• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKIBAT HUKUM YANG TIMBUL BAGI PEMEGANG IZIN REKLAME

B. Kewajiban yang harus di penuhi oleh Pemegang Izin Reklame

6. Sanksi Terhadap Penyalahgunaan Izin yang diberikan

Hukum merupakan suatu peraturan atau kaidah-kaidah dalam suatu kehidupan manusia yang mempunyai fungsi untuk melindungi kepentingan masyarakat. Agar peraturan atau ketentuan dapat berjalan dengan efektif maka diperlukan adanya sebuah penegakan hukum. Dengan adanya penegakan hukum

maka hukum menjadi harus dilaksanakan dan menjadi kenyataan.45

Izin adalah persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau Peraturan Pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari larangan

umum tersebut. Izin adalah instrumen pemerintah dalam rangka

menyelenggarakan pemerintahan dalam mengatur kepentingan umum. Izin adalah seperangkat peraturan yang berisi tentang perkenaan atau izin. Wewenang lahir karena adanya hukum yang tertulis.

Sanksi terhadap penyalagunaan izin Reklame, yang diberikan Pemerintah Kota Medan itu sendiri dilakukan oleh beberapa instansi pemerintahan dan masing-masing memliki tugas dan wewenangnya sendiri. Instansi yang berwenang tersebut adalah Kantor Pelayanan Perizinan sebagai pengurusan

administrasi (front office), Dinas BPPT Kota Medan sebagai instansi teknis yang

mengurus mengenai reklame yang berkonstruksi, Dinas Pendapatan Daerah sebagai instansi yang berkaitan pengurusan pajak dari reklame itu sendiri, dan yang terakhkir adalah Satuan Polisi Pamong Praja sebagai pelaksana perda.

Izin dapat dicabut atau dinyatakan tidak berlaku serta tidak mempunyai kekuatan hukum apabila: pemegang izin tidak memenuhi kewajiban-kewajiban

45

Nivo Christitaria, Efektivitas Pengenaan Sanksi Terhadap P elanggaran Izin Reklame Di Kabupaten Slema, Jurnal Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Hukum, hlm 4

dan ketentuan penyelenggaraan reklame sebagaimana diatur dengan Peraturan Walikota ini. penyelenggaraan reklame yang dipasang tidak sesuai dengan izin yang diberikan karena ditemukan adanya perubahan materi, ukuran, ketinggian, titik, dan konstruksi bangunan reklame; naskah reklame tidak dipenuhi sebagaimana mestinya; menurut pertimbangan Walikota ternyata pada saat berlangsungnya penyelenggaraan, materi reklame tidak memenuhi ketentuan seperti yang telah diatur dalam Peraturan Walikota ini; dan masa berlaku izin

telah berakhir.46 Sebelum pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, Dinas Pendapatan, dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu terlebih dahulu menerbitkan surat peringatan kepada penyelenggara reklame. (3) Terhadap pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka atas pajak dan retribusi yang sudah dibayar tidak boleh dilakukan kompensasi atau restitusi. Apabila izin telah dicabut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka perizinan lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan reklame dinyatakan tidak berlaku. Walikota dapat melimpahkan kewenangan pencabutan izin, pemberian sanksi tanda silang dan publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Dinas dan/atau pimpinan unit kerja terkait.

Dalam penelitian yang dilakukan penulis di BPPT Kota Medan penulis mendapatkan data bahwa pemerintah Kota Medan melalui BPPT mengeluarkan larangan untuk pemasangan reklame di beberapa tempat, yaitu:

46

(1) Dilarang memasang reklame di depan kantor pemerintah, gedung sekolah, rumah ibadah, dan gedung bersejarah yang tidak dipergunakan untuk komersial.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dikecualikan terhadap:

d. gedung sekolah yang melaksanakan acara yang bersifat pendidikan dan

bersifat temporer;

e. rumah ibadah yang melaksanakan upacara-upacara keagamaan dan

bersifat temporer; dan

f. gedung bersejarah yang dipergunakan untuk kegiatan usaha bersifat

sementara dan dalam jangka waktu tertentu/insidentil.

(3) Dilarang menempatkan reklame pada:

a. badan jalan;

b. bantaran dan/atau badan sungai/irigasi; c. rambu lalu lintas;

d. pohon; dan

e. taman kota dan hutan kota.

Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa terdapat larangan-larangan khusus dalam penyelenggaraan reklame. Salah satu penyebab utamanya adalah karena reklame merupakan salah satu fasilitas yang berhubungan langsung dengan masyarakat banyak. Jika penyelenggaraannya tidak teratur, maka dapat berdampak langsung pada masyarakat Kota Medan. Misalnya jika konstruksi reklame tidak sesuai peraturan yang ada, maka dapat membahayakan bagi

masyarakat yang berada di sekitar reklame tersebut. Jika lokasi pemasangan reklame yang dapat mengganggu atau merusak keindahan tata kota Medan.

Pembongkaran reklame oleh dinas terhadap:

2. reklame yang tidak memiliki izin/menyimpang dari izin;

3. reklame yang telah dicabut izinnya dan belum dibongkar oleh penyelenggara

reklame; dan

4. reklame yang berakhir masa berlakunya dan tidak diperpanjang izinnya

(1) Pembongkaran reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dilakukan oleh

Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan.

(2) Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dalam melakukan pembongkaran

reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu atau menunjuk pihak lain untuk melaksanakan pembongkaran reklame.

(3) Mekanisme pembongkaran reklame oleh Dinas Tata Ruang dan Tata

Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut:

g. Instansi pemberi izin menyampaikan daftar reklame yang tidak

memiliki/menyimpang dari izin, reklame yang telah dicabut izinnya atau reklame yang berakhir masa berlakunya kepada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan;

h. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan melakukan pembongkaran terhadap

reklame yang tidak memiliki/ meyimpang dari izin setelah menerima daftar reklame dari instansi pemberi izin;

i. Sebelum melakukan pembongkaran terhadap reklame yang telah dicabut

oleh penyelenggara reklame, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan menyampaikan surat pemberitahuan kepada penyelenggara reklame mengenai pelaksanaan pembongkaran oleh Pemerintah Daerah;

j. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan melakukan pembongkaran reklame

yang telah berakhir masa berlakunya dan belum dibongkar oleh penyelenggara reklame sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan

k. Setelah melakukan pembongkaran reklame, Dinas Tata Ruang dan Tata

Bangunan menyampaikan data reklame yang telah dibongkar kepada dinas pemberi izin dan melaporkan hasil pelaksanaan pembongkaran

reklame kepada Walikota47

Sanksi denda pada pelanggaran perizinan penyelenggaraan reklame adalah sebagai bentuk dari sanksi administrasi yang dilakukan aparatur pemerintah dalam fungsinya sebagai pemberi izin dikarenakan penyelenggara reklame dalam hal ini pelaku usaha tidak memberikan laporan tentang perkembangan penyelenggaran reklame yang mereka lakukan berkaitan dengan salah satu bentuk sanksi administrasi yaitu sanksi denda. Denda adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkitan dengan kewajiban pelaporan. Selama ini Pemerintah Kota dalam hal ini BP2T Kota Medan dalam memberikan Izin Penyelenggaraan Reklame di Kota sudah sesuai Peraturan yang berlaku dalm hal ini adalah sudah sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Penataan Reklame, namun apabila dikemudian hari terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh staff BP2T Kota Medan semisal ada kesalahan prosedur

47

dalam pemberian izin penyelenggaraan reklame, maka BP2T akan memberikan sanksi disiplin PNS terhadap staf tersebut.

Dalam penyelenggaraan reklame sendiri ada beberapa sanksi yang akan diberikan pada badan atau orang pribadi jika melanggar aturan. Pemberian sanksi tidak hanya di berikan untuk pelanggaran penggunaan tapi juga pada badan atau orang pribadi yang izin reklamenya telah di cabut dan tidak berlaku lagi. Izin penyelenggaraan reklame di cabut dan di nyatakan tidak berlaku lagi apabila pada reklame tersebut terdapat perubahan jenis, ukuran, ketinggian, titik dan konstruksi sehingga tidak sesuai dengan izin yang diberikan. Penyelenggara reklame tidak mengasuransikan reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (7), 3 (tiga) bulan setelah izin diterbitkan. Sebelum pencabutan izin, Kepala Daerah terlebih dahulu menerbitkan Surat Peringatan kepada penyelenggara reklame. Terhadap pencabutan izin maka atas pajak dan retribusi yang sudah dibayar tidak boleh dilakukan kompensasi atau restitusi. Apabila izin telah dicabut maka perizinan lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan reklame dinyatakan tidak berlaku.

