• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sapi Brahman Crosss

Signifikansi hubungan antara masing-masing ukuran eksterior tubuh dengan bobot badan diperoleh berdasarkan analisa data penelitian yaitu uji t terhadap koefisien relasi (r) dan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara ukuran eksterior tubuh sapi

dengan bobot badan pada tabel 1, diketahui bahwa uji signifikansi nilai absolut pada analisis korelasi dan regresi linier sederhana hubungan antara bobot badan dengan panjang badan menghasilkan P > 0.05 atau nilai P 0.05 = 0.05 dan hubungan antara bobot badan dengan lingkar dada menghasilkan nilai P < 0.05 atau nilai P 0.00 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar dada dan panjang badan terhadap bobot badan, dimana nilai signifikan pada lingkar dada dan panjang badan lebih kecil dan sama dengan nilai probabilitas. Dengan demikian, variabel lingkar dada (X1) dan panjang badan (X2) memiliki kontribusi atau nilai positif terhadap bobot badan (Y),.

Uji hubungan signifikan pada analisis regresi linear berganda diperoleh bahwa nilai uji statistik P < 0.05, sehingga disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan anatra panjang badan dan lingkar dada secara bersama-sama dengan bobot badan terhadap sapi Brahman cross. Selain faktor pengaruh bangsa sapi, pengaruh umur sapid an pengaruh jenis kelamin sapi, menurut Sudarmono dan Bambang Sugeng (2008), adanya perbedaan ukuran tubuh suatu ternak dipengaruhi oleh adanya faktor pakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yusuf (2004), yang menyatakan bahwa secara fisiologis lingkar dada memiliki pengaruh yang besar terhadap bobot badan karena dalam rongga dada terdapat organ-organ seperti jantung dan paru-paru, begitu juga dengan pertumbuhan panjang badan tubuh ternak. Pertumbuhan tubuh dan organ-organ tersebut akan tumbuh mengalami pembesaran sejalan dengan pertumbuhan ternak. Di

samping itu, pertambahan bobot badan juga dipengaruhi oleh penimbunan lemak.

Tabel 2. Hubungan Bobot Badan dengan Ukuran Tubuh Sapi Brahman Cross

Analisis Korelasi dan Regresi Linier Sederhana

Variabel r R Persamaan Regresi t P Keterangan

Lingkar Dada (X1) 0.928 0.861 Y= -242.727 + 3.628 X1 24.055 0.000 Signifikan Panjang Badan (X2) 0.197 0.039 Y= 325.770 + 0.670X2 1.983 0.05 Signifikan

Analisis Korelasi dan Regresi Linier Berganda

Persamaan Regresi R R2 F P

Y= -245.043 + 3.621X1 + 0.027X2

0.929 0.863 302.988 0.000 Signifikan

Adapun gambaran sebaran data hubungan bobot badan dengan ukuran eksterior tubuh ternak pada sapi Brahman cross dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 8. Grafik Hubungan Panjang Badan dengan Bobot Badan Sapi Brahman Cross

Gambar 9. Grafik Hubungan Lingkar dada dengan Bobot Badan Sapi Brahman Cross

Pada gambar 8 dan 9 menunjukan pola titik-titik yang menunjukkan garis lurus diagonal miring ke kanan dengan tingkat kemiringan yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara bobot badan dengan panjang badan dan lingkar dada masing-masing membentuk garis linier dengan arah positif. Berdasarkan hasil statistik regresi linier berganda yang dilakukan pada data hasil penelitian, diketahui bahwa pendugaan bobot

Y = 325.770 + 0.67X R2 = 0.039

Y = -242.727 + 3.628X R2 = 0.861

badan sapi Brahman cross dapat menggunakan formula BB = 3.621 LD + 0.027 PB – 245.043, dengan menggunakan 2 peubah bebas yaitu lingkar dada dan panjang badan. Hasil pendugaan bobot badan menggunakan formula tersebut mendekati nilai penimbangan bobot badan sapi yang menggunakan timbangan dengan nilai akurasi dari formula tersebut adalah R2 = 86.3%. Pada tabel Anova hasil pengujian regresi linier berganda, diperoleh bahwa nilai F hitung adalah sebesar 302.988 dengan tingkat sigifikansi atau probabilitas 0.000 < 0.05, maka dengan demikian regresi formula pendugaan bobot badan sapi Bahman cross dapat digunakan dalam pendugaan bobot badan pada sapi Brahman cross.

