• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sanjat

Dalam dokumen Atlas Rotan Indonesia Jilid 3 (Halaman 64-80)

Nama Botani : Calamus paspalanthus Beccari

Sinonim : -

Nama Perdagangan :

-Nama Daerah : Rotan marau tunggal, rotan sanjat (Sanggau, Kalimantan Barat).

Nama di Negara Lain : Wi singkau, wae jaging (Sarawak)

Daerah Persebaran : Kalimantan, Semenanjung Malaysia, Palawan (Gambar 40).

Gambar 40. Persebaran jenis rotan sanjat Perawakan

Rotan tumbuh tunggal, memanjat lebih dari 20 m. Diameter batang dengan pelepah daun mencapai 35-40 mm. Pelepah daun hijau pudar, ditumbuhi duri bentuk segi ga pipih warna hitam, panjang duri 3-5 cm, mulut pelepah dikelilingi duri tegak kaku panjangnya sampai 8 cm. Lutut sangat jelas. Okrea berupa lembaran. Flagela panjang sampai 2 m dengan duri keras. Daun panjangnya 200 cm termasuk tangkai sampai 80 cm. Helaian anak daun tersusun menyirip teratur, berukuran 30 cm x 1 cm, permukaan atas helaian anak daun hijau dan bawah hijau keabu-abuan. Jumlah helaian anak daun 60-90 pada satu sisi rakis. Perawakan rotan dapat dilihat pada Gambar 41.

A B

(Foto: TiƟ Kalima)

Gambar 41. A. Habitus, B. Pelepah daun dan fl agella, C. Pelepah rotan sanjat

Struktur Anatomi Batang Ciri umum:

Diameter tanpa pelepah : 5 – 10 mm Panjang ruas : 11 – 15 cm Tinggi buku rata-rata : 0,5 – 0,58 mm

KIP : 5 buah/mm2

Warna : pu h krem

(Foto: Jasni)

Gambar 42. Bentuk batang rotan sanjat Ciri anatomi:

Diameter metaksilem : 305,9 μm Diameter protoksilem : 73,3 μm Panjang sel serat : 2.774 μm Diameter serat : 21,1 μm Tebal dinding sel serat : 2,2 μm

Komponen Kimia

Selulosa : 59%

Lignin : 23,35%

Pa : 19,42%

(Foto: RaƟ h DamayanƟ )

Gambar 43. Struktur anatomi batang rotan sanjat Keterangan:

1=metaksilem; 2=protoksilem; 3=fl oem; 4=berkas serat; 5=parenkim aksial; 6=parenkim dasar.

Sifat Fisis dan Mekanis

Kadar air : 14%

Berat jenis : 0,49 kg/cm2

Sejajar : 949 kg/cm2

Pelengkungan Data dak tersedia

Ketahanan

Terhadap bubuk : Kelas I (sangat tahan) Terhadap rayap tanah : Kelas III (sedang) Pemanfaatan

Batang rotan ini cocok untuk bahan baku mebel, untuk anyaman pada sandaran kursi, untuk alas meja dan keranjang.

Silvikultur

Tempat tumbuh di hutan primer dataran rendah sampai pegunungan, pada ke nggian sampai 1000 meter di atas permukaan laut. Perbanyakan dengan biji.

DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyid, H. 1989. Teknik penanaman rotan. Pusat Peneli an dan Pengembagan Hutan dan Konservasi Alam. Badan Peneli an dan Pengembangan Kehutanan, Bogor. Tidak diterbitkan. Anonim. 1979. Standar Industri Indonesia. Mutu dan Cara Uji Tepung

Gaplek. Departemen Perindustrian Republik Indonesia. SII-70-1979.

______. 1981. Standar Industri Indonesia. Cara Uji Kadar Selulosa, Alfa, Beta, dan Gamma dalam Pulp. Departemen Perindustrian Republik Indonesia. SII 0443-1981

______. 1989. Standar Nasional Indonesia. Cara uji kadar lignin dan pulp (metode Klason). Badan Standardisasi Nasional. SNI 14-0492-1989.

