• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen !"#!!$$%#& ( ##&'2# )**+,-.)/ (Halaman 51-77)

BAB 4 ANALISIS SITUASI

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Mahasiswa

Terdapat penurunan nyeri dan ketidaknyamanan pada klien dengan mengunakan terapi musik. Hendaknya mahasiswa bisa menerapkan pemberian asuhan keperawatan dengan penatalaksanaan nyeri secara nonfarmakologi dalam

praktik keperawatan, Karena merupakan tindakan mandiri perawat. Dimulai dengan mengetahui, mempraktekkan hingga mempromosikannya kepada pada perawat yang berada di rumah sakit tempat praktik tentang terapi musik.

5.2.3 Bagi Rumah Sakit

Rumah sakit hendaknya memperbanyak penerapan implementasi keperawatan yang tiap tahunnya berkembang. Hal ini membantu peningkatan terhadap pelayanan kesehatan pada klien. Dengan pemberian asuhan keperawatan secara holistik diharapkan proses penyembuhan kesehatan klien berlangsung efektif dan efisien.

Ariestia, D.B. (2010). Psikologi musik:terapi kesehatan. Jakarta: Golden Terayon press.

Cealy, B. L., & Sowden, L.A.( 2002). Buku saku keperawatan pediatrik. Edisi ke-3. Jakarta : EGC.

Bobak, I.M., Lowdermik, D.L., & Jensen, M.D. (2005). Buku ajar keperawatan

maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC

Doenges, M. E., Moorhouse, M.F., & Geissler, A.C.( 2000). Rencana asuhan

keperawatan. Jakarta: EGC

Dorland. (1998). Kamus saku kedokteran Dorlana. Alih bahasa: Dyah Nuswantari Ed. 25. Jakarta: EGC.

Hoekenberry, M., Winkelstein, M.L., Schwartz, P,,Wilson,D, Wong,D.L. (2003).

Wong’s Nursing Care of Infants and Children. Philadelphia: Mosby, Inc.

Hockenberry,M., Winkelstein,M.L., Wilson,D., Wong, D.L.(2009). Essentials of

pediatric nursing. 8th edition. Missouri: Mosby Elsevier.

(http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/anal+atresia,+atresia+ani) diambil pada tanggal 24 Juni 2013.

Broadwell, J.D., & Saunders, R.B. (1993). Child health nursing: a comprehensive

approach to the care of children and their families. Philadelphia: J. B.

Lippincott.

Marks, M. E. (1998). Broadribb’s introductory pediatric nursing. 5th Edition. Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher.

www. Cincinnatichildrens.org. Diakses pada tanggal 24 Juni 2013 pkl. 19.00 WIB.

Mucci, K., & Mucci, R. (2002). The healing sound of music: Manfaat music untuk

kesehatan dan kebahagian anda. Jakarta: Gramedia psutaka utama.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Fundamental of nursing: concept, process,

and practice. (6th ed). St.Louis: Mosby-year book, Inc.

Purwati,N.H.(2010) Pengaruh terapi musik terhadap tingkat nyeri anak usia

prasekolah yang dilakukan pemasangan infuse di rumah sakit Islam Jakarta. Tesis open. Depok: FIK UI.

Speer, M.K. ( 2008). Rencana asuhan keperawatan pediatric dengan clinical

pathways. Alih bahasa: Ake dan Komalasari. Edisi 3. Jakarta:EGC.

Wong, Donna L. (2003). Pedoman klinis keperawatan pediatrik. Sri

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UI

ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama Mahasiswa : Ade kurniah

Tempat Praktek : RSUP Fatmawati gedung Teratai lantai 3 Utara Tanggal Praktek : 7 Mei – 22 Juni 2013

I. IDENTITAS DATA

Nama : An. S

Tempat/tgl lahir : Brebes, 18 Januari 2012 Usia : 1 tahun 4 bulan

Nama Ayah/Ibu : Tn. T / Ny. S Pekerjaan Ayah : wiraswasta Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga

Alamat : Jln. H. Japat Sukmajaya RT 06/01, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

Agama : Islam

Suku Bangsa : Sunda Pendidikan Ayah : SMA Pendidikan Ibu : SMP

II. KELUHAN UTAMA :

Klien masuk ruang perawatan untuk rencana operasi tutup kolostomi hari kamis tanggal 13 Juni 2013.

