• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap wacana film Tendangan dari Langit, penulis ingin memberikan saran kepada beberapa pihak di antaranya:

1. Kepada Bapak Hanung Bramantyo selaku sutradara juga Fajar Nugros selaku penulis skenario film, agar terus menciptakan karya-karya yang mendidik melalui film dengan memuat nilai-nilai religius dan kemanusiaan.

2. Kepada seluruh masyarakat agar dapat menjadi penonton yang cerdas dengan mengambil pesan-pesan yang baik dan menjauh konten-konten yang kurang baik dalam sebuah film.

3. Kepada seluruh anak agar senantiasa berbakti kepada kedua orang tua walaupun sudah sukses dan kepada kedua orang tua agar mendukung bakat dan cita-cita anaknya.

4. Kepada pengurus PSSI agar terus bekerja keras demi persepakbolaan Indonesia yang lebih baik lagi.

98

5. Kepada seluruh insan perfilman Indonesia agar dapat membuat karya-karya yang tidak hanya menghibur, melainkan juga memberikan edukasi kepada masyarakat dan juga menghilangkan konten-konten negatif dalam sebuah film.

99

DAFTAR PUSTAKA

Abyari, Ibrahim. Tarjamah Shahih Bukhari, Penerjemah Zeid Husein Al-Hamid. Surabaya: Mutiara Ilmu, t.t.

At-Tirmidzi, Abu Isa Muhammad bin Isa. Ensiklopedia Hadits 6: Jami’ at-Tirmidzi, , Penerjemah Misbahul Khaer, dkk. Jakarta: Almahira, 2013. Cet.

Ke- 1.

Al-Qusyairi, An-Naisaburi Muslim bin al-Hajjaj, Ensiklopedia Hadits 4; Shahih Muslim 2, Penerjemah Masyhari, dkk. Jakarta: Almahira, 2012. Cet. Ke-1.

Amura, Perfilman di Indonesia dalam Era Orde Baru. Jakarta: Lembaga Komunikasi Massa Islam di Indonesia, 1989.

Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer; Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2011.

Arifin, E. Zainal, dkk. Wacana; Transaksional dan Interaksional dalam Bahasa Indonesia. Tangerang: Pustaka Mandiri, 2013.

Asyur, Ahmad Isa. Birrul Walidain, Penerjemah H. Salim Basyarahil. Jakarta:

Gema Insani Press, 1992.

Asy-Syafrowi, Mahmud. Orang Tuaku Pintu Surgaku. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2015.

Badara, Aris. Analisis Wacana; Teori, Metode dan Penerapannya pada Wacana Media. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesi;: Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012. Cet ke-3.

Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: Lkis, 2001.

Ghazali, M. Bahri, Dakwah Komunikatif; Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997.

100

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.

Jawas, Yazid bin Abdul Qodir. Birrul Walidain; Berbakti kepada Kedua Orang Tua. Jakarta: Darul Qolam, 2002.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Cet ke-22.

Musfah, Jejen. Bahkan Tuhan Pun Bersyukur; Memahami Rahasia Hati. Jakarta:

Hikmah, 2003.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2004. Cet. Ke-3.

Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Cet ke-5.

Pratista, Himawan. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008.

Sumarno, Marselli. Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta: PT Grasindo 1996. Prodjohaamidjojo, Martiman. Hukum Perkawinan Indonesia. Jakarta: Indonesia

Legal Center Publishing, 2011.

Purwoko, Herudjati. Discourse Analysis; Kajian Wacana bagi Semua Orang.

Jakarta: Indeks, 2008.

Rusminto, Nurlaksana Eko. Analisis Wacana; Kajian Teoritis dan Praktis.

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015. Cet ke-1.

Wawancara pribadi dengan Fajar Nugros. Minggu, 30 Juli 2017

Website

“Agus Hadi Sudjiwo”, artikel diakses pada 30 Mei 2017 dari https://profil.merdeka.com/indonesia/a/agus-hadi-sudjiwo/

“Agus Kuncoro”, artikel diakses pada 31 Mei 2017 dari http://www.pemeranfilm.com/agus-kuncoro/

“Agus Kuncoro”, artikel diakses pada 30 Mei 2017 dari

“Galeri Foto”, artikel diakses pada 30 Mei 2017 dari http://sujiwotejo.com/galeri-foto/?nggpage=2

“Hanung Bramantyo” artikel diakses pada 29 Mei 2017 dari https://profil.merdeka.com/indonesia/h/hanung-bramantyo/

“Profil”, artikel diakses pada 30 Mei 2017 dari http://sujiwotejo.com/profil/

“Profil Fajar Nugros”, artikel diakses pada 30 Mei 2017 dari https://www.kapanlagi.com/indonesia/f/fajar_nugros/

