• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

5.2.3 Saran dalam Kaitan Praktis

Media intranet RU III sebagai media internal Public Relations agar lebih memperbanyak lagi informasi-informasi mengenai internal perusahaan. Mengingat media intranet RU III ini merupakan media utama yang sering digunakan karyawan dalam mencari informasi dan membangun jembatan komunikasi yang baik antara perusahaan dan karyawan.

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

West dan Turner (2008) mendefinisikan teori secara umum adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena. Setiap penelitian memerlukan teori sebagai landasan kerangka berpikir yang mendukung masalah secara sistematis. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang akan memuat pokok-pokok pikiran yang dapat menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan dibahas (Nanawi, 1995:39).

2.1.1 Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common) (Mulyana, 2007:46).

Ada banyak definisi dari komunikasi. Dance (1970) menghimpun tidak kurang dari 98 definisi komunikasi. Definisi-definisi tersebut dilatarbelakangi berbagai perspektif, yaitu mekanistis, sosiologistis, dan psikologistis. Raymond S. Ross (1974:b7) mendefinisikan komunikasi sebagai proses transaksional yang meliputi pemisahan dan pemilihan bersama lambang secara kognitif begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri, arti atau respon yang sama seperti yang dimaksud oleh sumber (Rakhmat, 2007:3).

Proses komunikasi dapat diartikan sebagai „transfer informasi‟ atau pesan

(message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi (Suprapto, 2009:5).

Menurut Gary Cronkhite (Ruslan, 2003:86-87), ada empat pendekatan atau asumsi pokok untuk memahami tentang komunikasi, yaitu:

1. Komunikasi merupakan suatu proses. 2. Komunikasi adalah suatu pertukaran pesan.

3. Komunikasi merupakan informasi yang bersifat multi dimensi, yaitu berkaitan dengan dimensi dan karakter komunikator, pesan yang akan disampaikan, media yang dipergunakan, komunikan yang akan menjadi sasarannya, dan dampak yang ditimbulkan.

4. Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan-tujuan atau maksud ganda.

Komunikasi berdasarkan konteksnya menurut Mulyana (2007:78) adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi, maka dikenalkanlah: komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (kecil), komunikasi publik, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Komunikasi yang terjadi di dalam organisasi meliputi komunikasi yang memiliki jumlah peserta yang banyak. Komunikasi organisasi (organizational communication) mencakup komunikasi yang terjadi di dalam dan di antara lingkungan yang besar dan luas (West dan Turner, 2008:38). Komunikasi ini bersifat formal dan informal yang tujuannya untuk memberikan saling pengertian diantara publiknya baik internal maupun eksternal.

2.1.2 Komunikasi Organisasi

Komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan antara dua orang atau kepada khalayak ramai, dan dilakukan sesuai dengan kepentingan dan tujuan masing-masing. Jika pengertian tersebut dikaitkan dengan organisasi, maka akan tampak bahwa komunikasi berperan sangat penting dalam sebuah organisasi karena organisasi merupakan sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil, sebaliknya jika komunikasi di dalam organisasi tidak berjalan dengan baik, maka kehidupan organisasi tidak berjalan dengan baik pula (http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73429/potongan/S1-2014-282542-chapter1.pdf, 2014:4).

Secara umum, komunikasi organisasi didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi, baik itu komunikasi eksternal maupun komunikasi internal. Penelitian ini sendiri memandang komunikasi organisasi sebagai

komunikasi internal. Merujuk pada Lawrence D. Brennan (Dalam Effendy, 2006:122), komunikasi internal adalah pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi manajemen).

Komunikasi di dalam organisasi tidak hanya sebatas komunikasi antara atasan dengan bawahan saja. Lebih dari itu, komunikasi organisasi dapat dilihat dari berbagai sisi, yaitu komunikasi upward, komunikasi downward, komunikasi horizontal (komunikasi antarkaryawan), keterampilan berkomunikasi (berbicara, mendengar, menulis), dan juga komunikasi evaluasi program (Muhammad, 2007:65). Dari berbagai sisi yang ada di dalam komunikasi organisasi tersebut, penelitian ini akan melihat lebih jauh tentang komunikasi organisasi dari sisi komunikasi horizontal atau komunikasi antarkaryawan.