Reklame yang telah dicabut izinnya atau yang telah berakhir masa izinnya harus sudah dibongkar oleh penyelenggara dalam jangka waku 7 (tujuh) hari setelah izin dicabut atau setelah masa izinnya berakhir. Jika dalam hal penyelenggara reklame tidak melaksanakan pembongkaran sedangkan izinnya sudah berakhir maka Kepala Daerah berwenang untuk melakukan pembongkaran yang dimaksud. Kepala Daerah juga berwenang untuk membongkar reklame yang tidak memiliki izin.

Proses penetapan sanksi administrasi berupa bestuurdwang harus didahului dengan surat peringatan tertulis yang dituang kan dalam surat keputusan tata usaha Negara (KTUN). Surat peringatan tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut :48

1. Peringatan harus definitive pada surat peringatan harus secara jelas dan

tegas tertulis tindakan Pemerintah.

2. Organ yang berwenang harus disebut Surat peringatan harus memberikan

informasi yang jelas tentang organ/instansi yang berwenang menerapkan sanksi.

3. Peringatan harus ditujukan kepada orang yang tepat Peringatan harus

ditujukan kepada orang/badan hukum yang memang telah atau sedang melakukan pelangggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Orang/badan hukum yang telah atau sedang melakukan pelangggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang ber-laku harus mempunyai kemampuan untuk mengakhiri keadaan yang terlarang tersebut.

4. Ketentuan yang dilanggar jelas Ketentuan peraturan perundang- undangan

yang sedang atau telah dilangggar harus tercantum secara jelas dalam surat peringatan.

5. Pelanggaran nyata harus digambarkan dengan jelas Fakta keadaan yang

sedang atau telah dilangggar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku harus diungkapkan atau diuraikan secara jelas.

48

Ivan Fauzani Raharja, dkk. Penegakan Hukum Sanksi Administrasi Terhadap

Pelanggaran Perizinan, Fakultas Hukum Universitas Jambi, 2013. Volume 15, Nomor 2,hlm. 31-40

6. Peringatan harus memuatinstansi yang mengeluarkan izin) artinya keputusan yang dikeluarkan tersebut ternyata keliru atau mengandung cacat lainnya dan diketahui dengan jelas. Jika demi- kian maka keputusan (izin) tersebut dapat dicabut dengan memperhatikan ketentuan dalam hukum administrasi negara, baik tertulis maupun berupa asas- asas hukum. suatu keputusan yang secara jelas dan diketahui mengandung kesalahan atau kekeliruan sedah barang tentu tidak akan dibiarkan, tanpa dilakukan perubahan atau pencabutan, hanya karena keingi- nan untuk mengedepankan asas kepastian hukum. Pengenaan uang paksa oleh

Pemerintah (dwangsom) dianggap sebagai sanksi yang reparatoir. Sanksi

ini diterapkan jika warga negara melakukan pelanggaran.

Pembongkaran reklame karena telah dicabut izinnya atau karena masa izinnya, berakhir dilakukan oleh Kepala Daerah dengan menggunakan Biaya Jaminan Bongkar. Reklame yang dibongkar oleh Kepala Daerah harus diambil oleh penyelenggara reklame paling lambat dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak tanggal pembongkaran. Apabila batas waktu, telah terlampaui, maka reklame tersebut menjadi milik Pemerintah Daerah.

Pasal 32 (1) Pemegang izin/penyelenggara reklame diharuskan melakukan pembongkaran dan pembersihan reklame paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal berakhir dan/atau dicabut izinnya. (2) Apabila dalam waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pembongkaran dan pembersihan tidak dilakukan oleh pemegang izin/penyelenggara reklame, maka Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan sesuai dengan kewenangannya atas

nama Walikota akan melaksanakan pembongkaran serta pembersihan dan biaya yang telah ditimbulkan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Medan dan material hasil pembongkaran menjadi milik Pemeritah Daerah. (3) Walikota berwenang untuk membongkar reklame yang tidak memiliki/menyimpang dari izin. (4) Walikota dapat bekerja sama dengan pihak ketiga untuk melakukan pembongkaran reklame. (5) Walikota melimpahkan kewenangan kepada Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan/instansi pemberi izin untuk melelang material hasil pembongkaran reklame sesuai dengan