______.2006 a. Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu. Standar Nasional Indonesia (SNI 01 – 7207 – 2006). Badan Standarisasi Nasional (BSN), Jakarta. ______, 2006 b. Jenis, Sifat dan Kegunaan Rotan. SNI 01-7208-2006,

Jakarta: Badan Standarisasi Nasional (BSN), Jakarta.

Bhat, K.M and P.K. Thulasidas. 1993. Anatomy and iden fi ca on of South Indian Ra an (Calamus sp). IAWA Journal. 14(1): 63-76.

Boonsermsuk, S., R. Pa anavibool and K. Sombun. 2007. Ra an in Thailand. Bangkok: Aksornsiam Prin ng.

Damayan , R., and Jasni. 2010. Anatomical Characteris cs and Possible U liza on of Six Lesser Used Ra an from Indonesia. Proceeding The 2 ND Interna onal Symposium of Indonesian Wood Research Society. Developing Wood Science and Technology to Support the Implementa on of Climate Cahange Program. Indonesia Wood Research Society (IWoRS). Dransfi eld, J. 1974. A Short Guide to Ra an Biotrop/TF/74/128. Bogor.

__________. 1979. A Manual of the Ra an of Malay Peninsula. Malayan Forest Record No. 29. Malaysa: FRIM.

__________. 1984. The Ra an of Sabah. Sabah Forest Record. No 13. Sabah: Forest Department Sabah.

__________. 1992. Ra ans of Sarawak. Kucing, Sarawak, Malaysia: Royal Botanic Gardens, KEW. Richmond, Surrey TW9 3AB UK & Sarawak Forest Department.

___________ and N. Manokaran. 1994. PROSEA 6: Ra ans. Bogor, Indonesia: PROSEA.

___________ dan N. Manokaran. 1996. PROSEA 6: Rotan. Yogyakarta dan Bogor: Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, dan PROSEA, Bogor.

Hadikusumo, S. A. 1994. Explora on of physical and mechanical proper es of precently unused Ra an. Bule n Fakultas Kehutanan 25:1-19.

Hartono. 1998. Prospek industri rotan dan saran yang diperlukan. Makalah pada Workshop tentang deregulasi rotan. Jakarta: Asmindo.

Jasni.R. Damayan dan T. Kalima. 2007. Atlas Rotan Indonesia. Jilid 1. Pusat Litbang Hasil Hutan. Bogor.

_______, R. Damayan , T.Kalima dan Abdurachman. 2010a. Atlas Rotan Indonesia. Jilid II. Pusat Litbang Hasil Hutan. Bogor. ______ dan H. Roliadi. 2010b. Daya tahan 25 jenis rotan terhadap

rayap tanah (Coptotermes curvignathus). Jurnal Peneli an Hasil Hutan. Pusat Peneli an Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Bogor. Vol.28(1):55 – 65.

_____ dan H.Roliadi. 2011a. Daya Tahan 16 Jenis Rotan terhadap Bubuk Rotan (Dinoderus minutus Fabr.). Jurnal Peneli an Hasil Hutan. Pusat Peneli an Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Bogor. Vol.29(2):115 – 127.

Proper es of Ten Lesser Use Species of Ra an. Disampaikan pada Seminar Interna onal. Strategis and Challenges on Bamboo and Potensial Non Timber Forest Products (NTFPs) Monogenen and U liza on. Centre Forest Produc vity Improvement Researh and Development. Bogor.

Kalima, T. 1996. Flora rotan di Pulau Jawa serta kerapatan dan persebaran populasi rotan di ga wilayah kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat. Tesis S2. Depok, Indonesia: Program Studi Biologi Program Pasca Sarjana. Universitas Indonesia. Tidak diterbitkan.

______ 2008. Keragaman spesies rotan yang belum dimanfaatkan di hutan Tumbang Hiran, Ka ngan Kalimantan Tengah. Info Hutan Vol.5. No.2. Pusat Peneli an dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor.