Riwayat kehamilan dan kelahiran: 1. Prenatal

Klien merupakan anak pertama keluarga bpk. T. selama kehamilan ibu S kurang lebih 5 kali memeriksakan kandungannya ke bidan puskesmas. Ibu klien periksa kehamilan tidak rutin, dan tidak minum vitamin selama kehamilan secara rutin seperti asam folat dan tablet Fe. Variasi makanan ibu selama hamil terbatas , ibu koien mengatakan jarang mengkonsumsi sayuran dan susu, lebih sering makan ayam goreng yang dibeli di penjual ayam goreng deket rumah keluarga klien. Selama kehamilan ibu S tidak mengalami ngidam , tapi ibu S suka minum kopi minimal 1 gelas sehari, dan bapak T seorang perokok yang suka merokok di dalam rumah dekat ibu S yang sedang hamil.

2. Intranatal

Klien lahir spontan di rumah bidan dengan usia kehamilan 40 minggu. 3. Postnatal

BB lahir 2,75 kg dan panjang badan 50 cm. Klien aktif dan langsung menangis ketika lahir. Setelah lahir ketika dilakukan pemeriksaan rectal toucher/ colok dubur diketahui klien tidak memiliki lubang anus. 12 jam kemudian klien BAB melalui lubang kecil dibawah vagina klien.

III. RIWAYAT MASA LAMPAU 1. Penyakit waktu kecil

Sejak lahir klien sudah diketahui tidak memiliki lubang anus, BAB lewat lubang dibawah vagina , BAB lancar 2 hari sekali, kemudian saat klien usia 6 bulan saat Anak mulai makan bubur dan biscuit bayi klien jadi jarang BAB kurang lebih 1 minggu sekali. Saat klien usia 9 bulan yaitu ketika klien makan lebih padat, klien kadi lebih jarang BAB kurang lebih 20 hari sekali. Maka keluarga mulai khawatir dan membawa klien ke RSUP Fatmawati untuk periksa.

2. Pernah dirawat di RS

Pernah dirawat di RS yaitu pada tanggal 3 Desember 2012 untuk operasi kolostomi dan tanggal 2 April 2013 untuk operasi PSARP. Kedua operasi tersebut dilaksanakn di RSUP Fatmawati gedung teratai lantai 3 utara. 3. Obat-obatan yang digunakan

Amoxan sirup dan paracetamol sirup 4. Tindakan (operasi)

Pembuatan kolostomi tanggal 3 Desember 2012 dan Operasi PSARP tanggal 2 April 2013. 5. Alergi Tidak ada 6. Kecelakaan Tidak pernah 7. Imunisasi Imunisasi lengkap

IV. RIWAYAT KELUARGA (GENOGRAM)

V. RIWAYAT SOSIAL 1. Yang mengasuh

Yang mengasuh klien ibu kandung klien. 2. Hubungan dengan anggota keluarga

Keluarga bapak T tinggal di daerah Depok untuk merantau, sementara keluarga yang lain baik dari pihak bapak T maupun dari pihak ibu S tinggal di daerah Brebes. Klien merupakan anak pertama keluarga bapak T, dan karena penyakit

Yang diderita klien keluarga bapak T belum berniat menambah anggota keluarga baru sampai tuntas penyakit klien diobati.

3. Hubungan dengan teman sebaya

Sesuai dengan usianya anak S hanya bermain dngan ibu kandungnya saja, ada beberapa tetangga bapak T yang memiliki anak seusia anak S dan kadang bermain bersama di teras rumah kontrakan bapak T.

4. Pembawaan secara umum

Secara umum anak S termasuk anak yang tenang dan tidak mudah menangis ketika ketemu orang asing. Anak S tampak sangat tenang ketika didekat ibunya, apalagi anak S masih minum ASI.

