• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

1. Untuk para pihak yang akan melakukan perjanjian pranikah sebaiknya ditelaah dulu dan di fikir lebih dalam lagi perlukah perjanjian pranikah itu dilakukan atau tidak. Harus difikirkan juga dampak dan pengaruh akibat melakukan perjanjian tersebut apakah nanti berimbas kepada perkawinan ataukah tidak.

2. Untuk suami harusnya tidak perlu melanggar perjanjian ketika itu menjadi penyebab keretakan sebuah rumah tangga, harus dibicarakan dulu baik-baik bagaimana solusi yang harus diambil ketika menghadapi masalah seperti itu atau untuk suami berusaha dulu mencari kerja yang lainnya siapa tahu bisa untuk melunasi hutang-hutangnya.

66

Lampiran

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. mbak mengapa sih mbak membuat perjanjian pranikah sebelum menikah?

“yah simple aja dik karena kita di dunia usaha yah untuk membentengi harta

masing-masing dari kita dan kita enggak mau kalau terjadi sesuatu dikemudian hari.

2. Apa dalam perjanjian yang telah sampeyan buat itu sudah pernah dilanggar atau baik-baik saja sampai sekarang?

“oh ya pernah dik”

2. kalau boleh tau bisa diceritakan apa yang dilanggar dalam isi perjanjian tersebut?

“oh ya boleh dik kan ini termasuk buat substansi tugas sampeyan to setelah

perkawinan hidup kita damai-damai saja dan kita juga menerapkan isi dari perjanjian yang kita buat akan tetapi beberapa bulan yang lalu suamiku kena kredit macet dia banyak di datengin para penagih sementara dia sudah tidak mampu untuk membayar hutangnya lantas saya juga enggak mau membayar karena diawal sudah ada perjanjian yang kita buat lagian prinsipku bukan aku yang utang kok aku yang di suruh bayar utangnya, tapi yah karena dia sering mengancam saya dan juga kerap ringan tangan kepada saya dan saya yo ingat anak-anak dik gimana nasib mereka jikalau kita pisah dengan terpaksa saya membayar hutang-hutangnya”

67

3. emmmzzz seperti itu mbak lantas setelah kejadian itu apa keadaan rumah tangga mbak tetap damai?”

“oh ya tidak dik karena saya terpaksa nyauri hutang-hutangnya dia karena aku merasa tertekan mentalku fisikku dan ingat anak-anak aja kalau kita pisah yah bisa dibilang tak harmonislah keluargaq sekarang kan mangkel juga aq gk melu utang melu ngerasakne nyaur fisiikku kena sasaran amarahnya, terkadang sempat berfiki aku untuk melaporkan ke pihak yang berwajib tapi aku tidak bisa yah semua demi anak-anakq dik sakno wes baba rumah tanggaq gk harmonis seng penting gak nggawe loro nang anak dik”

4. apa benar bapak dan ibu ini menjadi saksi di perjanjian pranikahnya bapak dan ibu A?

iya mbak kita berdua saksinya

5. apa yang kalian ketahui tentang rumah tangga mereka selama ini dari awal perkawinan sampai sekarang?

Yah menurut kami mereka baik-baik saja tidak ada permasalahan di antara mereka lagian kita lho mbak Cuma saksi saja selebihnya mereka punya masalah atau tidak kita tidak tau

DAFTAR PUSTAKA

Abdilla>h Muhammad Ibn Isma>’il al-Bukho>riy, Abi> . S}ah}i>h} Bukho>riy , juz V , Beirut: Da>r al-Fikr, 2000.

Abdilla>h Muhammad Ibn Yazi>d al-Quzwainiy, Abu> . Sunan Ibn Majah, Beirut: Da>r al-Fikr, 2004.

Abdul Manan, H. Beberapa Masalah Tentang Harta Bersama, Mimbar Hukum, No 33, Tahun VIII, 1997.

Abu Zahrah, Muhammad .Al-Ahwal asy-Syakhshiah, Da>r al-Fikr al-‘Arabi>,

Cet.III, 1957.

‘Aly as}-S}abuniy, Muhammad Rowa>i’ul Baya>n Tafsi>r A<ya>t al-Ah}ka>m min al-

Qur’a>n, Jilid I, Jakarta: Da>r Kutub al-Isla>miyyah, 2001.

Al-Zuhaiyliy, Wahbah Fiqh al-Isla>m wa Adillatuh Juz VII, Beirut: t.th.

