• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP

4.2 Saran

Penelitian ini mengkaji tentang tindak tutur terutama fungsi ilokusi dan maksud dalam dialog sebuah film yaitu film Dilan 1990. Masih banyak jenis tindak tutur, fungsi ilokusi dan maksud yang dapat diteliti lebih lanjut terutama dengan subjek film karena penelitian tentang film masing jarang ditemukan dan kebanyakan meneliti tentang wacana meme, produk iklan dan masih banyak lagi selain film. Selain objek tindak tutur dan maksud dapat juga diteliti objek tentang wacana gombal, wacana kritik dalam sebuah film.

56

Daftar Pustaka

Andriani, Maria Ayu Setyasatiti. 2018. “Fungsi Ilokusi dan Jenis Tindak Tutur dalam

Quotes Motivasi Mario Teguh di Instagram Bulan April dan Mei 2017”. Skripsi.

Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Ary, Arlis As. 2008. “Maksud ungkapan-ungkapan yang dipergunakan dalam Iklan Rokok di media cetak antara tahun 2006-2007”. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universias Sanata Dharma.

Baryadi, I. Praptomo. 2012. Bahasa, Kekuasaan dan Kekerasan. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Baryadi, I. Praptomo. 2015. Teori-teori Linguistik Pascastruktural Memasuki abad ke-21. Yogyakarta: PT Kanisius.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung : PT. Mandar Maju. Ginting, Kristian. https://koransulindo.com/dilan-1990-dan-kekerasan-budaya/. 2018.

Diakses pada tanggal 23 Februari 2019, pukul 17.52 WIB. Yogyakarta Irawanto, Budi. 1999. Film, Ideologi, dan Militer: Hagemoni Militer dalam Sinema

Indonesia. Yogyakarta: Media Presindo.

Keraf, Gorys. 1987. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia. Kridalaksana. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Diterjemahkan oleh Oka, M.D.D. Jakarta: Universitas Indonesia.

Liliweri, Alo. 2004. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mahsun. M.S. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Pateda, Mansoer.1988. Linguistik (Sebuah Pengantar). Bandung: Angkasa.

Rahardi, K. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Riadi, Muchlisin. https://koransulindo.com/dilan-1990-dan-kekerasan-budaya/. Diakses pada tanggal 23 Februari 2019, pukul 17.52 WIB. Yogyakarta. Rusminto, Nurlaksana Eko. 2006. Analisis Wacana Bahasa Indonesia. Bandar

Lampung: Universitas Lampung.

Setyanto, Bowo. 2015. “Tindak Tutur Ilokusi Dialog Film 5 CM karya Rizal

Mantovani (Sebuah Tinjauan Pragmatik)”. Skripsi. Surakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisa Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset. Wikipedia. “Pragmatik,” Stable URL: https://id.wikipedia.org/wiki/Pragmatik.

Diunduh: 01/03/2019, 09.39.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Diterjemahkan oleh Indah Fajar Wahyuni dari judul asli Pragmatics. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

LAMPIRAN

Namaku Milea, Milea Atnan Husein. Aku lahir di Jakarta. Ibuku orang Bandung yang dulu di kenal sebagai vokalis band. Ayahku seorang TNI Angkatan Darat orang Sumatra Barat. Setelah menikah mereka pindah ke daerah Slipi di Jakarta. Tahun 1990, Ayahku pindah tugas ke Bandung. Di Bandung aku sekolah di salah satu SMA yang ada di Buah Batu. Dan di sini lah ceritaku di mulai. Tentang dia yang mengajarkan aku betapa pentingnya mengucapkan selamat tidur.

Dilan : Selamat pagi. Milea : Pagi.

Dilan : Kamu Milea ya? Milea : Eee.. iya.

Dilan : Boleh aku ramal? Milea : Ramal?

