BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini merupakan seluruh pasien kanker endometrium tipe I di RSUP H. Adam Malik pada periode 2012-2015 yang telah memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk ke dalam kriteria eksklusi selama penelitian berlangsung dan pengumpulan data dengan menggunakan total sampling
Kriteria Inklusi
a. Pasien kanker endometrium berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Patologi Anatomi RSUP HAM,
b. Tidak memiliki riwayat kanker pada organ lain.
Kriteria Eksklusi
a. Data rekam medik yang tidak jelas
4.4. Variabel Penelitian
4.4.1.Variabel Independen Indeks Massa Tubuh
Jumlah Paritas
4.4.2.Variabel Dependen
Derajat Histopatologi Kanker Endometrium tipe I 4.4.3.Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional
Cara Ukur &
Alat Ukur
Hasil Pengukuran Skala Ukur berat dan tinggi badan yang sering
digunakan untuk menilai overweight dan obesitas pada tubuh orang
Pasien dengan IMT berlebih apabila
≥23 kg/m2 (overweight atau obesitas) dan pasien dengan IMT tidak berlebih apabila <23 kg/m2 (underweight/
normal).
Nominal
sebagai berat
&moderatelydifferentiatedLow Grade
PoorlydifferentiatedHigh
Ordinal
mikroskop
4.5.Metode Pengumpulan Data
Data penelitian ini menggunakan data sekunder, yakni sumber data diambil dari rekam medik pasien kanker endometrium pada periode 2012-2015.
Data ini diperoleh dari Instalasi Rekam Medik RSUP H. Adam Malik Medan.
4.5.1.Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut: (1) editing, dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data; (2) coding, data yang telah terkumpul dikoreksi, selanjutnya diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer; (3) entry, data tersebut dimasukkan ke dalam program komputer; (4) cleaning, pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data; (5) saving, penyimpanan data untuk siap dianalisis; dan (6) analisis data.
4.5.2.Analisis Data
Data yang didapat dari hasil penelitian kemudian diolah dengan menggunakan progam komputer SPSS (Statistical Product and Service Solution). Hasil penelitian ini akan dianalisis secara univariat dan bivariat.
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1.Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik yang beralamat di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara merupakan lokasi yang dipilih oleh peneliti. Sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A.
Adapun syarat dari Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat spesialis dasar, lima spesialis penunjang medik, 12 spesialis lain, dan 13 sub spesialis dan RSUP H. Adam Malik memiliki semua dari persyaratan di atas.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau.
5.1.2. Hasil
Analisis Univariat 5.1.2.1.Distribusi Karakteristik RespondenPenelitian ini dilakukan dengan mengamati dan mengolah data sekunder, berupa data rekam medis pasien dari instalasi rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dan didapatkan hasil yang akan
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Kelompok Indeks Massa Tubuh Pasien
Indeks Massa Tubuh Frekuensi Persentase (%)
IMT berlebih-obesitas 31 70,5
IMT kurang-normal 13 29,5
Total 44 100,0
Dari Tabel 5.1 di atas, diperoleh data bahwa di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2012-2015, pasien dengan IMT berlebih - obesitas berjumlah 31 orang (70,5%) dan pasien dengan IMT kurang – normal berjumlah 13 orang (29,5%).
Tabel 5.2. Distribusi Status Jumlah Paritas Pasien
Jumlah Kelahiran Frekuensi Persentase (%)
Nuliparitas 11 25
Paritas 33 75
Total 44 100
Berdasarkan data yang diperoleh dari Tabel 5.2 di atas, pasien penderita kanker endometrium tipe I di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2012-2015 yang mengalami nuliparitas adalah 11 orang (25%), sedangkan pasien dengan paritas ditemukan sebanyak 33 orang (75%).
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Derajat Histopatologi Kanker Endometrium tipe I
Derajat
Histopatologi Frekuensi Persentase (%)
low grade 39 88,6
high grade 5 11,4
Total 44 100
Dari Tabel 5.3 di atas, diperoleh data bahwa di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2012-2015, derajat histopatologi kanker endometrium tipe I yang terbanyak adalah low grade dengan frekuensi sebanyak 39 orang (88,6%), sedangkan derajat histopatologi high grade
hanya sebanyak 5 orang (11,4%) dengan IMT kurang-normal adalah 14 orang (31,8%).