Azhar Basyir, Ahmad Hukum Perkawinan Islam, Yogyakarta : UII, Press, 1999.

Aziz Muhammad Azzam Abdul dan Abdul Wahhab Sayyid Hawwas, Al- Usrotu wa Ahkamuha fi At-Tasyri’ Al-islamiy, terj. Abdul Majid Khon, Jakarta : Hamzah, 2009.

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta:Rineka Cipta. 2000.

Bisri, Cik Hasan. Model Penelitian Fiqh Paradigma Penelitian Fiqh Jilid 1. Jakarta: PT. Grafindo Persada. 2004.

62

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: University Press. 2001.

Damanhuri,A.H. Segi-Segi Hukum Perjanjian Perkawinan Harta Bersama. Bandung:Bandar Maju, 2007.

Darmabrata, Wahyono. Tinjauan Undang-undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Beserta Undang-undang Dan Peraturan Pelaksanaannya, Cet. 2, FH. UI, Jakarta, 1997.

Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’anul Karim. Jakarta:Sygma, 2007.

Dep Dikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, cet. III, edisi II, 1994.

Ghazaly,Abd Rahman. Fiqih Munakahat. Jakarta: Kencana, 2007.

Hakim, Hukum Perkawinan, Bandung: Elemen, 1974.

Ibn ‘Abdul ‘Aziz al-Malibariy, Zainuddin Fath}ul Mu’i>n bi Syarh}i Qurratu al-

’Aini, Surabaya: Nurul Huda, tt.

JA, Wawancara, Mojokerto: 5 November 2014

Kadir Muhammad, Abdul. Hukum Harta Kekayaan, Bandung: PT.Citra Aditya, 1994.

63

Malik Kamal bin As-Sayyid Salim Abu, Shahih Fiqih As-Sunnah Wa Adilllatuhu wa Tauhid Madzahib Al-Aimmah, terj Khairul Amru Harahap dan Faisal Shaleh, Jilid III, Jakarta:Pustaka Azzamm 2007.

Manan, Abdul. Masalah Ta’lik Talak Dalam Hukum Perkawinan di Indonesia, Dalam Jurnal Hukum No 23 Tahun VI , Jakarta: Alhikmah 1995.

Marzuki. Metodologi Riset. Yogyakarta: Prasetia Widia Pratama Yogyakarta. 2000.

Mertokusumo, Sudikno. Hukum Acara Perdata di Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1988.

Prodjohamidjojo, Martiman. Hukum Perkawinan Indonesia. Jakarta: Indonesia Legal Centre Publishing, 2002.

Prodjodikoro dan Asis Safioedin, Hukum Orang Dan Keluarga, Bandung: Alumni1986.

Prodjodikoro, Wirjono . Hukum Perdata Tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu Bandung: Sumur, 1981.

Rini , Mike. Perlukah Perjanjian Pra-nikah?, http:// www.danareksa.com/, diakses pada 12 November 2014

Rusyd, Bidayatul Mujtahid, terj. Abu Usamah Fakhtur Rokhman, Jakarta : Pustaka Azzam, 2007.

Sa>biq, Sayyid. Fiqh al-Sunnah, Beirut: Dar al-Fikr, t.th.

64

Soetojo Prawirohamidjojo, R. Berbagai-Bagai Masalah Hukum Dalam UU No 1 Tentang Perkawinan, Jakarta: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Trisakti, 1974

Soetojo Prawirohamidjojo, R. Pluralisme Dalam Perundang-undangan Perkawinan di Indonesia, Surabaya: Airlangga University Press,1988. Susanto, Happy. Pembagian Harta Gono-Gini Saat Terjadi Perceraian.

Jakarta: Visimedia 2008

Syalthout, Mahmoud. Perbandingan Madzab dan Masalah Fiqh, dialih bahasakan oleh Ismuha. Jakarta:Bulan Bintang 1978.

Syarifuddin, Amir. Garis-Garis Besar Fiqih, Jakarta: Kencana, Cet. II, 2005.

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, Cet. II, 2007.

Taqub Thalib Ubaidi, Muhammad. Ahkam an-Nafaqah az-Zaujiyah, Terj M. Ashim, Jakarta: Darussunnah, 2007.

Thalib, Sayudi. Hukum Keluarga Indonesia. Jakarta: UI Press, 1974.

Wiren. Perjanjian Kawin. Dalam http//wiren2u.blogspot.com. diakses pada 10 Oktober 2014.

Dokumen terkait