Dilan : Iya, aku ramal nanti siang kita akan bertemu di kantin. Mau ikut? Milea : Ngga makasih

Dilan : Tapi suatu hari nanti kamu pasti akan naik motorku. Percayalah... duluan ya.

Milea : Eh kamu tau ga? Masa tadi pagi aku diramal sama anak yang punya motor.

Rani : Diramal gimana?

Milea : Katanya bakal ketemu dia di kantin. Rani : Siapa?

Milea : Ga kenal

Rani : Jadi ke kantin ga nih ? Milea : Ngga ah

Rani : Ya, ga kerasa ya udah seminggu loh kamu sekolah disini Milea : Hehe iya.

Nandan : Lia, aku mau nawarin kamu jadi sekretaris kelas. Milea : Sekretaris?

Rani : Nandan kan ketua kelas.

Milea : Oh iya aku tau, tapi kenapa harus aku? Rani : Udah mau aja.

Nandan : Mau ya?

Milea : Yaudah deh gapapa. Bian : Misii.... milea ya? Milea : Iya

Bian : Ada surat Milea : Surat?

Bian : Dari kawanku.

Rani : Udah duluan ke kantin.

Bian : Hmm yaudah deh, aku duluan ya. Nandan : Itu teh Bian, anak 2 fisika 1. Rani : Kamu kenal?

Milea : Ngga.

(Milea, ramalanku kita akan bertemu di kantin ternyata salah. Maaf tapi aku mau meramal lagi, besok pasti kita ketemu)

Milea : Besok bukannya hari minggu ya.. Nandan : Kenapa Lia?

Milea : Ngga gapapa. Jadi tugasku sebagai sekertaris apa aja? *Mencuci sepatu di rumah.

Bibi : Non ada tamu. Milea : Cari saya? Bibi : Iya, laki-laki. Dilan : ada undangan. Milea : Undangan apa? Dilan : Bacalah.. tapi nanti. Milea : Okeh.

Dilan : Yan bahasa Arabnya naon? Bian : Naon?

Dilan : Oh.. iqra Milea (senyum) Milea : Kok tau rumahku?

Dilan : Aku juga tau kapan ulang tahunmu, aku juga tahu siapa Tuhanmu.

Milea : Allah

Dilan : Sama... pamit ya (Milea mengangguk) assalamualaikum jangan? Milea : Assalamualaikum.

Dilan : Waalaikumsalam. *Isi undangan.

(Bismillahirohmanhirohim, dengan nama allah yang mahapengasih dan penyayang. Dengan ini, dengan penuh perasaan mengundang milea adnan untuk sekolah pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu)

*Telepon bordering. Milea : Hallo....

Hari itu aku sibuk sekali, cuci sepatu, ngobrol via tlp sama pacarku yang di jakarta. Padahal saat itu yang ingin aku lakukan Cuma senyum-senyum sendiri memikirkan undangan ajaib dari sang peramal.

*Upacara di sekolah.

(Guru mengumumkan kepada anak-anak yang belum membayar iuran uang spp bulan september harap segera melunasinya. *ayo masuk.. ini bajunya dimasukin. Pengumuman selanjutnya akan disampaikan Pak Suripto)

Pak Suripto : Baris-baris. Eh ini yang rapi Wati : Dia lagi

Milea : Siapa dia? Wati : Dilan

Pak Suripto : Upacara bendera adalah cara kita bersyukur kepada para

pahlawan yang telah gugur. Negara ini butuh siswa siswi yang disiplin.

Pagi itu akhirnya aku tau, nama sang peramal itu adalah Dilan. Kata Rani, Dilan anak kelas 2 fisika 1, anggota geng motor terkenal di Bandung, jabatannya di geng motor cukup serem “Panglima Tempur”.

*Di jalan pulang sekolah.

Dilan : Kamu pulang naik angkot? Boleh aku ikut kamu? Milea : Kemana?

Dilan : Naik angkot. Milea : Ga usah.

