• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. Menyiapkan Alat-alat Pengukuran

2.5.2 Sampling Kerja (Work Sampling)

% 100 % 100 

Dimana allowance merupakan faktor kelonggaran yang dinyatakan dalam % dari waktu normal dan diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal.

d. Menghitung ouput standard (OS)

Os =

Wb 1

2.5.2 Sampling Kerja (Work Sampling)

Terdapat berbagai cara mengemukakan bagaimana cara menetapkan waktu baku dimana terdapat diantaranya sampling pekerjaan, cara ini bersama – sama dengan menggunakan pengukuran waktu jam henti, yang merupakan cara langsung untuk dilakukan dengan menggunakan pengukuran langsung ditempat kegiatan pekerjaan dilakukan yakni kegiatan kerja ketika di mulai hingga akan berhenti (disudahi). Berbeda dengan cara jam henti, adalah pada sampling pekerjaan pengamat tidak terus menerus berada di tempat bekerja melainkan mengamati hanya pada sesaat – sesaat, dan pada waktu – waktu yang ditentukan secara acak.

Cara ini dikembangkan oleh L.H.C.Trippet di Inggris, cara tersebut digunakan di pabrik – pabrik tekstil di Inggris pada masa–masa tersebut (era revolusi industri ). Cara Sampling Pekerjaan ini menggunakan ilmu statistik pada sebenarnya, tetapi pada sampling pekerjaan hal ini akan lebih tampak nyata. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa, Sampling Pekerjaan adalah suatu prosedur pengukuran yang dilakukan pada waktu – waktu yang ditentukan secara acak. Agar dapat memahami berbagai kegunaan sampling pekerjaan, perlu diketahui terlebih dahulu metode pengukuran dengan sampling pekerjaan ini. (Sutalaksana.1979. Teknik Tata Cara Kerja, halaman 155).

2.5.2.1 Bekerjanya Sampling Pekerjaan

Telah disebutkan diatas, bahwa sampling pekerjaan dilakukan secara sesaat-sesaat pada waktu–waktu yang telah ditentukan secara acak. Sebenarnya pengamat melakukan sesaat–sesaat pada waktu yang acak, seperti halnya tidak berbeda dengan melakukan kunjungan kerumah teman antar mahasiswa. Kunjungan dilakukan pada saat–saat yang tidak tentu, mungkin seminggu sekali atau kurang dari itu. Jika mahasiswa melakukan kegiatan seperti itu, yang melakukan kegiatan tidak tentu, dengan demikian dapat dikatakan dia telah melakukan kunjungan pada waktu-waktu yang acak. Misalkan mahasiswa tersebut melakukan kunjungan sebanyak 10 kali berkunjung, dan diantaranya dia tidak mengunjungi temannya dikarenakan temannya tidak berada di rumah. Jika dia telah melakukan kunjungan lagi, katakanlah sebanyak 100 kali berkunjung, dan ke – 100 kunjungan ini temannya tidak dijumpai sebanyak 75 kali, maka dapat dikatakan 75% waktunya ( teman si mahasiswa ) tidak dihabiskan dirumahnya.

Ilustrasi diatas menunjukkan bagaimana kesimpulan tentang ada tidaknya suatu kejadian dapat disimpulkan melalui kunjungan – kunjungan. Terlihat pula semakin banyak kunjungan dilakukan semakin kuat dasar untuk mengambil kesimpulan. Begitu pula kurang lebih apa yang terjadi dengan sampling

pekerjaan. Kunjungan – kunjungan dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi ditempat kerja yang bersangkutan. Dari catatan yang dilakukan setiap kali kunjungan dapat dilihat berbagai kegiatan yang terjadi serta seberapa sering (frekuensi) kegiatan itu teramati.

(Sutalaksana.1979. Teknik Tata Cara Kerja, halaman 155).

2.5.2.2 Kegunaan Sampling Kerja

Sampling kerja memiliki kegunaan lain di bidang produksi sampling untuk menghitung waktu penyelesaian , kegunaan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau kelompok pekerja .

b. untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin–mesin atau alat pabrik yang akan digunakan atau telah digunakan.

c. untuk menentukan waktu baku bagi pekerja tidak langsung. d. untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.

Distribusi pemakaian waktu kerja atau kelompok pekerja dan tingkat pemanfaatan mesin atau berupa alat, akan lebih mudah diketahui dengan mempelajari frekwensi setiap kegiatan atau pemakaian dari catatan pengamatan setiap melakukan kunjungan. Kegunaan sampling pekerjaan yang telah dikemukakan sebagai kelebihan cara ini dibandingkan dengan cara jam henti.

Pada sampling pekerjaan dengan mudah dijalankan, yaitu dengan melakukan pengamatan kepada beberapa pekerjaan dalam setiap kunjungan kegiatan kerja. Begitu pula dengan pekerja tidak langsung, yang tidak mudah diukur dengan jam henti, karena tidak menentunya kegiatan mereka. Kemampuan sampling kerja, dapat memperkirakan kelonggaran, yang merupakan hal penting yang perlu di catat.

Tentang lamanya pengamatan, umumnya cara sampling pekerjaan membutuhkan waktu lebih lama. Misalnya, jika tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan sebesar 5%, dan 90%. Maka, untuk suatu kegiatan yang menghabiskan waktu 20% dari seluruh waktu yang disediakan diperlukan 6400 kali kunjungan. Berarti memakan banyak waktu 183 hari jika ditambah 5 kali kunjungan dilakukan setiap jam, setiap hari yang mempunyai 7 jam waktu kerja. Dengan kata lain, jika hendak yang diukur waktu baku hanyalah satu pekerjaan saja.