Karyawan merupakan bagian yang sangat penting dalam organisasi, tanpa adanya karyawan, tidak akan ada organisasi, dan jika komunikasi diantara karyawan tidak berjalan dengan baik maka komunikasi di dalam organisasi juga tidak akan berjalan dengan baik. Komunikasi antarkaryawan merupakan bentuk dan aliran informasi yang paling kritis di dalam perusahaan karena pada dasarnya semua kontak aliran kerja secara langsung melibatkan komunikasi antarkaryawan (Masmuh, 2008: 13). Pertukaran informasi antabagian dan antarkaryawan di dalam perusahaan sangat membantu dalam menjalin dan mempertalikan atau mengikat suatu organisasi perusahaan menjadi satu kesatuan yang utuh. Selain itu, komunikasi antarkaryawan berfungsi sebagai alat utama untuk mengkoordinasikan dan mempersatukan semua bagain yang ada dalam struktur organisasi perusahaan.

Komunikasi antarkaryawan awalnya merupakan kegiatan yang dipandang sebelah mata oleh perusahaan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan mulai memahami bahwa komunikasi antarkaryawan bukanlah masalah yang sepele. Komunikasi antarkaryawan merupakan „alat‟ yang sama dengan analisis keuangan

peran yang penting dalam pencapaian misi perusahaan. Komunikasi antarkaryawan yang baik menjadikan setiap pekerjaan dapat terlaksana dengan baik, sehingga pada akhirnya akan mempermudah pencapaian tujuan organisasi. Sejalan dengan hal tersebut, Grunig (1992) berpendapat bahwa komunikasi antarkaryawan menjadi salah satu kontributor penting di dalam keefektivitasan organisasi, dengan membuat jaringan diantara organisasi dan karyawan menggunakan berbagai macam media komunikasi, seperti interpersonal dan komunikasi kelompok kecil, komunikasi cetak tradisional, komunikasi elektronik, dan komunikasi online.

2.1.3 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi, sikap, ide, dan sikap kepada banyak orang (biasanya menggunakan mesin atau media yang klasifikasikan ke dalam media massa, seperti radio siaran, televisi siaran, surat kabar/majalah dan film) (Suprapto, 2009:17). Pesan-pesan yang ada di dalam komunikasi ini bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Meskipun khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga (dalam bentuk saran-saran yang sering tertunda), proses komunikasi didominasi oleh lembaga karena lembagalah yang menentukan agendanya (Mulyana, 2007:84).

Diingatkan disini bahwa organisasi media massa bekerja sebagai suatu lembaga masyarakat (social institution), yang hidup di tengah masyarakat (dengan segala nilai, norma, dan dinamikanya), dan berinteraksi dengan institusi-institusi lain yang ada di dalam masyarakat (Pawito, 2007:17).

Komunikasi massa pada dasarnya bentuk komunikasi dengan melibatkan khalayak luas yang biasa menggunakan teknologi media. Hadirnya media baru seperti internet memberikan pespektif pandangan baru terhadap komunikasi massa. Kenyataan menunjukkan bahwa penggunaan internet memiliki peluang untuk memberikan tanggapan atau umpan-balik (feedback) secara segera (immediately), misalnya e-mail dan mailist yang berbeda dengan surat kabar atau majalah dimana umpan-baliknya lebih bersifat tertunda (delayed) (Pawito, 2007:16).

2.1.4 Public Relations

Public relations sebagai salah satu bentuk dari ilmu komunikasi secara praktis pada hakekatnya merupakan suatu badan atau biro yang tegak serta bediri sendiri dalam jajaran struktur organisasi dari suatu instansi atau perusahaan tertentu. Keberadaan dari peran Public Relations di sejumlah perusahaan, institusi, atau lembaga pemerintah pada saat tidak dapat dianggap remeh. Public Relations saat ini boleh dikatakan telah berkembang sebagai bagian penting di perusahaan, utamanya untuk menciptakan pendapat publik. Keberadaan Public Relations di lembaga atau institusi sosial dan politik telah tumbuh bukan saja sebagai alat sosial, politik dan budaya, tapi juga sebagai mekanisme yang mendukung terciptanya keuntungan ekonomi (Danandjaja, 2011:7-9).

