BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA
3.2.2 Sampel
Arikunto (2000:131) mengatakan bahwa “ Sampel adalah sebahagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Selain itu, Arikunto (2000:134) juga mengatakan, “ Untuk sekedar ancer- ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10- 15% atau 20- 25% atau lebih...”.
Memperhatikan jumlah populasi relatif besar, maka tidak semua anggota populasi diteliti, sehingga dalam penelitian ini ditetapkan yang menjadi sampel adalah masyarakat yang berdomisili di daerah Jalan Mangaan VIII Pasar III Mabar-Hilir, Kecamatan Medan-Deli yang berjumlah 3 orang. Pengambilan sampel dilakukan yakni dengan sampel non-probabilita. Penarikan sampel dilakukan secara sengaja ( purposive sampling ), peneliti meneliti secara sengaja subjek penelitian dengan terlebih dahulu melakukan survei untuk mengetahui identitas subjek penelitian.
Penderita latah yang menjadi subjek penelitian adalah penderita latah berat yakni latah ekolalia, ekopraksia, koprolalia, dan automatic obedience, yang berjumlah 1 orang, sedangkan 2 orang subjek penelitian yang lain menderita latah koprolalia. Jadi ada 3 subjek yang diteliti.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang masih abstrak, yang diubah sehinggalebih kongkrit, agar dapat diamati atau diukur. Dengan kata lain, variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai ( Tohardi, 2008: 15 ).
Adapun variabel dalam penelitian ini antara lain: 1. Jenis Kelamin ( laki-laki atau perempuan )
Menurut psikolog Rahayu ( Aplaus, 2007: 24 ) penderita latah umumnya jumlahnya lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki.
2. Usia
Psikolog Rahayu ( Aplaus, 2007: 24 ) mengemukakan pandangan teori kuno yang menyatakan penderita latah biasanya orangtua, perempuan, berpendidikan rendah, dan berasal dari ekonomi rendah.
3. Status ekonomi / pekerjaan
Psikolog Rahayu ( Aplaus, Oktober 2007: 24 ) mengemukakan pandangan dr. R. Khaltarina, Psi., Msi., yang menyatakan bahwa gangguan latah biasanya tumbuh dalam masyarakat terbelakang ( ekonomi rendah ) yang menerapkan budaya otoriter.
4. Lingkungan Sosial dan diri sendiri
Menurut psikolog Eva Septiana Barlianto, M.Si. ( Muslimah, Mei 2007: 43 ) mengatakan latah disebabkan modelingatau meniru, faktor lingkungan yang
sering latah hingga menjadi kebiasaan, faktor cemas yang berlebihan, serta diri sendiri.
3.4 Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan tiga alat pengumpulan data ( instrumen penelitian ) penelitian. Ketiga alat yang dimaksudkan antara lain:
1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian.
2. Interview ( wawancara ), yaitu mengadakan Tanya jawab secara langsung kepada informan yang diharapkan dapat memberi keterangan-keterangan yang diperlukan seperti wawancara dengan penderita latahdan masyarakat sekitar. 3. Studi Kepustakaan, yaitu menelaah beberapa literatur yang berisikan pendapat
atau teori-teori para ahli yang berkenaan dengan permasalahan yang diteliti.
4. Sumber lain yakni melalui internet dalam www. google. Com.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Dalam hal ini, Bogdan dan Taylor ( dalam Maleong, 1998: 3 ) mengatakan bahwa prosedur kualitatif menghasilkan penelitian yang mengungkapkan data kualitatif dengan pendekatan yang diarahkan pada latar dan idividu secara holistic ‘utuh’ atau memandangnya sebagai suatu kesatuan. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dengan demikian, sumber data terdiri atas data primer dan data sekunder. . Data primer atau objek fokus dalam penelitian ini, yakni Penulis mengambil responden sebagai sumber data dalam penelitian 3 orang perempuan yang terdapat di kelurahan Mabar-Hilir, kecamatan Medan Deli.
Data primer diperoleh dari lokasi penelitian melalui cara-cara sebagai berikut. ( 1 ) Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengenali dan menemukan beberapa data berkenaan dengan kondisi objektif di lokasi penelitian. Bersamaan dengan observasi dilakukan pencatatan dan pemotretan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pancing, teknik rekam, dan teknik catat ( Sudaryanto, 1993 : 35-137 ). Teknik rekam dilakukan dengan menggunakan kamera perekam. Sebelum teknik rekam dilakukan, terlebih dahulu penulis melakukan teknik pancing, yaitu memancing responden, yakni dengan menemui responden di kediamannya dan mengajaknya untuk berbincang-bincang demi kesahian data.
( 2 ) Wawancara
Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan wawancara mendalam terhadap objek penelitian. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak berstruktur yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung dan sebagai instrumen adalah peneliti sendiri. Kemudian dikembangkan dan diperdalam sesuai dengan data yang dibutuhkan. Informasi yang diperoleh selanjutnya dicatat dan direkam secara bersamaan.
Selanjutnya,data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber-sumber subjek material tertulis seperti: buku cetak, internet dalam artikel, karya tulis lainnya untuk mengambil informasi tambahan yang terkait dengan topik penelitian ini. Selannjutnya, pengumpulan data dengan memeriksa,
membaca, kemudian mencatat dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan dilakukan sejak pengumpulan data. Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Metode adalah cara yang harus dilaksanakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cakap, simak, padan dan metode agih( Sudaryanto, 1993 : 13-143 ).
Metode simak digunakan untuk menyimak hasil tutur informan. Metode cakap merupakan metode yang dilakukan dengan percakapan dan kontak langsung antara peneliti dengan penutur. Dalam hal ini, kata-kata atau frase yang diucapkan oleh penderita latah dianalisis secara keseluruhan dengan analisis fonologi dan sintaksis. Metode agih digunakan peneliti untuk memahami dan menganalisis data. Metode agih menggunakan bahasa sebagai alat penentu untuk menganalisis data bersangkutan. Dalam metode agih ini analisis data dikembangkan dengan menggunakan teknik lanjutan yakni: teknik lesap, teknik ganti, teknik sisip, dan teknik ubah ujud. Teknik lesap digunakan dalam analisis fonologi untuk melesapkan ( melepaskan, menghilangkan, menghapuskan, mengurangi) unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan. Teknik ganti digunakan untuk menggantikan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan
dengan ‘unsur’ tertentu. Teknik lesap adalah teknik penambahan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan. Teknik ubah ujud adalah mengubah wujud salah satu atau beberapa satuan lingual yang bersangkutan.