Dilan : Tapi kan angkot buat siapa aja. Milea : Kamu kan bawa motor.

Dilan : Gampang (menyuruh temannya membawa motornya). *Di angkot

Dilan : Ini hari pertamaku duduk denganmu. Milea kamu cantik. Milea : Makasih.

Dilan : Tapi aku belum mencintaimu, ga tau kalo sore. Tunggu aja. Aku ramal kamu akan segera tau namaku.

Dengar dia ngomong gitu demi Tuhan aku ingin langsung bilang udah tau. Ga usah ramal-ramalan deh mendingan kamu turun.

*Turun dari angkot.

Dilan : Kamu tau semua siswa itu sombong? Siapa coba yang keruangan BP nemuin Suripto?

Milea : Siapa? Dilan : Cuma aku. Milea : Ooh..

Dilan : Maaf kalo aku mengganggumu. Milea : Tuh angkotmu.

Dilan : Tadi aku cuma anter takutnya ada yang ganggu. Milea : Iya.

Setelah dia pergi, anehnya aku merasa bersalah setelah bersikap judes kepadanya. Dia pasti kesel. Pada dasarnya dia cukup asik dibandingkan beni pacarku di Jakarta yang monoton yang kalo kasih puisi menjiplak dari buku karya Kali Gibran atau majalah remaja. Aneh.. ngapain juga aku harus membandingkan si peramal dengan Beni.

*Di sekolah

Rani : Lia ada surat. Nandan :Surat dari siapa?

Milea : Eh ini terus yang duduk disini siapa? Nandan : Udah nanti aja dilanjut lagi, udah mau bel. Milea : Oh yaudah.

*Isi surat dari Dilan

(Pemberitahuan sejak sore kemarin aku sudah mencintaimu) Rani : Surat apa lia?

Milea : Hah ga kok gapapa. *Di kantin.

Milea : Kamu laper Ran?

Rani : Mumpung di traktir Nandan.

Milea : Eh emangnya kantin kita cuma satu ini ya?

Rani : Ada yang sebagian di sini ada juga yang sebagian di warung bi Eem Milea : Apaan tuh?

Rani : Warung bi Eem, di belakang sekolah. Nandan : Iya biar pada bisa merokok.

Wati : Iya banyak anak SMA lain juga kok di sana. Nandan : Namanya juga markas.

*Dilan datang dan duduk di samping Milea. Dilan : Hai Lia.

Milea : Hai.

Dilan : Cuma nyapa. Kamu tau ga? (bertanya pada Nandan) Nandan : Apa?

Dilan : Aku suka Lia.... tapi malu mau bilang. Nandan : Itu barusan bilang.

Dilan : Bilang ke kamu bukan ke Milea. Nandan : Tapi dia bisa denger kan ? Dilan : Insyaallah.

Bisa kebaca dari mata nandan, dia keganggu sama kata-kata dilan. Aku bukan ahli membaca bahasa tubuh, tapi kata rani dia naksir aku padahal banyak wanita-wanita yang suka kepadanya. Dia lumayan ganteng dan jago main basket.

*Dilan masuk kelas Milea.

Dilan : Ran boleh ikut duduk? Rani : Ha?

Dilan : Ikut duduk. *Duduk samping Milea

Dilan : Boleh aku minta kertas? (menulis nama-nama siwa yang menyukai Milea)

Milea : Kenapa semuanya dicoret kecuali nama kamu? Dilan : Semuanya akan gagal.

Milea : Kecuali kamu? Dilan : Iya. Doain.. *Guru masuk kelas.

Bapak Guru : Selamat siang. Murid : Siang.

Bapak Guru : Anak-anak hari ini kita akan belajar tentang morfologi, ada yang sudah tau apa itu morfologi?

Murid : Belum Pak.

Bapak Guru : Bagus, karena kalau kalian sudah tau apa itu morfologi saya tidak jadi mengajar morfologi.