5.1.3. Analisis Bivariat
5.1.3.1.Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh dengan Derajat Histopatologi Kanker Endometrium
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medis pasien, dapat diperoleh tabulasi silang antara IMT dengan derajat histopatologis kanker endometrium yang disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 5.4. Tabulasi Silang Indeks Massa Tubuh dengan Derajat Histopatologi Kanker Endometrium Tipe I
Indeks Massa Tubuh
Derajat Histopatologi
Total Persentase (%)
Dari Tabel 5.4. di atas, diperoleh data bahwa di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2012-2015, pasien penderita kanker endometrium tipe I derajat rendah dengan IMT berlebih-obesitas berjumlah 27 orang (61,4%) dan IMT rendah-normal berjumlah 12 orang (27,3%) sedangkan pasien penderita kanker endometrium tipe I derajat tinggi dengan IMT berlebih-obesitas berjumlah 4 orang (9,1%) dan yang memiliki IMT kurang-normal berjumlah 1 orang (2,3%).
Dari perhitungan statistik dengan menggunakan Fisher Exact Test,
Tabel 5.5. Tabulasi Silang Jumlah Paritas dengan Derajat Histopatologi Kanker Endometrium Tipe I
Jumlah Paritas
Derajat Histopatologi
Total Persentase (%)
Dari Tabel 5.5. di atas, diperoleh data bahwa di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2012-2015, pasien penderita kanker endometrium tipe I derajat rendah dengan nuliparitas berjumlah 10 orang (22,7%) dan jumlah yang mengalami paritas sebanyak 29 orang (65,9%) sedangkan pasien penderita kanker endometrium tipe I derajat tinggi dengan nuliparitas berjumlah 1 orang (2,3%) dan pasien yang pernah mengalami paritas berjumlah 4 orang (9,1%).
Dari perhitungan statistik dengan menggunakan Fisher Exact Test, didapatkan nilai p=1,000 (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara nuliparitas dengan kanker endometrium tipe I low grade.
5.2. Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dan jumlah paritas dengan derajat histopatologis kanker endometrium tipe I di RSUP H.Adam Malik periode 2012-2015. Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut;
5.2.1.Hasil Penelitian Analisis Univariat
a. Gambaran Indeks Massa Tubuh Penderita Kanker Endometrium Tipe I
Dari tabel 5.1, didapatkan bahwa pasien penderita kanker endometrium tipe I terbanyak di RSUP Haji Adam Malik pada periode 2012-2015 adalah perempuan dengan indeks massa tubuh berlebih-obesitas dengan jumlah berjumlah 31 orang (70,5%) dan pasien dengan indeks massa tubuh kurang – normal berjumlah 13 orang (29,5%),Data ini sesuai dengan hasil penelitian Setiawan et. al yang mendapatkan pasien dengan IMT ≥25 sejumlah 2712 kasus (65,4%) dan pasien dengan IMT < 25 adalah sebanyak 1437 (34,6%) kasus dari total 4149 kasus.5 Penelitian lain oleh Crosbie et al. juga menunjukkan pasien dengan IMT berlebih-obesitas sebanyak 709 kasus (79,8%) dan pasien dengan IMT kurang-normal sebanyak 180 kasus (20,2%) dari total 889 kasus.19
b. Gambaran Jumlah Paritas Pasien Kanker Endometrium Tipe I
Berdasarkan data yang diperoleh dari Tabel 5.2 di atas, pasien penderita kanker endometrium tipe I di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2012-2015 yang mengalami nuliparitas adalah 11 orang (25,0%), sedangkan pasien dengan paritas ditemukan sebanyak 33 orang (75,0%). Hal ini ternyata berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Effendi dkk. dimana pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasien dengan nuliparitas justru paling banyak menderita kanker endometrium tipe I yaitu sebanyak 23 orang (54%) sedangkan pasien yang pernah melahirkan sebelumnya hanya sebanyak 20 orang (46%). Sejalan dengan penelitian ini, studi oleh Setiawan et al. justru menunjukkan bahwa penderita kanker endometrium
