III. METODOLOGI
5.2 Saran
Survey lapangan merupakan suatu proses yang cukup diperlukan dalam rangka mengetahui keadaan lahan yang sebenarnya dan untuk mendapatkan informasi langsung dari petani mengenai budidaya tanaman tebu di daerah bersangkutan.
Informasi tentang keadaan sosial daerah setempat serta berbagai macam parameter lain seperti akses jalan, keadaan perekonomian wilayah setempat, letak sungai,
danau dan hal lainnya dapat digunakan sebagai bahan perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Air Tanah. Bahan Kuliah Hidrometeorologi : Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA, IPB.
Anonim. 2008. Gula dan Komponen Lain Dalam Tebu. Last Update : 8 Agustus 2009.
http://disbunjatim.co.cc/.
Anonim. 2008. Sugarcane. Last update : Agustus 2009. www.indonetwork. com.
Anonim. 2009. Indonesia Investment Coordinating Board. Last Update :
30 Agustus 2009.
www.regionalinvestment.com. Anonim. 2009. Sistem Informasi Geografis
Departemen Pendidikan Nasional. Last Update : 8 Agustus 2009. www.sig.depdiknas.go.id.
Adisewojo, R.S. 1984. Bercocok Tanam Tebu. Bandung : Vorvink Van Hoeve.
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2008. Kalimantan Selatan Dalam Angka 2008. Jakarta : BPS.
Departemen Pertanian. 2002. Statistika Pertanian. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Pertanian, Departemen Pertanian.
Departemen Pertanian. 2004. Statistika Pertanian. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Pertanian, Departemen Pertanian.
Departemen Pertanian. 2007. Statistika Pertanian. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Pertanian, Departemen Pertanian.
Departemen Pertanian. 2008. Statistika Pertanian. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Pertanian, Departemen Pertanian.
Dinas Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan. 1993. Tebu Tegalan. Jakarta : Dinas Pertanian.
Dinas Pertanian, Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. 1994. Budidaya Tebu. Jakarta : Dinas Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan.
Dinas Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan
21
Agribisnis Tebu. Jakarta : DinasPertanian.
Dinas Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2006. Kesesuaian Lahan Tanaman Jeruk, Ed ke-1. Jakarta : Dinas Pertanian. Djaenudin, D, Marwan, H.Subagyo,
A.Mulyani, dan N.Suharta. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Pengembangan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. FAO. 2007. Produksi Pangan Dunia. Last
update : 7 Agustus 2009. http://lecture.brawijaya.ac.id/nuhfil/fi les/2009/03/4produksi-pangan-dunia-4.pdf.
Heryanto, R. 2008. Profil Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Rembang. Last update : 29 Agustus 2009. rudyheryanto.files.wordpress.com/20 08/09/bab-iii-d.doc.
Hidayat, L. 1996. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu Areal Pengembangan Tebu Perkebunan tebu Pelaihari. Bogor : Faperta IPB. Indriani, Y.H dan E.Sumiarsih. 1995.
Pembudidayaan Tebu di Lahan Sawah dan Tegalan. PT. Penebar Swadaya, Anggota IKAPI. Jakarta. Irawan. 1993. Pedoman Identifikasi Penyakit
Tebu di Indonesia. Pasuruan : P3GI. Ismail, I. 1985. Evaluasi Kesesuaian Lahan
Untuk Budidaya Tebu Lahan Kering
di Wilayah Perkebunan Tebu “Bunga
Mayang” Lampung Utara. Fakultas
Pascasarjana, IPB. Bogor.
Lukito, A. 2008. Tebu-Sugarcane. Last update
: 23 Oktober 2009.
www.arluki.wordpress.com.
Mulyana, W. 1989. Cocok Tanam Tebu. Semarang : Aneka Ilmu.
Notojoewono, W. 1970. Tebu. Jakarta. Soeroengan.
P3GI. 1990. Hasil Penelitian Gula Tahun PertamaPelita V Litbang Pertanian. Departemen Pertanian Republik Indonesia.
Primanto, D. 2008. Bintang Tenggara. Last Update : 2 Februari 2009. www.bintangtenggara.multiply. com. Saefulhakim, R.S. 1994. Strategi Pengembangan Kawasan Industri Yang Menenggang Kepentingan Nasional Tentang Swasembada Beras. IPB. Bogor.
