• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

3. Sanksi-sanksi Jaminan

a. Sanksi sanksi secara umum

Dalam kepabeanan ada sanksi-sanksi yang dibuat oleh Pejabat bea dan cukai yang diberikan kepada importir antara lain sebagai berikut:

1) Atas izin importir dipetraruhkan jamninan tunai, jaminan bank, Customs Bond, atau jaminan tertulis sesuai sansi yang berlaku.

2) Atas izin impor yang mendapat pembebasan bea masuk,

dipertaruhkan jaminan sebesar bea masuk dan pajak dalam rangka impor.

3) Atas izin impor yang mendapat keringanan bea masuk, importir wajib membayar:

4) Atas izin impor yang mendapat keringanan bea masuk, importir wajib mempertaruhkan jaminan sebesar selisih bea masuk, yang seharusnya dibayar ditambah dengan PPh pasal 22.

Selain itu sanksi-sanksi yang diberikan oleh Pejabat Bea dan Cukai melakukan konfirmasi penerbitan Jaminan kepada Penjamin atau

surety sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (6) dengan cara:

commit to user

menengah, dan Penjamin telah membuat kesepakatan atau pernyataan konfirmasi penerbitan Jaminan secara lisan dengan Kantor Pabean; 2) Jaminan dalam bentuk Customs Bond yang diserahkan oleh principal

dengan profil importir risiko rendah, dan surety telah membuat kesepakatan atau pernyataan konfirmasi penerbitan Jaminan secara lisan dengan Kantor Pabean;

3) Jaminan yang diserahkan dalam bentuk Jaminan Indonesia EximBank

setelah dibuat kesepakatan atau pernyataan konfirmasi penerbitan Jaminan secara lisan antara Direktur Jenderal atau Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia; atau

4) Jaminan dalam bentuk Jaminan Perusahaan Penjaminan yang diserahkan oleh Terjamin dengan profil importir risiko rendah, dan Penjamin telah membuat kesepakatan atau pernyataan konfirmasi penerbitan Jaminan secara lisan dengan Kantor Pabean.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sanksi secara umum dapat dikelompokkan empat bagian yang dibuat oleh Pejabat Bea dan Cukai tipe madya pabean Surakarta antara lain: jaminan dalam bentuk bank, jaminan dalam bentuk Customs Bond, jaminan dalam bentuk Jaminan Indonesia EximBank, dan jaminan dalam bentuk jaminan peusahaan penjaminan.

b. Sanksi-sanksi kepada terjamin, penjamin/surety

Dalam kepabeanan ada sanksi-sanksi yang dibuat oleh Pejabat bea dan cukai yang diberikan kepada importir yang diberikan berdasarkan pada pasal 31 antara lain sebagai berikut:

commit to user

1) Sanksi surat konfirmasi jaminan tidak dijawab dalam sanksi yang diberikan kepada penjamin mulai dari 9 (Sembilan) hari kerja sejak tertanggal kirin Surat Keputusan Jaminan (SKJ). Jaminan yang diterbitkan penjamin/surety melebihi jangka waktu tersebut, tidak dapat diterima sebagai jaminan di kantor pabean yang bersangkutan.

2) Sanksi tidak mengganti jaminan berdasarkan pasal 31 ayat (2) yang diberikan oleh pihak terjamin sejak 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penetapan/pernyataan hal. Dalam kegiatan tersebut terjamin melakukan kegiatan kepabeanan yang dilakukan terjamin/principal tidak dilayani di kantor pabean yang bersangkutan.

3) Surat pencairan tidak dicairkan/disetorkan berdasarkan pasal 31 (3) sejak 12 (dua belas) kerja sejak tanggal kirim Surat putusan jaminan (SPJ) yang diberikan oleh kantor pabean secara berurutan sebagai berikut.

(a) Kegiatan kepabeanan yang dilakukan oleh terjamin/principal tidak dilayani dikantor pabean yang bersangkutan oleh pihak terjamin.