5. Lingkungan rumah

Keluarga bapak T tinggal mengontrak di daerah Sukmajaya Depok, rumah kontrakan bapak T merupakan rumah petakan yang berukuran 4 x 10 meter dan terdiri dari ruang yaitu bagian depan merupakan ruang TV sekaligus ruang tamu, bagian tengah yaitu ruang tidur dan ruang belakang dapur dan kamar mandi.

VI. KEBUTUHAN DASAR

1. Makanan yang disukai/tidak disukai: Makanan yang disukai ASI dan yang tidak disukai ot tidak tahu karena makanan yang diberikan pada anak S juga baru bubur susu saja, selain ASI dan susu formula.

Selera : Baik

Alat makan yang dipakai : Sendok dan mangkok plastik

Pola makan/jam : Lebih dari 3 kali/hari, jamnya tidak tentu.

2. Pola tidur : Tidur siang 2 jam dan tidur malam 8 jam

Kebiasaan sebelum tidur : Dibacakan cerita dan didekatkan boneka kesayangan.

Tidur siang : Biasanya mulai jam 11 sampai jam 13 siang.

3. Mandi : Dimandikan oleh ibu 2 kali/hari, gosok gigi kadang –kadang dan keramas 2 hari sekali.

4. Aktivitas bermain : Anak S biasa bermain dengan ibunya. 5. Eliminasi : BAB lebih dari 3 kali/hari per

kolostomi, BAK kurang lebih 5 kali/hari.

VII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI 1 . Diagnosa Medis

Atresia ani dengan kolostomi post operasi PSARP 2. Tindakan operasi

Rencana operasi tutup kolostomi tanggal 13 Juni 2013 3. Status nutrisi

BB/TB ; 9kg/105 cm 4. Status cairan

Ketika pengkajian tanggal 11 Juni 2013 klien baru masuk RS untuk persiapan operasi tutup kolostomi. Klien masih minum ASI dan susu formula. Mulai tanggal 12 Juni 2013 klien diet teh manis saja sekitar 4 gelas belimbing /hari. Selesai operasi tutup kolostomi klien terpasang infus kaen 1B 700 cc+ kcl 10 meq/24 jam.

5. Obat-obatan

Tanggal 13 Juni 2013 post operasi tutup kolostomi, therapinya adalah: Cefotaxime 2 x 250 mg, Farmadol 3 x 70 mg.

Tanggal 14 juni 2013 dapat therapy tambahan yaitu : Ranitidine 2 x 20 mg 6.Aktivitas

Selama dirawat klien bermain di tempat tidur, orang tua klien membantu merubah posisi tidur klien, dan kadang-kadang klien di gendong berjalan-jalan keliling ruang perawatan.

7. Tindakan Keperawatan

Perawatan pre operasi : pendidikan kesehatan pada orang tua klien tentang persiapan operasi yang harus dilakukan, monitor intake output dan tanda-tanda dehidrasi terkait dilaksanakannya washing out (WO).

Perawatan postoperasi : penanganan nyeri post operasi baik mandiri maupun kolaborasi, monitor intake dan output, monitor tanda-tanda vital dan tanda – tanda infeksi pada luka operasi, monitor tanda- tanda phlebitis pada area pemasangan infus, dan perawatan luka operasi.

8. Hasil Laboratorium

PEMERIKSAAN laboratorium

Jenis Pemeriksaan Waktu Hasil/Intrepetasi

Hemoglobin Hematokrit Lekosit Trombosit Eritrosit VER HER KHER RDW APTT PT Golongan darah Masa perdarahan Masa pembekuan SGOT SGPT Ureum Kreatinin

Gula darah sewaktu

12-06-2013 27- 05 - 2013 10 g/dl 31 % 6,1 ribu/ul 165 ribu/ul 4.30 juta/ul 71,9 fl 23,4 pg 32,5 g/dl 20,0 % 27,7 detik 13,5 detik A/ Rhesus + 1,5 menit 4.0 menit 38 U/I 13 U/I 21 mg/dl 0,2 mg 105 mg/dl

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Baik

TB/BB(Persentil) : 105 cm/9 kg

Lingkar kepala :

Mata : Penglihatan jelas, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

Hidung : Penciuman baik, tidak secret, lubang hidung kanan dan kiri kecil.