Krisdianto dan Jasni. 2005. Struktur Anatomi Tiga Jenis Batang Rotan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis: 3 (2). Cibinong: Masyarakat Peneli Kayu Indonesia.

Nasa. 1989. Studi perbandingan beberapa sifat fi sik, mekanik dan kimia antara rotan bubuai (Plectocomia elongata Bl) dengan rotan manau (Calamus manan). Skripsi S1. Jurusan Teknologi Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan, IPB: x + 121 hal. Tidak diterbitkan. Rachman, O. 1996. Peranan Sifat Anatomi, Kimia dan Fisis terhadap

mutu rekayasa rotan. Disertasi Doktor. Bogor: Program Pasca Sarjana IPB. Tidak diterbitkan.

_______, O. 2000. Protokol pengujian pelengkungan rotan utuh. Laboratorium pengerjaan kayu. Puslitbang Teknologi Hasil Hutan, Bogor. Tidak diterbitkan.

________, Jasni dan Krisdianto. 2006. Teknologi Pelengkungan dan Peningkatan Kemampuan Radius Lengkung untuk Efi siensi Industri Pengolahan Rotan. Sub judul: Peningkatan kemampuan radius lengkung rotan sebagai bahan baku mebel. Laporan Hasil Peneli an. Bogor: Pusat Litbang Hasil Hutan.

________ dan Jasni. 2008. Rotan Sumberdaya, Sifat dan Pengolahannya. Jakarta: Badan Peneli an dan Pengembangan Kehutanan. 133 hal.

Siripatanadilok, S. 1974. Anatomical inves ga on of Javanese Ra an cane as a quide to their iden fi ca on. Bogor, Indonesia: Biotrop Tropical Forest Research.

Tellu, T. 1992. Anatomi dan morfologi jenis rotan dari Sulawesi Tengah. Tesis Pasca Sarjana S2. Bandung: Ins tut Teknologi Bandung. Tidak diterbitkan.

Tellu, T. 2005. Kunci iden fi kasi rotan (Calamus sp.) asal Sulawesi Tengah berdasarkan struktur anatomi batang. Biodiversitas: 6 (2) Bulan April: 113-117.

Tellu,T. 2008. Sifat kimia jenis-jenis rotan yang diperdagangkan di Propinsi Sulawesi Tengah. Biodiversitas: 9 (2) Bulan April: 108-111.

Wiener, G. and W. Liese. 1990. Ra an stem anatomy and taxonomic implica ons. IAWA Bulle n: 11 (1):61-70.

GLOSARI

Alfaselulosa: bilangan yang menunjukkan kemurnian kandungan selulosa.

Anyaman rotan: hasil anyaman dengan bahan baku kulit atau ha rotan yang dapat dibentuk lebih lanjut untuk meningkatkan manfaat dan nilai tambah.

Bahan baku mebel rotan: bahan baku mebel yang terdiri dari rotan WS, rotan bulat pendek, rotan kikis buku, rotan bulat kupasan, rotan belahan ha , kulit rotan dan anyaman rotan.

Berat Jenis: merupakan perbandingan berat kering tanur dan volume rotan dalam keadaan kering udara dengan kadar air rotan rata-rata sekitar 15%.

Biji: unit pembiakan yang dibentuk dari bakal biji yang telah dibuahi, tersusun atas embrio dan kulit, dan dalam beberapa hal juga memiliki endosperma.

Buah: bakal buah yang masak dengan bagian-bagian yang menggala. Bubuk rotan kuning: jenis bubuk yang bersarang didalam hutan,

biasanya memiliki hutan yang sudah kering sebagai sasaran serangan dan menyebarkan serbuk berbentuk tepung.

Buku: suatu k di batang atau cabang tempat munculnya daun atau cabang.

Duri: struktur keras berujung runcing-lurus kaku pendek.

Filtrit: hasil pembelahan rotan yang berdiamater berkisar antara 3-5 mm.

