• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi ilokusi dan maksud dalam dialog film Dilan 1990

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fungsi ilokusi dan maksud dalam dialog film Dilan 1990"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. FUNGSI ILOKUSI DAN MAKSUD DALAM DIALOG FILM DILAN 1990 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia. Oleh Caroline Sinthya Prasetya NIM: 154114019. PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA JULI 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. FUNGSI ILOKUSI DAN MAKSUD DALAM DIALOG FILM DILAN 1990 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia. Oleh Caroline Sinthya Prasetya NIM: 154114019. PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA JULI 2019. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. Hidup adalah Proses dan Proses adalah Belajar ~Tii~. Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya. (Matius 21 : 22). vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan untuk cinta pertama saya Bapak Bonifatius Supardi dan Ibu Theresia Suwardini. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang tak henti-hentinya Tuhan berikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Fungsi Ilokusi dan Maksud dalam Dialog Film Dilan 1990”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Sastra pada Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan, bimbingan, dorongan dari beberapa pihak. Pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, Bapak Bonifatius Supardi dan Ibu Theresia Suwardini yang dengan rela hati memberikan segala yang mereka punya berupa materi maupun dukungan yang luar biasa selama penulis menuntut ilmu sampai pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada adik, Maria Emylia Susanti yang memberikan dukungan doa, semangat, perhatian dan pertanyaan-pertanyaan “kapan sidangnya”. Kedua, penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum., dan Ibu Maria Magdalena Sinta Wardani, S.S., M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ketiga, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Susilawati Endah Peni Adji, S.S., M.Hum. selaku Ketua Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma sekaligus dosen pembimbing akademik. Bapak Sony Christian Sudarsono, S.S., M.A. selaku Wakil Ketua. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., Bapak Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Bapak Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum., (Alm) dan Bapak Drs. Heri Antono, M.Hum., (Alm) yang telah membagikan ilmu kepada penulis selama berkuliah di Program Studi Sastra Indonesia. Keempat, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf Sekretariat Fakultas Sastra yang sudah membantu penulis dalam mempermudah seluruh proses penulis selama berkuliah. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang sudah menyediakan buku sebagai referensi yang penulis gunakan dalam menyusun tugas-tugas kuliah maupun skripsi ini. Kelima, ucapan terima kasih kepada kepada seseorang yang saat ini bersama penulis, Alexander Boy Yogaswara yang selalu memotivasi dan membangkitkan kembali semangat saya ketika ingin menyerah menyelesaikan skripsi ini, yang selalu ada, menjadi teman disaat saya merasa sendiri dan sekaligus dapat menjadi orang tua selama menyelesaikan skripsi dan berkuliah di Yogyakarta. Keenam, saya ucapkan kepada seluruh penghuni rumah Sapen, Mba Avi, Mas David, Mba Nio, Pak Dhe Karji dan Mami Romi yang dengan rela hati mempersilakan penulis tinggal di rumah Sapen selama berkuliah. Dela, Kak Gaby yang sudah menjadi teman tinggal, mengajarkan banyak pengalaman sehingga penulis bisa sampai seperti ini. Ucapan juga kepada teman-teman seperjuangan. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Prasetya, Caroline Sinthya. 2019. “Fungsi Ilokusi dan Maksud dalam Dialog Film Dilan 1990”. Skripsi Sarjana (S-1). Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini membahas fungsi ilokusi dan maksud dalam dialog film Dilan 1990. Tujuan dari penelitian ini adalah (i) mendeskripsikan fungsi ilokusi menurut Leech, yang terdapat dalam dialog film Dilan 1990 dan (ii) mendeskripsikan maksud dialog film Dilan 1990. Teori yang digunakan adalah (i) fungsi ilokusi dan (ii) maksud tuturan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dan teknik mencatat. Fungsi ilokusi dapat diklarifikasikan menjadi empat jenis yaitu, fungsi kompetitif, menyenangkan, bertentangan dan bekerja sama. Metode yang digunakan untuk analisis data adalah metode simak, dilakukan dengan cara menyimak data yang diambil dari dialog dan kemudian ditranskip dengan cara diketik. Analisis data dilakukan dengan metode padan pragmatik. Metode yang digunakan untuk mempresentasikan hasil analisis data adalah metode informal. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, deskripsi fungsi ilokusi yang terdapat dalam dialog film Dilan 1990. Berdasarkan fungsinya, dibagi menjadi empat perwujudan. (i) Fungsi kompetitif yang terbagi menjadi (a) memerintah dan (b) meminta. (ii) Fungsi ilokusi konvivial yang terbagi menjadi (a) mengundang, (b) mengajak, (c) memberi selamat dan (d) menawarkan. (iii) Fungsi kolaboratif yang terbagi menjadi (a) menyatakan dan (b) memberi tahu atau mengumumkan. (iv) Fungsi ilokusi konfliktif yang terbagi menjadi (a) memarahi dan (b) menantang. Kedua, deskripsi mengenai maksud tuturan yang terdapat dalam dialog film Dilan 1990. Kedua, maksud tuturan dalam penelitian ini dibagi menjadi sebelas jenis. (i) Maksud rayuan, (ii) maksud teguran, (iii) maksud pemberitahuan, (iv) maksud menolak, (v) maksud penyesalan, (vi) maksud kecurigaan, (vii) maksud larangan, (viii) maksud perlindungan, (ix) maksud tuduhan, (x) maksud ketenangan dan (xi) maksud prasangka dari hasil analisis masing-masing dialog. Kata kunci: pragmatik, film, dialog, fungsi ilokusi, maksud tuturan.. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Prasetya, Caroline Sinthya. 2019. “Illocutionary Function and Purpose in Dilan 1990 Movie Dialogue”. Undergraduate Thesis. Indonesian Letters Department, Faculty of Letters, Sanata Dharma University. This study discusses illocutionary functions and intentions in Dilan 1990 movie dialogue. The objectives of this study are (i) to describe the illocutionary function according to Leech contained in Dilan 1990 movie dialogue and (ii) to describe intentions in Dilan 1990 movie dialogue. Theories used are (i) illocutionary functions and (ii) speech intentions. The data retrieval method used is the method of recall and technique removed. Illocutionary functions can be clarified into four types, namely, competitive functions, fun, challenging and working together. The method used for data analysis is the referral method, carried out by listening to data taken from the dialog and then transcribed by typing. Data analysis is done by using pragmatic methods. The method used to present the results of data analysis is an informal method. The results of this study are as follows. First, the description of the illocution function contained in the film Dian 1990 dialogue. Based on its function, divided into four manifestations. (i) Competitive function divided into (a) command and (b) request. (ii) Convivial illocution function divided into (a) invites, (b) persuade, (c) congratulate and (d) offer. (iii) Collaborative functions divided into (a) declare and (b) notify or announce. (iv) Conflictive illocution function divided into (a) rebuke and (b) challenge. Second, the description of meaning of the speech contained in Dilan 1990 movie dialogue. Intent of speech in this study is divided into eleven types. (i) mean to seduce, (ii) intentions of reprimand, (iii) intent of notification, (iv) intention to reject, (v) intentions of remorse, (vi) intentions of suspicion, (vii) prohibited intentions, (viii) intentions of protection, (ix) , (x) the purpose of calm and (xi) the purpose of prejudice from the analysis results of each dialogue. Keywords: pragmatics, movie, dialogue, illocutionary functions, speech intentions.. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI FUNGSI ILOKUSI DAN MAKSUD DALAM DIALOG FILM DILAN 1990 ...... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... v MOTTO ...................................................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. vii KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii ABSTRAK .................................................................................................................. xi ABSTRACT ............................................................................................................... xii DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 9 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 9 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 9 1.5 Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 10 1.6 Landasan Teori .................................................................................................. 12 1.6.1 Pengertian Film ........................................................................................... 13 1.6.2 Pragmatik .................................................................................................... 14 1.6.3 Pengertian Tindak Tutur ............................................................................. 14 1.6.4 Fungsi Tindak Ilokusi ................................................................................. 18 1.6.5 Maksud Tuturan .......................................................................................... 20 1.7 Metode Penelitian .............................................................................................. 22 1.7.1 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 22. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.7.2 Metode Analisis Data ................................................................................. 22 1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ....................................................... 23 1.8 Sistematika Penyajian........................................................................................ 23 BAB II FUNGSI ILOKUSI YANG TERDAPAT DALAM DIALOG FILM DILAN 1990 ............................................................................................................... 24 2.1 Pengantar ........................................................................................................... 24 2.2 Kompetitif (Competitif)..................................................................................... 24 2.1.1 Memerintah ................................................................................................. 24 2.1.2 Meminta ...................................................................................................... 26 2.3 Menyenangkan (convivial) ................................................................................ 28 2.3.1 Mengundang ............................................................................................... 29 2.3.2 Mengajak .................................................................................................... 29 2.3.3 Memberi Selamat ........................................................................................ 30 2.3.3 Menawarkan................................................................................................ 30 2.4 Bekerja sama (collaborative) ............................................................................. 31 2.4.1 Menyatakan ................................................................................................. 31 2.4.2 Mengumumkan / Memberi tahu ................................................................. 35 2.5 Bertentangan (conflictive) ................................................................................. 36 2.5.1 Memarahi .................................................................................................... 36 2.5.2 Menantang .................................................................................................. 37 BAB III MAKSUD DALAM DIALOG FILM DILAN 1990 ................................ 38 3.1 Pengantar ........................................................................................................... 38 3.2 Maksud Rayuan ................................................................................................. 38 3.3 Maksud Teguran ................................................................................................ 39 3.4 Maksud Pemberitahuan ..................................................................................... 41 3.5 Maksud Menolak ............................................................................................... 42 3.6 Maksud Penyesalan ........................................................................................... 43. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.7 Maksud Kecurigaan ........................................................................................... 45 3.8 Maksud Larangan .............................................................................................. 47 3.9 Maksud Perlindungan ........................................................................................ 47 3.10 Maksud Tuduhan ............................................................................................. 49 3.11 Maksud Ketenangan ........................................................................................ 50 3.12 Maksud Prasangka ........................................................................................... 52 BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 54 4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 54 4.2 Saran .................................................................................................................. 55 Daftar Pustaka ........................................................................................................... 56 LAMPIRAN ............................................................................................................... 58. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Film merupakan media elektronik paling tua daripada media lainnya, selain. itu film telah berhasil mempertunjukkan gambar-gambar hidup yang seolah-olah memindahkan realitas ke atas layar besar. Keberadaan film telah diciptakan sebagai salah satu media komunikasi massa yang benar–benar disukai bahkan sampai sekarang. Lebih dari 70 tahun terakhir ini film telah memasuki kehidupan umat manusia yang sangat luas lagi beraneka ragam (Liliweri, 1991: 153). Menurut Kridalaksana (1984: 32) film adalah lembaran tipis, bening, mudah lentur yang dilapisi dengan lapisan antihalo, dipergunakan untuk keperluan fotografi. Film juga merupakan alat media massa yang mempunyai sifat lihat dengar (audio visual) dan dapat mencapai khalayak yang banyak. Effendy (1929: 226), dalam bukunya Kamus Komunikasi menjelaskan bahwa media yang bersifat visual dan audio visual untuk menyampaikan pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (1990: 242), film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop).. 1.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Film juga diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup. Dari definisi yang pertama, dapat dibayangkan film sebagai sebuah benda yang sangat rapuh, ringkih, hanya sekeping Compact Disc (CD). Film diartikan sebagai lakon artinya adalah film tersebut merepresentasikan sebuah cerita dari tokoh tertentu secara utuh dan berstruktur. Salah satu film yang belum lama ini menjadi perbincangan masyarakat khususnya anak-anak remaja adalah Film Dilan 1990 yang diadaptasi dari novel berjudul “Dilan 1990”. Novel Dilan 1990 diterbitkan pada tahun 2015 oleh Pastel Books, Mizan Media Utama. Novel ini merupakan novel terlaris dan banyak peminatnya dari tahun 2015 hingga sekarang. Novel ini berkisah di tahun 1990, novel ini memakai sudut pandang orang pertama, yakni Milea. Seorang gadis yang sangat berpengaruh dalam hidup Dilan. Dilan sendiri merupakan seorang anak geng motor yang sangat nakal dan suka berbuat seenaknya sendiri. Meski ia nakal, namun ia adalah seorang anak yang baik dan sopan terhadap orang tua. Dilan bertemu dengan Milea saat Milea pertama kali datang ke sekolah Dilan di Bandung. Milea merupakan siswi pindahan dari Jakarta. Dilan pun langsung jatuh cinta pada Milea yang saat itu menjadi rebutan para lelaki karena wajahnya yang sangat cantik. Film ‘Dilan 1990’ diproduksi oleh Max Pictures, menampilkan bintang muda Igbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla yang berperan sebagai Dilan dan Milea. Dalam pemutarannya, film Dilan 1990 menempati posisi pertama dari 14 film yang ditayangkan pada tahun 2018 dengan jumlah penonton sekitar 6.295.057 orang (http://filmindonesia.or.id/, di akses pada 13 Maret 2019). Pengambilan gambar.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. berlangsung di dua kota, yakni Bandung dan Jakarta. Film ‘Dilan 1990’ menceritakan tentang dunia SMA, merupakan masa yang paling indah saat sekolah. Fokus cerita pada Milea (Vanesha Prescilla) bertemu dengan Dilan (Iqbaal Ramadhan) di sebuah SMA di Bandung. Dilan 1990 merupakan film nasional bergenre drama dengan latar belakang kehidupan romantis masa SMA, khususnya masa SMA tahun 1990 an. Diangkat dari novel dengan judul “Dilan 1990” karya Pidi Baiq. Film ini disutradarai oleh Fajar Bustomi dan Pidi Baiq. Dilan dan Milea menjadi representasi masa lalu yang mengajak orang untuk mengingat dan menghadirkan masa lalu dan nama-nama yang pernah terkenang dalam ingatan mereka; mendapatkan surat kaleng dari seseorang yang tidak dikenal, ditembak cowok yang tidak disukainya, mengharapkan cinta berbalik kepada cowok-cewek idamannya, hingga cinta monyet yang membuat mereka tertawa saat mengenangnya. Berangkat dari beberapa dialog yang ada dalam film Dilan 1990 ini, bisa dikatakan film ini menyimpan maksud kekerasan yang terjadi pada masa itu. Seperti pada dialog antara Dilan kepada Milea “Jangan bilang padaku ada yang menyakitimu, nanti orang itu akan hilang”. Karena kekerasan budaya sulit dikenali, dialog semacam ini seolah-olah tidak bermakna. Bagi mereka yang hidup di masa pemerintahan Soeharto, kalimat tersebut membuat bergidik. Penghilangan orang-orang secara paksa terutama yang menentang kekuasaan Soeharto pada masa itu dan sering kali dilakukan oleh tentara. Dalam film ini, diketahui ayah Dilan adalah seorang tentara..

