• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

1. Para Pemohon Itsbath Nikah sebenarnya masih bisa untuk mengajukan permohonan itsbath nikah kembali, dalam wawancara penulis hakim memberikan keterangan, bahwasanya itsbat nikah yang tidak dapat diterima itu dapat diajukan kembali permohonannya, karena permohonannya tidak dapat diterima (Niet Onvankelijk Verklaard/N.O) yaitu permohonan mengandung cacat “error in persona” dalam bentuk plurium litis consortium

dalam arti permohonan yang diajukan tidak lengkap dan kurang pihak yang ditarik sebagai keterangan dalam persidangan, dan para pemohon dapat mengajukan banding, akan tetapi para pemohon tidak mengajukan banding. 2. Masyarakat sekiranya jangan melakukan praktik nikah di bawah tangan,

karena dampak negatifnya sangat besar bagi yang melakukannya. Dan tidak mempunyai kekuatan hukum, khsususnya bagi kaum hawa jangan mudah terayu oleh pria yang mengajak nikah bawah tangan.

73

3. Untuk instansi yang berwenang dalam masalah hal perkawinan, sekiranya sama-sama untuk memberi peringatan kepada masyarakat untuk tidak melakukan nikah bawah tangan karena sebagai langkah preventif untuk menolak dampak negatif/mudharrat.

DAFTAR PUSTAKA

Amin Suma, Muhammad. Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2004.

A.Rasyid, H. Raihan, Hukum Acara Peradilan Agama, Cet-14, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Ali, Zainuddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2006. Abdullah bin Nuh dan Oemar Bakri, Kamus Arab-Indonesia-Inggris, Jakarta:

Mutiara, tt.

Az-Zuhaili, Prof. Dr. Wahbah, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 9, Jakarta: Darul Fikir, 2011.

Asmawi, Mohammad, Nikah dalam Perbincangan dan Perbedaan. Yogyakarta: Darussalam, 2004.

Departemen Agama, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Serta Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: 2004).

Djalil, H. A. Basiq, Ilmu Ushul Fiqih 1 dan 2. Jakarta: Kencana, 2010.

Hosen, KH. Ibrahim. Fiqh: Perbandingan Masalah Pernikahan. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003.

Instruksi Presiden R.I. Nomor 1 Tahun 1991, Kompilasi Hukum Islam Di

Indonesia. Departemen Agama R.I. Direktorat Jenderal Pembinaan

Kelembagaan Agama Islam Tahun 1997/1998.

Kuzari, Achmad, Nikah Sebagai Perikatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995.

Lubis, Sulaikin, Hukum Acara Peradilan Agama di Indonesia, Cet-3, Jakarta: Kencana, 2008.

M. Zein, H. Satria Effendi. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer: Analisis Yurisprudensi Dengan Pendekatan Ushuliyah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.

Rofiq, Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995. Ramulyo, M. Idris. Tinjauan Beberapa Pasal Undang-Undang Nomor 1 Tahun

75

Rusdiana, Kama dan Arifin, Jaenal. Perbandingan Hukum Perdata. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2007.

Ramulyo, Mohd. Idris, Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan Agama, dan Zakat Menurut Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

Shahih Muslim, Kitab an-Nikah, Bab 9. Dar – ihya‟ al-kutub al-arabiyyah, 1336 H/1918 M.

Sofyan,Yayan “Itsbat Nikah Bagi Perkawinan Yang Tidak Dicatat Setelah Diberlakukan UU. No. 1 Tahun 1974 Di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan”, Ahkam IV, no. 8 (2002).

Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah 5. Tahkik dan Takhrij: Muhammad Nasiruddin Al-Albani. Jakarta : Cakrawala Publishing, 2009.

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia : Antara Fiqh

Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Kencana, 2009.

Syakiri, Muhammad Fu’ad. Perkawinan Terlarang: al-misyar (kawin perjalanan), al-„urfi (kawin bawah tangan), as-sirri (kawin rahasia), mut‟ah. Jakarta: CV. Cendikia Sentra Muslim, 2002.

Sholeh, Asrorun Ni’am. Fatwa-Fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga. Jakarta: eLSAS, 2008.

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia (Antara Fiqh Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Kencana, 2009. Shomad, Abd, Hukum Islam (Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum

Indonesia). Jakarta: Kencana, 2010.

Tihami , H.M.A dan Sahrani, Sohari. Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Citra Umbara, 2007.

Umar, Abdurrahman, Kedudukan Saksi dalam Peradilan Menurut Hukum Islam,Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1996.

https://intanghina.wordpress.com/2008/05/27/analisis-yuridis-status-hukum-istri- yang-menikah-di-bawah-tangan-berdasarkan-ketentuan-yang-berlaku-tentang-perkawinan.

http://www.badilag.net/data/ARTIKEL/ARTIKEL NASAB ANAK DI LUAR PERKAWINAN.pdf, (diakses pada tanggal 7 Oktober 2013).