2.5.2.3 Langkah – Langkah sebelum Melakukan Sampling Pekerjaan

Langkah – langkah yang dijalankan sebelum melakukan sampling dilakukan, adalah sebagi berikut :

a. Menetapkan Tujuan Pengukuran, yaitu untuk apa sampling dilakukan, yang akan menentukan besarnya tingkat ketelitian dan keyakinan.

b. Jika sampling ditunjukkan untuk mendapatkan waktu baku, dilakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya sistem kerja yang baik. Bila belum, perbaikan – perbaikan sistem kerja yang baik, atau dilakukan perbaikan atas kondisi dan cara kerja dilakukan terlebih dahulu.

Untuk mendapatkan waktu penyelesaian yang singkat, maka perbaikan cara kerja perlu dilakukan. Mempelajari kondisi kerja dan cara kerja kemudiaan memperbaikinya, adalah apa yang dilakukan dalam langkah penelitian pendahuluan. Tentunya ini berlaku jika pengukuran dilakukan atas pekerjaan yang telah ada dan bukan pekerjaan yang baru. Dalam keadaan seperti yang terakhir, maka yang dilakukan bukanlah memperbaiki melainkan merancang kondisi dan cara kerja yang baik yang baru sama sekali. Untuk memperbaiki kondisi dan cara kerja yang ada diperlukan pengetahuan dan penerapan perancangan sistem kerja yang baik.

c. Memilih operator, atau operator yang baik. Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang begitu saja diambil dari pabrik. Orang ini harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar sampling pekerjaan dapat berjalan baik dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat – syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama. Disamping itu operator yang dipilih adalah orang yang pada saat melakukan pengukuran mau bekerja secara wajar.

d. Bila perlu mengadakan latihan bagi para operator yang dipilih agar dapat trampil dan cakap untuk kegiatan yang akan dilakukan .

e. Melakukan pemisahan kegiatan sesuai pengamatan yang ingin diamati . Pada cara sampling kegiatan, yang ingin diukur dipisahkan dari kegiatan – kegiatan lain yang mungkin terjadi. Bentuk yang paling sederhana adalah

memisahkan seluruh kegiatan menjadi dua bagian yaitu yang pertama yang ingin diukur dan yang kedua yang lainnya.

Sehubungan dengan pemisahan kegiatan-kegiatan tersebut diatas ada satu hal yang perlu diperhatikan yaitu bahwa kegiatan-kegiatan tersebut harus mutually exclusive. Mutually exclusive artinya satu kegiatan terpisah sama sekali dari lainnya, dan jumlah semua kegiatan tersebut adalah semua kegiatan yang mungkin terjadi ditempat pekerjaan berlangsung.

2.5.2.4 Melakukan Sampling

Cara melakukan sampling pengamatan dengan sampling pekerjaan tidaklah berbeda dengan yang dilakukan untuk cara jam henti , yakni terdiri dari : a. Mengambil sejumlah data, disini dilakukan sejumlah kunjungan yang

banyaknya ditentukan oleh pengukur biasanya tidak kurang dari 30 (banyaknya kunjungan tiap kali pengamatan).

b. Menguji keseragaman data;

Dengan menentukan batas-batas kontrolnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : BKA = p + 3

 

n p p1 BKB =

 

n p p p 1 3 Dimana :

p = Prosentase terjadinya kejadian rata-rata yang dinyatakan dalam bentuk angka desimal ; n = Jumlah pengamatan per siklus waktu kerja.

c. Menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan .

Uji kecukupan data dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

 

p S p k N 2 2 1 '  Dimana :

N’ = Jumlah pengamatan teoritis yang dilakukan

k = Harga indeks yang besarnya tergantung dari tingkat keyakinan yang diambil.

 Untuk tingkat keyakinan 68 % harga k adalah 1  Untuk tingkat keyakinan 95 % harga k adalah 2  Untuk tingkat keyakinan 99 % harga k adalah 3

Langkah – langkah tersebut dilakukan terus, hingga jumlah kunjungan mencukupi, sesuai dengan tingkat keyakinan yang digunakan.

2.5.2.5 Penentuan Jumlah Sample Pengamatan Yang Dibutuhkan

Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dalam sampling kerja akan dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu :

 Tingkat ketelitian (degree of accuracy) dari hasil pengamatan  Tingkat kepercayaan (level of convidence) dari hasil pengamatan

Dengan asumsi bahwa terjadinya kejadian seorang operator akan bekerja atau menganggur mengikuti pola distribusi normal, maka untuk mendapatkan jumlah sample pengamatan yang harus dilaksanakan dapat dicari berdasarkan rumus berikut : Sp = k

 

N p p1 Dimana :

P = Prosentase terjadinya kejadian yang diamati dan juga dinyatakan dalam bentuk desimal.

N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja.

K = Harga indeks yang besarnya tergantung dari tingkat keyakinan yang diambil.  Untuk tingkat keyakinan 68 % harga k adalah 1

 Untuk tingkat keyakinan 95 % harga k adalah 2  Untuk tingkat keyakinan 99 % harga k adalah 3

Dokumen terkait