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Dengan demikian, terkesan film ini membenarkan penghilangan paksa terhadap orang-orang yang menentang “keluarga tentara”. Merujuk kepada Aceh ketika itu, rezim Soeharto melabeli rakyat Aceh yang menentangnya sebagai Gerakan Pengacau Keamanan (GPK). Istilah kepada rakyat Aceh ini terus berubah-ubah ketika pemerintah memberlakukan Operasi Jaring Merah sejak 1990 hingga 1998. Mulai dari GPK hingga Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dan paling sering digunakan adalah GAM. Dalam pemeriksaan berbagai tokoh-tokoh Aceh ketika itu, rezim militer di bawah Soeharto lebih sering menggunakan istilah GAM. Lalu apa hubungannya dengan dialog film Dilan tersebut? Kesannya rakyat Aceh adalah “pemberontak” sehingga ibu Dilan menjadi orang “diselamatkan” oleh tentara dan memberi kesan pembenaran atas kekerasan terhadap rakyat Aceh karena menjadi orang-orang yang “tersesat”. Dialog lainnya adalah jawaban ayah Milea ketika ditemui sedang membersihkan senapan laras panjangnya. Hal ini terlihat pada kutipan dialog “kamu tau ini untuk apa?” tanya Ayah Milea kepada Airin adik Milea. “Buat apa?” tanya Airin. “Buat nembak tikus-tikus di jalanan,” jawab ayahnya. Apa yang terbersit di pikiran kita ketika mendengar dialog tersebut? Bagi mereka yang telah dewasa pada periode awal hingga pertengahan 1980 segera pikiran mereka akan melayang pada istilah yang dikenal sebagai penembakan misterius (petrus). Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) pernah menyelidiki pelanggaran berat HAM masa lalu terkait petrus dari 1982 hingga 1985 yang menimbulkan korban hingga sepuluh ribu orang..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Cerita tentang Dilan yang juga begitu berkuasa atas sekolahnya karena Dilan merupakan anak seorang tentara yang menjadi bagian penting dalam kerangka menganalisis betapa film tersebut termasuk dalam kategori kekerasan budaya. Film tersebut membenarkan kekerasan-kekerasan fisik selama periode Orde Baru. Bahkan karena menjadi anak seorang tentara, guru Dilan pun dibuat “ketakutan” sedemikian rupa (Ginting, Kristian. https://koransulindo.com/dilan-1990-dan-kekerasan-budaya/. 2018). Kutipan-kutipan dialog tersebut mengandung maksud dan fungsi tindak tutur. Berangkat dari hal itu, objek dalam penelitian ini adalah fungsi ilokusi dan maksud dalam dialog film Dilan 1990 yang tayang pada bulan Februari 2018. Pada setiap dialog yang kita liat terdapat jenis tuturan yang beragam. Pada penelitian ini, analisis yang dilakukan melalui tinjauan pragmatik yakni fungsi ilokusi dan maksud tuturan. Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (pembaca). Sebagai akibatnya studi ini lebih banyak berhubungan dengan analisis tertentu apa yang dimaksudkan orang dengan tuturan-tuturannya dari pada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan itu sendiri (Yule 2006: 3-4). Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar atau penulis pembaca serta yang dibicarakan. Dalam penerapannya tindak tutur digunakan oleh beberapa disiplin ilmu. Adapun pengertian tindak tutur yang dikemukakan oleh para ahli bahasa, antara lain: Austin, Searle,.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Chaer, dan Tarigan. Austin (dalam Rusminto, 2010: 22) pertama kali mengemukakan istilah tindak tutur. Austin mengemukakan bahwa aktivitas bertutur tidak hanya terbatas pada penuturan sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu atas dasar tuturan itu. Pendapat Austin ini didukung oleh Searle (dalam Rusminto 2010: 22) dengan mengatakan bahwa unit terkecil komunikasi bukanlah kalimat, melainkan tindakan tertentu, seperti membuat pernyataan, pertanyaan, perintah, dan permintaan. Berikut contoh fungsi lokusi dan maksud tuturan: (1) a. Dilan b. Milea. : Nanti malem aku mau ke rumahmu. : Ha? Jangan Ayahku galak.. Pada data (1) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kolaboratif. Penanda yang digunakan untuk menyatakan tuturan tersebut pada kalimat “nanti malem aku mau ke rumahmu” (data 1a). Penutur (Dilan) menginformasikan kepada Milea bahwa ia akan ke rumah Milea, tuturan ini dipahami oleh mitra tutur (Milea) dengan memberi pernyataan atau meginformasikan bahwa Ayah Milea galak dan tentunya Dilan tidak akan berani. Ditemukan dua maksud tuturan dari dialog tersebut, yang pertama tuturan yang dituturkan oleh Dilan yang berkata “nanti malem aku mau ke rumahmu” bermaksud bahwa Dilan ingin mengenal Milea lebih jauh terutama dengan keluarga dan bertemu dengan Ayah Milea. Yang kedua adalah tuturan yang dituturkan Milea “jangan Ayahku galak” bermaksud menolak atau mencari cara agar Dilan tidak datang ke rumah karena takut nanti Dilan dimarahi Ayah Milea yang galak..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. (2) a. Dilan b. Milea c. Dilan d. Milea e. Dilan. : Boleh aku ramal? : Ramal? : Iya, aku ramal nanti siang kita akan bertemu kantin. Mau ikut? : Ngga makasih. : Tapi suatu hari nanti kamu pasti akan naik motorku.. Pada data (2) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kolaboratif. Penanda yang digunakan untuk menyatakan tuturan tersebut pada kalimat “tapi suatu hari nanti kamu pasti akan naik motorku. Percayalah” (data 2e) Dapat dijelaskan bahwa ucapan yang disampaikan penutur kepada mitra tutur berfungsi untuk menyatakan sesuatu. Sesuatu yang dimaksud penutur dalam tuturannya adalah tentang ramalan bahwa nanti dirinya akan bertemu Milea di kantin. Tuturan tersebut bermaksud menduga atau menelaah. Hal ini terlihat pada kalimat “aku ramal nanti siang kita akan bertemu di kantin” memiliki maksud bahwa nanti Dilan akan bertemu lagi dengan Milea di kantin, hal ini bisa terjadi karena pada jam istirahat semua siswa akan pergi ke kantin untuk makan ataupun untuk jajan jadi hal ini bisa kemungkinan terjadi jika Milea benar ke kantin pada saat jam istirahat. Yang kedua adalah maksud menduga yang sangat diyakini penutur akan terjadi yakni pada kalimat “suatu hari nanti kamu pasti akan naik motorku... percayalah”. Penutur yakin suatu saat nanti Milea akan naik motornya dan pergi bersama jalan-jalan dengan Milea meski belum tau kapan hal itu akan terjadi. (3) a. Dilan b. Milea c. Dilan. : Kamu tau semua siswa itu sombong? Siapa coba yang keruangan BP nemuin Suripto? : Siapa? : Cuma aku..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. d. Milea e. Dilan f. Milea h. Dilan i. Milea. : Ooh.. : Maaf kalo aku mengganggumu. : Tuh angkotmu. : Tadi aku cuma anter takutnya ada yang ganggu. : Iya.. Pada data (3) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kolaboratif memberitahu. Penanda yang digunakan untuk menyatakan tuturan tersebut adalah kalimat “tuh angkotmu” (data 3f), yang diucapkan oleh penutur. Dalam dialog tersebut, mitra tutur langsung merasa kehadirannya tidak diinginkan oleh mitra tutur (Dilan). Secara halus memberi perintah “cepatlah pergi, aku tidak menginginkanmu” Tuturan di atas bermaksud menolak kehadiran Dilan pada saat itu karena penutur merasa terganggu mitra tutur (Dilan) mengikutnya naik angkot padahal Dilan memiliki motor pribadi dan tidak perlu naik angkot. Tuturan yang dituturkan Dilan juga memiliki maksud meindungi, Dilan hanya ingin mengantar atau menemani Milea sampai rumah karena takut di jalan ada yang menganggu Milea, hal ini terlihat pada kalimat “tadi aku cuma anter takutnya ada yang ganggu” (data 3a). Berdasarkan uraian di atas, menarik untuk diteliti lebih jauh mengenai “Jenis Tindak Tutur dan Maksud Tuturan dalam Dialog Film Dilan 1990”. Subjek penelitian ini adalah film Dilan 1990. Meskipun sebelumnya sudah pernah ada penelitianpenelitian mengenai tindak tutur seperti analisis tindak tutur dan fungsi ilokusi dalam novel, iklan maupun film akan tetapi belum ada penelitian yang membahas tentang dialog film Dilan 1990..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian ini adalah. sebagai berikut:. 1.3. 1.2.1. Apa saja fungsi ilokusi dalam dialog film Dilan 1990?. 1.2.2. Apa maksud yang terkandung dalam dialog film Dilan 1990?. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.. 1.4. 1.3.1. Mendeskripsikan fungsi ilokusi dalam dialog film Dilan 1990.. 1.3.2. Mendeskripsikan maksud yang terkandung dalam dialog film Dilan 1990.. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini adalah deskripsi tentang fungsi ilokusi dan maksud yang. terdapat dalam dialog film Dilan 1990. Hasil penelitian ini memberi manfaat teoretis dan manfaat praktis. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu bahasa cabang pragmatik, penelitian ini dapat menambah referensi tentang maksud tuturan yang digunakan dalam film Dilan 1990. Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi para pecinta film Dilan 1990, penelitian ini dapat menambah wawasan untuk mendalami makna yang ada dalam film Dilan 1990. Untuk khalayak umum, khususnya pecinta film Indonesia, penelitian.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. ini dapat dijadikan motivasi untuk semakin mengkritisi film-film di Indonesia dan memahami tuturan yang digunakan dalam sebuah film. Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam menyusun penelitian yang serupa yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Dan untuk ilmu pendidikan (pengajaran), penelitian ini dapat digunakan untuk bahan pengajaran tentang tuturan dalam pada sebuah film.. 1.5. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka berfungsi untuk memberikan pemaparan tentang penelitian. dan analisis sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti. Analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui keaslian penelitian ini yang berkaitan dengan fungsi ilokusi dan maksud. tuturan dalam sebuah dialog film. Peneliti terdahulu yang. membahas mengenai tindak tutur adalah Adriani (2018) dengan judul skripsi “Fungsi Ilokusi dan Jenis Tindak Tutur dalam Quotes Motivasi Mario Teguh di Instagram Bulan April dan Mei 2017”, Ary (2008) dengan judul skripsi “Maksud ungkapanungkapan yang dipergunakan dalam Iklan Rokok di media cetak antara tahun 20062007”, Setyanto (2015) dengan judul skripsi “Tindak Tutur Ilokusi Dialog Film 5 CM karya Rizal Mantovani (Sebuah Tinjauan Pragmatik)” Andriani (2018) dengan judul skripsi “Fungsi Ilokusi dan Jenis Tindak Tutur dalam Quotes Motivasi Mario Teguh di Instagram Bulan April dan Mei 2017”. