• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pemeriksaan serologi ELISA untuk menentukan nilai ambang (cut off) kadar antibodi IgM anti PGL-1 pada daerah cuping telinga dengan kertas saring sehingga pemeriksaan ini dapat menggantikan pemeriksaan kadar antibodi IgM anti PGL-1 darah vena mediana kubiti metode konvensional.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bryceson A, Pfaltzgraff RE. Leprosy. Edisi ke-3. Edinburg: Churchil Livingstone; 1990.

2. Buku pedoman nasional pengendalian penyakit kusta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta, 2007.

3. Job CK. Pathology of leprosy. Dalam : Hasting RC, editor. Leprosy. Edisi ke-2. Edinburg: Churchil Livingstone; 1994. h. 193-224.

4. Amirudin MD, Hakim Z, Darwis E. Diagnosis penyakit kusta. Dalam : Daili ES, Menaldi SL, Ismiarto SP, Nilasari H, editor. Kusta. Kelompok Studi Morbus Hansen Indonesia. Makasar, 2003. h. 12 – 32.

5. World Health Organization. Weekly epidemiological record 2012;34:317-28.

6. Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta, 2012.

7. Report of the International Leprosy Association, Technical forum, Paris, 2002.

8. Sengupta U. Serodiagnostic test for leprosy. Indian J Clin Biochem

1997;12:93-6.

9. Sinna S, Kannan S, Nagaraju B, Sengupta U, Gupte MD. Utility of serodiagnostic test for leprosy: a study in endemic population in South India. Lepr Rev 2004;75:266-73.

10. Cho SN, Cellona RV, Villahermosa LG, Fajardo TT, Balagon MV, Abalos RM, Tan EV, Walsh GP, Kim JD, Brennan PJ. Detection of phenolic glycolipid I of mycobacterium leprae in sera from leprosy patients before and after start of multidrug therapy. Clinical and Diagnostic Laboratory Immunology. 2001. h.138-42.

11. Yamashita JT, Nguyen TH, Maeda SM, Flageul B, Rotta O, Cruaud P. Anti-phenolic glycolipid-I (PGL-I) determination using blood collection on filter paper in leprosy patients. Rev. Inst Med Trop S. Paulo 1999;41(4):239-42. 12. Syahputra E, Martodihardjo M, Ervianti E. Pengukuran kadar antibodi anti

PGL-1 pada penderita kusta tipe pausibasiler dan multibasiler [abstrak]. Majalah Kedokteran Indonesia. Edisi ke-4. Jakarta, 2004; h. 159-66.

13. Buchanan TM. Serology of leprosy. Dalam : Hasting RC, editor. Leprosy. Edisi ke-2. Edinburg: Churchil Livingstone; 1994. h.169-76

14. Krahenbuhl JL. Role of the macrophage in resistance to leprosy. Dalam : Hasting RC, editor. Leprosy. Edisi ke-2. Edinburg: Churchil Livingstone; 1994. h.137-55

15. Butlin CR, Soares D, Neupane KD, Failbus SS, Roche PW. IgM anti-phenolic glycolipid-I antibody measurements from skin-smear sites : correlation with venous antibody levels and the bacterial index. Int J Lepr

16. Profil data kesehatan Indonesia tahun 2010. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta, 2011.

17. Rees RJW, Young DB. The microbiology of leprosy. Dalam : Hasting RC, editor. Leprosy. Edisi ke-2. Edinburg: Churchil Livingstone; 1994. h.49-83. 18. Pfaltzgraff RE, Ramu G. Clinical leprosy. Dalam : Hasting RC, editor.

Leprosy. Edisi ke-2. Edinburg: Churchil Livingstone; 1994. h. 237-87. 19. Kumar B, Dogra S. Leprosy : A disease with diagnostic and management

challenges. Indian J. Dermatol Venereol Leprol. 2009; 75(2): 111-5.

20. Rea TH, Modlin RL. Leprosy. Dalam : Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Lffell Dj, editor. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Edisi ke-7. New York: McGraw Hill Companies; 2008.h.1786-96.

