• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Saran

Setelah penelitian tentang keterlaksanaan cura personalis

1. Dosen

a. Dosen lebih memberikan penghargaan pada mahasiswa seperti

pujian.

b. Dosen memberikan waktu khusus untuk agar mahasiswa bisa

konsultasi.

c. Komunikasi lebih intens sehingga informasi yang diberikan tepat

waktu.

d. Dosen lebih bisa menjaga rahasia mahasiswa yang konsultasi

dengannya.

2. Mahasiswa

Mahaiswa lebih bisa terbuka dengan kesulitannya dan lebih

mendekatkan diri dengan dosen.

3. Peneliti lain

a. Bisa menggunakan metode yang lain seperti kuantitatif

b. Dapat dilakukan penelitian pada guru bimbingan dan konseling

c. Gunakan waktu penelitian secara berkualitas

d. Lebih banyak mencari referensi terkait peenelitian

e. Penelitian dilengkapi dengan observasi agar hasil penelitian bisa

optimal.

4. Prodi

a. Apa yang disampaikan mahasiswa ke dosen tidak hanya ditampung

b. Ditambahkan kegiatan yang membuat dosen dan mahasiswa lebih

dekat sehingga hubungan antara dosen dan mahasiswa lebih erat.

88

Daftar Pustaka

Buku Panduan INSADHA Mahasiswa Baru. 2010/2011. Tajam Ilmumu Berani Aksimu. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Cura Personalis dan Pertanggungjawaban Batin dalam Tradisi Serikat dan Latihan Rohani. http://www.ignatiusloyola.net/feeds/posts/default?start-index=55&max-results=18. 08 Juni 2008 23:10

Depdiknas. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam jalur pendidikan formal.

Geldard Kathryn & Geldard. 2004. Membantu memecahkan masalah orang lain dengan Teknik Konseling. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Goleman, Daniel.2002. Emotional Intelligensi, (terj T.Hermaya). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gordon, Thomas. 1997. MGE (Menjadi Gutu Efektif). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Karnadi. 2006. Undang-Undang RI no.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Jakarta : Cipta Jaya.

Kurnanto, M Edi. 2013. Konseling Kelompok. Bandung : Alfabeta.

Kolvenbach, Peter-Hans. 2007. Cura Personalis. Review Of Ignatian Spirituality XXXVIII.

Permendiknas No.27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

Peraturan Pemerintah No.27. Tahun 2008 Tentang Beban Dan Tugas Guru Bimbingan dan Konseling.

Prayitno dan Amti, Erman. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rooijakkers, Ad. 2005. Mengajar dengan Sukses. Jakarta : PT Gramedia.

Siahaan. 2000. Komunikasi Pemahaman dan Penerapannya. Jakarta: Gunung Mulia.

Spiritualitas Ignatian: Api, Semangat, Cara Kerja dan Cara Hidup USD https://www.usd.ac.id/deskripsi.php?idt=usd_berita&noid=120.03 August 2006 | 13:06 WIB

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sukadi, G. 2007. Menciptakan Keterlibatan Berbicara Peserta Didik Dalam Pembelajaran di Kelas. No. 32, th. XXIII January. Tersedia: https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/jurnal.php?id=abstraksi&model=nom or&id_j=10&id_m=25&id_k=733.

Sumarah, Ignatia Esti. 2011. Penerapan Semangat “Cura Personalis” dalam Konteks Karya Pelayanan Dosen di Universitas Sanata Dharma.Tersedia :

http://psiusd.wordpress.com/2011/04/29/penerapan-semangat-cura- personalis-dalam-konteks-karya-pelayanan-dosen-di-universitas-sanata-dharma/.

Suparno, Paul. 2004. Cura Personalis dalam Universitas Jesuit. Spiritualitas Ignatian : Vol 5 no.1 Maret.

Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi: Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: Rajawali Pers. Syahdewa. 2012. Pedoman Sertifikasi Pendidik untuk Dosen (SERDOS

Terintegrasi). Jakarta : Bp Panca Bakti.

Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Wardhani, Ire Puspa. 2001. Peranan Kompetensi Life Skill Dosen Berbasis Cura Personalis pada Peningkatan Kompetensi Mahasiswa. SISKOMTEK : No. 1/ Vol. 2/ July.

Winkel, W.S &Sri Hastuti, M.M.2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi.

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://www.academia.edu/5498450/Komunikasi_Antar_Pribadi

Mulyatno, Pr. (wawancara, 23 September 2014).