Setyamidjaja, D dan H.Azhari. 1992. TEBU Bercocok Tanam dan Pasca Panen. Jakarta. Yasaguna.
Sitorus, S. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung. Tarsito.
Sudiatso, S. 1983. Bertanam Tebu. Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Supriyadi, A. 1992. Rendemen Tebu
Liku-liku dan Permasalahannya. Yogyakarta. Kanisius.
Tjokrodirdjo, H.S. 1989. Bercocok Tanam Tebu. Yogyakarta. Lembaga Pendidikan Perkebunan.
Wirahma, S. 2008. Evaluasi Kebutuhan Agroklimat Tanaman Melon dan Potensi Pengembangannya di Jawa Barat. Bogor : FMIPA IPB.
22
Lampiran 1 Stasiun-stasiun di Propinsi Kalimantan SelatanNama Daerah Koordinat Elevasi (mdpl) Periode Data Curah Hujan Rata-rata Tahunan (mm) Suhu* Suhu rata-rata** Lintang Bujur Muara Uya -1.51 115.37 35 1979-2000 2150.5 26.3 - Tanjung -2.11 115.21 23 1962-1981 2288.8 26.4 - Kelua -2.16 115.17 14 1981-2000 2215.7 26.4 - Paringin/awayan -2.2 115.26 28 1975-1996 2150.3 26.3 - Amuntai -2.27 115.11 10 1972-1998 2070.8 26.4 - Juai/Makmur -2.14 115.35 75 1984-2000 1679.1 26 - Barabai -2.35 115.22 15 1972-1999 2251 26.4 - Pantai Hambawang -2.4 115.19 0 1977-2002 2275.7 26.5 - Kandangan -2.46 115.15 17 1972-1999 2469 26.4 - Negara -2.46 115.09 6 1970-1987 2231.2 26.5 - Padang batung/rubung -2.49 115.19 91 1975-1999 2216.2 25.9 - Sungai Raya -2.5 115.14 15 1977-2002 2618.3 26.4 - Bamban/angkinang -2.43 115.14 20 1973-1989 2390.5 26.4 - Tapin utara/rantau -2.55 115.09 16 1967-1994 2591.3 26.4 - Margasari Hilir -2.53 114.55 6 1977-2001 1965.7 26.5 -
Sta Iklim Banjarbaru -3.27 114.5 12 1983-2002 2490.2 26.4 26.6
Syamsudin noor -3.26 114.45 20 1974-2001 2638.3 26.4 26.6 Sungai Tabuk -3.2 114.4 4 1978-2002 2349.3 26.5 - Simpang Empat -3.12 115.03 82 1973-2000 2071.3 26 - Karang Intan -3.14 114.5 6 1978-1992 2448.3 26.5 - Gambut -3.25 114.37 13 1971-1989 2503.5 26.4 - Astambul -3.19 114.56 13 1973-1989 3318.8 26.4 - Aluh-aluh -3.28 114.31 4 1981-2000 1900.8 26.5 - Jorong -3.58 114.55 12 1979-1998 2655.7 26.4 - SMPK pelaihari -3.48 114.45 21 1962-1980 2523.7 26.4 - Bati-bati -3.36 114.39 5 1964-1996 2585.8 26.5 - Belawang -3.07 114.32 10 1974-1992 2342.6 26.4 -
Tamban Sari Baru -3.22 114.3 5 1978-2001 2429 26.5 -
Stamet/Stagen -3.17 116.13 1 1982-2002 2532.1 26.5 26.5 Sebamban -3.41 115.31 9 1979-1998 2966.6 26.4 - Batu Licin -3.25 116 1 1983-1997 2904.5 26.5 - Sei Kupang -3.03 115.58 83 1990-2003 2788.4 26 - Lasung -3.29 115.48 9 1990-2003 2522 26.4 - Satui/Kr Indah -3.46 115.27 11 1990-2003 2536.2 26.4 - Mudalang -3.34 115.56 1 1977-1997 2237.2 26.5 - Keterangan :
* Hasil perhitungan dengan persamaan Braak (T = X – 0,0061 h)
23
