• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Tanaman Kelapa

3.1.1. Santan Kelapa

Santan kelapa merupakan cairan putih kental hasil ekstraksi dari kelapa yang dihasilkan dari daging kelapa yang diparut dan kemudian diperas dengan penambahan air. Santan mempunyai rasa lemak dan digunakan sebagai perasa yang menyedapkan masakan menjadi gurih. Santan juga mudah rusak jika dipanaskan pada suhu yang relatif tinggi. Hal ini biasanya tidak diinginkan, untuk mengatasi masalah ini biasanya santan terus diaduk selama pemanasan ketika santan mulai mendidih. Pemarutan merupakan tahap pendahuluan dalam memperoleh santan. Pemarutan bertujuan untuk menghancurkan daging buah dan merusak jaringan yang mengandung santan sehingga santan mudah keluar dari

jaringan tersebut. Pemerasan dengan menggunakan tangan untuk memberikan tekanan pada hasil parutan dan memaksa santan keluar dari jaringan.

Santan kelapa mengandung tiga nutrisi utama, yaitu lemak sebesar 88,3%, protein sebesar 6,1% dan karbohidrat sebesar 5,6%. Kandungan nutrisi santan kelapa dengan penyajian 107 gram (200 kalori) berdasarkan % daily value dapat dilihat pada Tabel 3.2. berikut.

Tabel 3.2. Kandungan Nutrisi Santan Kelapa untuk Penyajian 107gr

Kandungan Berat % daily value

Total lemak Lemak jenuh Lemak trans

Lemak polyunsaturated Lemak monounsaturated Kalori dari lemak

17,41 g 12,44 g 0 g 0 g 0 g 149,27 kalori 26,8 62,2 Kolesterol 0 mg 0 Natrium 18,66 mg 0 Total Karbohidrat Total serat diet Total gula 2,49 g 0 g 0,62 g 0 0 Protein 2,49 g 0 Vitamin A 0 IU 0,7 Vitamin C 0 mg 0,8 Kalsium 0 mg 0 Besi 0,9 mg 0 Energi = 781.22 KJ

(Sumber: Seminar Rekayasa Kimia dan Proses, 4-5 Agustus 2010 ISSN : 1411-4216)

Ada tiga jenis santan kelapa instan yang beredar di pasaran, yaitu santan kelapa cair, santan kelapa pasta dan santan kelapa bubuk. Santan kelapa pasta merupakan produk instan yang langsung digunakan atau dilarutkan dengan air sesuai dengan kebutuhan. Santan kelapa yang telah diproses dan dikemas

mempunyai masa simpan selama enam bulan dan setelah dibuka, santan kelapa harus disimpan dalam lemari es untuk digunakan sewaktu-waktu. Selain santan kelapa pasta, ada juga santan kelapa bubuk. Santan kelapa bubuk sudah banyak digunakan untuk menggantikan santan kelapa segar untuk bahan pangan atau minuman di skala rumah tangga dan industri pangan dengan melarutkannya dalam air. Saat ini juga banyak dijual santan instan atau siap saji dengan cara pemakaiannya hanya menambahkan air lalu dimasak. Penggunaan santan di Indonesia sangat luas, diantaranya digunakan dalam pembuatan makanan seperti rendang, opor, dodol, agar-agar, dan lain sebagainya.

3.2. Standard Nordic Questionnaire (SNQ)

Ada beberapa cara dalam melakukan evaluasi ergonomi untuk mengetahui hubungan antara tekanan fisik dengan resiko keluhan otot skeletal. Salah satunya adalah melalui Standard Nordic Questionnaire (SNQ). Melalui kuesioner ini dapat diketahui bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari Tidak Sakit (TS), Agak Sakit (AS), Sakit (S) dan Sangat Sakit (SS). Dengan melihat dan menganalisis peta tubuh seperti pada Gambar 3.1. maka dapat diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh pekerja.

(Sumber: Gempur Santoso, Ergonomi : Manusia, Peralatan dan Lingkungan)

Gambar 3.2. Standard Nordic Questionnaire

3.3. RULA (Rapid Upper Limb Assessment)

RULA (Rapid Upper Limb Assessment) merupakan suatu metode

penelitian untuk menginvestigasi gangguan pada anggota badan bagian atas. Setiap pergerakan diberi dengan skor yang telah ditetapkan. RULA dikembangkan

NO JENIS KELUHAN TINGKAT KELUHAN Tidak Sakit Agak Sakit Sakit Sangat Sakit 0 Sakit kaku di leher bagian atas

