• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Bagi Siswa

Bagi siswa yang memiliki konsep diri positif diharapkan agar dapat mempertahankan konsep diri yang dimiliki sehingga dapat mengurangi tingkat delinkuen yang tinggi. Siswa dengan konsep diri yang negatif diharapkan dapat memperbaiki sikap dan kepribadiannya agar menjadi lebih baik, lebih optimis, tidak mudah tersinggung atau marah ketika orang lain mengkritiknya, lebih mengenal dan memahami dengan baik siapa dirinya, kelemahan dan kekuatan diri, potensi-potensi apa yang dapat dikembangkan, dan ikut berkompetisi dengan orang lain dalam berprestasi.

Bagi siswa yang memiliki pergaulan teman sebaya yang positif agar dapat mempertahankan pergaulannya sehingga dapat mengurangi terjadinya tindakan delinkuen yang tinggi. Siswa dengan pergaulan teman sebaya yang negatif diharapkan agar dapat memilih pergaulan yang lebih baik, sehingga dapat membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan masyarakat, yang dapat saling mengingatkan saat melakukan kesalahan dan mengingatkan agar terus beribadah, yang mendorong agar lebih giat belajar dan berperan aktif dalam kegiatan belajar kelompok., dan saat di waktu luang dimanfaatkan dengan melakukan hal-hal yang positif seperti berdiskusi soal pelajaran, berolahraga atau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang ada disekolah.

2. Bagi Orang Tua

Bagi orang tua harus lebih memperhatikan perkembangan anak sejak masa kanak-kanak dengan mengajarkan hal-hal yang bermanfaat dan positif, mulai membentuk pribadi anak yang baik dan taat pada oran tua, atau aturan-aturan yang berlaku di lingkungannya, menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis, selalu mendukung pilihan anak yang sifatnya positif, sebagai orang tua juga harus bersikap otoritatif contohnya selain memberikan kebebasan kepada anak tetapi juga memiliki sifat yang tegas terhadap anak jika melakukan kesalahan. Sehingga akan terwujudnya konsep diri yang positif pada anak.

Bagi orang tua harus lebih memperhatikan dan mengarahkan pergaulan anaknya, orang tua harus lebih terbuka dan aktif bertanya tentang kegiatan kesehariannya,

baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar rumahnya, agar anaknya dapat lebih terkontrol dalam pergaulannya dan terhindar dari pergaulan yang negatif.

DAFTAR PUSTAKA :

Buku :

A, Gerungan. 1998. Psikologi Sosial. Jakarta: Eresco

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda Karya. Djoko Hartono. 1998. Perilaku Seksual Remaja dan Persepsi Mereka

tentang Pendidikan Seksualitas di Sekolah, Buku Program dan Kumpulan Abstrak jaringan epidemiologi Nasional VIII. Denpasar.

Hadisuprapto, Pulus. 1997. Juvenile Deliquency (Pemahaman dan Penanggulangannya). Bandung: PT Citra Aditiya Bakti.

Hidayati, Khairul dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi. Jakarta : Erlangga Hurlock, E. B. 2002. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Surabaya: Erlangga.

Kanisius. (2006). Konsep Diri Positif Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta: Kanisius

Kartono, Kartini. 1998, Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu. Jakarta: Rajawali Press.

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Owens, K. B. 2002. Child and Adolescence Development: An Integrated Approach. United States of America: Woodsworth Group.

Pudjiastiti, Puline. 2007. Sosiologi Untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Grasindo Rozak, A & Sayitu, W. 2006. Remaja dan Bahaya Narkoba. Jakarta : Prenada Media Santoso, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.

Rentang Kehidupan (terjemahan oleh Istiwidayanti, dkk). Jakarta: Erlangga. ---. 2003. Adolescence. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta:

Erlangga.

---. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S). Jakarta: Kencana.

Soeroso, Andreas. 2006. Sosiologi 1 SMA Kelas X. Bogor : Quadra Sudarsono. 1997. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.