Lampiran 2 Data Curah Hujan Stasiun Banjarbaru (mm)Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1983 348 211 172 57 354 244 116 13 32 243 452 286 1984 455 241 271 392 318 86 204 128 110 154 218 390 1985 453 178 212 175 190 99 95 154 32 151 163 182 1986 357 237 374 317 70 162 100 11 101 119 301 130 1987 314 230 422 207 198 61 38 51 14 116 107 414 1988 457 350 396 321 180 65 151 221 127 262 290 433 1989 291 478 438 307 222 199 185 90 72 189 201 411 1990 307 323 204 283 235 75 144 76 38 118 69 462 1991 487 197 360 169 171 35 13 1 41 75 119 253 1992 244 191 362 416 270 140 84 31 142 68 160 440 1993 316 241 210 229 302 120 84 14 0 227 168 213 1994 450 332 413 252 197 165 83 14 0 52 162 314 1995 443 248 260 385 188 228 72 99 254 152 388 446 1996 384 413 201 372 152 111 203 125 37 300 248 345 1997 437 261 94 359 162 61 20 0 0 39 94 452 1998 290 162 172 310 242 260 162 195 265 203 370 385 1999 489 362 207 195 93 96 84 51 92 310 234 350 2000 379 282 457 175 136 175 89 76 27 146 350 403 2001 363 145 234 227 137 73 33 42 74 146 237 347 2002 195 100 321 113 105 149 16 18 29 104 257 300
24
Lampiran 3 Data Curah Hujan Stasiun Syamsudin Noor Banjarmasin (mm)Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1974 115 504 365 304 162 104 230 54 200 240 278 340 1975 380 162 470 227 61 131 170 168 198 289 269 400 1976 423 393 220 132 97 156 106 84 32 272 401 442 1977 399 418 377 455 158 239 33 126 28 60 267 412 1978 164 152 384 151 324 139 189 99 117 176 116 508 1979 346 322 214 120 244 151 52 73 36 90 243 265 1980 364 389 191 214 225 139 164 31 36 97 155 343 1981 334 305 321 340 107 121 177 15 126 83 384 272 1982 437 261 94 359 162 61 20 0 0 39 94 452 1983 410 296 300 135 389 97 142 42 21 237 452 264 1984 394 336 404 396 479 107 356 79 116 118 306 444 1985 496 272 286 273 230 55 67 161 114 101 352 244 1986 395 216 455 219 209 225 132 17 103 170 263 256 1987 394 361 455 219 209 225 132 17 103 107 263 256 1988 356 446 355 235 434 84 177 155 84 234 381 403 1989 305 366 311 322 212 161 160 111 157 150 109 354 1990 334 228 201 241 223 40 119 398 28 231 165 485 1991 519 171 259 226 247 65 14 29 1 11 227 369 1992 266 191 362 437 142 119 76 75 260 72 261 732 1993 410 196 294 136 458 72 87 13 29 139 124 193 1994 356 324 340 249 183 225 105 22 0 34 119 171 1995 517 304 276 322 225 114 100 82 189 125 393 474 1996 419 289 299 222 170 200 145 134 63 308 273 411 1997 511 211 136 211 48 57 23 0 3 30 117 360 1998 300 292 224 187 161 165 321 237 185 194 360 401
25
Lampiran 4 Persyaratan Penggunaan Lahan Tanaman TebuPersyaratan Penggunaan/karakteristik
lahan
Kelas Kesesuaian Lahan
S1 S2 S3 N
Temperatur (oC) 24 - 30 30-32, 22-24 32-34, 21-22 > 34, < 21 Curah hujan tahunan (mm) 1500-1700 1700-2000,
1250-1500 2000-2500, 1000-1250 > 2500, < 1000 Kelembaban udara (%) < 70 > 70 - - Radiasi (jam/tahun) > 1800 1400-1800 1200-1400 < 1200 Ketersediaan oksigen (oa)
drainase
baik, agak baik
agak terhambat terhambat, agak cepat
sangat terhambat, cepat Media Perakaran
Tekstur h, ah, s h, ah, s ak k