2.1.5 Tujuan Public Relations

Karena Public relations adalah fungsi manajemen dalam melaksanakan kegiatan komunikasi, maka pada dasarnya tujuan Public relations adalah tujuan-tujuan komunikasi. Tujuan tersebut diimplementasikan ke dalam program-program Public relations. Agar program tersebut berjalan dengan baik, salah satunya adalah agar mendapat publisitas media, maka perlu didukung oleh media PR (PR tools), antara lain press release, website, company profile, dan produk-produk tulisan lainnya. Disinilah peran Public relations writing, yaitu kemampuan menulis, membuat dan mendesain media Public relations (Kriyantono, 2008:42).

Tujuan public relations sendiri dibagi berdasarkan kegiatannya. Kegiatan tersebut adalah kegiatan internal public relations dan kegiatan eksternal public relations. Dalam penelitian ini, membahas dari sisi kegiatan internal public relations. Menurut Danandjaja (2011:22), tujuan public relations berdasarkan kegiatan internal relations dalam hal ini dapat mencakup ke dalam beberapa hal, yaitu:

1. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap, tingkah laku dan opini publik terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijaksanaan perusahaan yang sedang dijalankan.

2. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan dengan tidak melakukan kepentingan publik.

3. Memberikan penerangan kepada publik karyawan mengenai suatu kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada berbagai aktivitas rutin perusahaan, juga menjelaskan mengenai perkembangan perusahaan tersebut. Dimana pada tahap selanjutnya diharapkan publik karyawan tetap well inform.

4. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan yang bersifat internal public relations dalam perusahaan tersebut.

2.1.6 Fungsi Public Relations

Fungsi atau peranan adalah harapan publik terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh Public relations sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang Public relations. Jadi, Public Relations dikatakan berfungsi apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik, berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin kepentingan publik (Kriyantono, 2012:58).

Secara praktis, diketahui bila berbicara mengenai fungsi dari public relations itu sendiri, tidaklah akan terlepas begitu saja kaitannya dengan kegiatan public relations. Karena melalui kegiatan public relations itu dapat secara jelas langsung dapat diketahui mengenai fungsi apa saja yang dilakukan oleh kegiatan public relations itu, baik kegiatannya dalam bentuk eksternal maupun internal (Danandjaja, 2011:18).

Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations, Principles and Problems mengemukakan tiga fungsi public relations (Effendy, 1993:137):

1. Mengabdi kepada kepentingan umum (It should serve the public‟s interest).

2. Memelihara komunikasi yang baik (Mantain good communication). 3. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik (And stress

goodmorals and manners).

2.1.7 Kegiatan Public Relations

Seperti yang telah dijelaskan di latar belakang masalah, dalam menjalankan tugasnya, Public Relations dibagi menjadi dua macam, yaitu internal Public Relations (publik intern) dan external Public Relations (publik ekstern). Bagi publik

intern, kegiatan Public Relations ke dalam perusahaan tersebut diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan di antara para karyawannya, komunikasi antar bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin dengan akrab dan tidak kaku, serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan (Suhandang, 2004:73-74).

Tiap anggota dari badan atau perusahaan itu, dari tingkat pimpinan sampai pada pesuruh, merupakan Public Relations Officer yang tidak resmi. Mereka harus menyadari bahwa sebagai anggota atau keluarga dari perusahaan, mereka akan selalu mendapat sorotan dari publik yang ada di luar. Sikap, sifat, tingkah laku, dan perbuatan seorang karyawan atau keluarganya dapat mempengaruhi nama baik instansi atau perusahaan di mana mereka bekerja. Dengan kesadaran dan keyakinan tersebut diharapkan muncul kegairahan kerja dari para pegawainya. Baik secara ekonomi, sosial, maupun secara psikologis (Suhandang, 2004:74).

Menurut Danandjaja (2011:32-33), bentuk-bentuk dari kegiatan internal public relations dapat dibagi menjadi hubungan dengan publik karyawan (employee realtions), hubungan manusiawi (Human relations), hubungan dengan publik buruh, dan hubungan dengan publik pemegang saham (stockholder relations). Dalam penelitian ini, hubungan yang terjadi termasuk ke dalam hubungan manusiawi. Tujuan dari hubungan manusiawi ini adalah untuk menumbuhkan kepercayaan pada diri publik karyawan terhadap masalah yang dihadapinya melalui cara bimbingan (public relations counseling). Di dalam hubungan manusiawi ini, seorang manajer atau Public Relations harus menciptakan kondisi rasa kesejahteraan di antara publik karyawan dengan pimpinan, rasa kesetiakawanan di antara publik karyawan dengan pimpinan, dan rasa ketentraman dalam bekerja di antara publik karyawan.