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, deskripsi mengenai fungsi ilokusi.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. yang terdapat dalam quotes Mario Teguh di Instagram bulan April dan Mei 2017. Berdasarkan fungsinya, dibagi menjadi tiga, lalu pada fungsi ilokusi, terbagi menjadi tiga belas perwujudan. Kedua, deskripsi mengenai modus kalimat yang terdapat dalam quotes Mario Teguh di Instagram bulan April dan Mei 2017. Modus kalimat dalam penilitian ini dibagi menjadi tiga modus. Setelah menganalisis modus kalimat, dilanjutkan dengan mendeskripsikan jenis tindak tutur yang digunakan. Jenis tindak tutur yang terdapat terdapat pada quotes Mario Teguh di Instagram bulan April dan Mei 2017 dibagi menjadi sepuluh jenis. Ary (2008) dengan judul skripsi “Maksud ungkapan-ungkapan yang dipergunakan dalam Iklan Rokok di media cetak antara tahun 2006-2007”. Hasil dari penelitian ini, diketahui bahwa maksud ungkapan-ungkapan yang dipergunakan dalam iklan rokok di media cetak selain untuk menarik minat konsumen agar mau membeli produk yang diiklankan sekaligus mendekatkan diri atau menjalin keakraban dengan konsumen, karena masing-masing produk berusaha melakukan strategi pendekatan positioning terhadap konsumennya. Dapat disimpulkan bahwa ungkapanungkapan yang dipergunakan dalam iklan rokok di media cetak di antaranya menggunakan unsur dialek bahasa daerah dan pada umumnya menggunakan gaya bahasa hiperbola dan personifikasi. Secara keseluruhan ungkapan-ungkapan yang dipergunakan tersebut tidak menggunakan kerangka bahasa Indonesia yang baik dan benar serta melanggar Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Setyanto (2015) dengan judul skripsi “Tindak Tutur Ilokusi Dialog Film 5 CM karya Rizal Mantovani (Sebuah Tinjauan Pragmatik)” Berdasarkan hasil analisis.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. dapat disimpulkan beberapa hal. (1) Tindak tutur ilokusi dalam dialog film 5 cm karya Rizal Mantovani terdapat 80 tuturan. Terdapat 45 tindak tutur ilokusi asertif (asertives).15 tindak tutur ilokusi Direktif (directives). 13 tindak tutur ilokusi ekspresif (expresive). 5 tindak tutur ilokusi komisif (commissive). 2 tindak tutur ilokusi deklaratif (declarations). (2) Terdapat 16 maksud tuturan ilokusi dalam dialog film 5 cm karya Rizal Mantovani, menyatakan, mengusulkan, mengeluh, melaporkan, memesan, memerintah, memohon, memberi nasehat, menjanjikan, menawarkan, mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, memuji, mengangkat pegawai dan memberi hukuman. Sejauh peninjauan kepustakaan yang peneliti lakukan, peneliti menemukan objek penelitian yang sama, seperti penelitian film 5 cm namun kajian teori dan judul film yang digunakan berbeda dengan judul film yang akan peneliti lakukan. Peneliti akan melakukan penelitian dengan mengklasifikasi fungsi ilokusi dan maksud yang terdapat dalam dialog film Dilan 1990 yang berbeda dengan yang penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. 1.6. Landasan Teori Teori yang digunakan peneliti adalah teori pragmatik, yaitu fungsi ilokusi dan. maksud tuturan. Sebelum itu, dipaparkan terlebih dahulu pengertian film, pengertian dan jenis tindak tutur..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 1.6.1. Pengertian Film Secara harfiah (Inggris) film (cinema) berasal dari kata cinematographie yang. berarti cinema (gerak), tho atau phytos (cahaya) dan graphie atau grhap (tulisan, gambar, citra). Sehingga dapat diartikan Film adalah melukis gerak dengan cayaha. Melukis gerak dengan cahaya tersebut menggunakan alat khusus, biasanya alat yang digunakan adalah kamera (Muchlisin Riadi, 2012). Definisi Film menurut UU 8/1992, adalah: “Karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan atau ditayangkan dengan proyeksi mekanik, elektronik, atau lainnya”. Film pertama kali lahir di paruh kedua abad XIX, dibuat dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah terbakar, bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun (Effendy, 2002: 20). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia film merupakan selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dalam bioskop) atau cerita dalam bentuk gambar hidup..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. 1.6.2. Pragmatik Pragmatik adalah telaah mengenai hubungan tanda-tanda dengan para penafsir. (Morris 1938:6). Teori pragmatik menjelaskan alas an atau pemikiran para pembicara dan para penyimak dalam menyusun korelasi dalam suatu konteks sebuah tanda kalimat dengan suatu proposisi. Yule (2006: 3) mendefinisikan pragmatik sebagai studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (pembaca). Studi ini berhubungan dengan analisis–analisis tentang apa yang dimaksudkan orang dengan tuturan–tuturannya daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan itu sendiri. 1.6.3. Pengertian Tindak Tutur Yule (2006: 83) mengemukakan, bahwa tindak tutur adalah tindakan yang. ditampilkan dengan menghasilkan suatu tuturan yang mengandung tiga tindak yang saling berhubungan. Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan entitas yang bersifat sentral dalam pragmatik sehingga bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik lain seperti praanggapan, prinsip kerja sama, dan prinsip kesantunan. Tindak tutur memiliki bentuk yang bervariasi untuk menyatakan suatu tujuan. Misalnya menurut ketentuan hukum yang berlaku di negara ini, “Saya memerintahkan anda untuk meninggalkan gedung ini segera”. Tuturan tersebut juga dapat dinyatakan dengan tuturan “Mohon anda meninggalkan.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. tempat ini sekarang juga” atau cukup dengan tuturan “Keluar”. Ketiga contoh tuturan di atas dapat ditafsirkan sebagai perintah apabila konteksnya sesuai. Gambar Tiga Jenis Tindak Ujar. 1.6.3.1 Jenis Tindak Tutur Ahli yang pertama kali memperkenalkan istilah dan teori tindak tutur adalah Austin di Universitas Harvard, yang kemudian diterbitkan pada tahun 1962 dengan judul “How to Do Things with Words”. Austin (1962) menyatakan bahwa pada dasarnya, pada saat seseorang menyatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu. Pada waktu seseorang menggunakan kata-kata kerja promise ‘berjanji’, apologize ‘minta maaf’, name ‘menamakan’, pronounce ‘menyatakan’ misalnya dalam tuturan I.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. promise I will come on time (saya berjanji saya akan datang tepat waktu), I apologize for coming late (saya minta maaf karena datang terlambat), dan I name this ship Elizabeth (saya menamakan kapal ini Elizabeth) maka yang bersangkutan tidak hanya mengucapkan tetapi juga melakukan tindakan berjanji, meminta maaf, dan menamakan. Tuturan-tuturan tersebut dinamakan tuturan performatif, sedangkan kata kerjanya juga disebut kata kerja performatif. Tuturan itu sendiri dapat dipahami sebagai bentuk tindak tutur itu sendiri di samping juga dapat dipahami sebagai produk suatu tindak tutur. Tentang jenis-jenis tindak tutur, Austin (dalam Chaer dan Agustina, 2004: 53) merumuskan tiga peristiwa tindakan yang berlangsung sekaligus, yaitu: (1) tindak tutur lokusi (locutionary act); (2) tindak tutur ilokusi (illocutionary act); dan (3) tindak tutur perlokusi (perlocutionary act). Gambar Komponen dan Contoh Tindak Tutur.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Austin (dalam Chaer dan Agustina, 2004: 53) merumuskan tiga peristiwa tindakan yang berlangsung sekaligus, yaitu: (1) tindak tutur lokusi (locutionary act); (2) tindak tutur ilokusi (illocutionary act); dan (3) tindak tutur perlokusi (perlocutionary act). Tindak tutur lokusi adalah adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak tutur ini disebut sebagai The Act of Saying Something (Wijana, 1996:17). Tindak tutur lokusi merupakan jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami (Chaer dan Agustina, 2004: 53). Selanjutnya, menurut Baryadi, (2015: 83) tindak tutur lokusi merupakan tindak tutur menyatakan sesuatu yang sama dengan ungkapan kalimat tertentu dengan maksud dan referensi tertentu. Seseorang yang membutuhkan informasi dan kebetulan tuturan informasi itu mereka dengar berarti informasi itu secara otomatis telah didapatkan dari tuturan orang lain. Tindak tutur ilokusi merupakan sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga digunakan untuk melakukan sesuatu disebut sebagai The Act of Doing Something (Wijana, 1996: 18). Tindak tutur seperti menyatakan, berjanji, meminta maaf, mengancam, meramalkan, memerintah, meminta dan sebagainya (Baryadi: 2015: 83). Dalam hal ini seseorang ketika menyampaikan petuturan bukan hanya menyampaikan informasi saja namun sebagian petuturan itu diharapkan melahirkan respons dalam bentuk prilaku..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. Tindak tutur perlokusi merupakan sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang sering kali mempunyai daya pengaruh (perlocutionary force), atau efek bagi yang mendengarkannya (Wijana, 1996: 20). Hal yang sama juga disampaikan oleh Chaer dan Agustina (2004: 53) tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku non-linguistic dari orang lain. Selanjutnya, menurut Baryadi (2015: 83) tindak perlokusi adalah tindak tutur untuk mempengaruhi mitra tutur seperti memalukan, mengintimidasi, membujuk dan sebagainya. Dalam tindak tutur perlokusi ini petutur beharap ada perhatian dari lawan tutur terhadap apa yang disampaikannya. Hal ini sering dialami oleh setiap orang dengan tujuan dan kepentingan yang berbeda, misalnya tujuan meminta maaf, memohon perhatian, memahami keadaan seseorang dan sebagainya. Dari ketiga jenis tindak tutur tersebut, tindak tutur ilokusi sangat penting untuk dikaji dalam pragmatik. 1.6.4. Fungsi Tindak Ilokusi Berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan sosial, Leech (1993: 162). membedakan tindak tutur menjadi empat jenis yaitu (1) tindak tutur konfliktif atau ‘bertentangan’, (2) tindak tutur kompetitif atau ‘bersaing’, (3) tindak tutur kolaboratif atau ‘kerja sama’ dan (4) tindak tutur konvivial atau ‘menyenangkan’..