• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salinan Al-Qur'an Tertua

Pasal 3: Berbagai Macam Sumber Bacaan: Tak Menjadi Masalah

I) Kitab-kitab yang ditulis pada tahun 50 & 60 M, pada abad pertama

14. Salinan Al-Qur'an Tertua

Penanggalan Naskah-Naskah Al-qur'an

Penanggalan manuskrip Al-Qur’an mirip dengan penanggalan dokumen-dokumen {kitab-kitab) Perjanjian Baru. Bentuk penulisan berubah dari masa ke masa. Jadi. bentuk tulisan dapat menjadi petunjuk berapa uiu atau seberapa tuanya dokumen itu.

Sebelum masa Muhammad, satu-satunya naskah dalam bahasa Arab yang dikenal adalah naskah jazm. Naskah Jazm sangat teratur dan jelas.Tidak ada satu fragmen Al-qur'an pun yang ditemukan dalam naskah ini. Naskah al-Ma'il atau Tulisan Miring merupakan bentuk tulisan yang dapat dijumpai dalam naskah AI-Qur'an yang tertua. Bentuk tulisan ini kemudian terus mengalami perkembangan terutama di Mekah dan Medinah segera setelah Islam bangkit. Hanya beberapa contoh AI-Qur'an dalam tuilsan al-Ma’il yang masih tersimpan hingga saat ini. British Museum di London masih mempunyai Al-qur'an dalam bentuk tulisan al-Ma’il, dan mungkin ini bentuk tertua yang masih tersimpan. Naskah Al-qur'an ini tidak mempunyai tanda "titik" dan"vokal. Kemungkinan besar ditulis pada tahun 130 AH. (748AD), atau mungkin beberapa tahun lebih awal.

Naskah Mashq dan Naskh juga mulai berkembang segera setelah naskah Al-Ma'il. Perpustakaan Chester Beatty di Dublin yang menyimpan salah satu naskah Perjanjian Baru yang paling tua, juga menyimpan Al-Qur’an lengkap dalam tulisan naskah yang berasal dari tahun 1001 AD.

Tulisan Kufik pada awalnya dicerai sebagai alKhatt al-Kufi. Surat-surat dalam tulisan Kufik diperbesar secara horizontal. Kebanyakan Al-Qur’an yang masih ada saat ini ditulis dalam tulisan Kufik, kebanyakan dantaranya berasal dari akhir abad ke- 8, kira-kira 150 tahun sesudah Muhammad.

Darah Usman

Orang islam sering mengatakan bahwa salinan asli Al-Qur’an Usman masih ada hingga saat ini. Ada satu Al-Qur’an tua yang tersimpan saat ini di Museum Topkapi di Istambul/Turki. Ramadan Annual diterbitkan Digest Muslim di Durban, Afrika Selatan, mempunyai sebuah foto dari Kodeks Topkapi, dengan komentar:

Al-Qur’an ini, ditulis di atas kulit rusa, telah dibaca oleh Kalifah ketika ia dibunuh dan tanda-tanda lumuran darahnya masih terlihat pada salinan Al-Qur’an ini pada saat ini (Jilid 39, n. 9 dan 10, halaman 107)

Saya mempunyai seorang teman dan Turki yang bersumpah bahwa semuanya itu benar adanya, dan saya yakin bahwa dia memang pernah melihat bekas percikan darah (tu. sehingga ia begitu yakin.

Kodeks Topkapi itu ditulis dalam tulisan Kufik. qur'an Usrnan adalah AI-Qur’an Medinah yang mungkin ditulis dengan tulisan Al-Ma'il atau Mashq. Tulisan Kufik tidak pernah dipakai di daerah Kufa, hingga meninggalnya Kalifah Usrnan. Bahkan tulisan ini mungkin belum ada 150 tahun kemudian setelah kematiannya.

Pasal Empat Belas: Salinan Al-Qur'an Tertua

Ada lagi Al-Qur’an lain yang tersimpan di perpustakaan Tashkent di Uzbekistan. Al-qur'an ini di sebut Kodeks Samarkhan, ditulis dalam bahasa Kufik juga, dengan usia hampir sama dengan Al-Qur’an yang terdapat di Turki seperti disebutkan di atas. Pada halaman kodeks ini juga terdapat percikan darah. Ini juga adalah Al-Qur’an yang sama. yang dibaca oleh Kalifah Usman pada saat ia dibunuh.

Sebuah buku dari Pakistan dengan judul Muhammad dalam Qur'an mempunyai foto dan Kodeks Samarqand pada sampulnya.