nuliparitas hanya sebanyak 71 kasus (24,1%) sedangkan pasien dengan paritas sebanyak 223 kasus (75,9%).29
c. Gambaran Derajat Histopatologi Kanker Endometrium tipe I
Dari Tabel 5.3 di atas, diperoleh data bahwa di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2012-2015, derajat histopatologi kanker endometrium tipe I yang terbanyak adalah low grade dengan frekuensi sebanyak 39 orang (88,6%), sedangkan derajat histopatologi high grade hanya sebanyak 5 orang (11,4%). Hal ini sesuai dengan penelitian Crosbie etal. yaitu low grade(G1 dan G2) sebanyak 766 kasus (86.2%), sedangkan pada high grade (G3) sebanyak 123 kasus (13,8%).19 Setiawan et al. juga mengemukakan pada low grade (G1&G2) ditemui 3630 kasus (84,5%) dan high grade (G3) sebanyak 519 kasus (12,5%).5
5.2.2.Hasil Penelitian Analisis Bivariat
a. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Derajat Histopatologi Kanker Endometrium Tipe I
Dari Tabel 5.4. di atas, diperoleh data bahwa di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2012-2015, pasien penderita kanker endometrium tipe I derajat rendah dengan IMT berlebih-obesitas berjumlah berjumlah 31 orang (70,5%) dan pasien dengan indeks massa tubuh kurang – normal berjumlah 13 orang (29,5%),sedangkan pasien penderita kanker endometrium tipe I derajat tinggi dengan IMT berlebih-obesitas berjumlah 4 orang (9,1%) dan yang memiliki IMT kurang-normal berjumlah 1 orang (2,3%).
Dari perhitungan statistik dengan menggunakan Fisher Exact Test, didapatkan nilai p=1,000 (p >0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara IMT berlebih dengan derajat histopatologi kanker endometrium tipe I low grade .
Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Setiawan et al. yang menunjukkan bahwa IMT dibandingkan dengan derajat histopatologi ≤2
dibanding ≥3 memiliki asosiasi yang lebih kuat untuk low gradetumor (OR per 2kg/m2= 1.23; 95%CI, 1,21-1,25).5 Penelitian lain oleh Mauland, et al.
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan derajat histopatologis dari kanker endometrium tipe I dengan nilai p= 0.174.30 Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh kurangnya jumlah sampel penelitan untuk dapat secara jelas menghasilkan data yang bisa merepresentatif populasi seutuhnya terutama untuk distribusi pasien dengan kanker endometrium tipe I high grade (G3). Indeks massa tubuh yang termasuk dalam pencatatan data mungkin tidak menggambarkan keadaan IMT uang diukur idealnya merupakan IMT sebelum pasien terdiagnosis dengan kanker endometrium sehingga lebih baik dilakukan dengan penelitian prospektif. Pada pasien dengan kanker yang lebih progresif ataupun pada pasien pascapengobatan kanker ditemukan penurunan berat badan sehingga dapat menimbulkan bias dalam pencatatan berat badan.
b.Hubungan Jumlah Paritas dengan Derajat Histopatologis Kanker Endometrium tipe I
Dari Tabel 5.5. di atas, diperoleh data bahwa di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2012-2015, pasien penderita kanker endometrium tipe I derajat rendah dengan nuliparitas berjumlah 10 orang (22,7%) dan jumlah yang mengalami paritas sebanyak 29 orang (65,9%) sedangkan pasien penderita kanker endometrium tipe I derajat tinggi dengan nuliparitas berjumlah 1 orang (2,3%) dan pasien yang pernah mengalami paritas berjumlah 4 orang (9,1%).
Dari perhitungan statistik dengan menggunakan Fisher Exact Test, didapatkan nilai p=1,000 (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan
tipe I (p=0.87). Demikian pula hal yang dipaparkan oleh penelitian Setiawan et al. yang menunjukkan jumlah paritas tidak menunjukkan asosiasi signifikan dengan derajat histopatologi kanker endometrium tipe I (p = 0,06)5 Hal ini bisa terjadi akibat sangat sedikitnya pasien dengan nuliparitas yang datang ke rumah sakit sehingga distribusi data tidak seimbang.
