• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2. Saran

Beberapa saran yang diberikan oleh peneliti dan diharapkan dapat bermanfaat bagi usaha clothingan Blackstar, sebagai berikut:

1. Pemilik usaha dapat melakukan beberapa strategi alternatif yaitu strategi pengembangan pasar, strategi penetrasi pasar, dan strategi diversifikasi konsentrik. Adapun penjelasan telah disebutkan dalam bab pembahasan. Dengan adanya beberapa strategi yang disebutkan semoga pihak pemilik usaha clothingan ini dapat melakukan strategi ini dengan baik

2. Dengan banyaknya ancaman dari pesaing sejenis maka pemilik harus lebih kreatif lagi dalam menjalankan usaha ini, dengan membuat desain clothingan yang lebih menarik lagi dan selalu mengikuti selera pasar yang ada. Dengan begitu usaha ini akan tetap bisa bertahan dan lebih berkembang.

3. Melakukan evaluasi dari setiap langkah strategi yang di pergunakan, karena akan mempengaruhi hasil strategi yang digunakan. Apakah menghasilkan keuntungan atau kerugian. Dapat membantu pemilik usaha untuk mengukur seberapa jauh potensi peluang yang ada dan mengukur modal serta memprediksikan untung dan rugi dari perkembangan usahanya.

4. Selalu mencari informasi tentang perkembangan usaha apa yang dapat dilakukan. Selalu menggali potensi peluang dan kekuatan dan memperkecil acanaman serta kelemahan yang ada.

5. Mencari tambahan modal usaha dengan meminjam dana dari bank atau KUR (Kredit Usaha Rakyat) dimana akan memberikan dampak positif bagi perkembangan usaha yang dijalankan untuk membantu menjalankan strategi perkembangan usaha yang akan dijalankan. Misalnya, pemilik usaha ingin mengembangkan usaha dengan cara menambah cetakan produk dan melakukan promosi yang besar, hal ini membutuhkan dana yang lebih dari modal usaha awal.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari kata yunani strategia (stratos= militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal.dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan untuk memenangkan perang.menurut Stoner , Freeman, dan Gilbert, Jr (Fandi, 1995 : 3), konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda,yaitu:

1. Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do), strategi dapat di definisikan sebagai program untuk . menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya

2. Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.

Menurut Chandler (Rangkuti, 2000: 3) Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,program tindak lanjut,serta prioritas alokasi sumber daya.

Sedangkan menurut Jatmiko, (2003: 134) Strategi didefinisikan sebagai suatu cara dimana organisasi akan mencapai tujuan tujuannya, sesuai dengan

19

peluang - peluang dan ancaman - ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber daya dan kemampuan internal organisasi.

2.1.2 Jenis - Jenis Strategi

Menurut Jatmiko (2003: 115) pada dasarnya strategi dapat dikelompokan berdasarkan empat jenis strategi yaitu :

1. Strategi Pertumbuhan

Perusahaan harus tumbuh untuk memuaskan pemiliknya. Pertumbuhan suatu perusahaan merupakan hasil hasil dari variabel-variabel produk atau jasa yang dihasilkan,kondisi lingkungan eksternalnya,kemampuan dan skill manajemennya.pertumbuhan menjamin kelangsungan organisasi dalam jangka panjang ,atau dengan kata lain perusahaan/organisasi harus tumbuh jika ingin survive.

Terdapat beberapa jenis strategi yang dikategorikan dalam strategi pertumbuhan, yaitu:

A. Pertumbuhan Konsentrasi

Strategi konsentrasi disebut juga strategi penetrasi pasar yang fokus pada bisnis produk/jasa tunggal,atau sejumlah kecil produk/jasa yang sangat berkaitan.strategi konsentrasi merupakan strategi untuk meningkatkan penggunaan produk-produk yang telah ada dalam pasar yang ada.terdapat tiga pendekatan dasar untuk menerapkan strategi konsentrasi, yaitu:

20

A.1. Pengembangan Pasar (Market Development)

Pengembangan pasar adalah memperluas pasar dari bisnis produk/jasa semula atau produk yang sudah ada.pengembangan pasar dapat dilakukan dengan memperluas bagian pasar dari pasar semula,atau memasuki segmen pasar baru.

