• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Di dalam berbagai acara pengajian yang berlangsung ditempat lain mulailah membuka hati dan pikiran bahwa musik merupakan salah satu sarana dalam peribadatan. Penggunaan media musik pada setiap acara pengajian berlangsung dirasa cukup penting karena dengan media musik tersebut diharapkan materi yang diberikan lebih terfokus dan tepat sasaran sesuai dengan apa yang diharapkan. Kedudukan atau kehadiran akan seni dalam ritual agama bukan berarti sebagai pameran atau pertunjukan dan juga semata-mata bukan berarti “menyenikan” ritual agama, tetapi ini adalah merupakan serangkaian pengalaman yang harmonis dalam menjalankan ibadah. Musik dalam ritual agama akan mendorong kesadaran dalam religiusitas, diharapkan penggunaan media musik lebih dapat mengungkapkan tentang keindahan Tuhan.

48

DAFTAR PUSTAKA

Bahari, N. 2008. Kritik Seni: Wacana, Apresiasi, dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chodjim, A. 2003. Mistik dan Makrifat Kanjeng Sunan Kalijaga. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Creswell, J. W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jati, D. 2007. Kalawarti Umum Bahasa Jawa. Jakarta: Gramedia Prima.

Komala, E. 2010. Komunikasi Transendental Pada Ulama Pada Maqam

Makrifat. Bandung: Rosdakarya

Mardiwarsito. 1993. Nguri-nguri Kabudayan Jawi: Tembang Mocopat.

Suarakarta: Media Raya Press.

Martopo, H. 2005. Musik Sebagai Faktor Penting Dalam Penerapan Metode Pembelajaran Quantum dalam Harmonisasi Volume VI. Semarang: Unnes Press.

Ma’shum. 1985. Kisah Teladan Nabi Rosul. Gresik: CV Bintang Pelajar.

Meriam, A. P. 1964. The Antropologi Of Music. Chicago: Northwestern University Pers.

Moleong, L. J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Palgunadi, B. 2002. Karawitan Jawi: Serat Kandha. Bandung: ITB.

Upandi, Pandi. 2009. Metode Pembelajaran Kliningan “Kawih Dan Gendhing Piringannya" STSI Bandung.

Setiawan, R. 1993. Dibalik tembang mocopat. Jakarta Selatan: Karya Unipress. Sukerna, N, I. 2003. Gamelan Jegog Bali. Semarang Timur: Intra Pustaka Utama.

Suyanto. 2003. Walang Malangandan Filosofi Tembang Mocopat. Surakarta: Citra Etnika

49

Sumarsam. 2003. Gamelan Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal di Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Suparli, L. 2010. Gamelan Pelog Slendro: Induk Gamelan Karawitan Sunda. Bandung. Sunan Ambu Press.

Susetya, W. 2007. Renungan Sufistik Isalam Jawa. Surakarta: Tiga Serangkai Yasin, A. dkk. 2004. Dibawah Naungan Al_Quran jilid 10. Jakarta: Gema Insani

Prees.

Bisri, A. M. 2007. Catatan Kritis dan Analisis,

www.gusmus.net/gusmus/page. Diakses pada tanggal 19 oktober 2015.

Mahendra, Y. 2013. Gusti, Kanjeng, Ulama, Kiai dan Gus. M. Kompasiana.com/ Yusrilihza_Mahendra/ Gusti-Kanjeng-Ulama-dan-Gus. Diakses pada tanggal 19 oktober 2015.

Ziaulhaq, A. 2014 Panggil saya ustad memahami istilah ulama habib dan kiai http://filsafat.kompasiana.com/2010/04/04/. diunduh pada tanggal 25-02-2015.

1. Fungsi Musik Kiai Kanjeng. a. Apakah fungsi musik Kiai

Kanjeng sebagai sarana

komunikasi?

b. Apakah fungsi musik Kiai

Kanjeng sebagai sarana

hiburan?

c. Apakah fungsi musik Kiai

Kanjeng sebagai media

penerangan?

d. Bagaimanakah fungsi musik

Kiai Kanjeng sebagai

pendidikan norma sosial?

e. Bagaimanakah fungsi musik

Kiai Kanjeng sebagai ritual keagamaan?

f. Bagaimanakah fungsi musik

Kiai Kanjeng sebagai identitas masyarakat?

g. Bagaimakah fungsi musik Kiai Kanjeng sebagai sarana atau media pendidikan?

1. Jamaah Maiyah

2. Mocopat Syafa’at

a. Apa yang dimaksud dengan arti kata Maiyah?

b. Apa yang dimaksud tentang visi

dan misi adanya Jamaah

Maiyah?

c. Apa yang dimaksud dengan

perbedaan Jamaah Maiyah dan Penggiat Maiyah?

a. Bagaimanakahsejarah

berdirinya pengajian Mocopat Syafa’at?

b. Apakah yang dimaksud dengan Mocopat Syafa’at?

c. Bagaimanakah visi dan misi dari terselenggaranya Mocopat Syafa’at?

