• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS SASTRA

UCAPAN TERIMA KASIH

Berkat ridha dan rahmat Allah SWT, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A. Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (yang telah memberikan saya kesempatan dalam menyelesaikan skripsi), beserta Pembantu Dekan I, II dan III.

2. Ibu Khairawaty M.A. Ph.D dan Bapak Mahmud Khudri selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nursukma Suri, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penulis serta memberikan inspirasi dalam penulisan skripsi.

4. Ibu Nur Aisyah Simamora, Lc selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan kesempatannya untuk membimbing penulis dan memberikan inspirasi dalam penulisan skripsi.

5. Kedua orang tua yang tercinta Ibunda Nurul Jamali binti Sirajuddin Tahir dan Ayahanda Bahrumsyah Lubis bin Malin Sutan Lubis yang telah membesarkan, mendidik dan selalu memberikan motivasi kepada penulis hingga saat ini serta atas doa dan kasih sayangnya kepada penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. “Allahumma firlana zunubana wa liwalidaina warhamhuma kama rabbayana sagira”. Serta untuk adindaku Fajri Zumadiyah Lubis, SSos terima kasih atas doa dan dukungannya

6. Keluarga besar Sirajuddin Tahir terutama om Rusdi dan nenek Mumung (Maemunah) dan Keluarga besar Malin Sutan Lubis yang sudah membantu penulis selama menjalani pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

7. Keluarga besar Sastra Arab angkatan 2001 (Dewi, Nurul, Riki, Heri, Riyat, Yazir, Sofi, Ani, Fida, Edi, Dodi, Muhammad), Lina, Nuri, Tengku, kakanda alumni dan adik-adik mahasiswa jurusan Bahasa Arab yang tergabung dalam keluarga besar HMJ IMBA (Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab).

8. Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Medan Bapak Drs. Maraguna Nasution dan istri serta pegawai tata usaha Bu Dewi, Bu Indah, Bu Rita, Bang Helmi, Veni. Teman-teman guru Eli, Pak Amril, Bu Yusni, Bu Sembiring, Bu Ros dan Keluarga besar SMK Negeri 5 Medan.

9. Asuransi Syariah Takaful , LAZ Al-Hijrah dan Bank Muamalat yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak terhingga kepada penulis dan penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu tapi yang pasti anda memberikan ruang memory tersendiri pada penulis. Thanks a lot for everything.

Semoga segala kebaikan yang telah mereka berikan mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya dan dapat menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.

Medan, Juni 2008 Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – INDONESIA ... iv

DAFTAR ISI ... vii

ABSTRAKSI ...viii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1Latar Belakang ... 1 1.2Batasan Masalah ... 5 1.3Tujuan Penelitian ... 5 1.4Manfaat Penelitian ... 5 1.5Metode Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

1.1Latar ... 8

1.2Amanat ... 12

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13

3.1Latar Kisah Nabi Yusuf as Dalam QS.Yusuf ... 13

3.1.1Unsur Latar ... 13

3.1.2Fungsi Latar ... 29

3.2Amanat Kisah Nabi Yusuf as Dalam QS. Yusuf ... 36

3.2.1Pesan Religi / Keagamaan ... 36

3.2.2Pesan Kritik Sosial ... 45

BAB IV PENUTUP ... 48

4.1 Kesimpulan ... 48

4.2 Saran ... 49 Daftar Pustaka

ABSTRAKSI

Lubis, Asri Rabiah. 2008. Analisis Instrinsik Kisah Nabi Yusuf Dalam Al-Qur’an. Medan: Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang latar kisah nabi Yusuf dan pesan atau amanah yang ingin disampaikan dalam kisah nabi Yusuf dalam Al-Qur’an dengan menggunakan teori Nurgiyantoro (1998).

Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan atau Library Research dengan metode deskriptif analisis, yakni dengan mengumpulkan data kemudian menganalisis data lalu disusun secara sistematis ke dalam bentuk karya ilmiah.

Adapun hasil penelitian yang peneliti temukan pada kisah nabi Yusuf dalam Al-Qur’an adalah gambaran tentang latar dan amanah. unsur latar yang terdiri dari latar tempat terjadi di Kan’an – Palestina dan Mesir, latar waktu dikisahkan dari nabi Yusuf kesil hingga dewasa dan menjadi Raja di Mesir, dan latar sosial masyarakat arab yang beragam seperti mengembala, berdagang, melakukan perjalanan panjang dan mena’wilkan mimpi. Sedangkan fungsi latar terdiri dari latar sebagai metaforik yaitu pengalaman kehidupan Yusuf dari kecil hingga dewasa dan saat pertemuan kembali dengan kedua orang tuanya, dan latar sebagai atmosfir yaitu perasaan para tokoh cerita seperti kesedihan, penderitaan, kejengkelan, fitnah hingga kebahagian yang di alami Yusuf.