A. 2. Pengembangan Produk (Product Development)

Pengembangan produk adalah memilih produk/jasa dasar menambahkan produk/jasa yang sangat berkaitan yang dapat dijual pada pasar semula,atau dengan kata lain mengmbangkan produk-produk baru untuk melayani pasar yang sudah ada.

A.3. Integrasi horizontal (Horizontal Integration)

Integrasi horizontal terjadi apabila suatu organisasi perusahaan menambah satu atau lebih bisnisnya yang memproduksi produk/jasa yang sejenis dioperasikan pada pasar produk yang sama

B. Strategi Integrasi Vertikal

Integrasi vertikal terjadi apabila suatu bisnis bergerak ke wilayah yang melayani pasokan bahan baku atau mendekatkan produk ke arah pelanggan .apabila suatu bisnis bergerak kearah yang melayani pasokan bahan baku,maka disebut integrasi di belakang. Dan sebaliknya,bila suatu bisinis bergerak kearah yang melayani pelanggan atau pemakai akhir dari suatu produk maka disebut integrasi vertikal ke depan.

21

C. Strategi Diversivikasi

Diversivikasi terjadi apabila suatu organisasi bergerak ke arah bidang usaha yang menghasilkan produk yang secara jelas berbeda dari jenis semula. Strategi Diversifikasi terbagi atas tiga kelompok yaitu strategi Diversifikasi konsentrik, strategi diversifikasi konglomerat, strategi diversifikasi horizontal.

a. Strategi Diversifikasi konsentrik

Strategi ini ditunjukan untuk menambah produk atau jasa baru, tetapi tetap berkaitan. Dalam arti penambahan jasa atau produk untuk pengembangan perusahaan. Mencakup pemindahan suatu bisnis ke bisnis yang baru tetapi tidak jauh dari bisnis inti perusahaan.

b. Strategi Diversifikasi Konglomerat

Strategi ini sangat berbanding terbalik dari strategi diversifikasi konsentrik karena strategi ini ditujukan kepada perusahaan untuk menambah produk atau jasa baru, tetapi tidak ada kaitannya sama sekali dengan bisnis inti.

c. Strategi Diversifikasi Horizontal

Strategi dengan menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada.

2. Strategi Stabilitas

Asumsi strategi stabilitas adalah bahwa lingkungan eksternal tidak akan mengalami perubahan yang signifikan pada jangka pendek. Kunci

22

keberhasilan strategi stabilitas adalah pada sistem monitoring lingkungan eksternal dan pengalaman manajemen dalam menentukan waktu yang tepat untuk merespon perubahan kondisi pasar.

3. Strategi Penciutan

Strategi penciutan (retrenchmen ) disebut juga strategi bertahan (defensive),atau strategi penyehatan. Perusahaan yang menerapkan strategi ini merasa bahwa strateginya tidak sesuai dengan sasaran atau misi dasarnya. Sehingga perusahaan merasa perlu mengurangi skala operasinya.

Adapun jenis-jenis strategi penciutan adalah : a. cutback and turnaround

cutback and turnaround adalah strategi penyehatan perusahaan yang bertujuan mengeleminasi kerugian dan memotong biaya-biaya tetap, atau memotong biaya-biaya operasi, atau mengurangi ukuran operasi perusahaan agar beroperasi lebih efesien.

b. Divestasi (Divestment)

Divestment adalah strategi atau penciutan perusahaan yang bertujan mengeleminasi kerugian dan memotong biaya-biaya tetap yang ditanggung perusahaan dengan cara menjual sebagian aset atau kekayaan yang dimiliki organisasi perusahaan.

c. Likuidasi (liquidation)

Likuidasi adalah strategi atau penyehatan perusahaan dengan menjual seluruh aset yang di miliki perusahaan. Terdapat dua jenis likuidasi, yaitu

23

Liquidation by choice yaitu likuidasi yang dilakukan karena memang pilihan yang diambil oleh pihak perusahaan dan liquidation by force yaitu likuidasi yang dilakukan karena memang kondisi keuangan perusahaan sudah tidak sehat dan sangat buruk.

d. Kebangkrutan

Suatu perusahaan dikatakan bangkrut jika pemilik perusahaan tidak dapat lagi menjalankan usahanya.