21. Dharmendra. Classification of leprosy. Dalam : Hasting RC, editor. Leprosy. Edisi ke-2. Edinburg: Churchil Livingstone; 1994. h.179-90.

22. Walker SL, Lockwood DNJ. The clinical and immunological features of leprosy.British Medical Buletin. 2006; 77 dan 78: 103-21.

23. James WD, Berger TG, Elston DM, editor. Andrew’s diseases of the skin clinical dermatology, Edisi ke-10. United States of America : Saunders Elsevier; 2006.

24. Schuring RP, Moet FJ, Pahan D, Richardus JH, Oskam L. Association between anti-PGL-I IgM and clinical and demoggraphic parameters in leprosy. Lepr Rev. 2006; 77 : 343-55.

25. Guidelines for the control of leprosy in northern territory. Department of Health and Families Northern Territory. Casuarina NT. 2010

26. WHO Expert Committee on Leprosy. WHO Technical Report Series. Eight report. Italy, 2012

27. Paller AS, Mancini AJ, editor. Hurwitz clinical pediatric dermatology, edisi ke-3. United States of America : Saunders Elsevier; 2006.

28. Spencer JS, Brennan PJ. The role of mycobacterium leprae phenolic glycolipid I (PGL-I) in serodiagnosis and in the pathogenesis of leprosy.

Lepr Rev. 2011; 82 : 344-57.

29. Zenha EMR, Ferreira MAN, Foss NT. Use of anti-PGL-1 antibodies to monitor therapy regimes in leprosy patient. Braz J Med Biol Res. 2009; 42(10): 968-72.

30. Stefani MM, Martelli CM, Neto OL, Martelli P, Costa MB, Andrade A. Assessment of anti-PGL-1 as a prognostic marker of leprosy reaction. Int. J. Lepr. 1998; 66(3): 356-64.

31. Meeker HC, Georgia SL, Fusco F, Becket MA, Sersen E, Levis WR. Sequential monitoring of leprosy patient with serum antibody levels to phenolic glycolipid-I, a synthetic analog of phenolic glycolipid-I, and mycobacterial lipoarabinomannan. Int. J. Lepr. 1990; 58(3): 503-11.

33. Booth RJ, Watson JD. M.leprae antigens and the molecular biology of leprosy. Dalam : Hasting RC, editor. Leprosy. Edisi ke-2. Edinburg: Churchil Livingstone; 1994. h.123-35.

34. Agusni I, Menaldi SL. Beberapa prosedur diagnostik baru pada penyakit kusta. Dalam : Daili ES, Menaldi SL, Ismiarto SP, Nilasari H, editor. Kusta. Kelompok Studi Morbus Hansen Indonesia. Makasar, 2003. h.59-65.

35. Crowther JR. The ELISA Guidebook. Edisi ke-1. New Jersey : Human Press Inc; 2001.

36. Handojo I. Pengantar imunoasay dasar. Edisi ke-1. Surabaya : Airlangga University Press; 2003.

37. Dahlan MS. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta : Penerbit Salemba Medika; 2010.

38. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta : Penerbit Salemba Medika; 2010.

39. Tiwary PK, Kar HK, Sharma PK, Gautam RK, Arora TC, Naik H, Dhir V. Epidemiological trends of leprosy in an urban leprosy centre of Delhi : a retrospective study of 16 years. Indian J Lepr. 2011; 84(4) : 201-8.

40. Schuring RP, Moet FJ, Pahan D, Richardus JH, Oskam L. Association between anti PGL-1 IgM and clinical and demographic parameters in leprosy. Lepr Rev. 2006; 77 : 343-55.

41. Kumar R, Singhasivanon P, Shechand JB, Mahaisavariya P, Kaewkungwal J, Peerapakom S, Mahotam K. Gender difference in socio-epidemiological factors for leprosy in the most hyper-endemic district of Nepal. Nepal Med Coll J. 2004; 6 (2): 98-105.

LAMPIRAN 1.

NASKAH PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN / ORANGTUA/KELUARGA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi/siang.