(Bertanya pada Dilan)

Bapak Guru : Heh kamu bukan siswa kelas ini kan? Sini.. kamu kenapa ada Di sini?

Dilan : Salah masuk kelas Pak. Bapak Guru : Keluar.

Dilan : Misi Pak. (berjalan keluar kelas)

Bapak Guru : Rapihin bajunya! ... anak-anak kalian harus banyak makan ikan biar cerdas dan tidak lupa ingatan seperti si abdul, kelas sendiri aja dia lupa.

Murid : Dilan Pak.

Bapak Guru : Abdul Dilan kan ? Murid : Heheh.

*Pulang sekolah.

Dilan : Tadinya aku mau ajak kamu pulang naik motor. Milea : Ga usah.

Dilan : Tapi ga jadi karna aku tau pasti kamu bilang ga usah. Milea : Hehe.

Dilan : Nanti malem aku mau kerumahmu. Milea : Ha? Jangan Ayahku galak.

Dilan : Emang gigit? Milea : Serius jangan.

Dilan : Aku tidak takut Ayahmu, dia baik. Milea : Kamu mau ngapain sih?

Dilan : Mau datang.

*Malam hari di rumah Milea dan Dilan datang Ayah Milea : Bi, tolong pintu Bi.

Airin : Bibi kan lagi ke warung. Ayah Milea : Hah.. dah dah sama Ayah aja. Dilan : Assalamualaikum om.

Ayah Milea : Waalaikumssalam. *Di dalam, Airin bertanya pada Milea. Airin : Emang siapa sih? Milea : Orang aneh. Airin : Aneh? *Di depan rumah.

Dilan : Assalamualaikum. Ayah Milea : Waalaikumssalam. *Masuk ke dalam rumah.

Ibu Milea : siapa Yah?

Ayah Milea : Hah ada-ada aja, ada anak sekolahnya Lia ngaku-ngaku jadi

utusannya kantin. Utusan.. emang dia nabi diutus. Kata mau menawarkan menu

baru.. apa, ee batagor tiga rasa. Ibu Milea : Batagor tiga rasa?

Ayah Milea : Ah aneh-aneh budak. Ibu Milea : Hih budak teh liyer ? *Telepon berdering.

Milea : Halo.

Di;an : Selamat malam. Milea : Malam.

Dilan : Bisa bicara dengan Milea? Milea : Iya saya.

Dilan : Aku Dilan. Milea : Oh.. hai.

Dilan : Milea aku tadi sudah ke rumahmu. Milea : Iya kamu nyamar jadi utusan kantin.

Dilan : Karna kamu suka makan.. kamu tau knapa aku datang? Milea : Kenapa?

Dilan : Kalau aku tidak datang karna aku takut ayahmu itu berarti aku

pecundang.. jadi aku datang. Kalaupun aku dimarahin Ayahmu ya bagus.

Milea : Kok bagus ?

Dilan : Kamu nanti jadi kasihan ke aku. Milea : Emang tadi dimarahin?

Dilan : Engga, tapi tadi Ayahmu bilang kamu sudah tidur kenapa sekarang kamu bisa ngobrol? Lg ngigau?

Milea : Hehe.. dimana? Dilan : Siapa?

Milea : Kamu. Dilan : Kamu siapa? Milea : Dilan.

Dilan : A.. aku di.. oh aku di mars. Milea : Hehe ketawa jangan?

Dilan : Aku dijalan mars.. Margahayu Raya. Milea : ooh..

Dilan : Boleh aku ramal? Milea : Apa?

Dilan : Aku ramal nanti kamu akan jadi pacarku. Percaya ga? Milea : Musrik.

Dilan : Milea? Milea : Iyaa.

Dilan : Kalau nanti kamu mau tidur, percayalah aku sedang

mengucapkan selamat tidur dari jauh.. kamu gak akan denger (menutup telepon).