Mulut : Mukosa lembab, tidak ada sariawan, karies +, gigi geraham berlubang kiri dan kanan

Telinga : Tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada serumen, telinga bersih.

Tengkuk : Tidak ada kaku kuduk

Dada : Pergerakan dada simetris, tidak ada keluhan nyeri dada

Jantung : Bunyi jantung normal S1 dan S2, tidak ada gallop, tidak ada murmur.

Paru-paru : Bunyi napas vesikuler, ronkhi dan wheezing tidak ada.

Perut : supel, tidak ada nyeri tekan, tidak ada perlukaaan, setelahoperasi tanggal 13 Juni 2013 tampak luka operasi di kuadran kanan bawah.

Punggung : Tidak ada kemerahan.

Genitalia : Bersih, tidak lecet, setelah operasi tanggal 13 Juni 2013 terpasang katheter

Ekstremitas : Tidak ada keluhan, tangan dan kaki bisa digerkan aktif.

Kulit : Lembab,warna sawo matang, tampak bersih. Tanda Vital : S 36, , respirasi : 20x menit, nadi 100 x/menit.

IX. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN 1. Kemandirian dan bergaul

Karena usianya baru 1 tahun 4 bulan, klien masih sangat tergantung pada kedua orang tuanya.

2. Motorik Halus

Klien baru bisa bermain boneka kesayangannya. 3. Kognitif dan bahasa

Klien baru bisa menyebutkan kata –kata pendek seperti ayah , ibu ,dan mamam.

4. Motorik kasar

Klien belum bisa berjalan, baru bisa merangkak, dan duduk.

X. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN

Klien diketahui sejak lahir tidak mempunyai lubang anus, BAB dari lubang kecil di bawah vagina lancar 2 hari sekali sampai usia 6 bulan, setelah usia 6 bulan dimana klien mulai makan bubur susu dan biscuit BAB klien menjadi lebih jarang kurang lebih 1 minggu sekali, ketika usia klien 9 bulan BAB nya tambah jarang lagi sekitar 20 hari sekali, maka keluarga mulai khawatir dan membawa klien ke RSUP Fatmawati. Setelah didiagnosa medis Atresia ani dengan fistel rectovestibular, Klien operasi kolostomi tanggal 3 Desember 2012 dan operasi PSARP tanggal 2 April 2013. Klien masuk RS untuk rencana operasi tutup kolostomi pada tanggal 14 Juni 2013. Saat pengkajian klien baru masuk tanggal 11 Juni 2013 dan perawatan dilakukan pre dan post operasi tutup kolostomi.

XI. ANALISA DATA

NO Data Klien Masalah Keperawatan

1. Data Subyektif:

 Orang tua klien mengatakan belum tahu prosedur perawatan sebagai persiapan operasi.\  Orang tua klien mengatakan

khawatir dengan keadaan anaknya kalau banyak tindakan perawatan yang harus dilakukan.

Data Obyektif :

 Orang tua klien tampak cemas ketika masuk ruang perawatan.  Orang tua klien Tampak

mondar-mandir antara ruang perawatan klien dan nurse station ketika belum ada penjelasan dari perawat yang berjaga.

Kecemasan pada orang tau klien berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur

persiapan operasi.

2 Data Subyektif:

 Orang tua klien mengatakan anaknya harus diet minum the manis saja sampai hari operasi.  Orang tua klien mengatakan

anaknya gak suka minum the manis.

Data Obyektif:

 Klien di lakukan washing out 2x/hari.

 Bab klien sesudah dilakukan washing out cair kurang lebih 4 kali/24 jam @ 100 cc.

 Klien belum terpasang infuse.  Turgor kulit baik, membrane

mukosa lembab, ubun-ubun tidak cekung dan mata tidak cekung.

