• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti perlu untuk mengajukan beberapa saran:

a) Hendaknya mahasiswa yang tinggal bersama disebuah rumah kos saling terbuka satu sama lain sehingga pengungkapan diri mereka akan berjalan baik. Keuntungannya adalah menciptakan kenyamanan dan ketenangan selama tinggal bersama. Karena teman-teman di kos adalah keluarga kedua bagi mereka yang akan ada disaat mereka membutuhkannya. Selain itu juga karena efektifitas komunikasi antarpribadi dan pengungkapan diri berkaitan juga dengan prestasi belajar mahasiwa yang tinggal di sebuah rumah kos.

b) Agar pengungkapan diri berjalan baik, maka komunikasi antarpribadi juga harus berjalan efektif.

c) Penelitian ini bisa menjadi bahan rujukan untuk melihat bagaimana fenomena kehidupan sebagai anak kos yang tinggal bersama dalam satu rumah, yang sebelumnya mereka belum saling mengenal satu sama lain. Tetapi setelah tinggal bersama akan tercipta sebuah keluaga baru yang terdiri dari mereka yang merasa senasib dan saling membutuhkan satu

Tari Septhia Bafita : Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pengungkapan Diri (Studi kasus tentang Hubungan antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa yang Tinggal di Sebuah Rumah Kos), 2009.

USU Repository © 2009

sama lain, salah satunya dalam hal yang mendukung proses belajar meraka diperkuliahan.

d) Penelitian ini juga bisa menjadi bahan bacaan tambahan bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut lagi mengenai permasalahan ini.

e) Penelitian berikutnya sebaiknya besifat membandingkan dengan menggunakan metode penelitian yang lain. Jika objek penelitian dalam penelitian ini dirasa terlalu kecil karena peneliti memang ingin melakukan pengamatan yang mendalam terhadap objek penelitian yang membutuhkan waktu yang akan sangat banyak bila peneliti tidak memfokuskan pada satu lokasi penelitian saja, bagi peneliti lain dapat memperluas objek penelitian.

Tari Septhia Bafita : Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pengungkapan Diri (Studi kasus tentang Hubungan antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa yang Tinggal di Sebuah Rumah Kos), 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Black, James A dan dean J. Champion. 1992. Metode dan Masalah Penelitian

Sosial. Bandung: PT Eresco.

Bodgan, Robert dan Steven J. Taylor. 1992. Pengantar Metoda Penelitian

Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional.

Baron, Robert dan Donn Byrne. 2002. Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. Dayakisni, Tri. 2003. Psikologi Sosial, edisi revisi. Malang: UMM Press.

Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju

Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Goup.

Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT citra Aditya Bakti. Littlejohn, Steven W. 1996. Theories of Human Communication . New Jersey:

Wadwotrh Publication.

Ludlow, Ron dan Fergus Pantum. 2000. The Essence of Effecive

Communication.Terjemahan Deddy Jacobus. Yogyakarta: Andi.

Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. 1993. Komunikasi Antar Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tari Septhia Bafita : Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pengungkapan Diri (Studi kasus tentang Hubungan antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa yang Tinggal di Sebuah Rumah Kos), 2009.

USU Repository © 2009

Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Rakhmat, Jalaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Robert, K. Yin. 2005. Studi Kasus Desain dan Model. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Triton, PB. 2006. Strategi Hidup dan Belajar Mahasiswa Indekos. Yogyakarta: Tugupublisher

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sendjaja, Sasa D. 1999. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta:

LPE3ES.

Supratiknya, A. Dr. 1995. Komunikasi Antarpribadi dan Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius.

Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi.

Internet:

http://ummpress.umm.ac.id. Diakses tanggal10 Januari 2009.

http://meiliemma.umm.ac.id. Diakses tanggal 10 januari 2009. Johari Windows. 18 Januari 2009.

Joko Julianto. Teori Self Disclosure. Diakses tanggal 18 Januari 2009.

http://www.e-psikologi.com. Diakses tanggal 20 januari 2009.

Sjafri Mangkuprawira. Keterampilan Interpersonal. Diakses tanggal 20 Januari 2009

Tari Septhia Bafita : Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pengungkapan Diri (Studi kasus tentang Hubungan antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa yang Tinggal di Sebuah Rumah Kos), 2009.

USU Repository © 2009

LAMPIRAN Responden 1

Hari/tanggal : Jum’at/ 16 Januari 2009 Identitas Responden

Nama : Rere

Daerah asal : Pekanbaru

Wawancara

P : Sudah berapa lama ngekos?