*Di kamar, siap tidur.

Milea : Selamat tidur Dilan. *Sore hari di rumah.

Tukang koran : Koran sore.

Bibi : Non Lia ada titipan. Milea : Titipan ?

Bibi : Dari tukang koran. *Telepon berdering.

Milea : Halo?

Dilan : Sudah terima? Milea : Terima apa?

Dilan : Coklat dari tukang koran. Milea : Oh.. haha udah. Makasih ya.

Dilan : Terima kasihnya ke tukang koran. Milea : Hehe.

Dilan : Tau ga? Semalem aku nangkep dua ekor nyamuk, aku kasih nama Boni sama Kinkan (lanjut berbicara dan telepon berakhir). *Jam 12 malam.

Ibu Milea : Lia bangun nak.. Milea : Kenapa Bu?

Ibu Milea : Bangun sayang.. ada temen-temenmu tuh di luar pada nungguin. Yuk..

*Di depan rumah.

Milea : Ya ampunn.

Teman-teman : Happy Birthday to you.. Happy Birthday to you.. happy birthday happy birthday.. happy birthday to you.. (menyanyi)

Beni : Tiup lilinnya. Teman-teman : Yeyeyy.

Beni : Lia.. Happy Sweet Seventeen yaa. Buat kamu (kasih bunga) Teman-teman : Cieee hahahah.a

Beni : Udah udah, kuenya dimakan.

Temen-temen : Untung lu belinya yang agak mahalan.

Beni : Ya iyalah kalo buat Milea harus yang spesial dong.. suka ga? Milea : Suka dong.

*Telepon berdering.

Ibu Milea : Halo? Oh.. salah sambung. Milea : Siapa Bu?

Ibu Milea : Ga tau cewe jam segini salah sambung pula. Beni : Kamu nungguin telpon dari siapa?

Milea : Hah.. engga aku kira ibu udah tidur mangkannya aku yang mau angkat. Makan lagi...

Beni : Aku pamit pulang dulu ya, salam sama Ayah, Ibu dan Airin. Milea : Iya.

Beni : Kamu baik-baik di sini jangan deket sama cowok lain! Milea : (tersenyum)

Beni : Yaudah.. da.. da.

Milea : Da... makasih ya udah repot-repot ke Bandung. Hati-hati.. *Esok hari di sekolah.

Teman sekolah : Selamat ulang tahun kami ucapkan.. selamat panjang umur kita kan ucapkan (nyanyi).

Nandan : Ini buat kamu (kasih boneka) Milea : Ya ampun Nandan.

Nandan : Kadonya boneka biar apa coba? Milea : Biar apa?

Nandan : Biar kalau tidur kamu bisa memeluknya. Teman sekolah: Cieee.

Jujur aku kecewa, pada hari ulang tahunku dia tidak memberiku ucapan ulang tahun, padahal semalaman aku tunggu dia telpon.

*Dalam kelas.

Bapak Guru : Ini di salin ya! Murid : Iya Pak.

Dilan : Permisi Pak (masuk kelas Milea) Bapak Guru : Iya?

Dilan : Ini ada titipan penting buat Lia. Bapak Guru : Ya sudah.

Dilan : Terima kasih Pak.

Dilan : Selamat ulang tahun Milea (menghampiri Milea). Milea : Makasih.

(Dilan memberikan bingkisan kado kepada Milea) Dilan : Makasih Pak.. (keluar kelas) Bapak Guru : Aduh (kaget) iya.. iya.

*Di kamar Milea membaca kartu ucapan dari Dilan.

(Milea ada titipan ucapan ulang tahun nih dari Dilan panjang umur katanya. Dia sayang. Selamat ulang tahun milea. Ini hadiah untukkmu cuma TTS, tapi sudah ku isi semua, aku sayang kamu. Aku tidak mau kamu pusing karena harus mengisiya.. Dilan)

*Di telepon.

