• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

DAFTAR WAWANCARA

Hari/Tanggal : Selasa, 28 Oktober 2014

Jam : 11.00 WIB

Responden : Bapak Poltak Manurung, SE

Materi : Efektivitas Penerapan e-Procurement Dalam Meningkatkan Transparansi Pelayanan Publik Di Kota Pematangsiantar

1. Menurut Bapak bagaimana efektivitas proses e-procurement dalam hal proses e-procurement, komunikasi, biaya, waktu dan kepuasan, dalam

meningkatkan transparasi pelayanan publik di Kota Pematangsiantar? Jawaban:

“Tim LPSE Kota Pematangsiantar sejauh ini sudah bekerja dengan baik karena Tim LPSE telah berusaha semaksimal mungkin menyederhanakan proses e-procurement yang diterapkan. Komunikasi dilakukan dengan dua arah, hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya kesalahpahaman antar sesama Tim. Tim LPSE juga selalu menjaga hubungan baik dengan pihak supplier, agar kerjasama yang terjadi dapat dijalin dengan harmonis. Dan dalam rangka mendukung gerakan go green, Tim LPSE Kota Pematangsiantar juga mulai menerapkan go green dalam kegiatan pekerjaan sehari-hari dengan cara mengurangi penggunaan kertas seperti dalam penggunaan fax ataupun dokumen-dokumen yang menggunakan kertas. Penggunaan kertas mulai diganti dengan penggunaan e-mail. Dan untuk Lampiran

meningkatkan efektivitas, Tim LPSE Kota Pematangsiantar mulai mempersingkat waktu yang digunajan untuk pemesanan barang maupun waktu dalam penyusunan laporan evaluasi. Efektivitas dalam penerapan e-procurement diharapkan dapat menignkatkan kepuasan user maupun masyaratkat khususnya di Kota Pematangsiantar”.

2. Menurut Bapak LPSE dalam menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik juga wajib memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Layanan yang tersedia dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik saat ini adalah e-tendering yang ketentuan teknis operasionalnya diatur dengan Peraturan Kepala LKPP Nomor 1 Tahun 2011 tentang Tata Cara E-Tendering. Selain itu LKPP juga harus menyediakan fasilitas Katalog Elektronik (e-Catalogue) yang merupakan sistem informasi elektronik yang memuat daftar,jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari berbagai penyedia barang/jasa pemerintah, proses audit secara online (e-Audit), dan tata cara pembelian barang/jasa melalui katalog elektronik (e-Purchasing).

Jawaban:

“Setiap tahunnya Tim LPSE selalu berusaha memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah ini.Tim selalu meningkatkan transparansi penerapan konsep Good Corporate Governance. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi. Berusaha memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru, Dan Tim LPSE selalu berupaya menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang

siap dengan perubahan kearah digital, dan memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain yang dapat membantu meningkatkan pelayanan publik ini. Tim LPSE Kota Pematangsiantar juga tidak memperkenankan anggota Tim mengutip biaya yang tidak resmi”.

3. Menurut Bapak bagaimana transparansi dalam penerapan e-procurement? Jawaban:

“Dalam menerapkan prinsip Good Governance, ada 3 (tiga) stakeholder yang terkait antara lain pemerintah (negara), swasta, dan masyarakat. Ketiga elemen ini berkaitan satu sama lain. Masyarakat memegang peran yang cukup penting dalam hal ini. Peran aktif masyarakat dalam mewujudkan terciptanya Good Governance dapat ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun kenyataannya di lapangan masyarakat kurang mau terlibat dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh pihak LPSE. Masyarakat memiliki kesibukan sendiri yang terkadang membuat mereka enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan”.

DAFTAR WAWANCARA

Hari/Tanggal : Selasa, 28 Oktober 2014

Jam : 11.00 WIB

Responden : Bapak Poltak Manurung, SE

Materi : Efektivitas Penerapan e-Procurement Dalam Meningkatkan Transparansi Pelayanan Publik Di Kota Pematangsiantar

1. Menurut Bapak bagaimana efektivitas proses e-procurement dalam hal proses e-procurement, komunikasi, biaya, waktu dan kepuasan, dalam meningkatkan transparasi pelayanan publik di Kota Pematangsiantar?

Jawaban:

“Tim LPSE Kota Pematangsiantar sejauh ini sudah bekerja dengan baik karena Tim LPSE telah berusaha semaksimal mungkin menyederhanakan proses e-procurement yang diterapkan. Komunikasi dilakukan dengan dua arah, hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya kesalahpahaman antar sesama Tim. Tim LPSE juga selalu menjaga hubungan baik dengan pihak supplier, agar kerjasama yang terjadi dapat dijalin dengan harmonis. Dan dalam rangka mendukung gerakan go green, Tim LPSE Kota Pematangsiantar juga mulai menerapkan go green dalam kegiatan pekerjaan sehari-hari dengan cara mengurangi penggunaan kertas seperti dalam penggunaan fax ataupun dokumen-dokumen yang menggunakan kertas. Penggunaan kertas mulai diganti dengan penggunaan e-mail. Dan untuk

meningkatkan efektivitas, Tim LPSE Kota Pematangsiantar mulai mempersingkat waktu yang digunajan untuk pemesanan barang maupun waktu dalam penyusunan laporan evaluasi. Efektivitas dalam penerapan e-procurement diharapkan dapat menignkatkan kepuasan user maupun masyaratkat khususnya di Kota Pematangsiantar”.

2. Menurut Bapak LPSE dalam menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik juga wajib memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Layanan yang tersedia dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik saat ini adalah e-tendering yang ketentuan teknis operasionalnya diatur dengan Peraturan Kepala LKPP Nomor 1 Tahun 2011 tentang Tata Cara E-Tendering. Selain itu LKPP juga harus menyediakan fasilitas Katalog Elektronik (e-Catalogue) yang merupakan sistem informasi elektronik yang memuat daftar,jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari berbagai penyedia barang/jasa pemerintah, proses audit secara online (e-Audit), dan tata cara pembelian barang/jasa melalui katalog elektronik (e-Purchasing).

Jawaban:

“Setiap tahunnya Tim LPSE selalu berusaha memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah ini.Tim selalu meningkatkan transparansi penerapan konsep Good Corporate Governance. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi. Berusaha memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru, Dan Tim

LPSE selalu berupaya menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang siap dengan perubahan kearah digital, dan memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain yang dapat membantu meningkatkan pelayanan publik ini. Tim LPSE Kota Pematangsiantar juga tidak memperkenankan anggota Tim mengutip biaya yang tidak resmi”.

3. Menurut Bapak bagaimana transparansi dalam penerapan e-procurement? Jawaban:

“Dalam menerapkan prinsip Good Governance, ada 3 (tiga) stakeholder yang terkait antara lain pemerintah (negara), swasta, dan masyarakat. Ketiga elemen ini berkaitan satu sama lain. Masyarakat memegang peran yang cukup penting dalam hal ini. Peran aktif masyarakat dalam mewujudkan terciptanya Good Governance dapat ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun kenyataannya di lapangan masyarakat kurang mau terlibat dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh pihak LPSE. Masyarakat memiliki kesibukan sendiri yang terkadang membuat mereka enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan”.

Dokumen terkait