BAB II METODE PENGUJIAN
3.2. Alat, Bahan, Sampel
3.2.3. Sampel
Sampel yang digunakan adalah air bersih yang berasal dari Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) dengan kode sampel logam besi 773/K/AB/14/02/2017 dan logam mangan 773/K/AB/14/02/2017.
14 3.3 Pembuatan Larutan Baku
3.3.1 Pembuatan larutan baku besi a. Pembuatan larutan baku besi 50 mg/L
Pipet 250 mL larutan baku Fe 100 mg/L ke dalam labu ukur 500 mL, kemudian tambahkan air suling sampai tepat tanda tera.
b. Pembuatan larutan kerja besi
Dipipet 0 mL, 20 mL, 40 mL, 60 mL, 80 mL, larutan baku Fe 50 mg/L ke dalam labu ukur 100 mL, tambahkan air suling sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh kadar besi 0 ; 10 ; 20 ; 30 ; 40 mg/L, kemudian masukkan masing-masing larutan kerja tersebut ke dalam erlenmeyer 250 mL.
3.3.2 Pembuatan larutan baku mangan a. Pembuatan larutan baku mangan 10 mg/L
Dipipet 10 mL larutan baku Mn 100 mg/L ke dalam labu ukur 100 mL, kemudian tambahkan air suling sampai tepat tanda tera.
b. Pembuatan larutan kerja mangan
Pipet 0, 20, 40, 60, 80 mL larutan baku Mn 10 mg/L ke dalam labu ukur 100 mL, tambahkan air suling sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh kadar mangan 0 ; 2 ; 4 ; 6 ; 8 mg/L, masukkan masing-masing larutan kerja tersebut ke dalam erlenmeyer 250 mL
15 3.4 Prosedur
3.4.1. Penggunaan Alat Pengujian
Adapun cara penggunaan alatnya adalah :
Dialirkan gas argon selama 5 menit untuk purging (pembersihan).
Dihidupkan exhaust system (pembuangan) dan instrumen ICP, lalu
ditunggu selama 10 menit untung warming up (pemanasan).
Dihidupkan water chiller (pendinginan) selama 5 menit sampai temperature stabil sekitar kurang lebih 23°C sampai 24°C, lalu dibuka
ICP software.
Diklik instrumen icon.
Diklik W/L calib, kemudian ditunggu sampai proses wavelength
calibration selesai, lalu tutup instrument page.
Diklik worksheet icon, dibuat worksheet baru klik new (jika sudah ada
metode yang dibuat langsung klik open).
Diklik edit method dan dipilih element dan wavelength yang akan
dianalisa.
Diklik condition, dihidupkan plasma dan tunggu 5 menit sampai
kondisinya stabil.
Disetting semua parameter yang diperlukan, sampai dihasilkan SBR
(Simpangan Baku Relatif) terbesar setiap ada perubahan angka setting.
Diklik read spectrum, klik standard dan masukkan jumlah standard, nilai
standard dan unit (satuan).
Ditutup method editor dan update semua method setting yang telah dilakukan.
16
Diklik sequence page, sequence editor.
Dimasukkan sample number dan calibaration solutions.
Diklik oke dan ditutup sequence editor.
Diklik manual sample source.
Diklik analysis page, pilih standard dan sampel yang akan dianalisa,
aktifkan dengan cara diblok, klik kanan dan pilih select for analysis.
Diklik start icon, aspirasikan semua solution sesuai perintah.
Diaspirasikan blank selama 3 menit.
Dimatikan plasma, ditutup worksheet dan ICP software.
Dimatikan water chiller, ICP instrument, komputer dan exhaust system.
Ditutup gas.
3.4.2. Logam Besi
Diatur alat ICP dan optimalkan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat untuk pengujian kadar besi. Diisapkan larutan baku dan larutan sampel satu per satu ke dalam alat ICP melalui pipa injeksi alat. Dicatat konsentrasi masing-masing sampel yang terbaca di layar komputer.