2.1.8 Media Internal Public Relations

Media internal adalah salah satu media komunikasi yang dipergunakan oleh perusahaan untuk keperluan publikasi atau sebagai sarana komunikasi yang ditujukan pada kalangan terbatas, seperti karyawan (Soemirat & Elvinaro, 2008). Media internal dibuat dan diterbitkan sebagai salah satu alat komunikasi internal sehingga para karyawan bisa menyalurkan pendapatnya dan dapat pula mengetahui segala

sesuatu mengenai perusahaan. Dengan demikian hubungan antara karyawan dengan pimpinan dan antar karyawan dapat menjadi baik dan harmonis.

Media PR terdiri dari dua bentuk, yaitu media internal dan media eksternal. Media internal dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat berbentuk majalah, tabloid, buletin, newsletter, website perusahaan, intranet perusahaan, company profile, financial report, dan masih banyak lagi jenis lainnya (Nova, 2009:205).

2.1.8.1 Media Baru bagi Public Relations

Perkembangan teknologi melahirkan bentuk media baru. Media baru adalah media yang memanfaatkan jaringan internet atau biasa disebut sebagai media online. Media baru dapat digunakan oleh PR untuk melaksanakan fungsinya, yaitu untuk berkomunikasi dengan publik. Media online digunakan oleh Keller (2007:4-5) untuk merujuk pada sistem komunikasi, channel, dan format yang lebih luas yang disediakan oleh teknologi internet.

Salah satu media baru yang sudah dimanfaatkan oleh PR di dalam perusahaan

adalah intranet. Intranet menurut Keller (2007:6) adalah “networked information systems that an organization hosts for its internal publics”. Intranet digunakan oleh publik internal perusahaan seperti karyawan untuk berkomunikasi satu sama lain. Holtz (2002: 112) menjelaskan bahwa intranet memudahkan organisasi untuk melakukan penghematan budget karena untuk setiap peristiwa komunikasi dilakukan secara online dan tidak menggunakan kertas, melalui intranet, publik internal dapat terhubung untuk berbicara tentang strategi perusahaan atau informasi-informasi internal lainnya seperti berbagi foto dan ucapan selamat ulang tahun.

Intranet seperti yang telah dijelaskan diatas, merupakan media Electronic Public Relations/Cyber Public Relations (E-PR). Public Relations dapat menjalankan tugas dalam menjembatani komunikasi antara perusahaan dengan publiknya melalui media online. Media online berperan penting dalam komunikasi internal perusahaan dengan karyawan. Media online telah melahirkan media komunikasi baru dalam internal perusahaan, yaitu Intranet. Kehadiran media internal intranet perusahaan telah mampu menciptakan komunikasi efektif di antara pihak manajemen perusahaan dengan karyawannya.

2.1.9 Cyber Public Relations

Kehadiran media baru yang menyebabkan perubahan perilaku publik turut memberikan dorongan besar agar PR sebuah organisasi mengikutsertakan diri dalam media online melalui implementasi cyber public relations (Cyber PR). menurut Onggo (2004:1) Cyber PR adalah inisiatif PR atau public relations yang menggunakan media internet sebagai sarana publisitasnya.

Solis dan Breakenridge (2010) lebih menekankan cyber PR sebagai kegiatan berkomunikasi termasuk didalamnya memahami cara publik dalam menggunakan media online dan turut serta berinteraksi dan menyediakan informasi yang dapat membantu publiknya.

Internet membuat praktisi PR dapat secara langsung terhubung dengan pelanggan. Ada empat model PR yang ditawarkan oleh Solis dan Breakenridge (2010: 31) yang digunakan pada era perkembangan media sosial seperti sekarang, yaitu:

a. PR ->Traditional Media ->Customers

PR tetap menggunakan media massa tradisional untuk menjangkau pelanggan.

b. PR ->New Influencer ->Customers

PR menggunakan kelompok pengaruh atau publik yang baru seperti bloggers untuk berhubungan dengan pelanggan.

c. PR ->Customers

PR berhubungan langsung dengan pelanggan. d. Customers -> PR

Pelanggan juga dapat berhubungan langsung dengan PR.