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

SALINAN

PENETAPAN

Nomor xxx/Pdt.P/2012/PA JS. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama telah menjatuhkan penetan dalam perkara isbath nikah yang diajukan oleh:

1 Pemohon I, umur 55 tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan Swasta, tempat tinggal di Jl. Harun RT. 13 RW. 01 Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sebagai Pemohon I;

2 Pemohon II, umur 35 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumahtangga, tempat tinggal d di Jl. Harun RT. 13 RW. 01 Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sebagai Pemohon II;

Selanjutnya Pemohon I dan Pemohon II disebut Para Pemohon; Pengadilan Agama tersebut;

Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara; Setelah mendengar Pemohon I dan Pemohon II;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal 17 Desember 2012, yang didaftar pada Buku Register Perkara Pengadilan Agama Jakarta Selatan dengan Nomor xxx/Pdt.P/2012/PA JS., telah mengajukan permohonan isbath nikah dengan dalil-dalil sebagai berikut:

1. Bahwa PEMOHON I dan PEMOHON II telah melangsungkan pernikahan pada tanggal 10 Juli 1997 di Desa Karanganyar Rt 05/03, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Slawi, Jawa Tengah dengan wali Nikah bernama Bapak ...wali Nikah PEMOHON II dengan mahar uang sebesar Rp. 10.000 dan disaksikan oleh saudara dan kerabat dekat PEMOHON antara lain Bapak ....1 dan ibu ....2;

Hal. 1 dari 6 hal. Pen. No. 0244/Pdt.P/2012/PA JS.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

3. Bahwa sewaktu akan menikah PEMOHON I berstatus perjaka dalam usia 41 tahun sementara PEMOHON II berstatus Perawan dalam usia 21 tahun;

4. Bahwa, setelah akad nikah hingga permohonan ini diajukan PEMOHON I dan PEMOHON II tidak pernah mendapat atau mengurus akta nikah tersebut;

5. Bahwa dari perkawinan PEMOHON I dan PEMOHON II telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak yang masing-masing bernama:

ANAK I, lahir pada tanggal 30 september 1998; ANAK II, lahir pada tanggal 12 September 1999; ANAK III, Lahir pada tanggal 22 September 2003;

6. Bahwa PEMOHON I dan PEMOHON II sangat membutuhkan bukti pernikahan tersebut untuk kepastian hukum PEMOHON I dan PEMOHON II;

7. Bahwa antara PEMOHON I dan PEMOHON II tidak ada hubungan mahram maupun susuan dan sejak melangsungkan perkawinan sampai sekarang tidak pernah bercerai maupun pindah agama (PEMOHON I dan PEMOHON II beragama Islam); 8. Bahwa oleh karena dalam perkawinan antara PEMOHON I dan PEMOHON II telah melahirkan tiga orang anak yang masing-masing bernama:

ANAK I, lahir pada tanggal 30 september 1998; ANAK II, lahir pada tanggal 12 September 1999; ANAK III, Lahir pada tanggal 22 September 2003;

9. Bahwa PENGGUGAT tidak memiliki kemampuan dalam membayar semua biaya perkara yang timbul dalam persidangan ini dan mohon agar semua biaya yang timbul dalam persidangan ini dibebankan kepada Negara;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Maka PEMOHON I dan PEMOHON II mohon agar anak-anak tersebut ditetapkan secara hukum sebagai orang tua kandung yang sah dari ketiga anak PEMOHON I dan PEMOHON II tersebut;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PEMOHON I dan PEMOHON II mohon agar Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan berkenan memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan penetapan yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

PRIMAIR :

1. Mengabulkan permohonan PARA PEMOHON tersebut;

2. Menetapkan menyatakan sah, pernikahan PEMOHON I dan PEMOHON II yang dilangsungkan pada tanggal 10 Juli 1997 di Desa Karanganyar Rt 05/03, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Slawi, Jawa Tengah, Kotamadya Jakarta Selatan; 3. Menetapkan PEMOHON I dan PEMOHON II secara hukum sebagai orang tua

kandung dari anak-anak yang bernama :

• ANAK I, lahir pada tanggal 30 september 1998; • ANAK II, lahir pada tanggal 12 September 1999; • ANAK III, Lahir pada tanggal 22 September 2003; 4. Tidak membebankan biaya perkara sesuai hukum; SUBSIDAIR:

Atau apabila Pengadilan Agama Jakarta Selatan berpendapat lain mohon penetapan lain yang seadil-adilnya.