LAMPIRAN I

LAMPIRAN II

LAMPIRAN III

LAMPIRAN IV

105

Jadwal Wawancara

Tabel 1

Jadwal Wawancara Mahasiswa

No Responden Tanggal Waktu Tempat

1 A 20 Oktober 2014 13.00-14.00 Depan lab Bahasa

2 B 23 Oktober 2014 15.40-16.00 Depan sekre

3 C 23 Oktober 2014 12.30-13.00 Depan sekre

4 D 21 Oktober 2014 13.00-13.30 Depan sekre

5 E 20 Oktober 2014 11.30-12.15 Depan lab Bahasa

6 F 21 Oktober 2014 14.00-14.30 Depan sekre

7 G 22 Oktober 2014 13.30-14.00 Hall selatan

8 H 24 Oktober 2014 13.00-13.30 Depan lab Bahasa

Tabel 2

Jadwal Wawancara Dosen

No Responden Tanggal Waktu Tempat

1 A 29 Oktober 2014 10.30-11.00 Ruang Dosen

2 B 31 Oktober 2014 09.30-10.00 Ruang Rapat

3 C 12 September 2014 13.00-13.45 Ruang Dosen

4 D 22 September 2014 13.00-13-45 Ruang Dosen

Tabel 3

Jadwal Wawancara Narasumber

No Responden Tanggal Waktu Tempat

1 Mulyatno, Pr 23 September 2014 12.40-13.00 R. K 417

LAMPIRAN V

Hasil Wawancara Dosen

C R Verbaltim Kesimpulan Interpretasi

I A Saya menantang mahasiswa menggali potensi yang dimiliki karena saya yakin manusia memiliki potensi yang besar dan bisa berkembang secara utuh dan optimal.Saya selalu mendorong mahasiswa menangkap makna dari setiap pengalamannya, misal karena gagal, tidak berhasil baik itu dari diri sendiri maupu dari orang lain dan memetik hasil pengalaman tersebut. Saya, misal mereka ijin kuliah atau meninggalkan kuliah ya saya persilakan untuk ambil keputusan sendiri Kalau ada mahasiswa yang memberikan respon saat di kelas. Kita berusaha tidak mengomongkan orang itu di depan umum. Kita juga jaga rahasia mahasiswa apapun yang disampaikan kita simpan, kita terima.

Dosen memberikan rasa percaya pada setiap mahasiswa dengan memberikan dorongan untuk menggali potensi. Selain itu dosen juga menjaga rahasia setiap masalah mahasiswa.

Rasa percaya telah diberikan secara penuh pada mahasiswa dengan cara memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan dengan mengikuti kegiatan, presentasi, dosen menjaga rahasia mahasiswa yang cerita, mampu menjadi orang tua yang bisa mendorong dan memotivasi mahasiswa untuk menyelesaikan masalah dan mengambil

keputusan yang penting dalam hidupnya. Tapi kembali lagi pada mahasiswanya mau atau tidak untuk ikut terlibat aktif. B Dalam membantu mahasiswa dalam perkuliahan saya memotivasi, saya

mengundang, saya memberi peneguhan ya macam-macam, mendorong, saya sudah melakukan. Saya tampil apa adanya, hak mahasiswa untuk percaya atau tidak. Buka jaim dalam bentuk pencitraan. Saya tulus dan mereka menangkap itu.

Dosen memberikan rasa percaya penuh pada mahasiswa dengan cara yang tulus dan apa adanya sehingga mahasiswa bisa menilai sendiri sikap yang ditunjukkan dosen.

C Kita selalu menekankan dan memberikan motivasi. Kita beritahu ke mahasiswa baru tentang kegiatan, kita ada insipro, self transformation training 1 pekan pertama sebelum kuliah, maba pergi ke tempat yang sejuk yang jauh untuk merelungi masa depan, perjuangan ke depan yang panjang,

menyatukan hati, dan perasaan bersama teman-teman keluarga besar supaya merasa senasib, sepenanggungan, itu kita bangun supaya yang tidak termotivasi itu bangun. Ada saudara disini kami menjadi akrab, pengertian, saling tolong sehingga terciptalah suasana yang membantu. Mereka datang ke sini kita sambut dengan multikulturfiesta, insipro, stadium general, untuk proses pengenalan bahwa anda disini tidak jauh dari tempat anda berada, anda disini ada dosen sebagai orangtua. Sehingga pilihan di BK ini semakin mantap, banyak peluang, banyak kesempatan. Tidak ada pengangguran di lulusan BK ini selalu ada permintaan dari sekolah-sekolah katholik, kristen. Ini membesarkan hati mahasiswa yang menjadikan BK bukan sebagai pilihan pertamanya. Kemudian disini diharapkan ada perubahan motivasi untuk terus melangkahkan tujuannya. Diharapkan mahasiswa selalu menyadari bahwa akademik itu terbangun kalau ada kemampuan manajemen tinggi dan mengelola