Bahan kasar (%) < 15 15-35 35-55 > 55 Kedalaman tanah (cm) > 75 > 75 50-75 < 50 Retensi hara KTK liat (cmol) > 16 < 16 - - Kejenuhan Basa (%) > 50 35-50 < 35 - pH 5.5-7.5 5.0-5.5, < 5.0, > 8.0 - 7.5-8.0 C-organik (%) > 0.4 < 0.4 - - Salinitas (ds/m) < 5 5.0-8.0 8.0-10.0 > 10 Kelerengan (%) < 8% 8% - 16% 16% - 30% > 30% Keterangan:
Tekstur : h = halus, ah = agak halus, s = sedang, ak = agak kasar. (Sumber : Djaenudin et al 2000)
26
Lampiran 5 Penyakit Pada Tanaman TebuPenyakit Gejala Daerah penyebaran
Mosaik Noda/garis hijau muda atau kekuningan pada daun muda
Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan
Pokahbung Khlorosis pada pangkal daun dengan bintik-bintik nekrosis coklat. Terbentuk rongga pada batang tebu, ruas menjadi pendek, bengkok, dan busuk
Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan
Noda Kuning
Pada daun timbul noda kuning pucat. Pada daun tua bintik-bintik merah
Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan
Karat Pada daun timbul garis searah tulang daun berwarna jingga sampai kecoklatan.
Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan
Luka Api Daun termuda berbentuk bulat memanjang seperti cambuk, berwarna hitam. Pada cambuk menempel spora jamur
Aceh, Lampung, Jawa, dan Sulsel
Pembuluh Jingga kemerahan pada berkas pembuluh yang terdapat pada buku-buku
Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan
Blendok Garis atau jalur khlorosis searah tulang daun diikuti dengan mengeringnya daun.
Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa
Nanas Pada penampang batang ruas-ruas berwarna merah jingga dengan pusat hitam dan berbau seperti nanas
Jawa Timur dan Sulawesi Selatan
Daun Hangus
Pada daun ada elips memanjang dikelilingi warna kuning. Pada cuaca kering daun terlihat seperti terbakar
Sumatera Selatan dan Lampung
Dongkelan Daun layu mengering, sebagian akar atau seluruhnya membusuk. Pada pangkal batang, pelepah daun dilekatkan oleh miselium jamur berwarna putih
27
Lampiran 5 Penyakit Pada Tanaman Tebu (lanjutan)Penyakit Gejala Daerah penyebaran
Bakteriosis Pada batang tebu yang terserang berwarna jingga kemerahan
Sumatera Utara, Lampung, Jawa, dan Sulawesi Selatan
Chlorotis Streack
Mirip dengan blendok hanya saja jalur klorosis tidak jelas batasnya.
Jawa Noda
Merah Kecoklatan
Pada daun ada bintik-bintik membulat, kadang tersambung. Bagian tengah berwarna merah keckloatan dengan tepi berwarna coklat muda
Sumatera Selatan
Noda Cincin
Pada helai daun ada noda berbentuk bulat memanjang, bagian tengah warna coklat muda kemudian mongering, sedang bagian tepi berwarna coklat tua
Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Sulawesi Selatan
Noda Mata Pada helai daun ada noda berbentuk elips, pusat berwarna coklat kemerahan sedangkan bagian tepi berwarna lebih muda
Jawa Timur
Garis Merah
Pada helai daun terbentuk garis merah sampai kehitaman sejajar dengan tulang daun
Sumatera Selatan, Jawa, dan Sulawesi Selatan
Jamur Upas Pada helai dan pelepah daun terlihat noda berbentuk seperti tanah dan berwarna merah kecoklatan pada tepi.