“Profil Hanung Bramantyo, Sutradara Kenamaan Asal Indonesia”, artikel diakses pada 29 Mei 2017 dari http://www.profilpedia.com/2016/04/profil-hanung-bramantyo.html

102

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Poster Film Tendangan dari Langit

Surat Izin Penelitian

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Fajar Nugros (Penulis Skenario) Hari, Tanggal : Minggu, 30 Juli 2017

Waktu : 15.00 – 15.30 WIB

Tempat : Jalan Depsos 1, no. 30, Komplek Departemen Sosial, Jakarta Selatan (Kantor Demi Istri Production)

1. Apa yang melatarbelakangi pembuatan film Tendangan dari Langit?

Latar belakang pembuatan filmnya karena Irfan Bachdim populer waktu itu , sama Kim ya, lagi hits pemain bule naturalisasi, sebenernya latarnya itu.

Terus produser datang kita punya Irfan Bachdim sama Kim Kurniawan nih. Coba dibuatin filmnya, udah itu doang. Secara komersil itu sih.

2. Mungkin abis AFF juga kali ya mas?

Ya, abis dia bikin gol, Irfan. Jadi tidak ada hubungannya dengan, ya kalo produser komersil kan liatnya oo itu lagi happening gitu

3. Apakah ini diangkat dari kisah nyata?

Gak ada. Semua rekaan, idenya dari Coach Timo. Ide ceritanya dari dia terus saya rapiin ke skenario

4. Ada inspirasi lain gak si mas misalnya dari pengalaman pribadi Mas Fajar Nugros?

Eh kalo pengalaman pribadi kan dideketin ke biasanya penulis itu atau sutradara itu mendekatkan karyanya ke dirinya kan. Saya juga dari daerah, dari

Jogja ke Jakarta mau sukses, ya sama seperti Wahyu situasinya. Kita dari desa, dia mau meraih impiannya ke Jakarta.

5. Kalo pemilihan Persema itu dari mana?

Persema karena klubnya Irfan waktu itu Persema kan

6. Ada gak si kesengajaan untuk menyampaikan pesan berbakti kepada orang tua dalam film ini?

Ya pasti. Karena kan itu kan nilai-nilai Jawa kan. Apapun, kamu pergi kemanapun, kamu merantau, meraih mimpi, ya jangan lupa untuk berbakti kepada orang tua, jangan lupa sama roots kan.

7. Terus ini pandangan aja ya mas, menurut mas pandangan terhadap perilaku anak-anak ke orang tua gimana si?

Kalo dulu si kebanyakan intinya kita suka lupa akar ya, lupa akar berarti lupa orang tua sih, orang udah sukses di Jakarta, kita melupakan itu, melupakan rootsnya dari mana, lupa diri gitu. Nah film ini kan supaya ngingetin bahwa dengan kerja keras, sukses, kamu gak bisa lupa sama roots kamu.

8. Gimana harusnya orang tua mendidik anak-anaknya?

Orang tua mendidik anak itu sebenernya dari apa yang mereka tau. Kita tidak bisa menyalahkan mereka cara ngedidiknya keliru, karena kita sudah di Jakarta, kita tahu seperti apa dunia yang lebih modern dan ilmu yang lebih banyak terus kita nyalahin orang tua kita dulu mendidik , kan gak gitu juga. Mereka hanya mendidik kita dengan nilai-nilai yang mereka tau kan, misalnya si bapaknya juga gak mau, secara bodohnya, secara konteksnya si bapaknya juga taunya dulu dia

pernah main bola, dia kecelakaan, dia cedera ya dia yang tau ya anaknya jangan sampe kaya dirinya, kan sesederhana itu.

9. Mungkin fenomenanya sekarang juga kaya gitu kali ya Mas?

Sebenernya orang tua kan gak mau anaknya lebih buruk dari dia aja. Kalo fenomena bola di situ kita samakan dengan situasi kenyataan di sepak bola.

Biasanya gitu klub kita. Kalo di luar negeri cedera, lu dirawat, ada asuransi, ada apa. Kalo disini ya dibuang.

10. Tapi banyak gak si mas nemuin orang tua yang melarang anaknya main bola?

Ya salah satunya ya Wahyu itu.

11. Kalo aslinya?

Aslinya banyak. Kan itu fenomena umum ya. Orang tua gak mau anaknya jadi sutradara, bisa idup nggak? Atau mau jadi anak band? Dan sebagainya.

12. Di dalam film ini, tema apa saja yang ingin ditonjolkan?

Kerja keras doang sebenernya, itu ngasih hope bahwa kalo lu kerja keras ya lu bisa sukses, gitu. Siapapun kamu ya mau dari desa mau dari mana.

Narasumber,

Fajar Nugros

(Penulis Skenario Film Tendangan dari Langit)

Foto Bersama Fajar Nugros

(Penulis Skenario Film Tendangan dari Langit)

Dokumen terkait