Sedangkan pesan yang ingin disampaikan pada kisah nabi Yusuf dalam Al-Qur’an terdiri atas pesan religi seperti setiap cobaan dan penderitaan yang di hadapi dengan kesabaran dan istiqamah akan menghasilkan kebahagiaan. Dan pesan kritik sosial seperti

ketidakadilan para pejabat, dan kecemburuan yang timbul karena perbedaan kasih sayang.

ABSTRAKSI

Lubis, Asri Rabiah. 2008. Analisis Instrinsik Kisah Nabi Yusuf Dalam Al-Qur’an. Medan: Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang latar kisah nabi Yusuf dan pesan atau amanah yang ingin disampaikan dalam kisah nabi Yusuf dalam Al-Qur’an dengan menggunakan teori Nurgiyantoro (1998).

Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan atau Library Research dengan metode deskriptif analisis, yakni dengan mengumpulkan data kemudian menganalisis data lalu disusun secara sistematis ke dalam bentuk karya ilmiah.

Adapun hasil penelitian yang peneliti temukan pada kisah nabi Yusuf dalam Al-Qur’an adalah gambaran tentang latar dan amanah. unsur latar yang terdiri dari latar tempat terjadi di Kan’an – Palestina dan Mesir, latar waktu dikisahkan dari nabi Yusuf kesil hingga dewasa dan menjadi Raja di Mesir, dan latar sosial masyarakat arab yang beragam seperti mengembala, berdagang, melakukan perjalanan panjang dan mena’wilkan mimpi. Sedangkan fungsi latar terdiri dari latar sebagai metaforik yaitu pengalaman kehidupan Yusuf dari kecil hingga dewasa dan saat pertemuan kembali dengan kedua orang tuanya, dan latar sebagai atmosfir yaitu perasaan para tokoh cerita seperti kesedihan, penderitaan, kejengkelan, fitnah hingga kebahagian yang di alami Yusuf.

Sedangkan pesan yang ingin disampaikan pada kisah nabi Yusuf dalam Al-Qur’an terdiri atas pesan religi seperti setiap cobaan dan penderitaan yang di hadapi dengan kesabaran dan istiqamah akan menghasilkan kebahagiaan. Dan pesan kritik sosial seperti

ketidakadilan para pejabat, dan kecemburuan yang timbul karena perbedaan kasih sayang.

BAB I PENDAHULUAN

Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat yang diriwayatkan dengan mutawattir serta membacanya adalah ibadah. Sebagai kitab suci umat Islam, Al-Qur’an berisi ilmu pengetahuan, hukum-hukum, kisah-kisah, filsafah, peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku dan tata cara hidup manusia baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Kitab suci ummat Islam ini diturunkan untuk menjadi pegangan bagi seluruh umat dan tidak diturunkan untuk satu ummat atau satu kurun waktu saja, tetapi untuk seluruh umat manusia dan sepanjang masa. Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam masa 22 tahun, 2 bulan, 2 hari, terbagi atas surat Makiyyah dan Madaniyyah yang terdiri dari 30 juz dan 114 surat.

Kajian kisah para nabi khususnya nabi Yusuf alaihi salam yang terdapat dalam al-Qur’an dalam metode pendekatan ilmu sastra merupakan suatu hal yang baru karena masih banyak pendapat yang pro dan kontra dalam analisis ini. Akan tetapi, menurut Khalafullah, melalui pendekatan metodologis semacam ini akan banyak terungkap dimensi seni dan sastra yang dimiliki al-Qur’an. Oleh karena itu, kajian ini lebih menitikberatkan kajian sastra yang tertuang dalam kajian struktural, namun analisis yang akan dibahas tidak akan mengurangi ketinggian nilai sastra dalam al-Qur’an itu sendiri.