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan output

3. Data Subyektif:

 Orang tua klien mengatakan klien rewel dan banyak menangis.

Data Obyektif:

 Ekspresi wajah klien tampak kesakitan.

 Klien post operasi tutup kolostomi hari ke 1.

 Ada luka operasi di abomen kanan bawah,tidak tampak perdarahan.

 Klien belum diberikan analgetik. Nadi 100 x/menit, pernapasan 24x/menit.

Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka operasi.

4. Data Subyektif:

-

Data Obyektif :

 Luka operasi di abdomen kanan bawah hari ke 3.

 Nadi 110x/menit, suhu 370C.  Lekosit 6,1 ribu/ul

Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.

II. PRIORITAS MASALAH Masalah Keperawatan:

a. Pre operasi

1. Kecemasan pada orang tua

2. Resiko kekurangan volume cairan b. Post operasi

3. Nyeri

Diagnosa Keperawatan:

1. Kecemasan pada orang tua

2. Resiko kekurangan volume cairan 3. Nyeri

4. Resiko infeksi

PADA An. S

No. Diangnosa

Keperawatan Kriteria Evaluasi Intervensi rasional

1. Kecemasan pada OT berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur persiapan operasi, ditandai dengan: Data Subyektif:

Orang tua klien

mengatakan belum tahu prosedur perawatan sebagai persiapan operasi.

Orang tua klien mengatakan khawatir dengan keadaan anaknya kalau banyak tindakan perawatan yang harus dilakukan.

Data Obyektif :

Orang tua klien tampak cemas ketika masuk

Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jam kecemasan ot berkurang/hilang, dtandai dengan:

Ekspresi wajah orang tua klien tampak lebih santai dan rileks.

Orang tua klien mau bekerja sama dengan perawat dalam melakukan prosedur

persiapan operasi.

Kaji tingkat pemahaman orang tua tentang prosedur persiapan operasi yang harus dilakukan pada klien.

Gunakan sumber-sumber bahan pengajaran, audiovisual

Jelaskan prosedur persiapan operasi yang akan dilakukan pada klien, misalnya:

pemasangan infus, washing

out/WO, pengambilan darah,

pemeriksaan radiologi, konsultasi anak, dan konultsi anestesi, serta perubahan diet klien.

Jelaskan kembali kepada orang tua setiap prosedur yang akan dilakukan.

Mengkaji tingkat pemahaman akan membuat pengajaran sesuai dengan kebutuhan orang tua klien.

Bahan yang dibuat secara khusus akan dapat memenuhi kebutuhan orang tua klien untuk belajar.

Meningkatkan pemahaman orang tua klien tentang prosedur yang akan dilakukan sehingga diharapkan kecemasan ot dapat berkurang.

Meningkatnya pengetahuan orang tua klien membuat kecemasan orang tua klien berkurang dan dapat mendukung prosedur yang akan dilakukan pada klien.

2.

ruang perawatan klien dan nurse station ketika belum ada penjelasan dari perawat yang berjaga.

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebih, ditandai dengan: Data Subyektif:

Orang tua klien mengatakan anaknya harus diet minum the manis saja sampai hari operasi.

Orang tua klien mengatakan anaknya gak suka minum the manis.

Data Obyektif:

Klien di lakukan washing out 2x/hari.

Bab klien sesudah

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 2x24 jam kekurangan volume cairan tidak terjadi, ditandai dengan :

Tidak ada tanda-tanda dehidrasi: turgor kulit baik, mata tidak cekung,

membrane mukosa lembab, tanda-tanda vital stabil, dan pengeluaran urine sesuai.

Mandiri:

Ukur dan cata pemasukan dan pengeluaran urine.

Pantau tanda-tanda vital

Motivasi orang tua klien untuk memberikan minum yang maksimal sesuai kebutuhan klien.

Kolaborasi

Berikan cairan parenteral (bila

Dokumentasi yang akurat akan membantu dalam mengidentifikasi pengeluaran cairan.