R : Kos di rumah ini baru 8 bulan, sebelumnya tinggal di rumah nenek di daerah Jl. STM

P : Bagaimana perasaan kamu dimasa awal hidup sebagai anak kos?

R : Awalnya memang agak cangggung, karena baru pertama kali tinggal mandiri dan serumah dengan orang-orang yang belum dikenal sebelumnya.

P : Apa perbedaan yang dirasakan dibanding dengan tinggal di rumah sendiri?

R : Kalau di rumah masih ada yang mau bantuin ngurusin pekerjaan rumah, tapi kalau di kos harus bisa melakukannya sendiri. Harus mandiri! Kadang kalau

lagi sakit, terasa sekali kalau kita butuh orang tua di samping kita.

Tari Septhia Bafita : Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pengungkapan Diri (Studi kasus tentang Hubungan antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa yang Tinggal di Sebuah Rumah Kos), 2009.

USU Repository © 2009

R : Aku orang yang lumayan mudah untuk berinteraksi dengan orang, termasuk orang yang baru dikenal sekalipun. Tetapi, kalau kesan pertama yang aku dapatkan dari orang yang aku ajak berkomunikasi kurang merespon dengan baik apalagi memasang wajah yang kurang bersahabat maka aku juga akan kurang

respect sama dia.

P : bagaimana seharusnya sikap kita sebagai anak kos?

R : Kita harus bisa membina hubungan yang baik dan harmonis dengan teman-teman yang lain, karena teman-teman di kos adalah keluarga baru bagi kita yang akan ada disaat kita membutuhkannya nanti. Seperti misalnya dalam hal kuliah, dengan kita bisa dekat dengan mereka kita bisa tanya-tanya dan saling berbagi informasi tentang kuliah juga.

P : Komunikasi seperti apa yang harusnya dilakukan?

R : Saling bertegur sapa satu sama lain, saling bercerita ataupun hanya sebatas basa-basi. Baik itu dengan yang lebih tua, yang seumuran atau yang lebih muda dari kita.

P : Penting atau tidak terbuka tentang diri dan persoalan kita kepada orang lain?

R : Penting! Dengan begitu orang akan tau gimana kita dan mana tau mereka bisa ngasih solusi untuk masalah kita. Atau paling tidak beban kita bisa terasa sedikit berkurang.

P : Apakah kamu termasuk orang yang terbuka?

R : Aku temasuk orang yang cenderung terbuka, tetapi tidak bisa pada semua orang. Aku cenderung hati-hati apalagi kalau bercerita tentang masalah yang cukup pribadi, hanya kepada orang yang aku percaya.

P : Setelah hubungan menjadi akrab apakah kenyamanan di kos akan tercipta?

R : Tentu saja, kalau kita bisa akrab satu sama lain kita akan merasa nyaman di kos. Kita merasa punya keluarga baru yang bisa mengobati kerinduan pada keluarga di rumah. Selain itu kalau sudah nyaman di kos, belajar juga jadi enak. P : Apakah itu semua juga akan berpengaruh pada prestasi belajar kamu?

Tari Septhia Bafita : Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pengungkapan Diri (Studi kasus tentang Hubungan antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa yang Tinggal di Sebuah Rumah Kos), 2009.

USU Repository © 2009

R : iya, secara tidak langsung kalau suasananya nyaman, kita juga jadi enak belajarnya, bisa juga saling membantu satu sama lain, jauh dari konflik atau ketegangan yang dapat menggangu konsentrasi belajar.

Responden 2

Hari/tanggal : Jum’at/ 16 Januari 2009 Identitas Responden

Nama : Ina

Daerah asal : Binjai

Wawancara

P : Sudah berapa lama ngekos?

R : 7 Bulan

P : Bagaimana perasaan kamu dimasa awal hidup sebagai anak kos? R : Awalnya agak takut, canggung, sedih campur aduk jadi satu.

P : Apa perbedaan yang dirasakan dibanding dengan tinggal di rumah sendiri?

R : Di rumah ada orang tua yang bisa mengingatkan dan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Tetapi kalu di kos kita harus bisa melakukannya sendiri. P : Bagaimana memulai penyesuaian diri di kos?

R : Awalnya emang sempat takut ga akan bisa menyesuaikan diri dengan cara hidup yang baru dan orang-orang yang baru dikenal pula. Tetapi lama-kelamaan seiring berjalannya waktu aku mulai bisa mengatasi rasa takut dan canggung yang aku alami dengan mulai bertegur sapa ketika berjumpa saat keluar kamar, pergi atau pulang kuliah.

P : Penting atau tidak terbuka tentang diri dan persoalan kita kepada orang lain?