Ini adalah Al-Qur’an yang sama yang ada di tangan sang Kalifah ketika ia dibunuh dengan kejam, dan darahnyo masih terlihat pada halamannya, ‘Fasa Yakhfihurn…(Surat 2:137)

Pada kenyataannya, para sarjana yang mempelajari kodeks Samarkhan dan yakin bahwa Al-qur'an ini merupakan kumpulan halaman dari beberapa Al-Qur’an tua, bahkan semuanya bukan satu kitab. Mungkin saja ada orang tertentu yang melukai jari tangannya kemudian menaruh darahnya di atas halaman-halaman Al-qur'an itu.

AI Qur’An-AI Qur'an dari Yameni (Yaman)

Kembali ke tahun 1972. ketika Mesjid Agung Sana'a di Yaman sedang direnovasi. Beberapa pekerja menemukan perkamen yang sangat tua dengan tulisan bahasa Arab yang paling kuno. Bahkan data tentang Presiden Al-Akwa. penguasa Yaman pada zaman dahulu juga ditemukan di sana. Gerd R Puin. seorang sarjana Jerman, seorang ahli dalam kaligrafi Arab datang untuk membantu proses pemeliharaan perkamen itu.

la segera menemukan bahwa beberapa di antara perkamen itu bahkan berasal dan dua abad pertama masa Islam. Beberapa bentuk tulisan nampaknya memakai bentuk tulisan jazm yang paling tua, jika demikian maka perkamen ini pastilah merupakan naskah Qur’an tertua yang pernah ada. Kertas-kertas Al-Qur'an Yemeni sekarang sudah diratakan, dibersihkan dan diberi bahan kimia. Naskah-naskah ini tersimpan di Yemen House of Manuscript.

Sejauh ini hanya dua orang ahli yang diizinkan untuk menyelidiki naskah-naskah ini, yakni Puin dan temannya, Graf von Bothmer. Mereka menemukan bahwa ada banyak ayat yang tempatnya tidak sama seperti yang ada pada Al-Qur'an sekarang; ada pula banyak variasi teks yang kecil. Pada tahun 1997, von Bothmer telah selesai membuat gambar manuskrip-manuskrip ini dalam mikro film, kemudian membawanya ke Jerman. Puin mengatakan:

“Ada begitu banyak orang Musim yong memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu di antara dua sampulnya Qur'an ini adalah firman Allah yang tidak dapat diubah. Mereka senang mengutip naskah ini (the textual work) untuk membuktikan bohwa Qur'an mempunyai sejarah dan tidak jatuh begitu saya dari langit. Namun, hingga saat ini Al-Qur’an tertutup untuk didiskusikan. Satu-satunya kemungkinan untuk memecahkan masalah ini adalah membuktikan bahwa Al-Qur’an memang mempunyai sejarah. Fragmen Sana'a akan menolong kita untuk melakukan hal ini"

alasan-alasan yang tidak diketahui dengan pasti. Kemungkinan para penguasa Yaman tidak akan senang dengan mereka dan akan melarang mereka untuk mengadakan penelitian lebih dalam

Pada umumnya orang-orang Barat tidak terlalu diperbolehkan meneliti naskah-naskah Al-Qur’an tua yang ada pada orang-orang Islam. Sebaliknya, jika seorang Muslim ingin melihat naskah tertentu dari Perjanjian Baru kita yang tertua, yang harus mereka lakukan hanyalah bertanya. Andrew Rippin, seorang guru besar dalam studi agama-agama mengatakan:

"Dampak dari manuskrip Yemeni (Yaman) masih terasa. Perbedaan-perbedaannya baik dalam hal tulisan (readings) dan susunan atau letak ayat juga signifikan. Semua setuju dengan hal ini. Manuskrip-manuskrip ini mengatakan bahwa permulaan sejarah dan naskah Al-Qur’an lebih merupakan suatu pertanyaan terbuka dari pada apa yang diharapkan banyak arang. Teks itu kurang stabil, karena itu otoritasnya pun lebih rendah dan apa yang biasa dikatakan orang."

Kesimpulan

Orang Islam sering mengatakan bahwa Al-Qur’anlah yang paling benar bukan Alkitab, karena Alkitab penuh dengan beragam macam teks. Bukti-bukti di atas menunjukkan bahwa Al-Qur’an memiliki masalah keragaman teks yang sama, bahkan pada tingkat tertentu memiliki masalah yang lebih serius daripada Alkitab.