3.4.3. Logam Mangan
Diatur alat ICP dan dioptimalkan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat untuk pengujian kadar Mangan. Diisapkan larutan baku dan larutan sampel satu per satu ke dalam alat ICP melalui pipa injeksi alat. Kemudian dicatat konsentrasi masing-masing sampel yang terbaca di layar komputer.
17 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil pemeriksaan kadar logam besi dan mangan pada sampel air bersih pada tanggal 16 februari 2017 pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Kadar Logam Besi dan Mangan
No Kode Sampel Hasil
Berdasarkan hasil analisis kadar logam besi dan mangan yang dilakukan terhadap sampel air bersih dengan metode Inductively Coupled Plasma (ICP) dari logam besi dengan nomor sampel 773/K/AB/14/02/2017 diperoleh kadar yaitu 0,15340 mg/L dan dari logam mangan dengan nomor sampel 773/K/AB/14/02/2017 diperoleh kadar yaitu 1,66902 mg/L.
Kadar logam besi yang diperoleh dari air bersih dinyatakan memenuhi syarat sesuai dengan persyaratan baku mutu air bersih Permenkes 416/Menkes/Per/IX/1990 yaitu 1 mg/L. Kadar logam mangan yang diperoleh dari
18
air bersih dinyatakan tidak memenuhi syarat sesuai dengan persyaratan baku mutu air bersih yaitu Permenkes 416/Menkes/Per/IX/1990 yaitu 0,5 mg/L.
Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan itu sendiri biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan. Disamping adanya sumber alami yang membuat masuknya logam berat ke dalam peraian, seperti: logam-logam yang dibebaskan aktivitas gunung berapi di laut dalam dan logam-logam yang dibebaskan dari partikel atau sedimen oleh proses kimiawi, serta logam yang berasal dari sungai dan hasil abrasi pantai oleh aktivitas gelombang dan lain-lain. Logam berat sebagai polutan yang masuk ke dalam air itu dapat mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Kelebihan Mangan (Mn) mampu menimbulkan keracunan kronis pada manusia hingga berdampak menimbulkan lemah pada kaki, otot muka kusam, dan dampak lanjutan bagi manusia yang keracunan Mn, bicaranya lambat dan hyperrefleks. Efek mangan terjadi terutama di saluran pernapasan dan di otak.
Gejala keracunan mangan adalah halusinasi, pelupa dan kerusakan saraf. Ketika orang-orang yang terkena mangan untuk jangka waktu lama mereka menjadi impoten. Suatu sindrom yang disebabkan oleh mangan memiliki gejala seperti, skizofrenia kebodohan, lemah otot, sakit kepala dan insomnia.
19 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kandungan besi pada air bersih memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Permenkes 416/Menkes/Per/IX/1990 dimana kadar besi pada air bersih tidak melebihi batas baku mutu yang telah ditetapkan yaitu 1 mg/L dan kandungan mangan pada air bersih tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Permenkes 416/Menkes/Per/IX/1990 dimana kadar mangan pada air bersih tidak melebihi batas baku mutu yang telah ditetapkan yaitu 0,5 mg/L.
5.2 Saran
Pada kesempatan ini penulis menyarankan kepada peneliti lain untuk membandingkan serta membahas pengujian kadar logam besi dan mangan dengan metode lain seperti metode Atomic Absorption Spektrophotometry (AAS).
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (1989). Operation Manual ICP AES. PHILLIPS PV 8030, Netherland.
Arifiani, Nur Fajri dan Hadiwidodo, Mochtar. (2007). Evaluasi Desain Instalasi Pengolahan Air PDAM Ibu Kota Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Jurnal Presipitasi. Vol. 3 No. 2 : 78 – 85.
Azwar, Azrul, drg, M.P.H. (1995). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan.
Jakarta: Mutiara Sumber Widya : Halaman 31 – 37.
Bambang, Andrian.G., Fatimawali., Novel, S.K. (2014). Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi E.Coli Pada Air Isi Ulang di Depot Kota Manado. Manado: FMIPA UNSRAT Manado. Halaman 326.