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Mauland et al. dikemukakan bahwa pasien nuliparitas sering tidak memiliki diagnosis tertunda yang akibatnya memicu prognosis yang lebih buruk pada pasien tersebut. Pada keluarga yang berencana memiliki anak, pemeriksaan sitologi servikal akan dilakukan sebagai kaitan dengan antenatal care dan wanita yang tidak menikah memiliki angka kehadiran yang lebih rendah, sehingga sangat mungkin menurunkan jumlah pemeriksaan ginekologis pada wanita yang
nulipara secara umum.30
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan Fisher Exact Test, didapatkan nilai p=1.000 (p >0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara IMT berlebih dengan derajat histopatologi kanker endometrium tipe I low grade .
2. Dari perhitungan statistik dengan menggunakan Fisher Exact Test, didapatkan nilai p=1,000 (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah paritas berlebih dengan kanker endometrium derajat rendah.
3. Kejadian kanker endometrium tipe I di RSUP H. Adam Malik sebanyak 44 kasus.
4. Pasien kanker endometrium tipe I di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2012-2015 didominasi oleh pasien dengan indeks massa tubuhberlebih - obesitas berjumlah 31 orang (70,5%).
5. Pasien kanker endometrium tipe I di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2012-2015 didominasi oleh pasien denganparitas ditemukan sebanyak 33 orang (75,0%)
6. Pasien kanker endometrium tipe I di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2012-2015 didominasi oleh derajat histopatologi kanker endometrium tipe Ilow grade dengan frekuensi sebanyak 39 orang (88,6%),
6.2. Saran
1. Disarankan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, guna mengambil langkah-langkah promotif-preventif terkait status gizi masyarakat yang mulai cenderung berlebih-obesitas, meskipun data dari penelitian ini menunjukkan tidak begitu signifikan, namun dapat dilihat bahwa pada karakteristik pasien kanker endometrium tipe I dijumpai lebih dominan pada wanita dengan IMT berlebih-obesitas serta pemeriksaan ginekologi rutin baik pada wanita yang pernah melahirkan maupun yang belum pernah melahirkan karena banyak sekali kegananasan pada wanita yang bisa terjadi terkait nuliparitas.
2. Disarankan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak RSUP Haji Adam Malik Medan, khususnya bagian onkologi ginekologi, guna mengambil langkah-langkah untuk mencegah dan menurunkan kejadian kanker endometrium tipe I, seperti mengedukasi, mendeteksi dini, ataupun memberikan pengobatan yang adekuat kepada pasien yang berisiko untuk menderita kanker.
3. Disarankan kepada pihak RSUP Haji Adam Malik Medan, khususnya yang bertanggung jawab dalam kelengkapan data rekam medis, seperti dokter dan paramedis untuk melengkapi data pada rekam medis serta menulis dengan rapi serta mencatat dengan jelas status pasien saat masuk hingga selesai pengobatan sehingga pembaca dapat memahami dengan benar dan tepat serta bisa memberi kejelasan data bagi peneliti selanjutnya.
4. Disarankan kepada masyarakat untuk lebih mengetahui dan memahami dampak buruk IMT berlebih-obesitas terhadap kesehatan.
5. Disarankan kepada masyarakat untuk mengetahui dan memahami gejala dini dari kanker endometrium serta melakukan pemeriksaan lebih awal apabila timbul gejala yang serupa pada diri penderita.
6. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih memperluas cakupan penelitiannya, khususnya dalam jumlah sampel dan lokasi penelitian dan dengan metode penelitian prospektif sehingga dapat lebih bermanfaat
dalam perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran dan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sofian A. Kanker Endometrium. In Aziz MF, A, Saifuddin AB, editors. Onkologi Ginekologi : Buku Acuan Nasional. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006. p. 456-467.
2. World Cancer Research Fund International. Continuous Update Project. [Online].; 2015 [cited 2016 April 19. Available from:
http://www.wcrf.org/int/cancer-facts-figures/data-specific-cancers/endometrial-cancer-cancer-lining-womb-statistics.
3. Guiu XM. Endometrial Neoplasia. In Goldbloom JR, editor.
Gynecologic Pathology. 1st ed. Boston: Elsevier Churchill Livingstone;
2009. p. 233-258.
4. Kitchener HC. Chapter 57 : Cancer of the Uterine Corpus. In Edmonds DK, editor. Dewhurst's Textbook of Obstetric and Gynecology.