Dosen memberikan rasa percaya penuh pada mahasiswa dengan melibatkan mereka secara aktif melalui kegiatan dan presentasi. Dosen berperan sebagai orangtua sehingga mahasiswa bisa mengutarakan keluh kesahnya. Sehingga mahasiswa menjadi lebih baik. Tapi kembali lagi pada mahasiswanya mau atau tidak untuk ikut terlibat.

waktu dengan baik karena sks itu tergantung dari kemampuan tersebut. Untuk mahasiswa lebih ke tugas individu untuk dapat mengalami tugas itu sendiri. Kalau ada tugas-tugas yang disajikan dalam kelompok ya tentu tugas

dikerjakan secara berkempok. Tapi tidak dalam arti rutin, kadang-kadang mata kuliah ini kelompoknya dengan ini dan selalu berbeda kelompok dalam setiap mata kuliah. Malalui restrukturisasi, organisasi selalu ada pergantian-pergantian kelompok. Menolong mahasiswa yang awalnya tidak mau terlibat dan dengan adanya kelompok ini yang akhirnya ini ya teman-teman mereka ini yang menggerakkan. Hampir semua mata kuliah ada tugas presentasi. Supaya yang tertinggal ini dapat mengikuti kecepatan temannya yang lain. Tapi dalam organisasi ini dan tugas kuliah ini merupakan upaya mengaktifkan mahasiswa. Sehingga mahasiswa ada kemauan keras, kerja keras untuk ikut serta. Mahasiswa kita saat memilih program studi BK ini bukan prioritas pertama, tapi rasa kebanggaan selalu kita tanamkan, memberikan pengertian bahwa memilih prodi ini bukan sebuah kegalauan tapi harus selalu bangga di tengah masyarakat bahwa lulusannya selalu dibutuhkan.

Lulusan kita masa tunggunya tidak lama, sebulan sudah dapat panggilan kerja sekurang-kurangnya di sekolah-sekolah

Ketika mahasiswa diminta aktif untuk mengikuti kegiatan ada saja alasannya capek, banyak tugas kuliah, ya kita mau apa. Sepasif-pasifmya mahasiswa ya pasti berkegiatan. Walaupun tidak berbarengan dengan angakatannya, tapi dengan angkatan lain itu tidak menjadi masalah. D Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk menunjukkan

kemampuannya. Melihat mahasiswa mau menunjukkan keaktifannya dan mau terlibat.

Dosen memberikan kepercayaan penuh dengan cara mahasiswa menunjukkan kemampuannya.

II A Karena kebutuhan mahasiswa berbeda-beda, setiap dosen diberikan ruangan masing-masing, jadi kalau ada yang merasa ingin dikonsultasikan ya datang saja. Jujur, kalau omong iya ya iya, kalau janji ya janji.

Dosen sudah memberikan rasa terbuka kepada mahasiswa dengan cara menerima setiap mahasiswa yang maau konsultasi dengan dosen di ruaangan.

Dosen terbuka pada setiap mahasiswa dengan

mempersilakan mahasiswa datang berkonsultasi. Hal ini ditunjukkan dengan cara dosen terbuka berbagi pengalaman pada mahasiswa, terbuka memberikan penjelasan dalam hal akademik, dan dosen mendekati mahasiswa B Ketika mereka tidak tahu cara melihat daftar nilai melalui sistem dan

datang saya jelaskan. Saya merasa ketika mereka perlu ya saya cerita tentang pengalaman yang saya alami, saya ceritakan tapi jika diperlukan.

Dosen terbuka pada mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan cara dosen

meluangkan waktu pada mahasiswwa untuk berbagi pengalaman dan membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan

dalam studi. pada setiap kesempatan untuk berbagi pengalamannya.Namun saat di kelas dosen melihat mahasiswa belum terbuka dengan kesulitannya karena tidak berani bertanya.