R : Kalau menurut aku penting. Tetapi aku hanya bisa terbuka cerita tentang diri aku atau persoalan yang aku hadapi hanya kepada orang yang juga melakukan hal yang sama kepadanya. Intinya saling percaya aja antara satu dengan yang lain.

P : Bagaimana seharusnya sikap kita sebagai anak kos?

R : Sebagai anak kos tentu saja harus saling menyesuaikan diri, saling menyayangi, saling mengingatkan dan menjaga satu sama lain. Makanya seharusnya kita bisa saling bercerita satu sama lain agar kita saling mengetahui

Tari Septhia Bafita : Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pengungkapan Diri (Studi kasus tentang Hubungan antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa yang Tinggal di Sebuah Rumah Kos), 2009.

USU Repository © 2009

dan dapat membantu ketika membutuhkan.Apalagi kita disini tidak tinggal bersama orang tua, oleh karenanya teman-teman disinilah yang akan menjadi keluarga baru kita.

P : Apakah dengan berbagi dan terbuka terhadap orang lain kita bisa menjadi akrab dengannya?

R : Apabila orang yang kita ajak bercerita atau berbagi bisa merespon kita maka akan tercipta hubungan yang akrab tetapi apabila tidak tentu tidak akan menjadi akrab, palingan hanya sebatas teman biasa saja.

P : Setelah hubungan menjadi akrab apakah kenyamanan di kos akan

tercipta?

R : Iya, sangat nyaman, dan ketegangan dan ketakutan yang sebelumnya aku rasakan jadi hilang!

P : Apakah itu semua juga akan berpengaruh pada prestasi belajar kamu? R : benar! Suasana yang nyaman, hubungan yang baik dengan orang-orang di dalamya secara tidak langsung akan berpengaruh kepada semangat belajar dan tentu saja prestasi belajar aku.

Responden 3

Hari/tanggal : Jum’at/ 19 Januari 2009 Identitas Responden

Nama : Ila

Daerah asal : Solok, Sumatera Barat

Wawancara

P : Sudah berapa lama ngekos? R : 2 Tahun, 7 Bulan

P : Apa perbedaan yang dirasakan dibanding dengan tinggal di rumah sendiri?

R : Dulu orang yang tinggal di rumah adalah keluarga sendiri tetapi di kos kita tinggal bersama dengan orang-orang baru yang tidak dikenal sebelumnya. P : Bagaimana memulai penyesuaian diri di kos?

R : Awalnya aku hanya sering berkomunikasi dengan teman sekamar aja. Karena aku masih canggung untuk berkomunikasi dengan orang-orang baru. Seterusnya aku juga tidak terlalu dekat dengan yang lain.

Tari Septhia Bafita : Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pengungkapan Diri (Studi kasus tentang Hubungan antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa yang Tinggal di Sebuah Rumah Kos), 2009.

USU Repository © 2009

P : Bagaimana seharusnya sikap kita sebagai anak kos?

R : yang penting harus bisa mandiri, kita harus bisa ngelakuin pekerjaan rumah dan mengurusi diri sendiri. Belajar yang bener karena kita udah jauh-jauh datang merantau masa’ harus menyiakan-nyiakan kesempatan itu.

P : Penting atau tidak terbuka tentang diri dan persoalan kita kepada orang lain?

R : Menurut aku itu penting! Tapi sejujurnya aku agak sulit melakukannya. Aku bisa dikatakan orang yang cenderung tertutup walaupun juga bukan orang yang pendiam. Aku bisa berkomunikasi dengan banyak orang, termasuk juga anak-anak kos, tetapi cuma sebatas tegur sapa, basa-basi, saling memberikan pendapat tapi jika sampai pada bercerita apalagi tentang masalah jarang aku lakukan.

P : Apakah itu tidak berpengaruh pada hubungan kamu dengan anak-anak di kos?

R : Aku rasa ga! Karena aku tetap berusaha jaga hubungan baik dengan

mereka. Walaupun aku lebih sering di kamar dibanding ikut berkumpul dengan mereka bukan berarti aku tidak peduli dengan kehadiran mereka. Aku tetap dengar jika ada sesuatu yang baru di kos, meskipun mungkin sedikit terlambat dari pada yang lain.

P : Apakah itu semua juga akan berkaitan pada prestasi belajar kamu?

R : Buat aku yang terpenting bagaimana menyelesaikan kuliah dengan baik. Oleh karenanya aku tidak ingin terjadi sesuatu yang akan menghambatnya, baik itu karena masalah dari aku sendiri atau orang-orang di sekeliling aku. Jadi aku cuma berusaha jaga hubungan baik dengan semua orang yang berinteraksi dengan aku, termasuk itu dengan anak-anak di kos, karena aku sudah nganggap kos sebagai rumah kedua aku.