Perkenalkan nama saya dr. Khairina. Saat ini saya sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang saya jalani, saya melakukan penelitian dengan judul “ Pengukuran kadar antibodi anti PGL-1 pada penderita kusta : Suatu studi banding antara sampel darah kapiler cuping telinga dengan kertas saring dan sampel darah vena mediana kubiti dengan dan tanpa kertas saring ”.

Tujuan penelitian saya adalah untuk mengetahui perbandingan kadar antibodi anti PGL-1 dari darah kapiler cuping telinga dengan kertas saring dengan pemeriksaan menggunakan darah vena mediana kubiti secara konvensional maupun dengan kertas saring pada penderita kusta tipe multibasiler dan pausibasiler. Adapun manfaat dari penelitiaan ini adalah dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai alternatif pemeriksaan penunjang serologis yang lebih sederhana, lebih murah, lebih cepat, dan akurat dalam mendeteksi penderita kusta dan monitoring keberhasilan pengobatan.

Penelitian ini akan saya lakukan terhadap kelompok pasien kusta tipe multibasiler dan kelompok pasien kusta tipe pausibasiler.

Penyakit kusta adalah penyakit kronis pada manusia yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae (M. leprae) yang menyerang saraf tepi, tetapi bisa

retikuloendotelial, mata otot, tulang, dan testis, kecuali susunan saraf pusat. Kuman penyebab penyakit kusta adalah M. leprae yang ditemukan oleh GH Armauer Hansen.

Pada stadium awal penyakit kusta, tanda-tanda utama tampaknya kurang memuaskan untuk diagnosis kusta maka dari itu perlu adanya pemeriksaan tambahan untuk mengkonfirmasi diagnosis dari kusta. Pemeriksaan serologi telah dikembangkan untuk mendiagnosis kusta, dengan mendeteksi pembentukan antibodi. Salah satu kendala studi serologi kusta berskala besar adalah mendapatkan sampel darah secara mudah, tanpa perlakuan khusus dan murah. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian pada pos kesehatan di perifer yang tidak memiliki fasilitas pemeriksaan serologis ELISA anti PGL-1 untuk mendeteksi antibodi.

Jika Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i bersedia untuk ikut serta dalam penelitian ini, maka saya akan melakukan tanya jawab terhadap Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i untuk mengetahui identitas pribadi secara lebih lengkap, riwayat pengobatan, serta pengambilan darah dari pembuluh darah balik lengan bawah. Pengambilan darah akan dilakukan dalam keadaan yang bebas kuman menggunakan jarum suntik 5 ml dan sebuah lancet. Pengambilan darah ini akan menimbulkan sedikit rasa sakit namun diharapkan tidak akan menimbulkan akibat yang membahayakan jiwa. Jika Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i mengeluh adanya lebam, bercak-bercak atau pembengkakan berwarna merah yang terasa gatal atau nyeri, pusing (sakit kepala), demam, lemas (perasaan ingin pingsan), atau perdarahan yang tidak berhenti pada lokasi pengambilan darah, maka Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i dapat segera menghubungi saya melalui telepon di 08126082880, atau di alamat: Komp.TASBI blok.RR no.59 Medan, atau pergi ke rumah sakit terdekat dengan terlebih dahulu menghubungi saya.

Darah yang telah diambil selanjutnya akan dibawa ke Tropical Disease

penelitian ini. Kerahasiaan mengenai penyakit yang diderita peserta penelitian akan dijamin.

Keikutsertaan Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela. Bila tidak bersedia, Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i berhak untuk menolak (menolak anaknya) diikutsertakan dalam penelitian ini. Jika Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i bersedia dan menyetujui pemeriksaan ini, mohon untuk menandatangani formulir persetujuan setelah penjelasan dalam penelitian.

Jika Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i masih memerlukan penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi saya.

LAMPIRAN 2.

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN DALAM PENELITIAN

Setelah mendapat penjelasan dan saya memahaminya, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :...

Jenis kelamin* : Laki-laki / perempuan Umur :...

Alamat :...

Selaku orang tua/keluarga dari* : Nama :...

Jenis kelamin* :...

Umur :...