C Menjelaskan silabus. Kita terbuka menyampaikan kalau yang tidak berangkat lebih dari 25% tidak keluar nilai itu general. Lalu diakhir semester 4 ada sesi program supaya mahasiswa tidak seenaknya biar mereka memiliki karakteristik. Mahasiswa yang sadar secara optimal mengisi hari-hari muda. Saya kira itu bagian dari cara menjunjung harkat martabat manusia bagi mereka yang berjuang. Tidak memberi peluang bagi mahasiswa yang leyeh-leyeh, senang-senang. Saya rasa mahasiswa terlibat dengan baik, setia, kerja keras.

Dosen terbuka pada mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan cara memberikan penjelasan mengenai urusan akademik seperti menjelaskan mengenai silabus selama perkuliahan 1 semester.

D Saat di kelas saya meminta mahasiswa untuk bercerita pengalaman menyedihkan atau menyenangkan. Kemudian mereka bercerita. itu juga melatih orang untuk terbuka. Ada situasi dimana orang-orang yang tidak bertanya mungkin karena dia takut atau tidak memperdulikan karena dia tidak siap. Kalau yang tidak aktif karena badannya disitu tapi mentalnya tidak disitu.

Dosen terbuka pada mahasiswa. hal ini ditunjukkan dengan mengajarkan pada mahasiswa untuk bercerita tentang pengalamannya. Namun saat di kelas dosen melihat mahasiswa belum terbuka dengan kesulitannya karena tidak berani bertanya.

III A Verbal dan nonverbal , secara langsung dan tidak langsung asertif, terantung situasi, saya bisa tegas / asertif.

Dosen berkomunikasi pada mahasiswa secara verbal dan non verbal, secara langsung dan tidak langsung seperti menunjukkan ekspresi muka yang menyenangkan dan berkomunikasi secara tidaak langsung dengan menerima sms mahasiswa yanag berkaitan dengan kuliah.

Komunikasi sudah dilakukan dengan baik oleh para dosen. Hal ini ditunjukkan dosen melalui komunikasi verbal dan nonverbal maupun langsung dan tidak langsung. Dosen mau menerima dan membalas sms yang dikirim mahasiswaa dan berkomunikasi lewat sosial media. Dosen juga melakukan komunikasi secara langsung yaitu mengajak mereka berbicara dan bercanda di sela-sela waktu kuliah. Prodi memiliki program kegiatan rutin yang memudahkan DPA untuk berkomunikasi langsung dengan mahasiswa sehingga pendapat mahasiswa bisa ditampung dan B Komunikasi melalui sms, email, tertulis, verbal dengan menyapa dan

mereka membalas sapaan saya. Kalau dalam berkomunikasi ya terbuka kalau tidak terbuka tidak bisa terbantu. Saya tidak mau menerima sms di luar jam kerja dan urusan dinas ketika di rumah. Itu saya lakukan agar mahasiswa merasa dihargai dengan mendidik seperti itu. Saya mendidik bukan berarti memenuhi keinginan mereka. Bingkai mendidik hanya melayani pada waktu tertentu, bukan berarti saya tidak menghargai dia.

Secara klasikal usaha itu ada dan saya merasa sudah melakukannya, tapi tidak secara pribadi. Walaupun sudah diterapkan dalam dialog prodi tapi itu tidak ideal. Yang menjadi hambatannya yaitu waktu.

Dosen berkomunikasi baik dengan mahasiswa. Baik melalui sosial media maupun ketika bertemu langsung. Tetapi komunikasi dengan dosen tersebut dibatasi dengan cara tidak membalas sms di luar jam kerja. Komunikasi melalui dialog prodi dirasa kurang ideal karena tidak menjangkau setiap mahasiswa dan keterbatasan waktu dari dosen. C Lewat DPA masalah-masalah dijaring. Jadi dengan adanya DPA ini Dosen dengan leluasa berkomunikasi

kiranya ada sapaan-sapaan yang bermartabat. Setiap semester kita masih menghidupi semangat dialogal, itu usaha untuk mengingatkan.