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 1.6.4.1 Bersaing (Competitive) Fungsi kompetitif adalah sopan santun yang mempunyai sifat negatif dan tujuannya adalah mengurangi ketidak harmonisan yang tersirat dalam kompetisi antara apa yang ingin dicapai oleh penutur dengan apa yang dituntut oleh sopan santun, misalnya, memerintah, meminta, menuntut, mengemis. 1.6.4.2 Menyenangkan (Convivial) Fungsi menyenangkan pada dasarnya bertata karma; pada fungsi ini sopan santun lebih positif bentuknyadan bertujuan mencari kesempatan untuk beramahtamah, misalnya, menawarkan, megajak/mengundang, menyapa, mengucapkan terima kasih, dan mengucapkan selamat. 1.6.4.3 Bekerja sama (Collaborative) Fungsi ilokusi bekerja sama tidak melibatkan sopan santun karena pada fungsi ini sopan santun tidak relevan, misalnya, menyatakan, melaporkan, mengumumkan, dan mengajarkan. Sebagian besar wacana tulisan masuk dalam kategori ini. 1.6.4.4 Bertentangan (Conflictive) Fungsi ilokusi bertentangan, unsur sopan santun tidak ada sama sekali karena fungsi ini pada dasarnya bertujuan menimbulkan kemarahan, misalnya, mengancam, menuduh, menyumpahi, dan memarahi..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 1.6.5 Maksud Tuturan Tindak tutur terjadi dalam proses komunikasi verbal. Proses komunikasi verbal dapat dijelaskan dengan gambar yang diadaptasi dari (Brooks dalam Baryadi 2012: 13) sebagai berikut: Gambar Proses Komunikasi Verbal. Pada gambar tersebut tampak bahwa dalam komunikasi verbal terlibat dua pihak, yaitu penutur atau pembicara (speaker) dan mitra tutur atau penyimak (listener). Dua pihak yang terlibat dalam komunikasi itu disebut pula parsitipan komunikasi. Proses komunikasi verbal bermula dari penutur memiliki maksud (preverbal), kemudian maksud dilambangkan (encoding) dan diucapkan (phonation) sehingga menghasilkan tuturan (utterance) yang menjadi transisi hubungan penutur dengan mitra tutur. Tuturan didengar (audition) dan ditafsirkan (decoding) oleh mitra tutur sehingga menghasilkan pemahaman maksud (postverbal)..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Pada gambar tersebut tampak bahwa maksud menjadi titik tolak komunikasi verbal. Informasi adalah sesuatu yang luar tuturan di objektif kenyataan yang dibicarakan, sedangkan maksud adalah sesuatu luar-tuturan yang ada pada pihak penutur. Dalam hal ini maksud bersifat subjektif yaitu dimiliki oleh subjek penutur. Karena ada pihak penutur, maksud disebut pula makna penutur (speaker meaning, speaker sense) (Wijana 1996: 3). Dalam sebuah tuturan, maksud dan informasi bisa sama dan dapat pula berlainan. Sebagai contoh tuturan (1) Dilarang merokok, (2) Terima kasih Anda tidak merokok, dan (3) Area Bebas Asap Rokok mengandung maksud yang sama, yaitu ‘larangan merokok’ tetapi mengandung informasi yang berlainan yaitu, (1) ‘larangan merokok’, (2) ‘ucapan terima kasih karena tidak merokok’, dan (3) ‘pemberitahuan tentang area bebas rokok’. Tuturan (1) mengandung maksud dan informasi yang sama, sedangkan tuturan (2) dan (3) mengandung maksud yang sama tetapi informasinya berbeda. Contoh lain tentang tuturan yang mengungkapkan maksud yang berbeda dengan informasi yang dikandungnya adalah (4) Anda memasuki kawasan tertib lalu lintas. Tuturan (4) mengandung informasi bahwa para pengendara akan memasuki kawasan tertib lalu lintas, sedangkan maksud yang ingin disampaikan adalah harapan atau himbauan yang ditujukan kepada setiap pengendara supaya tertib dalam berlalu lintas. Bagi penutur, maksud merupakan kehendak yang dijadikan pangkal tolak melakukan komunikasi dengan mitra tutur. Tuturan beserta informasi yang dikandungnya adalah sarana mengungkapkan maksud. Bagi mitra tutur, maksud.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. merupakan sesuatu yang diperjuangkan untuk dipahami. Sarana untuk memahami maksud itu adalah tuturan berikut informasi yang ada di dalamnya. 1.7. Metode Penelitian Metode penelitian ada tiga tahap, yaitu (i) metode pengumpulan data, (ii). metode analisis data, dan (iii) metode penyajian hasil analisis data. 1.7.1 Metode Pengumpulan Data Subjek dalam penelitian ini adalah film Dilan 1990 yang diangkat dari novel yang berjudul Dilan 1990. Film tersebut tayang pada tanggal 25 Februari 2018. Data yang dikumpulkan berupa transkrip dialog, tulisan, dan potongan adegan yang terdapat dalam film tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan teknik catat. Metode simak merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh data dengan melakukan penyimakan terhadap penggunaan bahasa (Mahsun, 2007: 242). Teknik catat dilakukan dengan mencatat pada kartu data. 1.7.2 Metode Analisis Data Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode agih atau motode distribusional yakni motode analisis data yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti. Teknik dasarnya adalah teknik bagi unsur langsung atau BUL (Sudaryanto, 1993: 31). Teknik lanjutan dalam metode agih yang digunakan adalah metode baca markah atau tanda..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. Teknik perluas adalah teknik analisis data dengan cara memperluas satuan kebahasaan yang dianalisis dengan menggunakan satuan kebahasaan tertentu. Teknik perluas digunakan untuk membuktikan makna satuan kebahasaan yang dianalisis. Dengan mengamati dan mencatat data berupa bait setiap dialog yang mengandung gaya bahasa metafora dalam film Dilan 1990. 1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data Objek penelitian ini adalah fungsi ilokusi dan maksud dalam dialog film Dilan 1990, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode informal yakni penyajian kaidah penggunaan bahasa berupa kata-kata, frase dan kalimat secara tertulis. 1.8 Sistematika Penyajian Laporan hasil penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan sistematika penyajian. Bab II menguraikan analisis fungsi ilokusi yang terdapat dalam dialog film Dilan 1990. Bab III menjelaskan maksud yang terdapat dalam dialog film Dilan 1990. Bab IV dalam penelitian ini berisi simpulan dan saran untuk penelitian yang selanjutnya..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II FUNGSI ILOKUSI YANG TERDAPAT DALAM DIALOG FILM DILAN 1990 2.1. Pengantar Pada bab ini dibahas fungsi ilokusi yang terdapat dalam dialog film Dilan. 1990. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan fungsi ilokusi menurut Leech yang terbagi menjadi empat jenis, yaitu kompetitif (competitif), menyenangkan (convivial), bekerja sama (collaborative) dan bertentangan (conflictive). 2.2. Kompetitif (Competitif) Fungsi ilokusi kompetitif adalah tindak tutur yang memiliki tujuan bersaing. dengan tujuan sosial; misalnya, memerintah, meminta, menuntut, dan mengemis. Dalam penelitian ini ditemukan dua jenis tindak tutur yang menjadi perwujudan fungsi ilokusi kompetitif, yaitu memerintah dan meminta. 2.1.1. Memerintah. (4) *Bel pintu rumah berbunyi. a. Ayah : Bi, tolong pintu Bi. b. Airin : Bibi kan lagi ke warung. c. Ayah : Hah.. dah dah sama Ayah aja. Pada data (4) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kompetitif memerintah. Penanda yang digunakan untuk menyatakan tuturan tersebut adalah kata tolong (data 4a). Punutur (Ayah) memberi perintah kepada Bibi (asisten rumah tangga) untuk membuka pintu karena saat ada tamu di depan rumah. 24.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. tetapi saat yang bersamaan Bibi sedang tidak ada di rumah seperti yang dituturkan Airin pada data (4b). (5) *Di dalam kelas. a. Ibu Guru. : Selain dicatat ini kalian harus ingat dan dihafalkan. b. Murid-murid : Iya Bu.... Pada data (5) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kompetitif memerintah. Penanda yang digunakan untuk menyatakan tuturan tersebut adalah kata harus (5a) . Peristiwa tersebut terjadi di dalam kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Ketika penutur (Ibu Guru) mengucapkan dialog tersebut mitra tutur langsung memahami dan melakukan tindakan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Ibu Guru. Tuturan tersebut diujarkan semata mata untuk menyatakan sesuatu dengan memberikan efek kepada mitra tutur untuk melakukan sesuatu dan merupakan kalimat perintah. (6) *Kegiatan belajar mengajar. a. Bapak Guru : Ini disalin ya! b. Murid-murid : Iya Pak. Pada data (6) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kompetitif memerintah. Penanda yang digunakan untuk menyatakan tuturan tersebut adalah kalimat ini disalin ya! (data 6a). Peristiwa tersebut terjadi di dalam kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Ketika penutur (Pak Guru) mengucapkan dialog tersebut mitra tutur langsung memahami dan melakukan tindakan sesuai dengan apa yang diperintahkan Bapak Guru. Dari hasil analisis apa.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. yang disampaikan penutur mampu memengaruhi mitra tutur dan kalimat tersebut merupakan kalimat perintah. 2.1.2. Meminta. (7) *Di Sekolah. a. Bian : Haha.. si Dilan mah emang suka sama yang ga penting b. Milea : Tapi kenapa sekarang dia jadi sombong Bian? Jadi jauh c. Bian : Emm.. ga tau ya. Tapi kalau soal itu sih dia pernah bilang jangan gangguin Milea, Milea udah pacarnya Nandan d. Milea : Aduuhh.. kamu tolong bilangin deh ke dia. e. Bian : Bilang gimana? f. Milea : Aku ga pacaran sama Nandan. Ya please tolong yaa Pada data (7) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kompetitif memerintah. Penanda yang digunakan untuk menyatakan tuturan tersebut adalah kata tolong (data 7d). Peristiwa tersebut terjadi di kantin sekolah saat Milea mencari Dilan yang sudah lama tidak menelpon atau berkomunikasi dengannya. Saat bertanya pada Bian, Dilan mengira Milea sudah berpacaran dengan Nandan itu sebabnya ia menjauhi Milea. Mengetahui hal itu Milea mulai cemas dan meminta tolong kepada Bian untuk menyampaikan kepada Dilan bahwa sebenarnya ia tidak berpacaran dengan Nandan, Dilan hanya salah paham. (8) *Di pinggir jalan. a. Dilan : Aku pernah meramal kamu akan naik motor aku, ingat? b. Milea : Ingat. c. Dilan : Bantu aku ya. d. Milea : Bantu apa? e. Dilan : Mewujudkannya hehe mau? f. Milea : Mau. Pada data (8) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kompetitif meminta. Penanda yang digunakan untuk menyatakan.