Alamat :...

dengan ini menyatakan secara sukarela SETUJU untuk ikut serta dalam penelitian dan mengikuti berbagai prosedur pemeriksaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Demikianlah surat pernyataan persetujuan ini dibuat dengan sebenarnya dalam keadaan sadar tanpa adanya paksaan dari siapapun. Medan, 201 Dokter pemeriksa Yang menyetujui

LAMPIRAN 3.

STATUS PENELITIAN

Tanggal pemeriksaan : Nomor urut penelitian : Nomor catatan medik :

Nama :

IDENTITAS

Alamat :

Telp. :

Tempat tanggal lahir (hari, bulan, tahun) : Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

Bangsa/Suku : 1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Minangkabau 5. Tionghoa 6. Lainnya Agama : 1. Islam 2. Protestan 3.Katolik

4. Hindu 5. Budha Pendidikan : 1. Belum sekolah

2. SD / sederajat 3. SMP / sederajat 4. SMA / sederajat 5. Perguruan tinggi

Pekerjaan : 1. Pegawai Negeri Sipil / TNI / Polri 2. Pegawai swasta 3. Wiraswasta 4. Tidak bekerja Status pernikahan : 1. Sudah menikah 2. Belum menikah

Keluhan utama : ANAMNESIS

Riwayat perjalanan penyakit :

Riwayat penyakit keluarga : Riwayat penyakit terdahulu :

• Tinggi badan : PEMERIKSAAN FISIK • Berat badan : • Lingkar pinggang : Status generalisata Keadaan umum • Kesadaran : • Gizi : • Tekanan darah : • Frekuensi nadi : • Suhu : • Frekuensi pernafasan : Keadaan Spesifik • Kepala : • Leher : • Toraks : • Abdomen : • Genitalia : • Ekstremitas :

• Pemeriksaan kulit Status dermatologikus

- Inspeksi : - Palpasi :

• Pemeriksaan saraf tepi dan fungsinya:

• Pemeriksaan kekuatan otot:

1. Pemeriksaan bakteriologi PEMERIKSAAN LABORATORIUM • Nilai : DIAGNOSIS KERJA : PENATALAKSANAAN : PROGNOSIS • Quo ad vitam : • Quo ad functionam : • Quo ad sanactionam :

LAMPIRAN 4. Master tabel

No Nama

Pasien Umur

Jenis

Kelamin Tipe Ket

Kadar antibodi IgM anti PGL-1 (μ/ml)

Darah Cuping Telinga (kertas saring)

Darah Vena Mediana Kubiti

(kertas saring)

Darah Vena Mediana Kubiti (metode konvensional) 1 A 57 Lk MB RFT 62,6 121,9 439,2 2 A 40 Lk MB 1 bln MDT 229,56 236,28 746,32 3 A 21 Pr MB RFT 475,2 842,2 6189 4 A 17 Lk MB 11 bln MDT 140 163 1359,7 5 A 19 Lk MB 1 bln MDT 137,1 214,8 1630,1 6 B 29 Lk MB RFT 46 75,2 709,3 7 B 60 Lk MB RFT 70,3 74,2 363,9 8 D 15 Pr MB RFT 31 30,35 230 9 H 68 Lk MB RFT 10,7 8,4 76 10 H 24 Lk MB RFT 1109,76 1095,5 576,9 11 H 37 Lk MB 6 bln MDT 841 1492,8 5514,8 12 H 37 Lk MB 8 bln MDT 1275,8 1892,6 4268,5 13 J 58 Lk MB RFT 176,9 8 325 14 K 17 Lk MB RFT 34 47,2 376,8 15 L 20 Lk MB 1 bln MDT 260,6 257,1 2785 16 M 57 Lk MB 1 bln MDT 581,68 480,69 1337,3 17 M 46 Pr MB RFT 79,2 84 1060,1 18 M 27 Pr PB RFT 23,2 34,5 154,7

Lanjutan master tabel

No Nama

Pasien Umur

Jenis

Kelamin Tipe Ket

Kadar antibodi IgM anti PGL-1 (μ/ml)

Darah cuping telinga (kertas saring)

Darah vena mediana kubiti

(kertas saring)