1 Sakit kaku di leher bagian bawah 2 Sakit di bahu kiri

3 Sakit di bahu kanan 4 Sakit lengan atas kiri 5 Sakit di punggung 6 Sakit lengan atas kanan 7 Sakit pada pinggang 8 Sakit pada bokong 9 Sakit pada pantat 10 Sakit pada siku kiri 11 Sakit pada siku kanan 12 Sakit pada lengan bawah kiri 13 Sakit pada lengan bawah kanan 14 Sakit pada pergelangan tangan

kiri

15 Sakit pada pergelangan tangan kanan

16 Sakit pada tangan kiri 17 Sakit pada tangan kanan 18 Sakit pada paha kiri 19 Sakit pada paha kanan 20 Sakit pada lutut kiri 21 Sakit pada lutut kanan 22 Sakit pada betis kiri 23 Sakit pada betis kanan

24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 25 Sakit pada pergelangan kaki

kanan

26 Sakit pada kaki kiri 27 Sakit pada kaki kanan

sebagai suatu metode untuk mendeteksi postur kerja yang merupakan faktor resiko (risk factors). Metode ini didisain untuk menilai para pekerja dan mengetahui beban musculoskeletal yang kemungkinan dapat menimbulkan gangguan pada anggota badan atas.

Metode ini menggunakan diagram dari postur tubuh dan 3 tabel skor dalam menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor resiko yang telah diinvestigasi dijelaskan oleh Mc. Phee sebagai faktor beban eksternal yaitu jumlah pergerakan, kerja otot statik, tenaga, penentuan postur kerja oleh peralatan, waktu kerja tanpa istirahat.

Dalam mempermudah penilaiannya maka tubuh dibagi atas 2 segmen yaitu grup A terdiri atas lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan pergelangan tangan (wrist). Sedangkan grup B terdiri dari leher (neck), punggung (trunk), dan kaki (legs). Berikut ini adalah penilaian postur kerja berdasarkan metode RULA.

1. Lengan Atas (Upper Arm)

Tabel 3.3. Skor Lengan Atas RULA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

200

1 ke depan maupun ke

belakang tubuh

+ 1 jika bahu naik +1 jika lengan berputar /

bengkok >210 (ke belakang) atau 21-450 2

46 - 900 3

> 910 4

2. Lengan Bawah (Lower Arm)

Gambar 3.4. Postur Lengan Bawah RULA

Tabel 3.4. Skor Lengan Bawah RULA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

60-1000 1 +1 Jika lengan bawah bekerja

melewati/keluar sisi tubuh <610 atau >1010 2

3. Pergelangan Tangan (Wrist)

Tabel 3.5. Skor Pergelangan Tangan RULA Pergerakan Skor Skor Perubahan

Posisi netral 1

+1 jika pergelangan tangan menjauhi sisi tengah

0-150 2

>150 3

4. Leher (Neck)

Gambar 3.6. Postur Leher RULA

Tabel 3.6. Skor Leher RULA Pergerakan Skor Skor Perubahan

0-100 1 +1 jika leher berputar/bengkok 11-200 2 > 210 3 ekstensi 4

5. Punggung (Trunk)

Gambar 3.7. Postur Punggung RULA

Tabel 3.7. Skor Punggung RULA Pergerakan Skor Skor Perubahan

Posisi normal 1

+1 jika leher berputar/bengkok +1 jika batang tubuh

bungkuk

0-200 2

21-600 3

> 610 4

6. Kaki (Legs)

Tabel 3.8. Skor Kaki RULA

Pergerakan Skor

Posisi normal/seimbang 1

Tidak seimbang 2

Skor dari hasil kombinasi postur kerja diklasifikasikan dalam kategori level resiko sebagai berikut:

Tabel 3.9. Kategori Level RULA

Kategori Tindakan Level Tindakan

1-2 Minimum Aman

3-4 Kecil Diperlukan beberapa waktu ke depan

5-6 Sedang Tindakan dalam waktu dekat

7 Tinggi Tindakan sekarang juga

3.4. Antropometri 1

Menurut Sritomo Wignjosoebroto dalam bukunya, istilah antropometri berasal dari " anthro " yang berarti manusia dan " metri " yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, berat) yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal :

1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil).

2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya.

3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer. 4. Perancangan lingkungan kerja fisik.

1

Istilah antropometri biasanya digunakan oleh para ahli ergonomi dalam suatu sistem rancangan (design). Rancangan yang digunakan oleh manusia (design for use by people) meminta para perancang untuk memperhatikan ukuran tubuh manusia dalam pembentukan ruang lingkup dan produk-produk. Penelitian ini membahas tentang dasar-dasar yang diperlukan dalam mengambil keputusan ketika merancang suatu produk, dimana ukuran-ukuran antropometri memegang peranan yang penting dalam suatu kasus perancangan mulai dari pengumpulan data sampai penggunaan data yang sesuai (starting and finishing).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya perbedaan karakteristik atau antropometri manusia diantaranya umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, kehamilan (pregnancy), cacat tubuh, posisi tubuh.

Dokumen terkait