Yusar. 2014. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Sosiologi Remaja. Universitas Padjadjaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Sosiologi Skripsi dan Jurnal :

Ahmadi, Dadi. 2005. Interaksi Simbolik : Suatu Pengantar. Diakses pada tanggal 10 September 2015. Dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article= 117322&val=5336

Ali, Halimah Bin Ali. 2014. Hubungan Religiusitas dengan Kenakalan Remaja pada

Siswa SMA Negeri 1 Tibawa Kabupaten Gorontalo. Diakses pada tanggal 10

Januari 2015. Dari http://eprints.ung.ac.id/2324/.

Ammar, Arif Muhammad. 2014. Hubungan antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas V SD Negeri 1 Bedagas Kecamatan Pengadegan Kapubaten Purbalingga. Diakses pada tanggal 10 Juli 2015. Dari http://eprints.uny.ac.id/13843/1/Skripsi%20Arif%20Muhammad%20Ammar %20-%2009108241047.pdf

Anindyta, Nadya. 2008. Kecenderungan Perilaku Delinkuensi pada Remaja Ditinjau

Dari Pola Asuh Authoritative Orang Tua. Diakses pada tanggal 15 November

2014. http://www.scribd.com/doc/227456749/04-40-0008-Nadya-Anindyta-S-MP#scribd.

Ramadhani, Fitrah A. 2009. Konsep Diri. Diakses pada tanggal 10 Januari 2015. Dari http://www.academia.edu/7128786/PENGERTIAN_KONSEP_DIRI

Hund, Catherine A.Y. 1998. The Reduction of Status Offenses : Through

Increased Attachment Design. Diakses pada tanggal 15 November 2014 dari http://www.siue.edu/~jfarley/hund495.html.

Departemen Sosial. Diakses pada tanggal 15 November 2014 dari http://www.depsos.go.id/Balatbang/Puslitbang%20UKS/2004/Masngudin. Mirnawati, M. 2015. Pengaruh Konsep Diri (Self Concept) Terhadap Aktivitas

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial Di Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Pekanbaru. Diakses pada tanggal 10 Januari 2015. Dari http://repository.uin-suska.ac.id/299/

Oktiffany Kusuma, Muthia. 2014. Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan Kelompok Teman Sebaya Pengguna Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa. Universitas Lampung.

Rahmat A. Bagu. Fery. 2012. Studi Kasus Konsep Diri dan Perilaku Komunikasi Tiga Wanita Pengemudi Bentor di Kabupaten Bone Bolongo Provinsi

Gorontalo. Diakses pada tanggal 10 Januari 2015 dari

http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/1763

Setyani, Uni. 2007. Hubungan Konsep Diri dengan Intensi Menyontek pada Siswa SMA Negeri 2 Semarang. Diakses pada tanggal 10 Januari 2015 dari http://eprints.undip.ac.id/10644/

Susilowati, Astri. 2011. Pengaruh Hubungan antar Saudara Kandung terhadap

Kecenderungan Munculnya Perilaku Delinkuensi pada Remaja. Diakses pada

tanggal 15 November 2014 http://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/1234567 89/23228

Tanpaka. 2004. Kenakalan Remaja Ditinjau dari Persepsi Remaja Terhadap

Keharmonisan Keluarga dan Konformitas Teman Sebaya. Diakses tanggal 24

November 2014 dari http://eprints.uns.ac.id/4782/1/170391611201112131.pdf Utaminingsih, Ina Astari. 2006. Pengaruh Penggunaan Ponsel pada Remaja

terhadap Interaksi Sosial Remaja (Kasus SMUN 68, Salemba Jakarta Pusat,

DKI Jakarta). Diakses pada tangal 10 Juli 2015 dari

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1187/A06iau.pdf;jsessi onid=AD917E43CBFE4D3F7030E016341B3303?sequence=4

Internet dan Lain-Lain:

Tata Usaha SMK Surya Dharma Bandar Lampung

Asmawati. 2013 dari https://ismasmki.wordpress.com/d-artikel/1-tips-praktis/b-pergaulan/

http:www.epsikologi.com/epsi/artikel_detail/12/konsep-diri.pdf.

http://www.scribd.com/doc/16176402/Persepsi-Remaja-Terhadap-Kelompok-Teman-Sebaya-Dengan-Kecenderungan-Kenakalan-Remaja)

Dokumen terkait