2.1.3 Perumusan Strategi dengan Pendekatan Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah singkatan dari strengths, Weakness,Opportunities, dan Threats. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. (Freddy Rangkuti, 2009: 18).

Sebelum melakukan perumusan strategi, maka peneliti mengadakan suatu kegiatan pengklasifikasian lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dalam Freddy Rangkuti,(2009: 22) disebutkan bahwa:

1. Analisis Lingkungan Eksternal

Untuk mendapatkan data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan, seperti :

a. Analisis pasar b. Analisis kompetitor c. Analisis komunitas d. Analisis pemasok

24

e. Analisis pemerintah

f. Analisis kelompok kepentingan tertentu.

1. Analisis Lingkungan Internal

Untuk mendapatkan data internal dapat diperoleh dari lingkungan didalam perusahaan, seperti :

a. Laporan keuangan

b. Laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji)

c. Laporan kegiatan operasional d. Laporan kegiatan pemasaran.

2.2. Pengembagan Usaha

2.2.1 Pengertian Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha/wirausaha. Dalam pengembangan usaha dibutuhkan pandangan ke depan (akan menjadi seperti apa usaha ini), motivasi dan tentu saja kreativitas. Jika ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah atau bahkan menjadi usaha besar (Pandji Anoraga,2007 :66).

Pada umumnya, pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya harus mampu melihat suatu peluang dimana orang lain tidak mampu melihatnya, menangkap peluang dan memulai usaha (bisnis), dan menjalankan

25

bisnis dengan berhasil. Implikasi bagi seseorang pemilik usaha yang mampu menangkap peluang usaha adalah:

1. Pemilik usaha harus inovatif dalam mengembangkan ide-ide baru, mengembangkan produk produk baru atau mencari cara-cara baru dalam pengembangan produk.

2. Seseorang pemilik usaha harus berani mengambil resiko untuk mewujudkan ide-ide ke dalam aktifitas bisnis.

3. Seseorang pemilik bisnis rumahan harus memiliki kemampuan dan kompetensi untuk mengelola.

2.2.2 Tipe Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan teknik peningkatan skala usaha dan perluasan cakupan usaha.

1. Peningkatan Skala Usaha

Pengembangan perusahaan dengan peningkatan skala usaha dapat dilakukan dengan menambah skala produksi,tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha. Pengembangan skala usaha juga bisa dilakukan dengan menambah jenis-jenis barang atau jasa yang akan dihasilkannya dan diusahakannya. Pengembangan usaha bisa dilakukan hanya apabila akan menurunkan biaya jangka panjang, sehingga akan menaikan skala ekonomi yang tinggi. Selain itu,pengembangan skala usaha dapat dilakukan dengan menambah lokasi usaha tempat lain, dikota lain di Negara lain.

26

2. Perluasan Cakupan Usaha

Perluasan cakupan usaha adalah diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh biaya produksi total bersama. Cara ini bisa dilakukan dengan menambah jenis usaha baru,produk,dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi serta dengan teknologi yang berbeda.

Dengan demikian, lingkup usaha ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh biaya produksi total bersama dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih kecil daripada penjumlahan biaya produksi secara terpisah.perluasan cakupan usaha ini bisa dilakukan apabila wirausahawan memiliki permodalan yang cukup. Sebaliknya lingkup usaha tidak ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha yang tidak ekonomis, dimana biaya produksi total bersama dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih besar daripada penjumlahan biaya produksi dari masing masing jenis itu apabila di produksi secara terpisah.