7th ed. London: Blackwell Publishing; 2007. p. 645-650.
5. Setiawan VW, Yang HP, Pike MC, McCann SE, Yu H, Yong BX.
Type I and II Endometrial Cancers : Have They Different Risk Factors?
Journal of clinical oncology. 2013 July; 31.
6. American Society of Clinical Oncology. cancer.net. [Online].; 2015-2016 [cited 2015-2016 May 13. Available from: http://www.cancer.net/cancer-types/uterine-cancer/stages-and-grades.
7. International Federation of Gynecology and Obstetrics. Cancer of the Corpus Uteri. In F. Amant MRMMK, editor. FIGO Cancer Report 2015.:
Elsevier; 2015. p. S96-S102.
8. American Cancer Society,Inc. American Cancer Society. [Online].;
2016 [cited 2016 May 15. Available from:
http://www.cancer.org/cancer/endometrialcancer/detailedguide/endometrial-uterine-cancer-what-is-endometrial-cancer.
9. Effendi A, Fidiawati WA, P R. Profil penderita karsinoma endometrium di rsud arifin. 2013.
10. World Cancer Research Fund/American Institute for Cancer Research. Food, Nutrition, Physical Activity, and the Prevention of Endometrial Cancer. Continuous Update Project; 2013.
11. Aziz MF. Gynecological cancer in Indonesia. doi. Journal of Gynecologic Oncology. 2009 March; 20(1): p. 8-10.
12. American Cancer Society. Global Cancer Facts & Figures 3rd edition.
Atlanta:; 2015.
13. Tulumang JA, Loho MF, Mamengko LM. Gambaran kanker endometrium yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode 2013 – 2015. Jurnal e-Clinic (eCl). 2016 Januari-Juni; 4.
14. Centers for Disease Control and Prevention. Centers for Disease Control and Prevention. [Online].; 2015 [cited 2016 April 19. Available from: http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/adult_bmi/.
15. World Health Organization. World Health Organization. [Online].;
2015 [cited 2016 April 19. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/.
16. WHO Consultations Expert. Appropriate body-mass index for asian population and its implication for policy and intervention strategies. The lancet. 2004 January 10; 363.
17. Kaaks R, Lukanova A, Kurzer MS. Obesity,endogenous hormone, and endometrial cancer risk. Cancer Epidomiol Marker Prev. ; 11: p. 1531-1543.
18. Munstedt K, Wagner M, Kullmer U, Hackethal A, Franke F.
Influence of body mass index on prognosis in gynecological malignancies.
Cancer Causes Control. 2008 Apr 8; 19(9): p. 909-16.
19. Crosbie EJ, Robert C, Qian W, Swart AM, Kitchener HC, Renehan AG. Body mass index does not influence post-treatment survival in early stage endometrial cancer : results form the mrc astec trial. European journal of cancer. 2012; 48: p. 853-864.
20. American Cancer Society. American Cancer Society. [Online].; 2016
Springer; 2015.
22. World Health Organization. WHO Classification of Tumors of Female Reproductive Organs. 1st ed. Kurman RJ,MLHCSYRH, editor.
Geneva: International Agency for Research on Cancer (IARC); 2014.
23. American Cancer Society. American Cancer Society. [Online].; 2016 [cited 2016 06 04. Available from:
http://www.cancer.org/cancer/endometrialcancer/detailedguide/endometrial-uterine-cancer-survival-rates.
24. Tejerizo-Garcia A, Jimenez-Lopez JS, Munoz-Gonzalez JL, Bartolome-Sotillos S, Marqueta-Marques L, Lopez-Gonzalez G, et al.
Overall survival and disease-free survival in endometrial cancer : prognostic factors in 276 patients. OncoTargets and Therapy. 2013 September 13;: p.
1305-1313.
25. Kovacs P. Medscape. [Online].; 2016 [cited 2016 05 19. Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/757041.
26. Schonfeld SJ, Hartge P, Pfeiffer RM, Freedman M, Greeniee RT, Linet MS, et al. An Aggregated Analysis of Hormonal Factors and Endometrial Cancer Risk by Parity. Cancer. 2012 December 20;: p. 1393-1401.