Milea : Halo? Dilan : Halo Milea.

Milea : Dilan aku udah buka kado dari kamu. Dilan : Alhamdulillah.. suka?

Milea : Suka.. lucu.. aneh haha. Dilan : Milea?

Milea : Iya Dilan ?

Dilan : Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu. Milea : Kenapa?

Dilan : Nanti orang itu akan hilang. *Esok hari di sekolah.

Ibu Guru : Kelas sebelah kenapa brisik sekali ya? Nandan : Sedang tak ada guru Bu.

Ibu Guru : Oh... loh.. loh.. kenapa ini ? (tembok runtuh). Wati : Dilan. sia deui sia deui.

Ibu Guru : Haduh ini kalian lagi teh bikin masalah. Pak Suripto, Pak Suripto. Udah sekarang kalian berdua ikut sama Ibu.

*Di kantin.

Milea : Wat, kamu udah jadian ya sama Bian? Wati : Bian? Iya udah.

Milea : Kalo Dilan kamu akrab sama dia? Kok tadi pas dia jatoh dikelas kamu brani banget pukul dia pake buku?

Wati : Dia kan sepupuku. Milea : Kalian sodaraan?

Wati : Ibuku itu adik Ayahnya Dilan. Milea : ooh.

Wati : Lia, si Dilan mah nakal tau. Pernah ya waktu malam minggu atau kapan ya.. pokoknya si Dilan motong ayam Ibuku, diambil di kandang ga bilang-bilang haha terus pas ditegur sama Ibuku, Dilan bilang gelap salah ambil kataya haha padahal Ayahnya si Dilan teh galak, tentara Ayahnya.

Milea : Tentara? Cabang apa?

Wati : Ga ngerti, tentara aja pokonya. Kenapa tiba-tiba ngomongin Dilan?

Milea : Ga.. gapapa.

*Esok hari, Milea berjalan menuju sekolah. Nandan : Liaa..

Milea : Eh Nandan.. tumben jalan? Biasanya antar jemput mobil. Nandan : Iya tadi naik angkot nanti pulangnya juga.

(Dilan melewati mereka berdua)

Hari-hari berikutnya ada yang aneh dari dilan, aku merasa dia berubah, aku merasa dia menjauh ga tau kenapa.

*Di tempat fotocopy. Milea : Biaan.. Bian : Eh Lia.

Milea : Yan.. si Dilan apa kabar?

Bian : Baik.. kamu bukannya sering telpon-telponan?

Milea : Udah lama ngga, padahal dulu hampir tiap malem telponan ngomongin hal-hal yang ga penting

Bian : Haha.. si Dilan mah emang suka sama yang ga penting. Milea : Tapi kenapa sekarang dia jadi sombong Bian? Jadi jauh .

Bian : Emm.. ga tau ya. Tapi kalau soal itu sih dia pernah bilang jangan gangguin Milea, Milea udah pacarnya Nandan.

Bian : Bilang gimana?

Milea : Aku ga pacaran sama Nandan. Ya please tolong yaa.. Bian : Yaudah nanti aku bilangin.

*Bel istirahat berbunyi.

Rani : Lia kantin yuk. Nandan : Lia kantin yuk.

Milea : Ngga deh aku disini dulu . Rani : Ayuk Nan..

Nandan : Aku juga ngga deh.

Rani : Oh yaudah.. kita duluan ya.

Nandan : Aku temenin kamu ya. Menurut lia..

Milea : Eh.. aku mau ke toilet dulu deh, misi Ndan... Nandan : Iya, yaudah.

*Esok harinya di sekolah.

Milea : Ranii.. Ran ini lagi ada apa sih?

Rani : Loh kamu ga denger pas jam terakhir diumumin ? Milea : Umumin? Apa?

Rani : Ngelamun aja Lia.. siang ini ada seleksi cerdas cermat di aula. Milea : Cerdas cermat?