Untuk memperluas skala atau lingkup ekonomi, bila pengetahuan usaha dan permodalan yang cukup, wirausahawan bisa melakukan kerja sama dengan perusahaan lain melalui ventura bersama (joint venture),atau kerja sama manajemen melalui sistem kemitraan (Suryana, 2013: 221)

2.2.3 Tahapan Pengembangan Usaha

Dalam Pandji Anoraga, (2007: 145) secara umum tahapan pengembangan usaha bagi usaha kecil dapat dijelaskan sebagai berikut:

27

Tahap 1: Identifikasi peluang

Peluang perlu diidentifikasi dan dirinci. Untuk itu diperlukan data dan informasi. Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber:

a. Rencana perusahaan

b. Saran dan usul menejemen usaha kecil c. Program pemerintah

d. Hasil berbagai riset peluang usaha c. KADIN atau asosiasi usaha sejenis Tahap 2: Merumuskan alternatif usaha

Setelah informasi terkumpul dan dianalisis, maka pimpinan usaha atau menejer usaha dapat merumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka. Tahap 3: Seleksi alternatif

Alternatif yang banyak selanjutnya dipilih satu atau beberapa alternative yang terbaik (prospektif). Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:

a. Ketersediaan pasar b. Risiko kegagalan c. Harga

Tahap 4: Pelaksanaan alternatif terpilih

Setelah penentuan alternatif terpilih, maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan yang terpilih terebut.

28

Tahap 5: Evaluasi

Evaluasi dimaksudkan untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap usaha yang dijalankan, disamping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya.

2.3. Penjualan

2.3.1 Pengertian penjualan

Definisi penjulan ini cukup luas,beberapa ahli menyebutnya sebagai ilmu dan beberapa lainnya menyebut sebagai seni. Menurut Swastha Basu (2001: 8) Penjualan merupakan ilmu dan seni yang mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.

Sehingga dengan adanya penjualan dapat tercipta suatu proses pertukaran barang atau jasa antara penjual dengan pembeli. Dalam perekonomian yang sekarang ini (ekonomi uang) seseorang yang menjual akan mendapat imbalan berupa uang.

2.3.2 Jenis - Jenis Penjualan

Adapun jenis - jenis penjualan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Penjualan Langsung

Penjualan langsung merupakan cara penjualan dimana penjual langsung berhubungan/berhadapan/bertemu muka dengan calon pembeli atau langganannya.penjual sebagai alat penghubung bagi perusahaan dalam meghadapi pembeli, dapat membantu pembeli untuk menentukan pilihannya.

29

Penjualan langsung ini dapat dilakukan dengan penjualan melalui toko dan penjualan di luar toko

2. Penjualan Tidak Langsung

Penjualan tidak langsung merupakan cara penjualan dimana penjual atau produsen tidak berhadapan muka secara langsung dengan calon pembeli atau langganannya, maka tansaksi jual beli itu dapat dilakukan melalui: surat, telepon, dan cara khusu seperti mesin penjualan otomatis.namun penjualan secara tdak langsung ini dianggap tidak fleksibel karena penjual tidak dapat mengemukakan penawarannya secara visual sehingga penjualannya kurang efektif.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa kini,dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat kita dituntut agar dapat mengembangkan usaha, agar usaha kita dapat maju dan sukses serta dapat bersaing dengan usaha usaha lainnya. Pengembangan usaha itu sendiri terdiri atas sejumlah besar tugas dan proses yang pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan usaha dan mengimplementasikan peluang pertumbuhan usaha.akan tetapi, pada kenyataannya untuk mengembangkan usaha yang pada awalnya dimulai dari merintis usaha sampai menjadi usaha yang besar sangatlah sulit.

Banyaknya hambatan hambatan yang dihadapi oleh pemilik usaha seperti penerapan strategi yang salah,penjualan yang terus menurun,tenaga kerja yang ahli atau ketrampilan pekerja, kinerja keuangan yang buruk dan sebagainya.tetapi hambatan hambatan itu semua dapat diatasi dengan membuat suatu strategi pengembangan usaha yang baik kemudian mengimplementasikannya.pengembang an usaha bukan hanya saja dibarengi dengan modal yang besar atau tenaga kerja yang terampil tetapi juga harus dibarengi dengan niat yang sungguh sungguh dari diri kita sendiri. Dengan niat yang kuat dan strategi yang tepat kita dapat mengembangkan usaha kita menjadi lebih besar.