Metode penyampaian kisah al-Qur’an berbeda dengan yang diterapkan dalam literature sejarah. Deskripsi kejadian dalam kisah-kisah al-Qur’an merupakan deskripsi sastra yang memiliki nuansa kejiwaan, sehingga disimpulkan kisah-kisah al-Qur’an adalah bagian dari kisah-kisah sastra yang disusun atas dasar kekuatan perasaan yang mampu menggugah dan menarik perhatian. Jadi, kisah-kisah al-Qur’an termasuk dalam kategori kisah sastra-historis yang merupakan lukisan sastra tentang kejadian/peristiwa, tokoh dan dialog. Kisah yang terdapat dalam al-Qur’an merupakan cerita nyata yang dikisahkan kembali agar kita umat Islam lebih mengenal ketauhidan Sang Khalik sekaligus untuk memperlihatkan akan kebesaran kitab suci umat Islam al-Qur’an. Kisah sastra adalah hasil lukisan seorang pengisah atas peristiwa – peristiwa yang dialami tokoh nyata. Akan tetapi, lukisan tersebut disusun berdasarkan kaidah-kaidah sastra atau nilai

seni dan estetika. Sehingga tidak keseluruhan peristiwa dilukiskan, hanya dibidik hal-hal khusus yang memiliki kesan dan daya tarik sendiri bagi para pembaca atau pendengarnya. Al-Qur’an menjadikan kisahnya sebagai pelajaran dan petunjuk serta suri tauladan. Maka untuk sampai pada tujuannya ini al-Qur’an memilih cara yang tepat dan efisien dalam memaparkan kisah sehingga pesan utamanya tercapai. Dalam wacana kesusastraan tujuan kisah adalah memberi pengaruh kejiwaan kepada orang yang mendengar atau membacanya. (Khalafullah,2002:101).

Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa kajian kisah nabi Yusuf alaihi salam dalam al-Qur’an semata-mata hanya mengkaji pendekatan kajian sastra khususnya pendekatan kajian instrinsik. Dalam penelitian ini penulis mencoba menggunakan pendekatan struktural. Pendekatan struktural memiliki suatu konsep dasar yang menjadi ciri khasnya. Konsep dasar tersebut adalah adanya anggapan bahwa di dalam dirinya sendiri karya sastra merupakan suatu kesatuan yang bulat dengan unsur-unsur pembangunannya yang saling berjalinan (Pradopo, dkk dalam Jabrohim dan Wulandari, 2001:55).

Dalam karya sastra terdapat unsur-unsur pembangun yang secara bersamaan membentuk sebuah totalitas karya sastra tersebut, di samping unsur bahasa dan masih banyak lagi unsur yang lain. Secara garis besar, unsur sastra di kelompokkan menjadi dua macam yaitu: unsur instrinsik dan ekstrinsik (Nurgiyantoro, 1998: 23).

Unsur Instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu (dari dalam) sendiri, unsur inilah yang menyebabkan ide atau gagasan imajiner hadir sebagai karya sastra, yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Adapun yang secara langsung turut membangun cerita adalah: peristiwa, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa dan lain-lain. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi tidak secara langsung mempengaruhi karya sastra itu sendiri. Yang termasuk unsur ekstrinsik adalah: psikologi/ kejiwaan, sosiologi, politik, dan sejarah.

Kajian unsur instrinsik dalam sebuah karya sastra menurut Nurgiyantoro (1998) banyak unsur pembangun cerita. Analisis untuk kisah nabi Yusuf alaihi salam dalam al-Qur’an lebih ditekankan dalam latar dan amanah.

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams, dalam Nurgiyantoro, 1998: 216). Dalam istilah bahasa Arab latar adalah

-رﺎ إ - ﻮ- ( ﺎ اﻮأ ر ا) ﺪﻬ ا ﺎ زﻮ ﺎﻜ

/ ‘makanun wa zamanun almusyahidun (almasrahiyyun `au assinima`iyyun wad’un -`itharun -muhithun’/ ‘tempat dan waktu untuk menoton (pertunjukan atau film) –tempat – letak – lingkungan’. (Balbaki, 1988)

Amanah merupakan keseluruhan makna atau isi suatu wacana, konsep, dan perasaan yang hendak disampaikan pembicara untuk mengerti dan diterima pendengar. (Kridalaksana, dalam Sukada, 1987:59). Amanah merupakan pesan atau hikmah yang dapat di ambil dari sebuah cerita untuk dijadikan sebagai cermin maupun panduan hidup (Nurgiyantoro, 1998: 322). Dalam istilah bahasa Arab Amanah adalah /

, ﺎ : ﺔ ﺎ ﺮ

ﻮ آ

-تﺎ دهﻮأ اﻮ ﺔ ﻬ

/ ‘risalah : hithabun, maktubun – wajibun `au

haddafun lil hayati’/ ‘Pesan : penyampaian, yang tertulis – sesuatu kepentingan yang wajib atau panduan hidup’. (Balbaki, 1988)