Rani : Iya, yuk!

Milea : Kamu duluan aja deh (Bian lewat di depan Milea). Rani : yaudah.. da..

Milea : Biaann. Bian : Eh Lia.

Milea : Soal kemaren kamu udah bilang belom ke Dilan? Bian : Udah.

Milea : Terus apa katanya?

Bian : dia bilang.. ooh sama yes gitu.

Milea : Beneran? Haha terus sekarang dia di mana? Bian : Tuh lagi ikut seleksi cerdas cermat.

Milea : Dilan?

Bian : Iya mewakili kelas 2 Fisika 1. Eh Lia aku ke toilet dulu ya. *Di aula sekolah.

Moderator : Baiklah sekarang kita masuk ke babak rebutan, semua tangan

siap di atas bel. Pertanyaan pertama siapakah Mentri Agama Kabinet Pembangunan Lima? (regu B menekan tombol) Regu B ?

Dilan : Mahadmagandhi Pak.

Juri : Jawabannya salah. Yang benar Munawi Sajali.

kekuasaan yang membentuk undang-undang dari presiden menjadi kewenangan DPR? (regu B menekan tombol) regu B ?

Dilan : Tidak tau Pak. Sulit pertanyaanya atuh… hahahah (siswa tertawa) Juri : Maka regu B nilainya dikurangi 200.

*Keesokan harinya.

Siswa-siswi : Pak.. Pak.. Pak (mengejar Kepala Sekolah yang akan menempel surat pemberitahuan di mading).

Kepala Sekolah:Tenang saya tempel dulu nanti kamu baca, insyaallah semua

namanya ada oke? Tunggu sebentar. Daftar nama siswa yang ke TVRI Jakarta. Udah?

Siswi : Yah Pak masa saya gak ke Jakarta sih?

Kepala Sekolah: Tenang, mending mah di Bandung aja, Bandung mah adem Jakarta mah haredang panas pisan. Oke?

Siswa-siswi : Pak, Pak kita semua pengen Pak (sambil berjalan mengikuti Pak Kepala Sekolah).

Kepala Sekolah: Nanti kan ada program lagi.

(Milea melihat daftar nama siswa yang ke TVRI. Milea dan Dilan menjadi salah satu siswa yang terpilih)

*Keesokan hariya berangkat menuju Jakarta. Ibu Guru : Udin, Lestari. Sudah? (absen) Nandan : E.. Refi sama Wiki Bu.

Ibu Guru : Oke. Semuanya masuk ke bus kita segera berangkat! Milea : Rani, kalian duluan aja ya.

Rani : Kamu nungguin siapa?

Milea : Ga bentar aja, duluan aja. (mencari Dilan) Nandan : Milea.. cepetan udah mau jalan (berteriak) Milea : Oh iya..

Sebetulnya aku senang bisa ke Jakarta, tapi aku kecewa karna Dilan tidak ikut. Semalam aku nelpon Beni bukan karna ingin bertemu dengannya. Aku hanya takut kalau ke Jakarta tidak bilang Beni pasti marah.

*Sampai di Jakarta.

Kami kecewa, di Jakarta tim cerdas cermat kami harus pulang dengan kekalahan. (Nandan, Rani dan Milea duduk makan siang)

Rani : Aku ke toilet dulu ya, sekalian panggilin Wati. Nandan : Oke.

Milea : Ran...

Rani : Bentar kok, tunggu ya..

Nandan : Lia? Kenapa sih kamu diem aja dari tadi? Milea : Gapapa.

(Tiba-tiba datang Beni dan teman-temannya) Beni : Milea..

Milea : Beni (kaget).

Beni : Dicariin ternyata di sini.

Milea : Kemarin kamu ditelfon kamu bilang gak bisa dateng?

Beni : Terus kalo gue di sini kenapa? Lo ga suka ya kalo gua dateng?

Dokumen terkait