Flagelum: organ panjat pada rotan yang dikembangkan dari suatu perbungaan yang termodifi kasi, tumbuh pada suatu pelepah daun, hanya terdapat pada marga Calamus.

Floem: elemen anatomi yang berfungsi sebagai saluran hasil fotosintesis dari tajuk ke bagian lain dari tumbuhan.

HaƟ (core): hasil pembelahan rotan yang berdiameter di atas 5 mm. Ikatan pembuluh: sel-sel metaksilem, fl oem, protoksilem dan sel-sel

serat yang membentuk suatu ikatan yang terletak menyebar di antara jaringan parenkim dasar.

Indumentum: bulu-bulu yang biasanya terdapat pada helai daun dan pelepah daun.

Kadar air (%): merupakan hasil pengukuran kandungan air rotan pada kondisi kering udara.

Keranjang: hasil anyaman jalinan bahan baku rotan bulat WS, rotan bulat pendek, rotan kikis buku, rotan bulat kupas, kulit rotan atau ha rotan yang ditandai dengan aneka bentuk kerajinan bermo f kembang.

Kucir: organ panjat dari rotan yang dikembangkan dari perpanjangan ujung daun.

Lignin: Polimer kompleks dari unit fenilpropana dengan berat molekul nggi yang berfungsi memberikan kekakuan pada batang rotan.

Lutut: suatu pembengkakan pelepah daun pada pangkal tangkai. Mebel: hasil pengerjaan dari beberapa bentuk bahan baku yang

sudah dirakit menjadi suatu produk barang jadi.

Metaksilem: xilem yang berdiameter besar yang terdapat dalam ikatan pembuluh yang berfungsi sebagai saluran air dan zat hara dari akar ke daun.

Modulus elasƟ sitas/Modulus of ElasƟ city/MOE: perbandingan antara tegangan dan regangan yang berlaku sepanjang garis elas s. Modulus patah/Keteguhan lentur staƟ s maksimum/ Modulus of

Rupture/MOR: tegangan pada batas maksimum.

Okrea: perpanjangan pelepah daun yang melampaui pangkal tangkai.

Pinak daun (leafl et) : lembar daun majemuk.

Protoksilem: xilem berdiameter kecil yang terdapat dalam ikatan pembuluh, dindingnya berbentuk spiral, dan berfungsi sebagai saluran air dan zat hara dari akar ke daun.

Rakis: dalam selembar daun, sumbu tempat pinak-pinak daun tumbuh; dalam suatu perbungaan, sumbu yang ditumbuhi cabang-cabang ngkat pertama.

Rotan: palem memanjat yang termasuk anak suku Calamoideae. Ruas: antar buku-bagian dari batang antara dua buku.

Sel serat : sel-sel jaringan dalam komponen struktural yang memberikan kekuatan pada rotan, dimana tebal dinding sel serat merupakan parameter anatomi yang paling pen ng dalam menentukan kekuatan rotan dan dinding yang lebih tebal membuat rotan menjadi lebih keras dan lebih berat. Selulosa: molekul gula linier berantai panjang dalam golongan

holoselulosa yang berfungsi untuk memberikan kekuatan tarik dan lentur batang. Kemurnian selulosa alami ditunjukkan oleh prosentase alfaselulosa.

Silika: zat kaca yang sangat keras yang dapat menumpulkan pisau pengolahan dan diperoleh setelah rotan diabukan.

Tumbuh berumpun (cluster): rotan tumbuh lebih dari satu batang pada satu rumpun.

Tumbuh tunggal (soliter): rotan tumbuh tunggal, dak mempunyai tunas-tunas pada batang.

Tunas: cabang atau ran ng tumbuh yang muda.

Rayap Tanah: Jenis rayap yang bersarang didalam tanah memerlukan kelembaban dan menyerang komponen kayu, komponen perligno solusi luar, pada bangunan, gedung dan mebel.

INDEKS NAMA ROTAN

Dalam dokumen Atlas Rotan Indonesia Jilid 3 (Halaman 64-80)

Dokumen terkait