Jawa
Belang Merah
Pada daun muda terlihat noda kecil warna kuning kemerahan. Kemudian noda itu melebar dan dapat tersambung satu dengan yang lain hingga warnanya menjadi merah
-
28
Lampiran 6 Luas Wilayah Kalimantan Selatan Berdasarkan KabupatenKabupaten/Kota Luas (km2) Persentase (%)
Kabupaten/Regency Tanah Laut 3.729,30 9,94 Kotabaru 9.422,73 25,11 Banjar 4.710,97 12,55 Barito Kuala 2.376,22 6,33 Tapin 2.174,95 5,80
Hulu Sungai Selatan 1.804,94 4,81
Hulu Sungai Tengah 1.472,00 3,92
Hulu Sungai Utara 951,25 2,53
Tabalong 3.599,95 9,59 Tanah Bumbu 5.066,96 13,50 Balangan 1.819,75 4,85 Kota/Municipality Banjarmasin 72,67 0,19 Banjarbaru 328,83 0,88 Kalimantan Selatan 37.530,52 100,00
Lampiran 7 Jumlah Penduduk Kalimantan Selatan Berdasarkan Kabupaten
No Kabupaten/Kota Jenis Kelamin Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan 1 Tanah Laut 137.538 128.091 265.629 2 Kotabaru 135.766 136.234 272 3 Banjar 236.783 243.227 480.01 4 Barito Kuala 132.634 136.814 269.448 5 Tapin 75.704 76.373 152.077 6 Hulu Sungai Selatan 103.467 103.935 207.402 7 Hulu Sungai Tengah 122.645 119.544 242.189 8 Hulu Sungai Utara 105.89 108.301 214.191
9 Tabalong 93.264 97.736 191 10 Tanah Bumbu 108.964 112.34 221.304 11 Balangan 52.161 49.699 101.86 12 Banjarmasin 313.272 302.298 615.57 13 Banjarbaru 82.702 81.298 164 Kalimantan Selatan 1.700.790 1.695.890 3.396.680
29
Lampiran 8 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kelompok Umur dan StatusPekerjaan Tahun 2007
Kelompo k Umur
Angkatan Kerja Sekolah dan mengurus
rumah tangga
Lainnya Jumlah Bekerja Pengangguran/ mencari
pekerjaan 15-19 117.674 50.855 157.079 1.015 326.623 20-24 201.101 39.946 79.369 1.579 321.995 25-29 231.058 18.739 66.84 886 317.523 30-34 226.778 9.847 62.866 598 300.089 35-39 203.6 6.049 46.322 430 256.401 40-44 191.723 2.388 30.172 2.091 226.374 45-49 151.458 1.989 27.062 2.116 182.625 50-54 107.864 953 20.784 4.427 134.028 55-59 74.506 910 18.198 6.662 100.276 60-64 48.861 145 18.054 12.432 79.492 65+ 44.358 114 31.533 44.972 120.977 Jumlah 1.598.98 1 131.935 558.279 77.208 2.366.40 3
30
Lampiran 9 Tabel Jenis Tanah Pada Tiap KabupatenKabupaten Jenis Tanah
Balangan Mollisols, ultisols, inceptisols, histosols, oxiols Banjar Inceptisols, ultisols, entisols, histosols, oxisols Baritokuala Inceptisols, ultisols, histosols
Hulu Sungai Selatan Inceptisols, ultisols, histosols, oxisols Hulu Sungai Tengah Inceptisols, ultisols, oxisols
Hulu Sungai Utara Inceptisols, histosols Banjarbaru Inceptisols, ultisols, oxisols Banjarmasin Inceptisols
Kotabaru Mollisols, inceptisols, entisols, ultisols
Tabalong Mollisols, inceptisols, ultisols, histosols, oxisols Tanah Bumbu Mollisols, inceptisols, ultisols, entisols, oxisols Tanah Laut Inceptisols, entisols, ultisols, oxisols
Tapin Inceptisols, ultisols, histosols, oxisols
Lampiran 10 Tabel Karakteristik Jenis Tanah Yang Ada di Propinsi Kalimantan Selatan
Jenis Tanah
Data Karakteristik Tanah Kedalaman
(cm) Tekstur Drainase
C-organik (%) pH
Mollisol > 50 Sedang, agak halus, halus
Baik ≥0,6 >5,0
Ultisol > 50 Sedang, agak halus, halus
Agak baik ≥0,6 >5,0 Inceptisol > 50 Sedang, agak halus,
halus
Agak baik ≥0,6 >5,0 Alfisol > 50 Sedang, agak halus,
halus
Agak Tersendat
- >5,0
Entisol > 50 Agak kasar Agak cepat - -
Histosol > 50 Gambut Tersendat ≥12 -