• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sampel merupakan bagian terkecil dari populasi yang menjadi contoh ataupun yang dapat mewakili keseluruhan populasi.Oleh karena itu,sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri.Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan metode penarikan sampel stratified random sampling atau metode acak terlapis, untuk menentukan jumlah responden pada 10 kecamatan yang tersebar di kabupaten nias, kemudian akan dilakukan teknik Quota samplinguntuk memilih sampel dari masing-masing kecamatan, teknik sampel quota ini adalah teknik yang sama dengan stratified

random samplinghanya saja bedanya penarikan sampel secara yang

berartisampeldapat terpilih karena berada pada waktu, situasi dan tempat yang tepat, dalam arti siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data. 26

Banyak metode yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya sampel, dalam artikel ini akan dibahas cara menghitung besar sampel dengan metode yang

dikembangkan oleh Isaac danMichael.Metode yang dikembangkan oleh Isaac

dan Michael adalah cara untuk menentukan jumlah sampel yang memenuhi syarat berikut:

26

Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada Hal. 135.

(1) diketahui jumlah populasinya;

(2) pada taraf kesalahan (significance level) 1%, 5% dan 10%; dan

(3) cara ini khusus digunakan untuk sampel yang berdistribusi normal, sehingga cara ini tidak dapat digunakan untuk sampel yang tidak berdistribusi normal, seperti sampel yang homogen.

Cara menggunakan metode ini sangat praktis, cukup dengan mencocokkan jumlah

populasi dengan taraf kesalahan (significance level) yang dikehendaki.27

Tabel 1.1

Penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu Dengan taraf kesalahan, 1, 5, dan 10 %

Sumber 20.00 wib.

Dikarenakan Jumlah populasinya adalah 47.222 maka sampel yang diambil adalah sebanyak 270 orang ( dengan tingkat kesalahan sebesar 10% dan tingkat kepercayaan adalah 90 %.)

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus table Isaac dan

Michael maka diperoleh sampel sebanyak 270 orang. Tetapi karena kabupaten

nias yang populasinya 47.222 orang terdiri dari 10 kecamatan , maka dilakukan lagi penentuan jumlah sampel pada tiap-tiap kecamatan. Penentuan jumlah sampel ini menggunakan teknik stratified random sampling atau metode acak terlapis ini disebabkan populasi yang hendak diteliti bersifat heterogen atau bervariasi. Dari jumlah tersebut , maka akan diperoleh jumlah responden dari masing-masing kecamatan dengan menggunakan rumus:

𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 1 = 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑆𝑆𝑃𝑃𝑆𝑆𝑆𝑆𝑃𝑃𝑃𝑃 1 𝐽𝐽𝑃𝑃𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆ℎ𝑃𝑃𝑃𝑃𝑆𝑆𝑃𝑃𝑆𝑆𝑆𝑆𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑥𝑥𝑇𝑇𝑃𝑃𝑇𝑇𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 1. Kecamatan bawolato 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 1 = 7868 47222𝑥𝑥 270 =44.98 dibulatkan menjadi 50 2. Kecamatan Botomuzoi 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 1 = 2987 47222𝑥𝑥 270 = 17.07 dubulatkan menjadi 17

3. Kecamatan Gido 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 1 = 6876 47222𝑥𝑥 270 = 39.31 dibulatkan menjadi 39 4. Kecamatan Hiliduho 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 1 = 3249 47222𝑥𝑥 270 = 18.57 dibulatkan menjadi 19 5. Kecamatan Hiliserangkai 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 1 = 4727 47222𝑥𝑥 270 = 27.02 dibulatkan menjadi 27 6. Kecamatan Idanogawo 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 1 = 8822 47222𝑥𝑥 270 = 50.44 dubulatkan menjadi 51 7. Kecamatan Ma’u 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 1 = 3531 47222𝑥𝑥 270 = 20.28 dibulatkan menjadi 20 8. Kecamatan Sogae’adu 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 1 = 3580 47222𝑥𝑥 270 = 20.46 dibulatkan menjadi 20

9. Kecamatan Somolo-molo 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 1 = 2118 47222𝑥𝑥 270 = 12.16 dibulatkan menjadi 12 10.Kecamatan Ulugawo 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 1 = 3464 47222𝑥𝑥 270 = 19.80 dibulatkan menjadi 20 Jumlah sampel tiap-tiap kecamatan dapat juga dilihat pada Tabel 1.2

Tabel 1.2

Jumlah Sampel Tiap Kecamatan

No Kecamatan Populasi Sampel

1 Bawolato 7868 50 2 Botomuzoi 2987 17 3 Gido 6876 39 4 Hiliduho 3249 19 5 Hiliserangkai 4727 27 6 Idanogawo 8822 51 7 Ma’u 3531 20 8 Sogaeadu 3580 20 9 Somolo-molo 2118 12 10 Ulugawo 3464 20 Total 47222 270