Tari Septhia Bafita : Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pengungkapan Diri (Studi kasus tentang Hubungan antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa yang Tinggal di Sebuah Rumah Kos), 2009.

USU Repository © 2009

Responden 4

Hari/tanggal :Rabu/ 21 Januari 2009 Identitas Responden

Nama : Lia

Daerah asal : Solok Sumatera Barat

Wawancara

P : Sudah berapa lama ngekos? R : 2 tahun 7 bulan

P : Bagaimana memulai penyesuaian diri di kos?

R : Sama seperti anak kos lain, aku harus memulai membiasakan diri melakukan semua yang harus aku lakukan sendiri, mulai dari mengerjakan pekerjaan rumah sampai mengatur diri sendiri dan membagi waktu untuk belajar dan waktu untuk bisa santai.

P : Bagaimana seharusnya sikap kita sebagai anak kos?

R : Kita harus bisa mandiri dan pintar bergaul. Dengan pintar bergaul kita akan punya banyak teman, kalau punya banyak teman kita ga akan kesepian. Kita akan punya banyak orang yang akan menemani dan membantu disaat kita membutuhkannya nanti, apalagi di kos. Keluarga kita adalah teman-teman di kos sekarang itu.

P : Komunikasi seperti apa yang biasa dilakukan dengan anak-anak di kos? R : Mulai dari sekedar tegur sapa dan basa-basi sampai saling bercerita. Karena kita tinggal dalam satu rumah maka kita akan sering ketemu dan berinteraksi, baik itu memang ketika berkumpul bersama ataupun ketika tidak sengaja bertemu, misalnya berpapasan ketika pergi atau pulang kuliah atau ketika sedang mengerjakan pekerjaan rumah.

P : Apakah kamu termasuk orang terbuka?

R : mungkin iya! Aku senang bercerita dan berbagi banyak hal dnegan orang lain. Tetapi tetap juga tidak dengan semua orang, liat-liat orangnya dulu. Kalau aku ngerasa cocok dengan orang itu maka aku akan bisa terbuka sama dia.

Tari Septhia Bafita : Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pengungkapan Diri (Studi kasus tentang Hubungan antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa yang Tinggal di Sebuah Rumah Kos), 2009.

USU Repository © 2009

P : Penting atau tidak terbuka tentang diri dan persoalan kita kepada orang lain?

R : Sangat penting! Kita tentu ingin dimengerti oleh orang lain. Bagaimana orang mengerti kita jika mereka ga mengetahui tentang kita? Karena itu kita sebaiknya terbuka tentang diri dan persoalan kita kepada orang lain, siapa tau mereka bisa bantu ataupun sekedar ngasih solusi.

P : Apakah dengan berbagi dan terbuka terhadap orang lain kita bisa menjadi akrab dengannya?

R : Iya, apabila kita sudah bisa saling berbagi, bercerita dan mengetahui satu sama lain maka kita akan menjadi akrab dengan mereka, terutama teman-teman di kos. mereka bisa dikatakan mereka orang-orang terdekat kita, karena kita tinggal dalam satu rumah dan memiliki waktu untuk berinteraksi lebih intens dibanding dengan teman-teman lain yang hanya kita temui di kamupus saja.

P : Setelah hubungan menjadi akrab apakah kenyamanan di kos akan

tercipta?

R : itulah tujuannya jika kita bisa menjadi akrab dan dekat antara satu dengan lainnya, maka kita kan merasa kenyamanan di rumah itu. kita akan merasa bahwa kita ga sendiri, walau jauh dari orang tua tapi kita telah punya keluarga baru di kos.

P : Apakah itu semua juga akan berkaitan pada prestasi belajar kamu?

R : menurut aku iya! Jika kita bisa merasa nyaman di kos tentu itu akan sangat mempengaruhi suasana hati termasuk semangat belajar. Tetapi bila merasa suntuk atau tidak betah di kos bagaimana bisa belajar dnegan baik? Teman-teman di kos juga membantu dalam hal belajar. Kita bisa saling memotivasi dan mengingatkan antara satu dengan yang lain.

Responden 5

Hari/tanggal :Rabu/ 21 Januari 2009 Identitas Responden

Nama : Ida

Daerah asal : Kisaran

Wawancara

P : Sudah berapa lama ngekos?