Menurut Hamel dan Prahad (Rangkuti, 2000: 4) strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi “bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Selain memerlukan strategi,kemampuan untuk berkreatifitas dan menciptakan inovasi baru juga sangat penting bagi para pelaku usaha agar bisnisnya terus maju dan berkembang.

Salah satu faktor suatu usaha dapat dikatakan telah berkembang dan maju dapat dilihat dari volume penjualannya. Oleh sebab itu diperlukan strategi pemasaran yang baik agar dapat meningkatkan volume penjualan. Bukan hanya strategi, dalam melakukan penjualan,penjual dituntut untuk memiliki bakat seni serta keahlian untuk mempegaruhi orang lain. Bakat ilmiah ini diharapkan mereka dapat menjadi langganan atau sahabat baik.

Sektor usaha kecil belakangan ini juga ikut serta dalam meramaikan persaingan dalam pasar perdagangan di Indonesia, dengan berkembangnya berbagai sektor usaha kecil dan menengah di Indonesia, termasuk di kota medan berdampak terhadap semakin beragamnya berbagai jenis usaha yang di pengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat itu sendiri.khususnya, masyarakat golongan usia muda yang cenderung untuk memenuhi kebutuhan fashion sesuai dengan trend pada masa kini.

Pola perilaku golongan usia muda yang konsumtif ini terhadap mode fashion zaman sekarang, mempengaruhi perubahan dalam pemenuhan kebutuhannhya, dapat dilihat dari bergesernya kebutuhan primer seperti pakaian menjadi semacam gaya hidup yang perlu menjadi tren tersendiri di berbagai kalangan. Dengan semakin gencarnya usaha kecil khususnya dalam hal perdagangan barang barang sandang seperti pakaian menimbulkan inovasi baru bagi pengusaha kecil yang menamakan usahanya sebagai distro atau clothing company.distro berasal dari kata distribution store yang bisa diartikan sebagai toko yang mendistribusikan produk produk dari suatu komunitas. Sedangkan clothing company adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang memproduksi pakaian jadi dibawah brand mereka sendiri.jadi dapat disimpulkan bahwa distro adalah jalur distribusi dari produk-produk clothing company dari suatu komunitas.

Saat ini di kota Medan mulai banyak bermunculan distro dan clothingan dengan beraneka macam merek dan produk-produk yang di jual ke pasaran.bermula dari Bandung sebagai inovator awal usaha distro kemudian berkembang ke berbagai kota di Indonesia termasuk di Medan.salah satu usaha yang bergerak di bidang clothingan ini yaitu Blackstar yang ikut serta dalam meramaikan persaingan usaha clothingan di kota Medan. Merek Blackstar ini sendiri di jual di berbagai distro di Medan seperti pada distro Undevil dan Store . Distro distro ini berlokasi di sepanjang Jalan Dr,Mansyur Medan yang merupakan lokasi strategis bagi usaha perdagangan di kota Medan khususnya pada usaha

usaha yang menjual produk seperti pakaian,celana dan sepatu.para konsumen kebanyakan merupakan golongan usia muda yang memiliki gaya hidup mengikuti tren dan memiliki kencintaan terhadap musik.

Clothing an Blackstar ini memiliki keunggulan berupa kualitas bahan baku pembuatan baju yang sangat baik dan desain baju yang simple akan tetapi sangat menarik,selain itu juga clothingan ini megeluarkan tema yang berbeda beda setiap bulannya untuk setiap produk yang dihasilkannya.

