Keputusan Panwaslu, Pemohon tidak melakukan upaya hukum lebih lanjut;

• Saksi menemukan kejanggalan seperti tidak ditemukannya rekomendasi

DPW Provinsi Riau dan surat dukungan diberikan tanggal 22 Juli 2015 sedangkan SK persetujuan tanggal 24 Juli 2015;

• Pada saat debat kandidat tanggal 5 Desember 2015, Calon Wakil Bupati

Nomor Urut 2 menyatakan lulus SD, SMP, dan SMA di Teluk Kuantan. Saksi mengetahui bahwa Calon Wakil Bupati Nomor Urut 2 menggunakan ijazah terakhir, yakni Paket C di Kabupaten Lingga;

• Saksi menemukan perbedaan nama Calon Wakil Bupati Nomor Urut 2,

dalam ijazah tertulis Njo Jong Liang/Halim sedangkan dalam dokumen pencalonan tertulis H. Halim;

• Saksi melaporkan temuan tersebut ke Panwas dan diberikan rekomendasi

Panwas kepada KPU namun tidak ditindaklanjuti.

[2.3] Menimbang bahwa terhadap permohonan Pemohon, Termohon mengajukan jawaban bertanggal 13 Januari 2016 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah pada tanggal 13 Januari 2016 dan disampaikann dalam persidangan Mahkamah pada tanggal 14 Januari 2016, yang mengemukakan sebagai berikut:

I. DALAM EKSEPSI

a. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

Bahwa menurut Termohon Mahkamah Konstitusi tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara perselisihan penetapan perolehan suara hasil pemilihan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2015 yang diajukan oleh Pemohon dengan alasan sebagai berikut: 1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 157 ayat (3) Undang-undang

Nomor 8 Tahun 2015 tentang perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang, perkara perselisihan

penetapan perolehan suara hasil pemilihan diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Konstitusi sampai dibentuknya badan peradilan khusus;

2. Bahwa berdasarkan ketentuan di atas, mahkamah Konstitusi mengadili perkara HANYA terkait perselisihan penetapan perolehan suara

hasil pemilihan;

3. Bahwa Permohonan Pemohon bukanlah terkait dengan perselisihan

penetapan perolehan suara hasil pemilihan karena di dalam Permohonannya, Pemohon tidak mendalilkan tentang adanya

perselisihan perolehan suara hasil pemilihan, Pemohon lebih banyak mendalilkan pelanggaran-pelanggaran dan tindak pidana yang bukan kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa dan mengadilinya, sehingga dengan demikian, menurut Termohon Mahkamah Konstitusi tidak berwenang mengadili parkara a quo;

4. Bahwa dalil Permohonan Pemohon tidak relevan dan tidak beralasan hukum terhadap Kewenangan Mahkamah poin 2 s.d. 4 halaman 2 dan 3 Permohonannya, dan karena berdasarkan ketentuan Pasal 157 ayat (3) undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang, HANYA

perkara perselisihan penetapan perolehan suara hasil pemilihan yang diadili oleh Mahkamah Konstitusi BUKAN MENGADILI

PELANGGARAN DAN TINDAK PIDANA DALAM PEMILUKADA;