Tari Septhia Bafita : Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pengungkapan Diri (Studi kasus tentang Hubungan antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa yang Tinggal di Sebuah Rumah Kos), 2009.

USU Repository © 2009

P : Bagaimana memulai penyesuaian diri di kos?

R : aku memulainya dengan membiasakan diri melakukan semua pekerjaan rumah sendiri dan mengatur diri sendiri. Dalam hal bergaul awalnya aku memang sedikit mengalami ketakutan, kecemasan apakah aku akan bisa diterima dengan baik di lingkungan baru aku nantinya. Tetapi ternyata setelah dijalani lambat laun kecemasan itu berkurang dan hilang. Aku memang tidak bisa langsung dekat dengan orang. Sebelum memutuskan untuk dekat dengan aku biasanya melihat dan memperhatikan sikap orang itu lebih dulu. Kalau rasanya aku sreg dengan orang itu maka aku akan mendekatinya dan mulai menjalin komunikasi dengannya.

P : Bagaimana seharusnya sikap kita sebagai anak kos?

R : Sikap kita sebagai anak kos mungkin memang tidak persis sama dengan orang yang tinggal dengan keluarga sendiri. Kita dituntut harus lebih mandiri. Dalam hal belajar pun memang tidak ada yang mengawasi kita, tetapi kita sendiri yang mengatur diri kita. Kita harus bisa mengusahakan apa yang mendukung untuk proses belajar kita.

P : Apakah kamu termasuk orang yang terbuka?

R : Aku bisa terbuka pada orang yang juga bisa melakukan hal yang sama. Jika aku liat orang itu tidak terlalu merespon terhadap cerita aku tapi jika tidak maka aku juga tidak akan bisa terbuka sama dia.

P : Penting atau tidak terbuka tentang diri dan persoalan kita kepada orang lain?

R : Tergantung kita, kalau kita merasa kita butuh untuk berbagi atau bercerita dengan orang lain.

P : Apakah dengan berbagi dan terbuka terhadap orang lain kita bisa menjadi akrab dengannya?

R : Iya, kalau kita udah saling terbuka, saling cerita, saling mengetahui satu sama lain, maka kita hubungan kita akan semakin akrab.

P : Setelah hubungan menjadi akrab apakah kenyamanan di kos akan

tercipta?

R : Iya, itu lanjutannya. Keakraban diantara kita di kos. akan menimbulkan kenyamanan.

Tari Septhia Bafita : Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pengungkapan Diri (Studi kasus tentang Hubungan antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa yang Tinggal di Sebuah Rumah Kos), 2009.

USU Repository © 2009

P : Apakah itu semua juga akan berkaitan pada prestasi belajar kamu?

R : kuliah aku menuntut aku harus selalu mengikuti perkembangan tentang hukum. Terkadang aku bisa mendapatkan informasi dari teman-teman di kos. Adakalanya aku tidak sempat mengikuti berita di TV maka aku sering nanya sama teman-teman di kos yang kebetulan yang mengetahuinya. Makanya aku harus membina hubungan baik dengan mereka karena aku membutuhkan mereka.

Responden 6

Hari/tanggal :Minggu/ 25 Januari 2009 Identitas Responden

Nama : Ririn

Daerah asal : Jakarta

Wawancara

P : Sudah berapa lama ngekos? R : 2 tahun 6 bulan

P : Bagaimana memulai penyesuaian diri di kos?

R : Aku menyadari bahwa tinggal di kos berarti itu ga gampang, perlu banyak penyesuaian, baik itu penyesuaian dengan lingkungan, juga dengan lingkungan pergaulan. Jujur aja kalau dalam hal penyesuaian dengan lingkungan aku agak kaget. Medan sepi! Ga kaya’ di Jakarta. Jakarta lebih rame, banyak tempat yang bisa dikunjungi. Tapi kalau dalam hal pergaulan aku ga begitu susah. Aku termasuk orang yang mudah bergaul dengan orang baru. Jadi aku ga

ngalamin masalah dalam memulai suatu hubungan yang baru.

P : Bagaimana seharusnya sikap kita sebagai anak kos?

R : Sebagai anak kos yang pasti harus bisa ngurus diri sendiri. Selain itu kita harus pinter bergaul. Punya banyak temen itu enak. Kita bisa jadi punya banyak

jaringan.

Tari Septhia Bafita : Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pengungkapan Diri (Studi kasus tentang Hubungan antara Efektifitas Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa yang Tinggal di Sebuah Rumah Kos), 2009.

USU Repository © 2009

R : Dibilang terlalu terbuka juga ga! Tapi aku senang aja kalau bisa cerita

Dokumen terkait