Kulit yang dingin/lembab, denyut nadi yang lemah mengindikasika penurunan sirkulasi perifer dan dibutuhkan untuk penggantian cairan tambahan.

Intake oral yang cukup dapat mengganti output berlebih.

3.

infus.

Turgor kulit baik,

membrane mukosa

lembab, ubun-ubun tidak cekung danmata tidak cekung.

Nyeri akut

berhubungan dengan adanya luka operasi, ditandai dengan:

Data Subyektif:

Orang tua klien mengatakan klien rewel dan banyak menangis.

Data Obyektif:

Ekspresi wajah klien tampak kesakitan.

Klien post operasi tutup kolostomi hari ke 1 Ada luka operasi di

Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3x24 jam intensitas nyeri klien berkurang, dengan kriteria intensitas nyeri berkurang dengan klien tampak tenang dan tidak rewel.

Skala nyeri berkurang dari 5 menjadi 3.

Tanda-tanda vital dalam batas normal.

Mandiri

Kaji intensitas nyeri klien Ukur tanda-tanda vital Kaji penyebab

ketidaknyamana lain selain prosedur operasi.

Lakukan perubahan posisi tidur klien yang nyaman buat klien

Menentukan rencana intervensi sesuai derajat nyeri klien.

Dapat mengindikasikan rasa sakit akut dan ketidaknyamanan Ketidak nyamanan mungkin

diperburuk dengan .penekanan pada kateter, selang NGT, atau area penusukan infuse.

Mungkin mengurangi sakit dan meningkatkan sirkulasi.

4.

Klien belum diberikan analgetik.

Nadi 100 x/menit, pernapasan 24x/menit.

Resiko infeksi Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam tidak terjadi infeksi pada luka operasi, dengan kriteria: Tanda-tanda vital dalam batas normal.

Tidak tampak tanda-tanda infeksi pada luka operasi.

Kolaborasi

Pemberian analgetik IV

Mandiri

Pantau tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu.

Observasi keadaan luka terhadap tanda-tanda infeksi Pertahankan teknik aseptik dalam perawatan luka.

Lakukan perawatan luka sesuai indikasi.

Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi

menurunkan nyeri klien.

Analgetik IV akan dengan segera mencapai pusat rasa sakit,

menimbulkan penghilangan yang lebih efektif dengan obat dosis kecil.

Suhu malam hari memuncak yang kembali ke normal pada pagi hari adalah karakteristik infeksi. Perkembangan infeksi

memperlambnat pemulihan luka. Melindungi klien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan luka.

Menjaga luka tetap bersih dan tidak terkontaminasi infeksi dari luar. Diberikan secara profilaktis untuk mencegah infeksi

Diagnosa Medis : Atresia Ani

Nama Klien/Usia : An.S

Ruangan : Lantai III Utara Diangnosa

Keperawatan

Tgl/Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf

Kecemasan pada orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang persiapan operasi. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebih. 11 Juni 2013 16.00 12 Juni 2013 07.00 Mengkaji tingkat pemahaman Ot tentang prosedur persiapan operasi yang harus dilakukan pada klien. Menggunakan leaflet tentang persiapan operasi sebagai sumber-sumber bahan pengajaran. Menjelaskan prosedur persiapan operasi yang akan dilakukan pada klien, misalnya: pemasangan infus, washing out/WO, pengambilan darah, pemeriksaan radiologi, konsultasi anak, dan konultsi anestesi, serta perubahan diet klien. Jelaskan kembali kepada OT setiap prosedur yang akan dilakukan.

Mengukur dan mencatat intake dan output.

Mengonservasi

tanda-S : Orang tua klien

mengatakan lebih tenang setelah mendengar penjelasan tentang persiapan operasi dari perawat.

O : Ekspresi wajah orang tua klien tampak lebih santai dan rileks.

Orang tua klien membantu menenangkan klien ketika prosedur pemasangan infuse dan pengambilan darah.

A : Kecemasan pada orang tua klien berkurang. P : Jelaskan pada orang tua

klien setiap tindakan yang akan dilakukan pada klien.