ketentuan dan peraturan yang berlaku.49

Kendala yang dialami pemanggilan terhadap pemohon terkait pelanggaran izin yang telah dilakukan oleh Penyelenggara Reklame namun tidak ditanggapi oleh penyelenggara reklame tersebut. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu mengeluarkan Surat Keputusan Pencabutan Izin Reklame kepada Penyelenggara Reklame dan membuat surat kepada Satuan Polisi Pamong Praja (selanjutnya disebut Satpol PP) terkait dengan pelanggaran izin reklame untuk dilakukan penindakan Satpol PP sesuai dengan peraturan yang berlaku. Adanya kendala dalam penerapan sanksi-sanksi administrasi terhadap penyelenggaraan reklame tentu saja tak lepas dari tidak berfungsinya salah satu komponen-komponen model sistem implementasi sanksi administrasi yaitu ada pada unsur pelaksana yaitu BP2T dan Satpol PP belum ada ketegasan terhadap para pemegang izin agar mereka mau untuk hadir pada saat dilakukannya

49

pemanggilan. Keberhasilan implementasi kebijakan itu tergantung dari terlaksananya komponen-komponen model sistem implementasi kebijakan publik. Komponen-komponen model sistem implementasi kebijakan publik terdiri atas :

(1) kebijakan yang dilaksanakan;

(2) target groups, yaitu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran, dan

diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut, perubahan atau peningkatan;

(3) unsur pelaksana, baik organisasi atau perorangan, yang bertanggung jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan dan pengawasan dari proses implementasi tersebut; dan

(4) faktor lingkungan (fisik, sosial, budaya dan politik). Selain itu adanya kendala pada dalam penerapan sanksi-sanksi administrasi terhadap penyelenggaraan reklame terletak pada kegagalan faktor sistem organisasi pelaksana karena ketidakjelasan jaringan sistem, model monitoring yang biasa dipakai, serta evaluasi yang dipilih antara BP2T dan Satpol PP.

Faktor yang dapat menentukan kegagalan dan keberhasilan dalam implementasi kebijakan, yaitu:

1. Faktor yang terletak pada rumusan kebijakan yang telah dibuat oleh para

pengambil keputusan, menyangkut kalimatnya jelas atau tidak, sasarannya tepat atau tidak, mudah dipahami atau tidak, mudah diinterpretasikan atau tidak, dan terlalu sulit dilaksanakan atau tidak;

2. Faktor yang terletak pada personil pelaksana, yakni yang menyangkut tingkat pendidikan, pengalaman, motivasi, komitmen, kesetiaan, kinerja, kepercayaan diri, kebiasaan-kebiasaan, serta kemampuan kerjasama dari para pelaku pelaksana kebijakan. Termasuk dalam personil pelaksana adalah latar belakang budaya, bahasa, serta ideologi kepartaian masing-masing. Semua itu akan sangat mempengaruhi cara kerja mereka secarakolektif dalam menjalankan misi implementasi kebijakan; Faktor yang terletak pada sistem organisasi pelaksana, yakni menyangkut jaringan sistem, hirarki kewenangan masing-masing peran, model distribusi pekerjaan, gaya kepemimpinan dari pemimpin organisasinya, aturan main organisasi, target masing-masing tahap yang ditetapkan,model monitoring yang biasa dipakai, serta evaluasi yang dipilih.

Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran izin reklame di Kota Medan belum efektif dikarenakan meskipun banyak pengenaan sanksi baik berupa sanksi administratif maupun sanksi pidana tidak juga mengurangi jumlah pelanggaran izin reklame di Kota Medan.

Permasalahan mengenai reklame tanpa izin sangatlah kompleks, akibat yang ditimbulkan dari maraknya reklame tanpa izin juga berdampak pada keselamatan masyarakat lainnya. Reklame yang terpasang tanpa melalui proses perizinan di BPPT sangatlah mengganggu kepentingan masyarakat lainnya, karena apabila reklame tersebut dipasang pada sebuah pohon dan pada suatu saat pohon itu tumbang dan mengenai orang maka tidak ada yang akan dimintai pertanggungjawaban atas peristiwa tersebut.

Tindakan hukum administrasi yang dilakukan oleh BP2T Kota Medan hanya berupa teguran dan sanksi yang berupa pencopotan reklame tanpa izin secara paksa. Dalam hal ini Pemerintah Kota Medan khususnya BP2 T Kota Medan harus juga melakukan tindakan hukum berupa sosialisasi kepada masyarakat Kota Medan dalam hal perizinan reklame. Namun pada kenyataannya pemerintah Kabupaten Nganjuk belum melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

BAB V

Dokumen terkait