Setelah mendapatkan jumlah sampel tiap-tiap kecamatan dengan menggunakan teknik stratified random sampling atau metode acak terlapis, maka selanjutnya pemilihan sampel berdasarkan kuota hasil perhitungan, dengan menggunakan teknik Quota Sampling atau sampel Quota. Teknik penarikan sampel kuota merupakan teknik penarikan sampel yang sejenis dengan teknik penarikan sampel stratifikasi. Perbedaannya adalah ketika menarik anggota sampel dari masing-masing lapisan, tidak menggunakan cara acak melainkan melalui cara aksidental. Sampel berada pada waktu, situasi dan tempat yang tepat. H.5 Defenisi Konsep

Defenisi konsep merupakan proses yang digunakan untuk menunjukan secara tepat tentang apa yang kita maksudkan bila kita menggunakan suatu istilah tertentu. 28

Budaya Patriarki

Untuk mendapatkan batasan istilah yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka defenisi konsep dalam penelitian ini adalah:

Secara umum patriarki dapat didefenisikan sebagai suatu sistem yang bercirikan laki-laki (ayah).Dalam sistem ini, laki-laki yang berkuasa untuk menentukan dan mengambil keputusan. Ada yang meyakini bahwa budaya patriarki sebagai suatu sistem yang bertingkat, yang telah dibentuk oleh suatu

28

kekuasaan yang mengontrol dan mondominasi pihak lain. Pihak lain ini adalah kelompok miskin,lemah, rendah, tidak berdaya, juga lingkungan hidup dan perempuan.29

Patriarki dikonstruksikan, dilembagakan, dan disosialisasikan lewat institusi-institusi seperti keluarga, sekolah, masyarkat, agama, tempat kerja hingga kebijakan negara. Patriarki merupakan bentuk cara pandang yang umum dan membudaya di masyarakat Indonesia, yang kemudian dikenal dengan istilah ideologi atau budaya patriarki. Ideologi ini merupakan sebuah sistem yang dikendalikan oleh laki-laki.Pemahaman atas laki-laki dan perempuan di sini,tidak mengacu pada jenis kelamin namun lebih pada peran gender.Gender adalah sebuah bentuk perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan yang lebih bersifat perilaku (behavioral differences) yang dikonstruksi secara sosial dan kultural dan berlangsung dalam sebuah proses yang panjang. Jadi, gender merupakan bentukan sosial, maka penempatannya selalu berubah dari waktu ke waktu dan tidak bersifat universal, artinya antara masyarakat yang satu dengan yang lain mempunyai pengertian yang berbeda-beda dalam memahami gender. Gender berbeda dengan istilah seks.Seks merujuk pada perbedaan jenis kelamin yang secara biologis melekat pada diri perempuan dan laki-laki.30

29

Nunuk P Murniati. 2004. Getar Gender. Magelang: Yayasan Indonesia Tera hal.80.

30

Mansour Fakih, 2004. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar hal. 71-72. Implikasi dari patriarki tersebut menyebabkan beberapa manifestasi ketidakadilan gender yaitu :

• Perbedaan dan pembagian gender yang mengakibatkan, termanifertasi dalam posisi subordinasi kaum perempuan dihadapan laki-laki. Subordinasi ini berkaitan dengan politik terutama menyangkut soal proses pengambilan keputusan dan pengendalian kekuasaan. Meskipun jumlah penduduk dunia, perempuan seimbang dengan penduduk laki-laki. Subordinasi tersebut tidak saja secara khusus terdapat dalam birokrasi pemerintahan, masyarakat atau di masing-masing rumah tangga, tetapi juga secara global.

• Secara ekonomis, perbedaan dan pembagian gender juga melahirkan proses marginalisasi perempuan. Proses marginalisasi perempuan terjadi dalam kultur, birokrasi maupun program-program pembangunan.

• Membentuk penandaan atau Stereotip terhadap kaum perempuan yang berakibat pada penindasan terhadap mereka. Stereotip merupakan satu bentuk penindasan ideologi dan kultural, yakni pemberian label yang memojokan kaum perempuan sehingga berakibat kepada posisi dan kondisi kaum perempuan. Misalnya stereotip perempuan sebagai ibu rumah tangga, sangat merugikan mereka. Akibatnya jika mereka hendak aktif dalam kegiatan yang dianggap sebagai bidang kegiatan laki-laki seperti kegiatan politik, bisnis ataupun di pemerintahan maka dianggap bertentangan atau tidak sesuai dengan kodrat perempuan. Sedangkan stereotip laki-laki sebagai pencari nafkah mengakibatkan apa saja yang di hasilkan oleh perempuan dianggap sambilan atau tambahan.

• Membuat kaum perempuan bekerja lebih keras karena berperan ganda yaitu mengurusi pekerjaan rumah dan pekerjaan nya di luar rumah.

• Melahirkan kekerasan dan penyiksaan terhadap kaum perempuan baik secara fisik maupun mental.31

Partisipasi Politik Perempuan di DPRD

Partisipasi Politik politik perempuan di DPRD adalah ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yang secara langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik adalah faktor Rasional, emosional, tradisional,Rasional instrumental.

Dokumen terkait