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. tuturan tersebut adalah kata bantu aku ya (data 8c). Punutur meminta mitra tutur (Milea) untuk mewujudkan ramalannya bahwa “suatu saat Milea akan naik motornya”, sebelumnya Dilan pernah berkata kepada Milea bahwa suatu saat nanti Milea pasti akan naik motornya dan sekarang Dilan ingin Milea mewujudkan perkataan itu. Dialog tersebut terjadi saat Milea sedang naik angkot usai pulang sekolah tetapi Dilan tiba-tiba muncul dan mengejar angkot yang Milea tumpangi dan menuruhnya untuk turun dari angkot. (9) *Berbicara di telepon. a. Dilan : Jangan ngomong apa-apa ya sampai aku tutup telponnya.. b. Milea : Iya. c. Dilan : Tidur ya Milea.. maaf tadi membuatmu khawatir, kamu harus tau aku tidak mau membuat kamu cemas, aku saja yang mencemaskanmu… Pada data (9) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kompetitif meminta. Penanda yang digunakan untuk menyatakan tuturan tersebut adalah kalimat jangan ngomong apa-apa ya sampai aku tutup telponnya (data 9a). Dilan meminta Milea untuk tidak menutup teleponenya saat ia ingin mengatakan sesuatu kepada Milea dan meminta Milea untuk mendengarkan saja tanpa harus berbicara lagi. Aku saja yang mencemaskanmu (data 8c) merupakan penanda yang menjadi bukti lain bahwa Dilan meminta Milea untuk tidak mengkhawatirkannya atas kejadian tadi siang di sekolah. Dilan dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan terkait penyerangan dari sekolah lain. tersebut terjadi saat Dilan menelepon Milea di Malam hari.. Dialog.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. (10) *Di rumah Milea. a. Dilan : Mau bikin aku senang? b. Milea : Apa? c. Dilan : Jangan keluar gerimis, kamu di sini aja sama bi Asih biar aku yang anter temen-temen keluar ya? d. Milea : Iya. Pada data (10) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kompetitif meminta. Penanda yang digunakan untuk menyatakan tuturan tersebut adalah kata jangan (data 10c). Dialog tersebut terjadi saat Dilan sedang berada di rumah Milea. Punutur (Dilan) memberikan perhatian kepada mitra tutur (Milea) dan ingin melindungi Milea dengan tidak mengizinkannya keluar rumah untuk mengantar teman-temannya pulang karena di luar sedang gerimis dan saat itu Milea juga sedang sakit. Dilan meminta Milea untuk menurutinya. Kalimat “mau bikin aku senang?” dimaksudkan bahwa jika Milea ingin membuat Dilan senang cukup sederhana yakni dengan menuruti perintahnya untuk tidak keluar rumah. Dalam hal ini terlihat bahwa Dilan begitu perhatian kepada Milea dan tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi lagi kepada Milea. 2.3. Menyenangkan (convivial) Fungsi ilokusi menyenangkan adalah tindak tutur yang memiliki tujuan. ilokusi sejalan dengan tujuan sosial misalnya, menawarkan, mengajak atau mengundang, menyapa, mengucapkan terima kasih dan mengucapkan selamat. Dalam penelitian ini ditemukan empat jenis tindak tutur yang menjadi perwujudan fungsi ilokusi konvivial, yaitu mengundang, mengajak, memberi selamat, dan menawarkan..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 2.3.1. Mengundang. (11) *Isi surat yang diberikan Dilan untuk Milea. Dilan : Bismillahirohmanhirohim, dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dengan ini, dengan penuh perasaan mengundang Milea Adnan Husein untuk sekolah pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu. Pada data (11) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi konvivial mengundang. Kalimat tersebut tertulis dalam surat yang ditulis Dilan kepada Milea untuk mengundangnya selalu datang ke sekolah karena Dilan ingin setiap hari bertemu dengan Milea. Kalimat tersebut termasuk ke dalam konvivial karena merupakan kalimat berita yang bersifat mengajak. 2.3.2. Mengajak. (12) *Pulang sekolah bertemu Bunda Dilan di pintu keluar. a. Wati : Bundaa.. (sambil mecium tangan Bunda) b. Bunda Dilan : Siapa ini? c. Milea : Milea Bu.. d. Dilan : ini Milea? Alamak cantiknyaa.. Dilan sering cerita tentang kamu. Emm.. nak Milea pulangnya ke arah mana? e. Milea : Ke Banten Bu. f. Bunda Dilan : Naik? g. Milea : Angkot. h. Bunda Dilan : Hari ini nak Milea ikut sama Bunda aja ya.. Kamu juga Wati. Ayo. Pada data (12) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi konvivial mengajak. Penanda yang digunakan untuk menyatakan tuturan tersebut adalah kalimat ikut Bunda aja ya (data 12h). Kalimat tersebut merupakan kalimat ajakan. Dialog tersebut terjadi pada saat Milea bertemu dan berkenalan dengan Bunda Dilan untuk pertama kalinya, karena ingin banyak bercerita.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. dengan Milea, Bunda Dilan mengajak pulang bareng Milea dan mengantarnya pulang sampai ke rumah. 2.3.3 Memberi Selamat (13) *Datang menghampiri Milea. a. Dilan : Selamat ulang tahun Milea. b. Milea : Makasih. Pada data (13) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi konvivial. Penanda yang digunakan untuk menyatakan tuturan tersebut adalah kalimat selamat ulang tahun Milea (data 13a). Punutur mengucapkan selamat ulang tahun kepada mitra tutur yang sedang berulang tahun. Kalimat ini dituturkan semata-mata untuk memberi ucapan selamat tanpa mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan sesuatu. 2.3.3. Menawarkan. (14) *Di dalam kelas. a. Nandan b. Milea c. Rani. : Lia, aku mau nawarin kamu jadi sekretaris kelas. : Sekretaris? : Nandan kan ketua kelas.. Pada data (14) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi konvivial menawarkan. Penanda yang digunakan untuk menyatakan tuturan tersebut adalah kata nawarin (data 14a). Nandan menawarkan Milea untuk jadi sekretaris kelas. Untuk terlibat aktif dalam kelas karena Milea merupakan siswi baru di sekolah tersebut..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. 2.4. Bekerja sama (collaborative) Fungsi ilokusi menyenangkan adalah tindak tutur yang memiliki tujuan. ilokusi tidak menghiraukan tujuan sosial, misalnya, menyatakan, melapor, mengumumkan, dan mengajarkan. Dalam penelitian ini ditemukan dua jenis tindak tutur yang menjadi perwujudan fungsi ilokusi kolaboratif, yaitu menyatakan dan memberitahu atau mengumumkan. . 2.4.1. Menyatakan. (15). *Berbicara di telepon. a. Milea : Aku udah suka sama laki-laki di Bandung. b. Beni : Tuh kan dugaanku bener kan kamu udah jadian sama dia!. Pada data (15) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kolaboratif menyatakan. Penanda yang menunjukkan tuturan tersebut adalah pada kalimat yang dituturkan Milea kepada Beni aku udah suka sama laki-laki di Bandung (data 15a). Kalimat tersebut dituturkan untuk memberitahu Beni bahwa dirinya sudah tidak menyukai Beni dan menyukai laki-laki lain di Bandung. Hal ini dilakukan Milea supaya Beni tidak lagi mengejar-ngejar Milea untuk menjadi kekasihnya. Dialog tersebut terjadi pada saat Milea dan Beni berbicara di telepon. Beni meminta Milea untuk memaafkannya dan ingin Milea kembali menjadi kekasihnya. (16) *Esok hari, telepon berdering. a. Milea : Halo? b. Dilan : Lia.. aku lagi istirahat, capek (napas yang cepat). c. Milea : Eh kamu abis ngapain ? d. Dilan : Belajar.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. e. f. g. h.. Milea Dilan Milea Dilan. : Hahaha : Kamu kenapa ketawa? : Gapapa, emang kenapa kalo aku ketawa? : Seneng aku dengernya kalo kamu ketawa.. Pada data (16) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kolaboratif menyatakan. Penanda yang digunakan untuk menyatakan tuturan tersebut adalah pada kalimat yang dituturkan Dilan seneng aku dengernya (data 16h). Dilan ingin memberitahu kepada Milea bahwa dengan mendengar Milea tertawa ia sudah merasa senang. Tuturan tersebut terjadi pada saat Dilan dan Milea berbicara lewat telepon. (17) a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.. *Berbicara dalam telepon Milea : Halo? Dilan : Halo Lia. Milea : Udah sampe rumah? Dilan : Belom, di rumah masih ada Kang Adi? Milea : Iya, dia ngajak aku ke ITB besok. Dilan : Kayak aku pergi sama Susi? Milea : Maksudnya? Dilan : Iya aku pergi sama Susi dan kamu cemburu. Milea : Kamu cemburu aku pergi sama Kang Adi? Dilan : Cemburu itu cuma buat orang yang tidak percaya diri. Milea : Jadi? Dilan : Iya dan sekarang aku sedang tidak percaya diri mungkin sampai besok.. Pada data (17) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan tindak tutur ilokusi kolaboratif. Penanda yang menunjukkan tuturan tersebut pada kalimat aku sedang tidak percaya diri data (17c), karena dialog tersebut dituturkan untuk menyatakan sesuatu. Kalimat “cemburu hanya untuk orang yang tidak percaya diri” dikatakan Dilan bahwa tidak percaya diri berarti cemburu yang tidak.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. mengungkapkan langsung arti yang sesungguhnya. Terdapat kata “aku sedang tidak percaya diri” mengartikan bahwa Dilan cemburu dengan Kang Adi guru les privat Milea da Airin adiknya. Kang Adi juga menaruh hati kepada Milea. “tidak percaya diri” dalam hal ini berarti orang tersebut pesimis atau merasa minder dengan dirinya sendiri karena merasa tersaingi dan tidak pantas mendapatkan cinta yang inginkan. Dilan cemburu kepada Kang Adi yang merupakan guru les privat matematika Milea dan Airin adiknya. (18) *Di dalam kelas a. Dilan : Boleh aku minta kertas? b. Milea : Kenapa semuanya dicoret kecuali nama kamu? c. Dilan : Semuanya akan gagal d. Milea : Kecuali kamu? e. Dilan : Iya.. doain. Pada data (18) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan tindak tutur iokusi kolaboratif. Penanda yang menunjukkan tuturan tersebut adalah pada kalimat semuanya akan gagal (data 18c). Dialog tersebut dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur untuk menyatakan bahwa banyak yang ingin menjadi pacar Milea termasuk dirinya tetapi ia meyakinkan dirinya bahwa Dilan lah yang akan memenangkan hati Milea. Secara tidak langsung dialog tersebut juga dituturkan oleh penutur bahwa ia mulai menyukai Milea. (19) Dilan. : Pak, guru itu digugu dan ditiru. Kalo Suripto berani menampar muridnya Pak, kami sebagai murid juga berhak menampar balik Pak..