Tabel 3. Anova Regresi Linier Berganda Pendugaan Bobot Badan Sapi Brahman cross

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 27344.875 2 13672.437 302.988 .000a Residual 4332.034 96 45.125 Total 31676.909 98 a. Predictors: (Constant), pb, ld b. Dependent Variable: bb 2. Sapi Aceh

Berdasarkan data hasil penelitian pendugaan bobot badan pada sapi Aceh, diperoleh hubungan signifikan antara panjang badan dan lingkar dada dengan boot badan ternak dengan menggunakan analisis data uji t terhadap koefisien relasi (r) dan analisisi regresi linier berganda pada data penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara ukuran eksterior tubuh sapi dengan bobot badan pada Tabel 2, diketahui bahwa uji signifikansi nilai

absolut pada analisis korelasi dan regresi linier sederhana hubungan antara bobot badan dengan panjang badan menghasilkan P < 0.05 atau nilai P 0.00 > 0.05 dan hubungan antara bobot badan dengan lingkar dada menghasilkan nilai P < 0.05 atau nilai P 0.00 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar dada dan bobot badan dan demikian halnya juga dengan panjang badan yang memiliki hubungan signifikan dengan bobot badan. Dengan demikian, variabel lingkar dada (X1) dan variabel panjang badan (X2) memiliki kontribusi atau nilai positif terhadap bobot badan (Y). Koefisien relasi (r) antara variabel panjang badan dan lingkar dada terhadap bobot badan yang diperoleh pada hasil analisis regresi linier berganda adalah memiliki nilai 0.740, yang berarti bahwa variabel bobot badan dan panjang badan serta lingkar dada memiliki hubungan linier yang sangat kuat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sarwono (2006), yang menyatakan bahwa besarnya koefisien relasi berkisar antara+1 sampai dengan -1. Koefisien relasi menunjukkan kekuatan hubungan linier dan arah hubungan 2 variabel acak. Jika koefisien korelasi positif, maka variabel mempunyai hubungan linier yang searah. Demikian juga halnya dengan hasil analisis data koefisien determinasi (R2) yang memiliki nilai sebesar 0.947 atau 94.7%, yang menunjukkan bahwa panjang badan dan lingkar dada memberikan pengaruh sebesar 94.7% terhadap bobot badan ternak, sedangkan 5,3% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain di luar penelitian.

Tabel 4. Hubungan Bobot Badan dengan Ukuran Tubuh Sapi Aceh Analisis Korelasi dan Regresi

Linier Sederhana

Variabel r R Persamaan Regresi t P Keterangan

Lingkar Dada (X1) 0.960 0.922 -302.101+ 3.503 X1 -20.094 0.00 Signifikan Panjang Badan (X2) 0.684 0.468 -259.496 + 4.42 X2 9.278 0.00 Signifikan

Analisis Korelasi dan Regresi Linier Berganda

Persamaan Regresi r R2 F P

Y= -375.462+3.093 X1 + 1.256 X2 0.973 0.947 867.165 0.00 Signifikan

Adapun gambaran sebaran data hubungan bobot badan dengan ukuran eksterior tubuh ternak pada sapi Aceh dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 10. Hubungan Lingkar Dada dengan Bobot Badan Sapi Aceh

Y = -302.101 + 3.503X R2 = 0.922

Gambar 11. Hubungan Panjang Badan dengan Bobot Badan Sapi Aceh

Pada gambar 10 dan 11 menunjukan pola titik-titik yang menunjukkan garis lurus diagonal miring ke kanan dan memiliki garis linear yang positif. Berdasarkan hasil statistik regresi linier berganda yang dilakukan pada data hasil penelitian, diketahui bahwa pendugaan bobot badan sapi Aceh dapat menggunakan formula BB = 3.093 LD+ 1.256 PB - 375.462, dengan menggunakan 2 peubah bebas yaitu lingkar dada dan panjang badan. Pada tabel Anova hasil pengujian regresi linier berganda, diperoleh bahwa nilai F hitung adalah sebesar 867.165 dengan tingkat sigifikansi atau probabilitas 0.000 < 0.05, maka dengan demikian regresi formula pendugaan bobot badan sapi Aceh dapat digunakan dalam pendugaan bobot badan pada sapi Aceh.

Y = 259.496 + 4.420X R2 = 0.468

Tabel 5. Anova Regresi Linier Berganda Pendugaan Bobot Badan Sapi Aceh

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 51644.514 2 25822.257 867.165 .000a Residual 2888.446 97 29.778 Total 54532.960 99 a. Predictors: (Constant), pb, ld b. Dependent Variable: bb 3. Sapi Bali

Berdasarkan data hasil penelitian pendugaan bobot badan pada sapi Bali, diperoleh hubungan signifikan antara panjang badan dan lingkar dada dengan bobot badan ternak dengan menggunakan analisis data uji t terhadap koefisien relasi (r) dan analisisi regresi linier berganda pada data penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara ukuran eksterior tubuh sapi dengan bobot badan pada tabel 3, diketahui bahwa uji signifikansi nilai absolut pada analisis korelasi dan regresi linier sederhana hubungan antara bobot badan dengan panjang badan menghasilkan nilai probabilitas atau signifikan yaitu P < 0.05 atau nilai P 0.00 > 0.05 dan hubungan antara bobot badan dengan lingkar dada menghasilkan nilai probabilitas atau