(b) Surat jaminan yang dikeluarakan atau yang diterbitkan penjamin/surety/terjamin melebihi jangka waktu tersebut, tidak diterima sebagai jaminan di kantor pabean yang bersangkutan.

commit to user

(c) Penjamin kemudian menggunakan wewenang Direktur

jenderal kepabeanan untuk menolak penggunaan jaminan baru berdasarkan penelitian past record.

(d) Kemudian penggunaan jaminan baru dai

penjamin/surety/terjamin di lingkungan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ditolak.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sanksi-sanksi kepada terjamin, penjamin/surety yang diberikan oleh Pejabat Bea dan Cukai tipe madya pabean Surakarta atara lain: sanksi surat konfirmasi jaminan tidak dijawab dalam sanksi yang diberikan kepada penjamin mulai dari 9 (Sembilan) hari kerja, Sanksi tidak mengganti jaminan berdasarkan pasal 31 ayat (2) yang diberikan oleh pihak terjamin sejak 30 (tiga puluh), dan Surat pencairan tidak dicairkan/disetorkan berdasarkan pasal 31 (3) sejak 12 (dua belas) kerja.

commit to user

BAB VI PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan sajian data dan pembahasan yang telaha dilakukan yang telah dilakukan dalam bab-bab, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Jaminan dalam rangka kepabeanan yang selanjutnya disebut Jaminan adalah garansi pembayaran pungutan negara dalam rangka kegiatan kepabeanan dan/atau pemenuhan kewajiban yang disyaratkan dalam peraturan kepabeanan yang diserahkan kepada Kantor Pabean.

2. Bentuk-bentuk Jaminan yang dapat digunakan untuk menjamin setiap kegiatan kepabeanan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dapat ditentukan sebagai berikut: Jaminan tunai, Jaminan bank (bank garansi), Customs Bond, Jaminan tertulis, dan Jaminan Perusahaan Penjaminan.

3. Sanksi-sanksi jaminan yang diberikan dalam pelaksanaan jaminan bea dan cukai tipe A Surakarta adalah:

a. Sanksi secara umum dapat dikelompokkan empat bagian yang dibuat oleh Pejabat Bea dan Cukai tipe madya pabean Surakarta antara lain: jaminan dalam bentuk bank, jaminan dalam bentuk Customs Bond, jaminan dalam bentuk Jaminan Indonesia EximBank, dan jaminan dalam bentuk jaminan peusahaan penjaminan.

commit to user

b. Sanksi-sanksi kepada terjamin, penjamin/surety yang diberikan oleh Pejabat Bea dan Cukai tipe madya pabean Surakarta atara lain: sanksi surat konfirmasi jaminan tidak dijawab dalam sanksi yang diberikan kepada penjamin mulai dari 9 (Sembilan) hari kerja, Sanksi tidak mengganti jaminan berdasarkan pasal 31 ayat (2) yang diberikan oleh pihak terjamin sejak 30 (tiga puluh), dan Surat pencairan tidak dicairkan/disetorkan berdasarkan pasal 31 (3) sejak 12 (dua belas) kerja.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian sebagaimana tersebut di atas, maka akan diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk memperlancar pelaksanaan impor barang, perlu adanya kerjasama dalam hal jaminan antara kantor pelayanan bea dan cukai dengan instansi, yaitu kantor bea dan cukai, serta dengan departemen teknis lainya yang berwenang mengeluarkan kebijakan jaminan barang importir ke wilayah Indonesia.

2. Perlu adanya tindakan tegas bagi pejabat bea dan cukai dalam hal penegasan dalam jamninan pembayaran pungutan negara dalam rangka kegiatan kepabeanan dan/atau pemenuhan kewajiban yang disyaratkan dalam peraturan kepabeanan yang diserahkan kepada Kantor Pabean.

commit to user

3. Importir diharuskan memenuhi prosedur jaminan agar tidak melakukan kesalahan dalam melakukan pelanggaran bea masuk, cukai yang ditunjuk dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor impor ke Negara Indonesia.

Dokumen terkait