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Pada data (19) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kolaboratif menyatakan. Punutur berkata kepada Kepala Sekolah setelah kejadian Dilan memukul Pak Suripto pada saat upacara berlangsung. Semula Pak Suripto yang memukul Dilan terlebih dahulu. Tuturan tersebut diujarkan semata-mata untuk menyatakan sesuatu tanpa maksud untuk mempengaruhi mitra tuturnya (perlokusi) karena dalam adegan tersebut tidak ada tindakan yang mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Informasi yang dituturkan oleh penutur merupakan sebuah fakta, bahwa Guru itu digugu dan ditiru. Digugu memiliki arti bahwa segala sesuatu yang disampaikan olehnya (Guru) senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid dan sebagai Guru harus ditiru artinya seorang Guru harus menjadi panutan bagi muridnya. Dalam hal ini, selain untuk menyatakan kebenaran, penutur juga ingin membela dirinya bahwa dirinya tidak salah. (20) *Dilan datang ke rumah Milea pertama kalinya. a. Milea : Kok tau rumahku? b. Dilan : Aku juga tau kapan ulang tahunmu, aku juga tahu siapa Tuhanmu. Pada data (20) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kolaboratif menyatakan. Penanda yang menunjukkan tuturan tersebut adalah pada kalimat aku juga tau (data 20a). Penutur (Milea) bertanya kepada mitra tutur (Dilan) dari mana Dilan tau rumah Milea. Kalimat “aku juga tau kapan ulang tahunmu, aku juga tahu siapa Tuhanmu” ingin menyatakan bahwa Dilan tidak hanya tahu di mana rumah Milea tetapi semua tentang Milea ia mengetahuinya. Berdasarkan.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. hasil analisis tuturan tersebut termasuk tindak tutur ilokusi karena ada sesuatu yang ingin dinyatakan atau menyatakan sesuatu. 2.4.2. Mengumumkan / Memberi tahu. (21) *Suara telepon a. Milea : Halo.. b. Dilan : Selamat malam... c. Milea : Malam. d. Dilan : Bisa bicara dengan Milea? e. Milea : Iya saya.. f. Dilan : Aku Dilan. g. Milea : Oh.. hai h. Dilan : Milea aku tadi sudah ke rumahmu.. Pada data (21) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kolaboratif mengumumkan atau memberitahu. Penanda yang menunjukkan tuturan tersebut adalah pada kalimat Milea aku tadi sudah ke rumahmu (data 21h). Penutur (Dilan) menginformasikan kepada Milea (mitra tutur) bahwa ia sudah ke rumah Milea sesuai dengan perkataannya sepulang sekolah untuk datang ke rumah Milea. Tuturan tersebut terjadi saat Dilan sedang menelpon Milea setelah pulang dari rumah Milea dan bertemu dengan ayah Milea. (22) Kepala sekolah. : Tenang saya tempel dulu nanti kamu baca, insyaallah semua namanya ada oke? Tunggu sebentar... Daftar nama siswa yang ke TVRI Jakarta. Udah?. Pada data (22) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi kolaboratif mengumumkan. Kalimat dituturkan oleh penutur (Kepala.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Sekolah) untuk mengumumkan nama-nama siswa yang ikut ke TVRI Jakarta dengan menempelkan kertas pengumuman di papan pengumuman. Dialog tersebut termasuk ke dalam tindak tutur lokusi karena merupakan kalimat berita yakni memberitahukan suatu hal. 2.5. Bertentangan (conflictive) Fungsi ilokusi bertentangan adalah tindak tutur yang memiliki tujuan ilokusi. bertentangan dengan tujuan sosial misalnya, mengancam, menuduh, menyumpahi dan memarahi. Dalam penelitian ini ditemukan dua jenis tindak tutur yang menjadi perwujudan fungsi ilokusi konfliktif, yaitu memarahi dan menantang. 2.5.1 Memarahi (23) *Upacara Bendera.. a. b. c. d.. Petugas upacara Siswa-siswi Dilan Pak Suripto. e. Dilan f. Pak Suripto. : Lima. : Lima. (Pak Surito menarik bahu Dilan). : Ada apa pak? : Udah salah pakek nanya lagi kamu, ngelawan kamu?! : Saya bertanya pak! : Mau melawan kamu? Hah?! (menampar Dilan). Mau melawan? (Dilan memukul balik Pak Surito).. Pada data (23) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi konfliktif memarahi. Penanda yang menunjukkan tuturan tersebut adalah pada kalimat udah salah pakek nanya lagi kamu (data 23d). Pak Suripto membentak dan memarahi Dilan yang pindah barisan pada saat upacara bendera berlagsung, karena merasa tidak terima Dilan mencoba melawan dan membantah Pak Suripto dan terjadilah perkelahian antara Guru dan murid..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. 2.5.2 Menantang (24) *Beni menghajar (memukul) Nandan. a. Milea : Beni stop! b. Beni : Bangun sini! Bangun ayo lawan gua! c. Milea : Beni udah ! apaan sih?! d. Beni : Ayo sini lawan gua! Pada data (24) dalam kutipan dialog di atas, tuturan tersebut menunjukkan fungsi ilokusi konfliktif menantang. Penanda yang menunjukkan tuturan tersebut adalah pada kalimat bangun ayo lawan gua! (data 24b) Dialog tersebut terjadi pada saat Beni (pacar Milea di Jakarta) datang ke TVRI untuk menemui Milea. Beni seorang yang tempramen atau mudah emosi, menuduh Milea selingkuh dengan Nandan. Kalimat tersebut diucapkan setelah Beni menonjok Nandan dan menyuruh Nandan untuk melawannya namun tidak ada perlawanan yang dilakukan oleh Nandan..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III MAKSUD DALAM DIALOG FILM DILAN 1990 3.1. Pengantar Pada bab dipaparkan maksud yang ada dalam dialog film Dilan 1990.. Ditemukan sepuluh maksud antara lain : (a) maksud merayu, (b) maksud mengkritik, (c) maksud memberi tahu, (d) Maksud tidak menghendaki, (e) maksud menjelaskan, (f) maksud mencurigai, (g) maksud melarang, (h) maksud melindungi, (i) maksud menuduh dan (j) maksud menenangkan. 3.2. Maksud Rayuan Rayu merupakan kata dasar dari “merayu” merupakan kalimat berimbuhan. yang berarti merasa pilu atau terharu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merayu berarti menyenangkan hati atau membujuk dengan kata-kata manis. (25). *Berbicara di telepon. a. Beni : Lia maafin aku lah. Aku ngaku aku salah. Gak usah dibahas lagi. b. Milea : Udah dimaafin kok. c. Beni : Jadi kita masih jadian kan? d. Milea : Enggak. e. Beni : Lia aku tuh gak ada artinya tanpa kamu.. Tuturan tersebut bermaksud merayu. Beni mantan kekasih Milea mencoba mengajak dan merayu Milea untuk kembali menjadi pacarnya. “Lia aku tuh ga ada artinya tanpa kamu” (data 25e), kalimat tersebut diucapkan Beni agar Milea luluh,. 38.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. karena diketahui bahwa wanita mudah luluh dengan kata-kata manis yang diucapkan laki-laki namun Milea tidak termakan ucapan Beni dan tetap pada pilihannya untuk mengakhiri hubungannya dengan Beni. 3.3. Maksud Teguran. Tegur berarti ucapan untuk mengajak bercakap-cakap, ajar celaan; kritik; peringatan (sentilan, jeweran), sapa ucapan untuk menyapa (mengajak bercakapcakap) dalam KBBI daring. (26). *Di ruang Kepala Sekolah. a. Dilan : Aku bukan melawan guru Bu, aku melawan Suripto. b. Ibu Guru : Kamu harus maklum Dilan, Pak Suripto kan memang begitu. c. Dilan : Aku tidak bisa memaklumi guru seperti itu Bu. Ibuku guru, kakakku juga guru Bu. Siapapun dia, kalo tidak mau menghargai orang gak akan pernah bisa dihargai orang Bu.. Tuturan tersebut bermaksud menegur. Hal ini terlihat pada kalimat “siapa pun dia, kalo tidak mau menghargai orang gak akan pernah bisa dihargai orang” (data 26c). Dalam dialog, Dilan memberikan pendapatnya bahwa siapa pun yang tidak mau menghargai orang lain, ia tidak akan dihargai siapa pun. Menghargai seseorang tidak memandang tua, muda, kaya, miskin. Sesama manusia kita harus saling menghargai dan jika ingin dihargai seseorang, kita juga harus menghargai orang lain. Dilan memberikan evaluasi atau pendapat bahwa tidak hanya guru yang harus dihargai tetapi murid juga harus dihargai. Tidak semena-mena terhadap anak didiknya dan merasa paling tua atau orang yang patut dihargai..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. (27). *Ruang Kepala Sekolah. a. Kepala Sekolah : Yang tidak berkepentingan bisa di luar? (menunjuk Milea) b. Dilan : Lia keluar, saya keluar Pak. c. Kepala Sekolah : Sudah-sudah kamu di situ saja. (menarik kursi untuk duduk). Jelaskan! d. Dilan : (memegang kerah bajunya) Dia narik baju saya Pak, kayak gak ada cara lain aja. Dia juga nampar saya. e. Kepala Sekolah : Ya mungkin Pak Suripto punya maksud. f. Dilan : Pak, guru itu digugu dan ditiru. Kalo Suripto berani menampar muridnya Pak, kami sebagai murid juga berhak menampar balik Pak.. Tuturan di atas juga bermaksud menegur. Hal ini terlihat pada kalimat “Pak, guru itu digugu dan ditiru. Kalo Suripto berani menampar muridnya Pak, kami sebagai murid juga berhak menampar balik Pak” (data 27f). Seorang guru itu ditiru dan digugu, apa yang dilakukan gurunya atau dajarkan gurunya murid akan mengikuti. Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Sebagai guru harus ditiru, artinya seorang guru harus menjadi tauladan (panutan) bagi semua muridnya. Bagaimana Guru bisa menjadi teladan kalau yang dilakukan sedikit-dikit menampar sedikit-dikit memukul tentu ini akan menjadi panutan siswa lain karena mereka akan berpikir “guru saja boleh berbuat demkian berarti aku juga boleh.” Hal ini akan merusak citra sekolah dan tidak menjadikan peserta didik belajar lebih baik..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. 3.4. Maksud Pemberitahuan Pemberitahuan memiliki kata dasar “beri tahu” yang merupakan gabungan. kata. Penulisan gabungan kata yang mendapat imbuhan awalan akan ditulis serangkai dengan kata pertama, namun kata kedua dituliskan terpisah. Dalam KBBI daring, memberi tahu berarti memberi supaya tahu. Hal ini digunakan sesorang untuk memberikan informasi dari orang satu ke yang lainnya atau dengan kata lain menyebarkan suatu hal. (28). *Isi surat yang diberikan Dilan untuk Milea. Dilan : Pemberitahuan sejak sore kemarin aku sudah mencintaimu. (dalam surat yang ditulis untuk Milea).. Dalam tuturan tersebut terdapat untuk maksud memberi tahu suatu hal oleh Dilan kepada Milea. Dilan menulis kalimat “pemberitahuan sejak sore kemarin aku sudah mencintaimu” dengan tujuan ingin Milea tahu bahwa semenjak mereka satu angkot seusai pulang sekolah kemarin, Dilan mulai mencintai Milea seperti yang ia ucapkan kemarin yakni “Milea kamu cantik tapi aku belum mencintaimu, ga tau kalo sore” (29) a. b. c. d. e. f. g.. *Di telepon. Milea : Halo Dilan : Selamat malam. Milea : Malam. Dilan : Bisa bicara dengan Milea? Milea : Iya saya. Dilan : Aku Dilan Milea : Oh.. hai. h. Dilan : Milea aku tadi sudah ke rumahmu..