1. Pengaruh Musik Kiai Kanjeng Terhadap Jamaah

a. Apakah fungsi Musik Kiai

Kanjeng dapat menjadi sarana komunikasi terhadap Jamaah?

b. Apakah fungsi Musik Kiai

Kanjeng dapat menjadi sarana hiburan terhadap Jamaah?

c. Apakah fungsi Musik Kiai

Kanjeng dapat menjadi sebagai media penerangan?

d. Apakah fungsi Musik Kiai

Kanjeng dapat menjadi sebagai media sosial?

e. Apakah fungsi Musik Kiai

Kanjeng dapat menjadi sebagai sarana keagamaan?

f. Apakah fungsi Musik Kiai

Kanjeng dapat menjadi sebagai identitas masyarakat?

g. Apakah fungsi Musik Kiai

Kanjeng dapat menjadi sarana atau media pendidikan?

Yang Bertanda Tangan di sini:

Nama : Setyo Pramono

NIM : 08208244032

Prodi : Pendidikan Seni Musik

Fakultas : Bahasa dan Seni

Telah melakukan wawancara langsung dengan ahli guna memenuhi keabsahan hasil penelitian yang berjudul “ Fungsi Musik Kiai Kanjeng dalam Pengajian Mocopat Syafa’at di Tirtonirmolo Kasihan Bantul”

Demikian saya buat surat ini dengan sebenar-benarnya dan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, September 2015

Narasumber Peneliti

Yang Bertanda Tangan di sini:

Nama : Setyo Pramono

NIM : 08208244032

Prodi : Pendidikan Seni Musik

Fakultas : Bahasa dan Seni

Telah melakukan wawancara langsung dengan ahli guna memenuhi keabsahan hasil penelitian yang berjudul “ Fungsi Musik Kiai Kanjeng dalam Pengajian Mocopat Syafa’at di Tirtonirmolo Kasihan Bantul”

Demikian saya buat surat ini dengan sebenar-benarnya dan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, September 2015

Narasumber Peneliti

Yang Bertanda Tangan di sini:

Nama : Setyo Pramono

NIM : 08208244032

Prodi : Pendidikan Seni Musik

Fakultas : Bahasa dan Seni

Telah melakukan wawancara langsung dengan ahli guna memenuhi keabsahan hasil penelitian yang berjudul “ Fungsi Musik Kiai Kanjeng dalam Pengajian Mocopat Syafa’at di Tirtonirmolo Kasihan Bantul”

Demikian saya buat surat ini dengan sebenar-benarnya dan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, September 2015

Narasumber Peneliti

Yang Bertanda Tangan di sini

Nama : Setyo Pramono

NIM : 08208244032

Prodi : Pendidikan Seni Musik

Fakultas : Bahasa dan Seni

Telah melakukan wawancara langsung dengan ahli guna memenuhi keabsahan hasil penelitian yang berjudul “ Fungsi Musik Kiai Kanjeng dalam Pengajian Mocopat Syafa’at di Tirtonirmolo Kasihan Bantul”

Demikian saya buat surat ini dengan sebenar-benarnya dan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, September 2015

Narasumber Peneliti

Transkrip wawancara dengan Pak Novi Budianto sebagai pimpinan Kiai Kanjeng pada tanggal 7 September 2015 bertempat di SMP Negeri 6 Yogyakarta Jalan R.W Monginsidi No.1 Yogyakarta.

P : Secara singkat Pak, fungsi musik Kiai Kanjeng sebagai sarana

komunikasi itu yang bagaimana Pak?

N : Musik Kiai Kanjeng sebagai sarana komunikasi maksudnya

begini, pada setiap sebelum di mulai sebelum Cak Nun naik ke atas panggung Kiai Kanjeng selalu menjadi pembuka pra acara.

P : Selain sebagai sarana komunikasi kepada jama’ah yang hadir

adakah sarana komunikasi yang lain Pak?

N : Iya tentu ada, selain sebagai sarana komunikasi kepada jama’ah

yang hadir sarana komunukasi kepada terhadap sang pencipta yaitu Alloh SWT Yang di sampaikan kepada Nabi Muhamad SAW.

P : Selain dari alunan musiknya sendiri adakah pilihan jenis-jenis

lagu yang akan di bawakan dan adakah persiapan latihan sebelum pentas Pak?

N : Iya tentu, karena komunikasi antara pemain juga sangat

dibutuhkan, dalam hal ini kami sebelum pentas dimulai kami hanya melakukan cek sound saja, dan pada waktu acara akan dimulai kita baru menentukan lagu apa yang akan dibawakannya nanti.