Charles B, Kenneth J.F . (1997). Concept, Instrumentation, and Technique in Inductively Coupled PlasmaOptical Emission Spectrometry. Second Edition, Perkin Elmer, USA.
Fardiaz, Srikandi. (1992). Populasi Air Dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Harmayani, Kadek Diana dan Konsukartha, I.G.M. (2007). Pencemaran Air Tanah Akibat Pembuangan Limbah Domestik Di Lingkungan Kumuh.
Jurnal Pemukiman Tanah. Vol. 5 No. 2 : 62 – 108.
Mahida, U.N. (1993). Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Halaman XI-XII, 2.
Rumapea, Nurmida. (2009). Penggunaan Kitosan dan Polyaluminium Chlorida (PAC) Untuk Menurunkan Kadar Logam Besi (Fe) dan Seng (Zn) Dalam Air Gambut. Medan : Pascasarjana – USU.
Said, Nusa Idaman. (2005). Metoda Penghilangan Zat Besi Dan Mangan Di Dalam Penyediaan Air Minum Domestik. Jurnal Air Indonesia. Vol. 1 No.3.
Siregar, M. (2009). Pengaruh Berat Molekul Kitosan Nanopartikel Untuk Menurunkan Kadar Logam Besi (Fe) dan Zat Warna Pada Limbah Industri Tekstil Jeans. Medan : Pascasarjana – Universitas Sumatera Utara Siti, Amini. (1997). Spektrometri Emisi, Pelatihandan Keahlian Analisis Kimia
Bahan Nuklirsecara Spektrometri. Pusdiklat Batan, Serpong,.
21
Slamet, J. (2004). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. Hal. 100.
Sutrisno, C. Totok, Ir, dkk. (2004). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Cetakan Kelima. Jakarta: Rineka Cipta : 8, 12 – 20, 26 – 32.
22
Lampiran 1 : Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal 3 September 1990
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 13 September 1990 Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH
23
Lampiran 2 : Persamaan regresi kurva kalibrasi Besi dan Mangan
1. Tabel Kurva Kalibrasi Fe
X Y X² Y² XY
0,52656 202,6 0,27726543 41046,76 106,681056
1,07753 403 1,1610709 162247,84 434,029084
2,01275 743 4,05116256 551306,25 1494,466875
3,06042 1.123 9,36617058 1261129 3436,85166
3,95685 1.449 15,6566619 2098441,96 5731,89291 4,97501 1.819 24,7507245 3306942,25 9047,055685
0 11,4 0 129,96 0
∑ 15,60912 5749,4 55,2630559 7421244,02 20250,97727
n(Σxy) – (Σx) (Σy) 52013,7664
n(Σx²) – (Σx)² 143,196764
b = (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy) 1629,47924
n(Σx²) – (Σx)² 143,196764
Y = a x + b
Y = 363,2328334 0,52656 + 11,37930214
Y = 191,2638808 + 11,37930214
Y = 202,6431829
a = =
=
= 363,2328334
= 11,37930214
24 Universitas Sumatera Utara
2. Tabel Kurva Kalibrasi Mn
X Y X² Y² XY
0,50704 951,3 0,25708956 904971,69 482,347152 1,02085 1.871 1,04213472 3501763,69 1910,316605
2,00804 3.639 4,03222464 13242321 7307,25756
3,03453 5.477 9,20837232 29999719,84 16620,72772 4,03994 7.277 16,3211152 52959095,29 29399,85536 4,93918 8.887 24,3954991 78985878,76 43896,46833
0 43,4 0 1883,56 0
∑ 15,54958 28146,9 55,2564355 179595633,8 99616,97273
n(Σxy) – (Σx) (Σy) 259646,336
n(Σx²) – (Σx)² 145,00561
b = (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy) 6295,27823
n(Σx²) – (Σx)² 145,00561
Y = a x + b
Y = 1790,595101 0,50704 + 43,41403215
Y = 907,9033402 + 43,41403215
Y = 951,3173723
a = =
=
= 1790,595101
= 43,41403215
25 Universitas Sumatera Utara
26
Lampiran 3 : Gambar Inductively Coupled Plasma