Mengingatkan mahasiswa saat diperkuliahan. Saat bimbingan krs, brs ol, klasikal mengingatkan di semester 4 ada sesi program lari agak kenceng dikit biar tidak ketinggalan. Menjadwal pertemuan dengan mahasiswa, beberapa dosen sudah melakukan dan beberapa belum. Kitamenyapa mahasiswa atau gojek disela-sela jalan selesai kuliah sambil ngobrol. Setiap dosen dimintai untuk mengumpulkan jadwal pengumpulan tugas. Tujuan kita agar

mahasiswa tidak kelelahan dalam mengerjakan tugas karena waktu. Jadi kita isi waktu-waktu itu sehingga jangan sampai terjadi 1 bulan mahasiswa tidak ada tugas dan sebulan berikut penuh. Jadi kita mengusahan agar tugas-tugas itu mengisi waktu-waktu mahasiswa dengan sesuai.

Karena dosen sibuk dan mahasiswa juga sibuk. Kadang dosen ada waktu-waktu senggang tapi mahasiswa sibuk kuliah. Tapi sering yang bermasalah itu tidak hadir lalu bagaimana ya menjangkaunya kalau tidak hadir. Mahasiswa yang bersangkutan tidak mau tau apa yang dibahas saat dialogal itu, mau kita ajak ngobrol-ngobrol itu malah tidak berangkat.

dengan para mahasiswa dengan mengajak berbicara daan bercanda disela-sela jam kuliah. Dosen tersebut juga memanfaatkan DPA sebagai sarana berkomuikasi dengan mahasiswa pada saat kegiatan rutin seperti dialog prodi sehingga DPA mampu menyalurkan pendapat-pendapat mahasiswa pada saat rapat prodi. Akan tetapi yang menjadi hambatan yaitu ketika dosen ingin mengajak mahasiswa yang bermasaalah untuk ngobrol, mahasiswa tidak hadir dan waktu dosen juga terbatas karena tidak hanya fokus pada kebutuhan mahasiswa saja.

disampaikan saat rapat prodi. Namun hal itu dirasa kurang ideal karena belum sepenuhnya menjawab kebutuhan mahasiswa dan keterbatasan waktu dosen dengan berbagai kesibukannya.

D Saya kira tidak selalu bertemu saya tapi bisa juga lewat sms atau lainnya. Berkomunikasi bukan hanya dengan mahasiswa saya saja ketika saya menjadi DPA tapi ada juga dari mahasiswa lain. Kalau anak bimbingan saya sebagai DPA yaa saya memanfaatkan itu, mahasiswa saya yang mengalami kesulitan. Dialogal juga saya manfaatkan mengumpulkan mahasiswa apa yang menjadi masalah dan keinginan mereka. Bukan hanya sampai dialogal saya, mereka mengatakan dalam kelompok ini nggak solid, tidak bisa merangkul teman-teman. Kemudian mau kami saling merangkul.

Kemudian kita buat program selama 1 semester. Mereka jadi lebih menghargai, kan semester depan masih saya menjadi DPA nya. Lewat dialogal saya membuat program-program bersama mahasiswa. Saat di kelas saya harus menjelaskan dengan jelas tugas ini untuk apa, dikerjakan sendiri atau bersama-sama. Kalau bersama nanti jangan-jangan mereka datang saja, yang 1 kerja yang lain tidak kerja. Saya peduli terhadap orang yang benar-benar memperhatikan. Lalu bagaimana dengan orang yang maunya nebeng nama saja. Bagaimana saya memperdulikannya, saya harus mengatakan tugas ini

dikerjakan bersama. Kemudian caramengaktifkan mahasiswa pertama

Dosen berkomunikasi dengan mahasiswa melalui media sosial. Dosen juga memanfaatkaan waktu saat dialog prodi untuk sharing satu per satu tentang permasalahan yang dialami selama 1 semester.

yaitu saya meminta mahasiswa memberikan pendapatnya secara bergilir jadi mau tidak mau mereka harus menyampaikan pendapatnya. Kedua dalam suatu aktifitas semua omong, oke sekarang kita bicara tentang pengertian mata kuliah ini, 1 kata saja apa yang kamu ketahui tentang mata kuliah ini, jadi semua orang menyampaikan pendapatnya. Kemudian kelompok lain sekarang bagianmu menyampakan rangkainanya. Mahasiswa itu sungkan berpendapat karena waduh nanti takut salah, tapi bagi saya tidak,

berpendapatlah karena ini saatnya aktif berpikir.

IV A Kalau yang nilainya kurang kita beri tugas untuk perbaikan, kalau yang nilainya baik ya diberikan pengayaan. Kalau mahasiswa tidak berangkat ya sampaikan salam dari saya. Saat memberikan kuliah ketika ada yang kurang jelas dan bertanya ya kita jawab.Kita pahami dia merasa begini, perasaan dan pikirannya begini. Dosen disini ada waktu khusus dalam rapat untuk membahas mahasiswa yang bermasalah dan tentunya mengadakan upaya-upaya dalam membantu mahasiswa tersebut. Memahami betul apa yang ingin disampaikan.