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. Tuturan tersebut bermaksud memberi tahu bahwa Dilan sudah ke rumah Milea yang terlihat pada kalimat “Milea aku tadi sudah ke rumahmu” (data 29h). Saat pulang sekolah, Dilan mengatakan akan datang ke rumah Milea nanti malam dan ia menepati perkataannya walaupun saat sampai di rumah Milea ia hanya bertemu dengan Ayah Milea. Ayah Milea tidak begitu saja memberikan izin anaknya untuk bertemu orang lain apalagi laki-laki. Saat Dilan datang, Ayah Milea mengatakan bahwa Milea sudah tidur dan akhirnya mereka berbicara sebentar kemudian Dilan pulang. Hal ini dilakukan Dilan bahwa ia sudah menempati ucapannya datang ke rumah Milea. 3.5. Maksud Menolak Menolak dalam KBBI daring berarti, mendorong; menyorongkan; mendesak. ke depan (ke samping): ia ~ temannya sehingga jatuh terjungkal; mencegah (bahaya dan sebagainya); menangkal (penyakit dan sebagainya); mengelakkan atau menangkis (serangan dan sebagainya): ~ hujan; ~ penyakit cacar; ~ serangan musuh; tidak menerima (memberi, meluluskan, mengabulkan); menampik: dia tidak pernah ~ permintaan anak kesayangannya; tidak membenarkan (pendapat). (30) *Di jalan menuju sekolah.. a. b. c. d. e. f. g.. Dilan Milea Dilan Milea Dilan Milea Dilan. : Kamu pulang naik angkot? Boleh aku ikut kamu? : Kemana? : Naik angkot : Ga usah : Tapi kan angkot buat siapa aja : Kamu kan bawa motor : Gampang (menyuruh temannya membawa motornya)..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. Tuturan yang dituturkan Milea saat Dilan ingin naik angkot dengannya menunjukkan bahwa ia menolak Dilan saat itu. Jawaban yang dituturkan Milea cukup judes dan cuek “ga usah” (data 30d). Dalam kalimat tersebut terlihat jelas Milea tidak menginginkan adanya Dilan namun Dilan tetap berusaha dan berpikir secara logika dengan mengatakan “tapi angkot kan buat siapa aja” (data 30e), namun Milea juga tetap berusaha untuk menolak Dilan melalui dialog “kamu kan bawa motor” tuturan Milea memang benar bahwa setiap hari ke sekolah Dilan menggunakan motor namun Dilan masih saja berusaha dengan menitipakan motornya pada temannya. (31). *Dilan datang. a. Nandan : Udah sore nih, pulang yuk! b. Wati : Ayuk. c. Dilan : Assalamualaikum.. Nandan dalam dialog tersebut tidak menghendaki Dilan datang dan bergabung bersama dia dan teman-temannya. Saat itu Nandan, Wati, Rani dan teman-teman lainnya datang ke rumah Milea untuk menjenguk Milea. Saat itu tidak ada Dilan namun Dilan menelpon Milea dan menanyakan kabarnya dan Milea mengajaknya ke rumah. Saat Dilan datang yang sebelumnya Nandan tampak tidak ingin cepat-cepat pulang tiba-tiba mengajak teman-temannya untuk pulang dengan alasan sudah sore padahal ia tidak ingin melihat Dilan datang ke rumah Milea. 3.6. Maksud Penyesalan Penyesalan yaitu satu perasaan ketika seseorang menjadi merasa bersalah atau. telah melakukan kekeliruan dan ingin memperbaiki kekeliruan dan kesalahan.