signifikan yaitu P < 0.05 atau nilai P 0.00 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar dada dan bobot badan dan demikian halnya juga dengan panjang badan yang memiliki hubungan signifikan dengan bobot badan. Dengan demikian, variabel lingkar dada (X1) dan variabel panjang badan (X2) memiliki kontribusi atau nilai positif terhadap bobot badan (Y). Koefisien relasi (r) antara variabel panjang badan dan lingkar dada terhadap bobot badan yang diperoleh pada hasil analisis regresi linier berganda adalah memiliki nilai 0.977, yang berarti bahwa variabel bobot badan dan panjang badan serta lingkar dada memiliki hubungan linier yang sangat kuat.hal ini sesuai dengan pernyataan Sarwono (2006), yang menyatakan bahwa besarnya koefisien relasi berkisar antara+1 sampai dengan -1. Koefisien relasi menunjukkan kekuatan hubungan linier dan arah hubungan 2 variabel acak. Jika koefisien korelasi positif, maka variabel mempunyai hubungan linier yang searah. Demikian juga halnya dengan hasil analisis data koefisien determinasi (R2) yang memiliki nilai sebesar 0.955 atau 95.5%, yang menunjukkan bahwa panjang badan dan lingkar dada memberikan pengaruh sebesar 95.5% terhadap bobot badan ternak, sedangkan 4.5% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain di luar penelitian.

Tabel 6. Hubungan Bobot Badan dengan Ukuran Tubuh Sapi Bali Analisis Korelasi dan Regresi

Linier Sederhana

Variabel r R2 Persamaan Regresi t P Keterangan

Lingkar Dada (X1) 0.966 0.932 -366.423 + 3.941 X1 36.739 0.000 Signifikan Panjang Badan (X2) 0.931 0.866 -261.002 + 4.5 X2 25.166 0.000 Signifikan

Analisis Korelasi dan Regresi Linier Berganda

Persamaan Regresi r R2 F P

Y= -357.159 + 2.712 X1 + 1.63 X2 0.977 0.955 1036.043 0.000 Signifikan

Adapun gambaran sebaran data hubungan bobot badan dengan ukuran eksterior tubuh ternak pada sapi Bali dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 12. Hubungan Lingkar Dada dengan Bobot Badan Sapi Bali

Gambar 13. Hubungan Panjang Badan dengan Bobot Badan Sapi Bali

Y = -366.423 + 3.941X R2 = 0.932

Pada gambar 12 dan 13 menunjukan pola titik-titik yang menunjukkan garis lurus diagonal miring ke kanan dan memiliki garis linear yang positif. Berdasarkan hasil statistik regresi linier berganda yang dilakukan pada data hasil penelitian, diketahui bahwa pendugaan bobot badan sapi Bali dapat menggunakan formula BB = 2.712 LD+ 1.63 PB - 357.159, dengan menggunakan 2 peubah bebas yaitu lingkar dada dan panjang badan. Pada tabel Anova hasil pengujian regresi linier berganda, diperoleh bahwa nilai F hitung adalah sebesar 1036.043 dengan tingkat sigifikansi atau probabilitas 0.000 < 0.05, maka dengan demikian regresi formula pendugaan bobot badan sapi Aceh dapat digunakan dalam

pendugaan bobot badan pada sapi Aceh, dengan tingkat signifikansi sebesar 95.5%.

Tabel 7. Anova Regresi Linier Berganda Pendugaan Bobot Badan Sapi Bali

Y = -261.002 + 4.5X R2 = 0.866

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 60790.349 2 30395.175 1036.043 .000a

Residual 2845.761 97 29.338

Total 63636.110 99

a. Predictors: (Constant), pb, ld b. Dependent Variable: bb

Selain pengaruh faktor bangsa sapi, pengaruh umur sapi dan pengaruh jenis kelamin sapi. Menurut Sumardono dan Bambang Sugeng (2008), adanya perbedaan ukuran tubuh suatu ternak dipengauhi oleh adanya fator pakan. Faktor pakan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan pertumbuhan. Kekurangan pakan merupakan kendala besar dalam proses pertumbuhan, terrlebih apabila dalam pakan tersebut terdaat banyak zat-zat pakan untuk pertumbuhan tersedia sangat kurang seperti protein, vitamin dan mineral maka hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan tubuh ternak tersebut tidak dapat bertumbuh baik.

Laju pertumbuhan setelah sapih ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu antara lain potensi pertumbuhan dari masing-masing individu ternak dan pakan yang tersedia, juga dipengaruhi oleh aktor bangsa, heterosis dan jenis kelamin. Menurut Sugeng (2003), adanya perbedaan ukuran tubuh suatu ternak dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor yaitu faktor pengaruh bangsa sapi, pengaruh umur sapi, pengaruh jenis kelamin sapi, pengaruh pakan yang diberikan kepada ternak sapi dan pengaruh suhu serta iklm lingkungan di sekitar habitat sapi.

Dokumen terkait