27. Merritt MA, Cramer DW. Molecular pathogenesis of endometrial and ovarian cancer. Cancer biomark. 2010; 9(0).
28. Eugenia SC. Clinical, histopathological, and immunohistocheical stdy of endometrial carcinomas. Craiova: University of medicine and pharmacy;
2011.
29. Salvesen HB, Akslen LA, Abreksten G, Iversen OE. Poorer sruvival of nulliparous women with endometrial carcinoma. American cancer society. 1998.
30. Mauland, KK; Trovik, J; Wik, E; Raeder, MB; Njelstad, TS;
Stefansson, IM; Qyan, AM; Kalland, KH. Mauland KK, Trovik J, Wik E, et al. High BMI is significantly associated with positive progesterone receptor status and clinico-pathological markers for non-aggressive disease in endometrial cancer. British Journal of Cancer. 2011; 104(6)
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Michelle Wiryadana Tempat/ Tanggallahir :Medan/06Juli1996
Agama : Buddha
Alamat : Jl. Prof. H.M. Yamin, Komp. Serdang Mas , No. B6 Medan 20233
RiwayatPendidikan : 1. SD Methodist-2 Kisaran 2002 2. SMP Methodist Kisaran 2008 3. SMA Sutomo I Medan 2011 4. Fakultas Kedokteran USU 2013
Riwayat Pelatihan : 1. Simposium Nasional Scripta Research Festival 2016: ”Clinical Updates and Holistic Management of Neurology Disease (Highlights on Stroke and Meningitis)”
2. Pekan Ilmiah Mahasiswa2015: ”Diabetes Melitus”
3. SCOPH FK USU 2014: ”Seminar Dokter Keluarga dan Workshop Sirkumsisi (First Step to be A Good Family Doctor)”
7. SCOPH FK USU 2013: ”Seminar dan Workshop Vital Sign (Its Vital to Know the Vitals)”
Riwayat Organisasi : 1. Anggota KMB USU 2013-2016
2. Anggota Divisi Program SCORE PEMA FK USU 2015-2016
3. Anggota Divisi Keuangan SCORE PEMA FK USU 2016-2017
4. Anggota Divisi Pendidikan dan PelatihanMIND FK USU 2016-2017
Lampiran 2
ANGGARAN BIAYA PENELITIAN 1. Persiapan Proposal
Nama Jumlah Harga
Satuan
Total
Ijin Survey Awal 1 Rp 75.000,00 Rp
75.000,00
Biaya Print 6 Rp 25.000,00 Rp
150.000,00
Jilid Proposal 6 Rp 2.000,00 Rp
12.000,00 Total Rp 237.000,00 2. Taksasi Dana Penelitian
Ijin Penelitian 1 Rp 175.000,00 Rp
175.000,00
Biaya Print 6 Rp 25.000,00 Rp
150.000,00
Biaya Jilid 6 Rp 2.000,00 Rp
12.000,00 Total Rp 337.000,00
3. Transportasi Rp 100.000,00
Total Biaya Keseluruhan Rp 674.000,00
Lampiran 3
IJIN SURVEI AWAL PENELITIAN
Lampiran 4
ETHICAL CLEARANCE
Lampiran 5
IJIN PENELITIAN
Lampiran 6
DAFTAR TABEL INDUK
KASUS IMT JUMLAH
SS 1 1 HIGH Lampiran 7
HASIL ANALISIS SPSS
Indeks massa tubuh
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Low grade 39 88,6 88,6 88,6
High grade 5 11,4 11,4 100,0
Total 44 100,0 100,0
Indeks Massa tubuh * Derajat histopatologicrosstabulation Derajat Histopatologi
Chi-Square Testsc
Fisher's Exact Test
1,000 ,533
Linear-by-Linear
Association ,241d 1 ,623 1,000 ,533 ,377
N of Valid Cases
44
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,48.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is -,491.
Jumlah paritas * Derajat histopatologi crosstabulation Derajat Histopatologi
Total
Chi-Square Testsc
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Point Probability
Pearson Chi-Square ,075a 1 ,784 1,000 ,633
Continuity
Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,079 1 ,779 1,000 ,633
Fisher's Exact Test 1,000 ,633
Linear-by-Linear
Association ,074d 1 ,786 1,000 ,633 ,414
N of Valid Cases 44
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,25.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is ,271.