Darah vena mediana kubiti (metode konvensional) 19 N 52 Lk MB RFT 38,492 40,517 157,58 20 N 57 Lk MB 1 bln MDT 928,7 1092,4 4749,7 21 R 15 Pr MB RFT 48,9 80,1 351 22 R 70 Pr MB RFT 39,8 56,5 254,6 23 R 18 Lk MB 10 bln MDT 939,7 1513,3 6321 24 S 42 Lk MB RFT 114,5 112,4 299,1 25 S 20 Lk MB 3 bln MDT 202,3 226 1277,4 26 T 55 Lk MB RFT 11,98 9,7 54,3 27 T 40 Lk MB 3 bln MDT 74,5 217,6 970,5 28 U 15 Lk MB RFT 250,82 376,87 938,38 29 Y 49 Pr PB RFT 23,1 35,3 325,4 30 Z 58 Lk MB RFT 78,9 61,2 461,5

LAMPIRAN 5.

DATA HASIL ANALISIS STATISTIK Correlation

Correlations

serum

cuping telinga (kertas saring)

Serum Pearson Correlation 1 .726**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

cuping telinga (kertas saring) Pearson Correlation .726** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

serum

vena kubiti (kertas saring)

Serum Pearson Correlation 1 .832**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

vena kubiti (kertas saring) Pearson Correlation .832** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

CORRELATIONS /VARIABLES=serum cupingtelingakertassaring /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Regression Coefficients Model a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficient

B Std. Error Beta t Sig

1 (Constant) 429.026 307.370 1.396 .174

Cuping telinga (kertas saring)

3.771 0.675 0.726 5.586 .000

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficient

B Std. Error Beta t Sig

1 (Constant) 365.63 241.032 1.517 .140

Vena mediana kubiti (kertas saring)

3.04 0.382 0.832 7.944 .000

a. Dependent Variable: serum

No Kadar antibodi IgM anti

PGL-1 serum darah vena median kubiti metode

konvensional (µ/ml)

Nilai konversi kadar antibodi IgM anti PGL-1 darah vena mediana kubiti dengan kertas

saring (µ/ml)

Nilai konversi kadar antibodi IgM anti PGL-1 darah cuping

telinga dengan kertas saring(µ/ml) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 439.2 746.3 6189.0 1359.7 1630.1 709.3 363.9 230.0 76.0 576.9 5514.8 4268.5 325.0 376.8 2785.0 1337.3 1060.1 154.7 157.6 4749.7 351.0 254.6 6321.0 299.1 1277.4 54.3 970.5 938.4 325.4 461.5 555.93 1063.49 1810.24 791.23 782.41 505.47 579.34 459.87 398.16 3739.30 2922.27 4244.06 903.41 468.99 1157.85 2133.94 606.40 436.16 482.65 3188.88 514.29 486.62 3222.32 713.71 980.62 402.05 592.11 1128.12 435.85 665.03 605.49 1294.47 2220.53 956.83 945.90 602.45 694.06 545.90 469.37 4612.83 3599.60 5238.80 1095.94 557.21 1411.49 2621.96 727.61 516.49 574.14 3930.23 613.38 579.08 3971.70 860.69 1191.70 474.19 709.90 1374.62 516.12 726.48 Mean 1476.77 1210.37 1476.62

VAR00001 N Mean Rank Serum

Serum IgM serum Vena 30 39.47 Chi-Square 3.614

IgM vena kertas saring 30 44.80 Df 2

IgM cuping kertas saring 30 52.23 Asymp. Sig .164

LAMPIRAN 6. Komite Etik

LAMPIRAN 7.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. Identitas

Nama : dr. Khairina

Tempat/Tgl Lahir : Medan / 16 Maret 1981 Suku/Bangsa : Mandailing / Indonesia Agama : Islam

Alamat : Komp. TASBI Blok.RR No.59, Medan II. Keluarga

Suami : dr. Dudy Aldiansyah, SpOG Anak : Nadira Shahana

III. Pendidikan

SD Swasta Harapan 1 Medan , Tamat Tahun 1993 SMP Swasta Harapan 1 Medan , Tamat Tahun 1996 SMU Swasta Harapan Medan , Tamat Tahun 1999

Dokumen terkait