2.1.10 Teori Uses and Gratification

Teori Uses and Gratifications yang dikemukakan oleh Katz, Blumer dan Gurevitch yang dikutip oleh Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Teori ini menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak akan informasi. Jadi,

bobotnya adalah khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk kebutuhan khusus (2003:289).

Pengertian teori Uses and Gratifications dalam buku yang ditulis oleh Rakhmat yang berjudul Metode Penelitan Komunikasi, bahwa “Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap penyebaran. Anggota khalayak dianggap secara aktif

menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya” (2009:65).

Pemenuhan kebutuhan khalayak ini berupa pemberian informasi-informasi beragam yang disajikan lewat media sehingga dapat menimbulkan kepuasan khalayak dalam memperoleh berbagai informasi yang beragam, dengan demikian seseorang diharapkan atau diduga berhubungan erat atas adanya teori antara isi pernyataan atau informasi media dengan kepuasan khalayak dalam memperoleh informasi melalui media tersebut.

Inti dari model uses and gratification ini adalah aktifitas audiens, yaitu pilihan yang disengaja oleh para pengguna isi media untuk memenuhi kebutuhan mereka (Severin dan Tankard, 2008:353).

Adapun asumsi-asumsi dasar dalam pendekatan uses and gratification menurut Katz, Blumer daan Gurevitch (Morissan, 2010) adalah:

1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari pengguna media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepantingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan

sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Teori uses and gratification beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan dibawah ini:

Gambar 1

Uses and Gratification

6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Sumber: Kriyantono, 2009:208

Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini

Lingkungan Sosial: 1. Ciri-ciri demografis 2. Afiliasi kelompok 3. Ciri-ciri personal Kebutuhan Khalayak: 1. Kognitif 2. Afektif 3. Integratif personal 4. Integratif sosial 5. Pelepasan Sumber Pemuasan Kebutuhan Non Media: 1. Keluarga 2. Komunikasi interpersonal 3. Hobi 4. Istirahat Penggunaan Media Massa: 1. Jenis media 2. Isi media 3. Terpaan media 4. Konteks sosial Pemuasan Media (Fungsi): 1. Pengamatan lingkungan 2. Diversi/hiburan 3. Identitas personal 4. Hubungan sosial

didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita. Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalamanpengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional. Kebutuhan pribadi secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal itu bisa diperoleh dari hasrat akan harga diri. Kebutuhan sosial secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. Sementara itu, kebutuhan pelepasan adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman (Nurudin, 2009:194-195).

Salah satu model Uses and Gratifications yang banyak digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2

Model Uses and Gratifications

Antaseden Motif Penggunaan Media Efek - Variabel Individu - Kognitif - Hubungan - Kepuasan - Variabel Lingkungan - Personal Diversi - Macam Isi - Pengetahuan - Personal Identity - Hubungan dengan isi

Sumber: Kriyantono, 2007:206

Anteseden meliputi veriabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial. Blumer menyebutkan tiga orientasi motif, yaitu: orientasi kognitif (kebutuhan informasi, surveillance, atau eksplorasi realitas), diversi (kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan), serta identidas personal (menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi orang itu sendiri). Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antar individu konsumen dengan isi media yang dikonsumsi atau media

secara keseluruhan. Efek media dapat dioperasionalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberi kepuasan.

2.1.11 Informasi

Strater yang dikutip Liliweri dalam bukunya Komunikasi Antar Pribadi mengemukakan bahwa: ”Informasi sebagai kegiatan pengumpulan atau pengolahan

data untuk memberikan pengetahuan dan keterangan” (1991:22). Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda, atau sebagai sinyal berdasarkangelombang. Informasi adalah jenis acara yang mempengaruhi suatu negara dari sistem dinamis. Para konsep memiliki banyak arti lain dalam konteks yang berbeda. Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi .

Dalam beberapa hal pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa tertentu atau situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui proses komunikasi, pengumpulan intelejen, ataupun didapatkan dari berita juga dinamakan informasi. Informasi yang berupa koleksi data dan fakta seringkali dinamakan informasi statistik. Dalam bidang ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses, atau ditransmisikan. Penelitian ini memfokuskan pada definisi informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi

Dokumen terkait