Kalau tidak datang ya kita anggap beres.

Dosen sudah memberikan rasa empatinya dengan memberikan perhatian dan batuan pada mahasiswa yang memiliki masalah. Dosen menganggap kalau mahasiswa yang tidak datang atau konsultasi dianggap tidak ada masalah.

Empati sudah dilakukan dengan baik oleh para dosen. Hal ini ditunjukkan dengan cara membantu mahasiswa yang memiliki permasalahan studi, memberikan semangat pada mahasiswa yang mempunyai masalah, memberikan pujian dan melihat hal-hal positif dari diri mahasiswa (tidak ngejudge) dengan lebih mengenal

mahasiswa, menyalurkan potensi dan bakat yang dimiliki

mahasiswa serta menggunakan metode saat di kelas agar

mahasiswa paham. Yang menjadi hambatan yaitu pengenalan pada setiap ptibadi mahasiswa belum ada dan dosen menganggap jika mahasiswa yang tidak datang konsultasi itu tidak ada masalah. B Ya kalau tahu tentang dirinya kan jadi paham dirinya seperti apa. Banyak

ngobrol, saat mahasiswa cerita.

Saya merasa belum melakukan pendampingan secara pribadi. Kalau usaha atau keinginan untuk melakukan pendampingan secara pribadi itu ada tapi tidak ideal seperti kebutuhan mahasiswa. Saya sudah melakukan tapi jika dibandingkan dengan kebutuhan mahasiswa itu kurang. Misal saya kaget ketika ada mahasiswa sebagai pribadi mengalami masalah yang tiba-tiba sudah meledak nah itu kan masalah tersebut tidak diketahui. Saya secara pribadi belum melakukan pendampingan tersebut. Tapi saya disini kan tidak jemput bola ya, jadi kalau secara aktif saya merasa belum. Kalau ideal itu kan saya harus benar-benar mengenal kamu satu persatu individu. Lah wong

pengenalan setiap pribadi aja nggak ada. Kalau dikelas ya situasi di kelas.

Dosen berempati dengan mengenal mahasiswa lebih jauh sehingga dapat membantu permasalahannya. Tapi yang menjadi hambatan yaitu belum ada pengenalan pada setiap pribadi mahasiswa walaupun sudah ada usaha tapi masih kurang jika dibandingkan dengan kebutuhan mahasiswa.

C Tapi prodi sendiri menawarkan berbagai fasilitas, sarana untuk menyalurkan minat, bakat, ya mahasiswa mesti pandai-pandai mengatur waktu. Kemudian kita ini prodi yang heboh ya banyak kegiatan. Dimulai dari awal semester stadium general, multikultur fiesta, bakti sosial, GnC, empati, mata pena bagi yang minat menulis. Ada band, saya kira ini

Dosen berempati pada mahasiswa dengan menyalurkan bakat minat mahasiswa melalui kegiatan sehingga potensi mahasiswa semakin berkembang.

mewadahi, menampung gairah-gairah muda. Untuk meraih sukses itu tidak dipengaruhi dan tidak terbatas. Kecerdasan emosi, tidak hanya hard skill mata kuliah. Jadi mahasiswa yang masih dingin-dingin panas itu kita tawarkan ini ada PKM ayo menulis dan berkelompok maju. Untuk kegiatan-kegiatan

pengembangan diri sebaiknya pergi ke kelompok-kelompok. Prodi juga mendanai, nah itu kita sediakan.

D Misal dalam kelompok ada anak bercerita kepada saya, “saya dipanggil guru BK waktu SMA karena ketahuan merokok”, kemudian tanggapan saya baik kamu sudah jujur, kamu juga tidak malu, itu pengalaman baik kamu masih mengingat dengan baik. Itu bentuk kepedulian yang mungkin pengalamannya itu diremehkan orang lain. Ada mahasiswa yang pendiam, minder, kemudian saya bentuk dalam kelompok sekarang jadi nggak minder. Contoh lain, kalau pikiran saya ah mahasiswa itu memang malas berarti itu saya tidak peduli, tapi saya peduli dengan contoh tersebut.Tidak ada

Dokumen terkait