• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

3. Hipotesa

2.2 Sampel

Sampel penelitian adalah bagian dari populasi. Sampel adalah perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap kecuali perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap VIP dan ICU. Hal ini disebabkan, kondisi pasien di ruang ICU berada dalam kondisi kritis dan membutuhkan penanganan yang lebih tanggap sehingga perawat ICU harus dibekali dengan keahlian yang lebih dibandingkan perawat pelaksana rawat inap lainnya. Oleh karena itu, penilaian kinerja yang dilakukan pada perawat ICU memiliki kriteria yang

berbeda. Pada RSUP H. Adam Malik Medan, perawat pelaksana yang akan menjadi responden adalah perawat dengan status PNS.

Penentuan jumlah sampel ini sesuai dengan ketentuan dari Arikunto (2006), yang menjelaskan jumlah populasi >100 orang dapat diambil untuk sampel 10-25%, dan pada penelitian ini ditetapkan sebanyak 25%, sehingga sampel yang diperoleh yaitu 25% x 286 orang yaitu 72 responden. Jumlah sampel kemudian dibagi menjadi 2 bagian, yaitu 36 responden di RSUP H. Adam Malik Medan dan 36 responden di RSU Martha Friska Medan. Metode yang dipakai adalah systematic random sampling yaitu, pengambilan sampel ini dilakukan secara acak, tetapi pada saat penelitian proses pengambilan data mengalami perubahan. Metode pengambilan data berubah menjadi random sampling, karena penyebaran kuesioner diserahkan kepada setiap kepala ruangan dan kepala ruangan yang memberikan kuesioner kepada perawat pelaksana (Alimul, 2003).

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2011.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari bagian pendidikan yaitu Dekan Fakultas Keperawatan, selanjutnya mengirim surat tersebut kepada pimpinan RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan dan telah mendapat ijin dari Pimpinan RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan. Peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian. Responden diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilakukan selanjutnya peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden. Jika perawat

pelaksana tersebut menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap tetapi hanya mencantumkan inisial nama responden atau memberi kode pada masing-masing lembar kuesioner. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. Selama proses pengambilan data tidak menimbulkan tekanan psikologis pada responden yang akan diteliti, sehingga tidak menimbulkan efek yang merugikan terhadap responden.

5. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu: kuesioner imbalan jasa dan kuesioner kinerja yang diterima perawat digunakan untuk menilai kepuasan terhadap imbalan dan kinerja yang dipersepsikan perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan.

5.1 Kuesioner Imbalan

Kuesioner imbalan jasa perawat disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan dari hasil studi pendahuluan. Kuesioner imbalan jasa perawat terdiri dari 14 pernyataan, yaitu imbalan langsung yang terdiri dari 8 pernyataan (gaji pokok, uang makan, jasa medis, jasa pelayanan, THR, uang siswa, upah berkala tahunan, dan tunjangan jabatan) yaitu nomor 1-8, dan imbalan tidak langsung yang terdiri dari 6 pernyataan (jaminan kesehatan, jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan pendidikan/pelatihan) yaitu nomor 9- 14. Penilaian kuesioner menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban sangat puas (SP) diberi nilai 4, puas (P) diberi nilai 3, tidak puas (TP) diberi nilai 2, dan sangat tidak puas (STP) diberi nilai 1. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 56 dan terendah 14.

Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (2002) Panjang kelas (p) = kelas Banyak kelas Rentang

Dengan p = rentang/banyak kelas, dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 42 (selisih nilai tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas 2 (kurang dan baik). Maka didapatkan p=21 dan dikategorikan interval sebagai berikut:

14-35 = Imbalan Jasa Kurang 36-56 = Imbalan Jasa Baik

5.2 Kuesioner Kinerja yang Dipersepsikan Perawat Pelaksana dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

Kuesioner kinerja perawat dimodifikasi dari Nursalam (2009). Lembar kuesioner kinerja perawat terdiri dari 19 pernyataan mulai dari pengkajian sebanyak 4 kriteria (kriteria nomor 1, 2, 3 dan 4), diagnosa keperawatan 2 kriteria (kriteria nomor 5 dan 6), intervensi 4 kriteria (kriteria nomor 7, 8, 9, dan 10), implementasi 5 kriteria (kriteria nomor 11, 12, 13, 14, dan 15) dan evaluasi 4 kriteria (kriteria nomor 16, 17, 18, dan 19). Bila telah dilakukan sepenuhnya dengan tepat diberi nilai skor 4 dengan memberi tanda check list pada kolom selalu (Sl), bila dilakukan sepenuhnya namun tidak tepat diberi skor 3 dengan memberi check list pada kolom sering (S), bila dilaksanakan hanya sebagian diberi nilai 2 dengan memberi

check list pada kolom kadang-kadang (KK), dan bila tidak dilaksanakan sama sekali diberi nilai 1 dengan memberi check list pada kolom tidak dikerjakan sama sekali (TP). Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 76 dan nilai terendah adalah 19.

Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (2002):

Panjang kelas (p) =

kelas Banyak

kelas Rentang

p = rentang/banyak kelas, dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 57 (selisih nilai tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas 2 (kurang baik dan baik), maka didapatkan p=29 dan dapat dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut: 19-48 = Kinerja perawat pelaksana kurang baik

49-76 = Kinerja perawat pelaksana baik

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen imbalan jasa dan kinerja perawat akan dilakukan uji validitas/reliabilitas untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relatif sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama. Uji validitas isi dilakukan untuk melihat kemampuan suatu instrumen dapat mengukur konsep penelitian secara keseluruhan. Uji validitas instrumen imbalan jasa dan kinerja akan divalidasi yang ahli pada bidangnya (Azwar, 2003). Uji validitas ini dilakukan oleh Ibu Liberta Lumbatoruan, S.Kp, M. Kep (Lampiran 1).