Peneliti menjadikan clothingan Blackstar ini sebagai subjek penelitian karena usaha ini merupakan usaha yang kreatif dan sangat banyak digemari oleh anak anak muda khususnya di Medan. Usaha ini telah menjadi salah satu trendsetter bagi pecinta fashion di kota Medan khususnya anak anak remaja dan anak anak muda. Usaha ini masih memiliki potensi untuk berkembang lebih pesat di karenakan cepat dan tingginya respon positif dari anak anak medan itu sendiri terhadap produk clothingan ini.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pemilik usaha yang bernama Dian Firmansyah, clothingan merek Blackstar ini akan mengembangkan bisnisnya ini degan cara meciptakan varians produk baru seperti topi dan jam dengan merek Blackstar

Bedasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis strategi bagaimana yang sangat tepat untuk di terapkan pada clothingan merek Blackstar ini agar penjualan dari produk ini terus meningkat, sehingga peneliti

membuat penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Dalam

Upaya Peningkatan Penjualan Clothing Merk Blackstar Di Medan”

Hasil penelitian tentang strategi pengembangan usaha antara lain pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, diantaranya adalah:

1. Muhammad Reza yusa (2011) tentang “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada E-Cofarm, Kampus IPB Darmaga-Bogor”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha yoghurt E-cofarm dan merumuskan alternative strategi serta menetapkan prioritas strategi yang bisa diterapkan oleh E-cofarm.

Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan terdapat Sembilan alternative strategi yang bisa diterapkan oleh E-cofarm yaitu 1) mempertahankan dan meningkatkan kualitas/mutu produk, 2) memperluas wilayah distribusi produk, 3) mempertahankan dan meningkatkan hubungan baik dengan pekerja dan pelanggan, 4) memanfaatkan skim kredit untuk meningkatkan kapasitas usaha, 5) memperbaiki kemasan produk dengan memberikan merk dan labelisasi halal dari dinas terkait, 6) mempertahankan harga yang terjangkau dan pelayanan kepada konsumen untuk menghadapi persaingan, 7) melakukan Diferensiasi produk yoghurt yang berkualitas dan melakukan upaya inovasi, 8)meningkatkan kualitas SDM dan, 9) pengelolaan keuangan perusahaan. Kemudian dari hasil wawancara yang dilakukan untuk menentukan urutan prioritas strategi yang diterapkan oleh E-cofarm.

2. Rouly Febrina F. Pinem (2011) dengan judul “ Formulasi Strategi pengembangan Usaha Budidaya Ikan lele sangkuriang (clarias Sp) di Cahaya kita Bogor,Jawa Barat”. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan hasil penelitian SWOT di dapatkan beberapa alternative strategi pemasaran seperti penetrasi pasar, pengembangan proses, merekontruksi hubungan dengan konsumen dan mereorganisasi SDM dan berdasarkan hasil QSPM maka diperoleh alternative strategi menjadi pilihan utama yaitu strategi SO dan ST yaitu penetrasi pasar dan pengembangan proses.

3. Joko Wibowo (2011) dengan judul “ Analisis Usaha dan Alternatif Strategi Pengembagan Agribisnis Pembenighan Ikan Lele Dumbo di Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten”. Hasil penelitian menunjukan bahwa Strategi alternative yang dilakukan adalah mempertahankan kualitas produk benih, meningkatkan kerjasama dengan stake holder dan mempererat kemitraan untuk mempertahankan kontinuitas produksi dan dapat bertahan di pasaran, melakukan pengawasan terhadap resiko usaha pembenihan ikan lele dengan pemerintah.meningkatkan pengelolaan usaha pembenihan melalui kerjasama dengan intansi terkait dalam rangka menambah daya saing produk benih, memanfaatkan teknologi, pengaksesan pasar dan pengelolaan keuangan yang baik,menciptakan alternative sarana produksi yang murah dan ramah lingkungan, pengelolaan SDA dan limbah secara maksimal dengan pemerintah dan masyrakat.

4. Indra Bagus (2010) dengan judul “Analisis Usaha dan Strategi pengembangan Agroindustri keripik Pisang Agung” menyatakan bahwa

berdasarkan analisis SWOT yaitu: a) menerapkan fungsi-fungsi manajemen

Dokumen terkait