Mengingat bahwa dengan adanya hiburan dapat meringankan tekanan-tekanan psikologis maupun fisik para jama’ah yang hadir. Hiburan yang dimaksud disini adalah disaat sela-sela materi dakwah yang disampaikan selalu ada selingan musik Kiai Kanjeng yang sifatnya menghibur entah dari jenis musiknya ataupun liriknya, supaya otak dan fisik yang mulai capek diharapkan dapat kembali fokus lagi.

P : Maksud dari jenis atau lirik lagu yang menghibur itu yang

bagaimana Pak?

N : Dari jenis musik dangdut, reggae, atau rock diharapkan setelah

otak menjadi rilek dan fisik sudah mulai kendor tidak tegang lagi. Dapat mengobati diri jama’ah yang hadir dan dapat

membangkitkan semangat dalam mengikuti acara pengajian ini.

P : Bagaimana dengan pemain musik Kiai Kanjeng sendiri?

N : Untuk para pemain sendiri tidak masalah karena bermain musik

bagi kami adalah sebuah hiburan dan pengabdian kepada sang pencipta. Kami merasa memang diperjalankan dalam berkesenian bersama dengan suatu wadah Jaringan Gamelan Kiai Kanjeng.

P : Kalau fungsi musik Kiai Kanjeng sebagai media penerangan yang

sosial, agama, sosial, politik, dan lirik syair lagu tersebut mudah dan gampang karena Kiai Kanjeng sendiri memang ingin pada jama’ah yang hadir agar mudah di ingat.

P : Bagaimana fungsi musik Kiai Kanjeng sebagai pendidikan norma

sosial?

N : Banyak sekali contoh-contoh lagu Kiai Kanjeng yang bertemakan

tentang pendidikan norma sosial, diantaranya adalah lagu Gundul-gundul pacul, Lir-ilir dan masih banyak lagi.

P : Arti dari isi lagu Gundul-gundul pacul tersebut seperti apa Pak?

Adakah pesan yang disampaikan pada lagu tersebut?

N : Lagu Gundul-gundulkami aransement ulang ada unsur Jawa dan

Jazz di dalamnya, supaya menarik dan tetap peka zaman. Arti lagu Gundul-gundul pacul tersebut adalah bahwa seorang pemimpin harus tegas dan bertanggung jawab kepada rakyatnya.

P : Apakah musik Kiai Kanjeng tersebut juga sebagai ritual

keagamaan?

N : Iya tentu sajaselain musik dijadikan sebagai sarana hiburan dan

komunikasi, musik Kiai Kanjeng sebagai sebuah pengiring penceramah dalam menyampaikan dakwah. Musik sebagai sarana dalam berdakwah.

N : Kiai Kanjeng sebagai identitas masyarakat bisa anda lihat dari syair atau lirik lagu, yang sebagian lagu yang kami bawakan menggunakan bahasa jawa.

P : Selain itu adakah unsur dari identitas lain?

N :Identitas nya adalah pada alat gamelan itu sendiri meskipun alat

gamelan sudah saya modifikasi laras menjadi diatonis.

P : Maksudnya modifikasi laras bagaimana?

N : Iya gamelan adalah gamelan yang berlaras nada diatonis, yaitu G:

do nada sebagai berikut sel, la, si, do, re, mi, fa, sol.

P : Mengenai sejarahnya sendiri awal mula Bapak menciptakan

gamelan Kiai Kanjeng tersebut bagaimana?

N : Kalau saya bilang ini diperjalankan?

P : Maksudnya bagaimana Pak?

N : Saya dapat menciptakan laras nada gamelan yang bukan slendro

dan bukan pelog ini karena diperjalankan.

P : Maksudnya diperjalankan oleh siapa Pak?

N : Ya oleh yang punya hidup, yaitu gusti Alloh SWT. Yang

memberi petunjuk sehingga jadilah konsep gamelan yang bukan slendro dan bukan pelog.

P : Kalau boleh konsep awalnya bagaimana sehingga bapak dapat

tapi setelah grup teater Dinasti bubar gamelan tersebut di jual oleh Pak Elka, dan kebetulan pada waktu itu Cak Nun mengajak untuk menggarap sebuah drama yang berjudul Pak Kanjeng.

P : Terus untuk cerita selanjutnya bagaimana Pak?

N : Iya itu saya memutuskan untuk membuat gamelan sendiri yang

saya buat dengan besi dan sama persis dengan bentuk gamelan slendro dan pelog akantetapi laras nadanya lah yang membedakan dari gamelan pada umumnya.

P : Perbedaan Pak Kanjeng dan Kiai Kanjeng sendiri apa Pak?