Gambar

Gambar  Tiga Jenis Tindak  Ujar
Gambar Komponen dan Contoh Tindak Tutur
Gambar Proses Komunikasi Verbal

Referensi

Dokumen terkait

Menerusi dapatan kajian ini, secara keseluruhannya didapati pelajar daripada sekolah agama tinggi (S-A-T) dan kerajaan akademik (K-A) adalah majoriti yang mempunyai kepekatan

6 Melakukan kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk melakukan penelaahan dan pengkajian terhadap sistem-sistem yang berpotensi menimbulkan tindak pidana

Hasil pengujian dari perlakuan yang diberikan terhadap kedua bakteri uji menunjukkan adanya hambatan pertumbuhan bakteri, hal ini ditunjukkan oleh perlakuan kontrol

anak-anak mereka. Untuk itu, penyusunan Kamus Dwibahasa Bahasa Alune-Indonesia ini diharapkan bermanfaat bagi upaya pelestarian bahasa daerah yang merupakan salah satu

Selain penguatan, fasilitator pengembangan usaha mikro juga sesuai dengan penyokongan yaitu pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh kedalam keadaan dan

‫املوضوع نفسه الذي يكمن وراء الشاعر لتأليف عمله واستخدامه مع نقطة معينة‪ .‬مث‬ ‫يعد الشاعر أكثر تعقيدا يف استخدام املوضوعات مع حبره حبيث

Konteks penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kebijakan pemerintah China dalam pengembangan industri pariwisata sebelum dan sesudah diberlakukannya open-door policy

Berdasarkan opini, saat ini banyak orang menggangap tidak ada pengaruh atau hubungan regulasi emosi dengan nyeri haid, akan tetapi dimana seseorang mengalami