Uji reliabilitas instrumen imbalan jasa dilakukan dengan cara Cronbach’s alpha. Uji reliabilitas ini dilakukan sebelum pengumpulan data terhadap 30 perawat pelaksana di RSUP H. Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria sampel penelitian (Azwar, 2003). Responden yang digunakan sebagai uji instrumen berbeda dengan responden yang digunakan

untuk sampel penelitian. Untuk menguji kehandalan data maka dilakukan uji reliabilitas data. Polit & Hungler (1995) menyatakan bahwa instrumen penelitian dinyatakan reliabel (handal)

jika memiliki nilai reliabilitas lebih besar dari 0,70, dengan hasil uji instrumen imbalan jasa yaitu 0,73 (Lampiran 2) dan instrumen kinerja yaitu 0,94 (Lampiran 3). Ini menunjukkan data yang digunakan dalam penelitian dinyatakan reliabel.

7. Pengumpulan data

Sebelum membagikan kuesioner kepada responden, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi Pendidikan Fakultas Keperawatan USU kemudian mengirim surat ijin penelitian dari Fakultas Keperawatan ke tempat penelitian (RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan). Setelah mendapat persetujuan dari Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta, peneliti melakukan pengumpulan data secara mandiri dengan memberikan sejumlah kuesioner kepada kepala ruangan dan menjelaskan tentang prosedur, manfaat penelitian dan cara pengisian kuesioner sehingga ketika membagikan kuesioner kepala ruangan dapat menjelaskan cara pengisian kuesioner. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani informed consent (surat persetujuan menjadi responden) dan pengumpulan data dimulai. Selanjutnya menjelaskan cara pengisian kuesioner dan responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dengan cermat dan tidak ada hal yang terlewatkan.

Pada saat pengumpulan kuesioner, peneliti menghadapi kendala di lapangan. Sebelum menyebarkan kuesioner, terlebih dahulu peneliti harus menjumpai Kapokja untuk mendapatkan surat persetujuan melakukan penelitian di setiap ruangan kemudian menyerahkan surat tersebut kepada kepala ruangan. Kesibukan kepala ruangan menyebabkan peneliti sulit untuk bertemu, dan hal ini menghambat dimulainya penyebaran kuesioner di ruangan tersebut. Jadwal shift perawat pelaksana menyebabkan seluruh kuesioner tidak dapat terkumpul tepat pada waktunya, dan ada beberapa kuesioner yang tidak kembali/hilang. Untuk itu peneliti harus kembali lagi menemui kepala ruangan untuk memberikan kusioner dan menyebarkannya kepada perawat pelaksana yang belum mendapat.

Setelah data terkumpul maka analisa dilakukan melalui empat tahap yaitu dimulai dari editing untuk memeriksa kembali kuesioner tersebut satu per satu, apakah kuesioner telah diisi dengan petunjuk atau belum, dilanjutkan dengan memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data, kemudian data diproses melalui program komputerisasi.

8.1 Statistik Univariat

Statistik univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari satu variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian (Polit & Hungler, 1995). Pada penelitian ini, analisa data dengan metode statistik univariat digunakan untuk menganalisa variabel independen yaitu imbalan jasa yang diterima perawat dan variabel dependen yaitu kinerja yang dipersepsikan perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Martha Friska Medan.

Untuk menganalisa variabel imbalan jasa perawat dan variabel kinerja perawat pelaksana dianalisis dengan menggunakan skala ordinal dan ditampilkan dalam distribusi frekuensi.

8.2 Statistik Bivariat

Statistik bivariat adalah suatu analisa data bivariat antara variabel independen dan variabel dependen yang dilakukan dengan uji regresi linier sederhana dan uji “t” dan menggunakan skala interval pada variabel independen dan dependen.

Uji regresi linear sederhana dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel independen (imbalan jasa perawat) terhadap variabel dependen (kinerja yang dipersepsikan perawat pelaksana). Uji regresi linier dikatakan bermakna apabila p < 0,05. Pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi.

Keterangan: Y = variabel dependen (Kinerja Perawat Pelaksana) X = variabel independen (Imbalan jasa)

a = konstanta dari regresi yaitu perpotongan antara garis regresi dengan sumbu Y (Saat X = 0 );

b = koefisien regresi merupakan arah garis regresi → menunjuk besarnya perubahan variabel independen yang mengakibatkan perubahan variabel dependen. (a dan b merupakan nilai tetap untuk satu regresi) (Draper & Smith, 1992)

Uji “t” digunakan untuk melihat perbedaan kinerja yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana pada RSUP HAM dan RSU Martha Friska. Uji t independent dikatakan bermakna apabila p < 0,05. Pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi. Adapun bentuk pengujiannya adalah:

a. H0: µ1 = µ2; artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan varians antara

kedua populasi.

b. H1: µ1≠ µ2 ; artinya terdapat perbedaan yang signifikan varians antara kedua

populasi.

Pada penelitian ini nilai thitung dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikan (α

) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t adalah (Hartono, 2008):

a. Terima H0 bila - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel atau sig (2-tailed)

α

b. Tolak H0 (terima H1) bila t hitung < - ttabel atau thitung > ttabelatau sig (2-tailed)

Dokumen terkait