Kisah para nabi yang terdapat dalam al-Qur’an merupakan kisah yang menggambarkan kepribadian diri sendiri, umat dan orang-orang disekitarnya serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa-masanya. Salah satunya adalah kisah nabi Yusuf as dalam Qs. Yusuf yang dituliskan dalam satu surah dengan banyak episode yang tergabung dalam satu kisah yang utuh. Selain itu, kisah nabi Yusuf ini merupakan ahsan al-qashash (sebaik-baik kisah), karena kisah ini kaya dengan gambaran yang benar-benar hidup, melukiskan gejolak hati seorang pemuda, kesabaran, kepedihan dan kasih sayang seorang ayah.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukan Godah (1991:41) :

ﺔ ا

:

إ ﺎ ثاد ا ﻚ ﻮ ﺎآ ا ﺎﻬ آ ثاد ا ﺔ ﻮ

ﺔ ﺎ

,

وﻰ ﺎ اة ﺎ ن ﺎ ﺎ و ﻰ ﺎﻬ ﺎ ﺎ أو ﺎﻬ ﺎ ﺮ ﺔ ﺎ ﺔ

ﺮ ا

Al-qisatu: majmu’atun min al-ahdasi yuhkiha al-katibu wa tata’allaqu tilka al-ahdasu bi syahsiyyatin insaniyyatin, muhtalifatin mutabayinatin fi tasarrufatiha wa `asalibu hayatiha ‘ala nahwi ma tatabayyanu hayyatu al-nasi ‘ala wajhi al-`ardi.

Kisah yaitu kumpulan beberapa peristiwa yang diceritakan oleh si penulis, di mana peristiwa-peristiwa yang diceritakan tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain, dan dilakoni oleh penokohan yang manusiawi, berbeda dan beragam, baik dalam sikap dan gaya hidup sebagaimana beragamnya sikap dan gaya hidup manusia di atas bumi. (Godah, 1991: 41)

Surah Yusuf merupakan surah Makiyyah karena diturunkan di Mekkah sebelum Nabi Muhammad saw hijrah dan surah ke-12 yang terdiri dari 111 ayat. Kisah nabi Yusuf dalam Qs. Yusuf terbagi atas beberapa bagian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Surat ini dinamakan surat Yusuf adalah karena titik berat surat ini mengenai riwayat nabi Yusuf alaihi salam. Cara penuturan kisah nabi Yusuf ini kepada nabi Muhammad saw berbeda dengan kisah-kisah nabi yang lain yaitu dalam kisah nabi-nabi yang lain Allah menitikberatkan pada tantangan yang bermacam-macam dari kaum mereka. Kemudian mengakhiri kisah itu dengan kemusnahan para penantang para nabi-nabi itu. Sedang dalam kisah nabi-nabi Yusuf as, Allah menonjolkan akibat yang baik dari pada kesabaran dan bahwa kesenangan itu datangnya sesudah penderitaan. Allah menguji Nabi Ya’qub dengan kehilangan putranya Yusuf as dan penglihatannya. Menguji ketabahan dan kesabaran Yusuf as dengan dipisahkan dari orang tua dan keluarga, di buang ke sumur dan diperdagangkan sebagai budak. Kemudian allah menguji imannya dengan godaan wanita cantik lagi bangsawan dan akhirnya dimasukkan ke dalam penjara. Dan Allah melepaskan Yusuf dan ayahnya dari segala penderitaan dan cobaan dengan mengumpulkan mereka kembali, mengembalikan penglihatan Ya’qub dan menghidupkan lagi cinta kasih antara Yusuf, kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya.

Kisah nabi Yusuf as salah satu di antara cerita-cerita ghaib yang diwahyukan kepada nabi Muhammad saw sebagai mukjizat bagi beliau, sedang beliau sebelum diturunkan surat ini tidak mengetahuinya. Dari cerita Yusuf alaihi salam ini, nabi Muhammad saw mengambil pelajaran-pelajaran yang banyak dan merupakan penghibur terhadap beliau dalam menjalankan tugasnya. Adapun pokok-pokok isinya tentang keimanan, hukum-hukum dan kisah.

Hal inilah yang menjadi alasan penulis memilih surah Yusuf sebagai judul penelitian penulis. Dan dalam melakukan penelitian ini penulis mencoba memakai

pendekatan struktural dengan menggunakan teori Nurgiyantoro, karena ia memaparkan pengkajian fiksi secara lebih jelas dan lengkap serta literaturnya mudah ditemukan.

Dokumen terkait