S : Orang tua klien

mengatakan klien susah sekali minum the, hanya sedikit sekitar 100 cc/24

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebih. 13 Juni 2013 07.00 Memotivasi OT untuk memberikan minum yang cukup sesuai kebutuhan klien. Kolaborasi memberikan cairan parenteral kaen Ib 700 cc/24 jam. Mengukur dan mencatat intake dan output. Mengonservasi tanda-tanda dehidrasi. Mengukur tanda-tanda vital Memotivasi OT untuk memberikan minum yang cukup sesuai kebutuhan klien.

mengatakan BAK klien banyak sekitar 4 x ganti pampers/12 jam.

Orang tua klien

mengatakan BAB klien setelah dilakukan WO dari jam 17.00 tgl 11 juni sampai jam 7.00 tgl 12 Juni sekitar setelah dilakukan WO kedua ada sekitar 5 x, dan sekitar 100 cc setiap kali BAB, BAB nya cair ampas. O : Turgor kulit baik, CRT <

3 detik, membrane mukosa lembab. Suhu 370C, Nadi 100x/menit, pernapasan 24x/menit. A : Kekurangan volume cairan tidak terjadi. P : Pantau intake dan output Monitort tanda-tanda vital

dan tanda-tanda dehidrasi. Monitor tetsan cairan

infuse.

S : Orang tua klien mengatakan klien semalam minum kurang lebih 250 cc air putih, dan mulai puasa untuk

persiapan operasi sekitar jam 3 pagi.

Orang tua klien

mengatakan BAK klien banyak sekitar 4 x ganti pampers/12 jam.

Orang tua klien

Nyeri akut 13 Juni 2013 15.00 18.00 parenteral kaen Ib 700 cc/24 jam. Mengkaji intensitas nyeri klien, skala nyeri klien 5 Mengukur tanda-tanda vital Mengkaji penyebab ketidaknyamanan lain selain prosedur operasi. Menggunakan terapi musik untuk mengurangi nyeri klien. Kolaborasi pemberian analgetik IV farmadol 3x 70 mg.

O : Turgor kulit baik, CRT < 3 detik, membrane mukosa lembab. Suhu 36,50C, Nadi 100x/menit, pernapasan 20x/menit. A : Kekurangan volume cairan tidak terjadi. P : Pantau intake dan output Monitort tanda-tanda vital

dan tanda-tanda dehidrasi. Monitor tetesan cairan

infus.

S : Orang tua klien mengatakan setelah bangun dari operasi klien nangis terus.

Ketika diminta

menunjukan area yang sakit dengan bantuan orang tuanya klien menunjuk ke arah luka operasi.

O : klien masih tampak meringis kesakitan,tapi lebih tenang didekat ibunya.

Skala nyeri klien 4 Klien terpasang kateter

urine, jalan lancar, tidak ada selang terlilit atau tertekuk.

Luka operasi tertutup balutan, tidak tampak perdarahan.

Nyeri akut 14 Juni 2013 07.00

12.00

Mengkaji intensitas nyeri klien: skala nyeri klien 4 Mengukur tanda-tanda vital Mengkaji penyebab ketidaknyamanan lain selain prosedur operasi. Menggunakan terapi musik untuk mengurangi nyeri klien. Kolaborasi pemberian analgetik IV farmadol 3x 70 mg. Monitor kepatenan terpasangnya kateter urine.

Gunakan terapi music untuk membantu

mengurangi nyeri klien. Kolaborasi pemberian

analgetik. S : Orang tua klien

mengatakan klien masih rewel.

Ketika diminta

menunjukan area yang sakit dengan bantuan orang tuanya klien menunjuk ke arah luka operasi.

O : klien masih tampak meringis kesakitan,tapi lagu anak-anak terpasang dari Hp ayah klien, membuat klien lebih tenang,skala nyeri klien 3

Dalam dokumen !"#!!$$%#& ( ##&'2# )**+,-.)/ (Halaman 51-77)

Dokumen terkait