N : Pak Kanjeng adalahsebuah lakon yang ada dalam naskah drama

monolog Cak Nun yang pada waktu itu dimainkan oleh Butet Kertaredjasa, dan untuk selanjutnya naskah itu di rubah untuk dimainkan oleh saya sendiri, Butet Kertaredjasa dan Joko Kamto.

P : Terus mengenai nama gamelan Kiai Kanjeng sendiri bagaimana

Pak?

N : Untuk mengenang naskah tokoh yang ada didalam drama Kiai

Kanjeng nama gamelan tersebut kami beri nama Kiai Kanjeng.

P : Pak maksud dari musik Kiai Kanjeng sebagai sarana atau media

musik yang hanya berbunyi saja, tapi semualirik atau syairnya harus mempunyai bobot dan terkandung nilai sebagai media pendidikan.

P : Maksudnya lirik yang bagaimana Pak lirk atau syair yang

terkandung?

N : Ya lirik lagu yang dapat menanamkan jiwa dan budi pekerti yang

baik, sebagai contoh mengandung lirik yang selalu mengagungkan dan mengingat nama Tuhan, semangat nasionalis, cinta kepada orang tua, saling sayang pada sesama.

P : Pak kalau mengenai musik Kiai Kanjeng sebagai sarana terapi

maksudnya yang bagaimana ya Pak?

N : Selain musik menjadi sarana hiburan musik Kiai Kanjeng juga

menjadi sebuah media terpai oleh Jama’ah.

P : Maksudnya media terapi yang bagaimana Pak?

N : Alunan musik mempunyai frekwensi glombang dan dapat

mempengaruhi pikiran dan tubuh dalam berbagai tingkatan. Lewat lirik lagu musik Kiai Kanjeng atau lewat melodi yang dimainkan biasanya setiap instrumen memiliki peran atau fungsi dalam sebuah lagu supaya pesan yang disampaikan dapat terpenuhi dan menjadi sarana terapi bagi penikmatnya. Dan semua disatukan dalam kesatuan yang bernama musik Kiai Kanjeng.

2015 bertempat di rumah Maiyah jalan barokah 287 Kadipiro Yogyakarta.

P : Secara singkat Mas Helmi sebenaranya arti dari kata Maiyah itu

sendiri apa?

N : Maiyah sebenarnya berasal dari kata “ma’iya atau dari kata lain

ma’ana”yang artinya adalah kebersamaan.

P : Maksudnya kebersmaan yang bagaimana mas? Dan kebersamaan

bersama siapa?

N : Kebersama’an antara kita, Rosulloh SAW dan Alloh SWT. Yang

artinya maiyah bukan sebuah organisasi ataupun golongan Maiyah adalah suatu konsep kesadaran nilai kebersamaan anatara kita, Rosulloh SAW dan Alloh SWT.

P : Kalau mengenai Jama’ah Maiyah sendiri apa dan seperti apa

bentuk fisik dalam pengajian.

N : Jama’ah maiyah adalah jama’ah dimana Cak Nun menghadiri

suatu acara yang dimana jama’ah yang hadir itu bisa disebut jama’ah Maiyah.

P : Berarti jam’ah Maiyah orang yang hadir di dalam acara Cak Nun

ya mas?

Kalau level yang saya sebutkan adalah penggiat Maiyah yang dimana, maksudnya adalah jama’ah Maiyah yang tidak hanya hadir didalam acara-acara pengajian Cak Nun akan tetapi juga ikut serta dalam kegiatan-kegiatan diluar pengajian Cak Nun.

P : Apakah ada kegiatan pengajian Jamaah Maiyah yang dilakukan

selain di acara Mocopat Syafa’at?

N : Ada mas, di Padang Mbulan Jombang Jawa Timur yaitu sebagai

cikal bakal dari Jamaah Maiyah lainnya.

P : Kalau mengenai Jamaah lainnya berada dimana saja mas?

N : Mocopat Syafa’at di Yogyakarta, Gambang Syafa’at di

Semarang, Bangbang Wetan di Surabaya dan masih banyak lainnya yang tersebar di Nusantara.

P : Mengenai acara Mocopat Syafa’at sendiri diadakan setiap kapan?

N : Setiap bulan mas, pada tanggal 17 dihalaman taman

Kanak-Kanak Islam Terpadu Tirtonirmolo Kasihan Bantul.

P : Acara ini dimulai pukul berapa?

N : Sekitar pukul 20.00 WIB sampai dengan sekitar pukul 03.00 WIB

P : Tema acara yang dihadirkan apakah seperti pengajian secara

umumnya? Atau ada yang lain?

N : Acara ini memuat tentang mengkaji secara luas, ada tema sosial,

Dokumen terkait