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, Para Pemohon telah hadir menghadap dipersidangan;

Menimbang, bahwa Para Pemohon di persidangan telah menambah keterangan sebagai berikut:

1 Alasan Pemohon I dan Pemohon II memohon isbath nikah yang telah melangsungkan akad nikah di Desa Karanganyar, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Slawi dengan wali ayah kandung Pemohon II yang bernama ...tidak dicatatkan karena tidak mempunyai biaya;

Hal. 3 dari 6 hal. Pen. No. 0244/Pdt.P/2012/PA JS.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

3 Pemohon I menerangkan ia menikahi Pemohon II menjalani prosesi sebagaimana orang lain melaksanakan perkawinan, yaitu Pemohon I berjabatan tangan dengan ayah kandung Pemohon II lalu dinikahkan;

4 Bahwa yang hadir pada saat pelaksanaan akd nikah Pemohon I dan Pemohon II. Ialah Pemohon I, ayah kandung Pemohon II (...) dan Ustadz serta dua saudara perempuan Pemohon II yang bernama---1 dan ---2 dan tidak ada yang lainnya lagi;

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat penetapan ini, maka menunjuk berita acara persidangan perkara ini;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa MAKSUD DAN TUJUAN PERMOHONAN Para Pemohon, adlaah sebagaimana tersebut dalam surat permohonannya;

Menimbang, bahwa Para Pemohon mohon agar perkawinan yang telah

dilangsungkan pada tanggal 10 Juli 1997 agar diisbathkan, karena tidak tercatat dengan alasan tidak memiliki biaya;

Menimbang, bahwa untuk mengetahui sah atau tidaknya sebuah perkawinan, maka harus dilihat dari tata cara pelaksanaan perkawinan sudah sesuai dengan agama yang bersangkutan atau tidak sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebautkan “Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu”;

Menimbang, bahwa oleh karena Pemohon I dan Pemohon II beragama Islam, maka Majelis Hakim harus meneliti tentang pelaksanaan akad nikah tersebut sesuai ketentuan agama yang dianut keduanya, sebagaimana ketentuan Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam (K.H.I.) “Untuk melaksanakan perkawinan harus ada: a. Calon suami, b. Calon isteri, c. Wali nikah, d. Dua orang saksi dan e. Ijab dan Kabul”;

Menimbang, bahwa dalam pernikahan Pemohon I dan Pemohon II rukun nikah huruf a, b dan c sudah terpenuhi, huruf d tidak terpenuhi, karena saksi laki-laki hanya satu orang dan lainya perempuan, sedangkan huruf e (ijab kabul) belum jelas;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim mengambil pendapat ulama fiqih dari kitab Fathul Muin IV halaman 253, yang diambil sebagai pendapat Majelis Hakim:

ﻪﻃوﺮﺷو�ﻪﺘﺤﺻو�ﻪﺘﺤﺻﺮﻛذ�ةأﺮﻣإ� ﻰﻠﻋ�حﺎﻜﻨﺑ�ىﻮﻋﺪﻟا� ﻰﻓو

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

Artinya: “Di dalam dakwa telah nikah kepada perempuan haurs menerangkan shahnya nikah dan syarat-syaratnya.”

Menimbang, bahwa, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, terbukti bahwa pernikahan Pemohon I dan Pemohon II belum memenuhi syarat sebagaimana dimaksud menurut hukum Islam, dan dengan demikian permohonan Para Pemohon harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Onvankelijk verklaart);

Menimbang, bahwa berdasarkan penetapan sela tanggal 22 Januari 2013, Para Pemohon dibebaskan dari membayar biaya perkara;

MENETAPKAN

1. Menyatakan permohonan Para Pemohon tidak dapat diterima (Niet Onvakelijk Verklaart);

2. Membebaskan Para Pemohon dari membayar biaya perkara.

Demikian penetapan ini dijatuhkan pada hari Selasa tanggal 05 Maret 2013 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 24 Rabiul Akhir 1434 Hijriyyah, oleh Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang terdiri dari Dra. Hj. Athiroh Muchtar, S.H., M.H. sebagai Hakim Ketua Majelis serta Drs. H. Achmad Busyro, M.H. dan Dra. Hj. Tuti Ulwiyah, S.H., M.H. sebagai hakim-hakim Anggota serta diucapkan oleh Ketua Majelis pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para hakim Anggota serta Harisman, S.H.I. Panitera Pengganti dan dihadiri oleh Para Pemohon ;

Ketua Majelis

ttd

Dra. Hj. Athiroh Muchtar, S.H., M.H. Hakim Anggota,

ttd

Drs. H. Achmad Busyro, M.H.

Hakim Anggota, ttd

Dra. Hj. Tuti Ulwiyah, S.H., M.H. Panitera Pengganti,

ttd

Harisman, S.H.I.

Hal. 5 dari 6 hal. Pen. No. 0244/Pdt.P/2012/PA JS.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

1. Biaya Pendaftaran : Rp. 2. Biaya Administrasi : Rp. 3. Biaya Panggilan : Rp. 4. Redaksi : Rp. 5. Materai : Rp. Jumlah Rp. 0,- (nihil).

DISALIN SESUAI DENGAN ASLINYA, PANITERA,

PENGADILAN AGAMA KELAS 1A JAKARTA SELATAN

AHMAD MAJID,S.H.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Dokumen terkait