• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : PENUTUP

2. Saran

Setiap muslim yang melakukan jual beli menggunakan uang muka hendaknya tidak mensyaratkan uang muka tersebut menjadi milik penjual, jika jual beli dibatalkan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Mushaf Al-Qur`an

B. Kitab Tafsir

1. Abus Su’ud, Al-Allamah, Irsyadul ‘Aqlis Salimi ila Mazayal Kitabil Karim, Darul Fikr, Tanpa Nama Kota, Tanpa Nomor Cetakan, Tanpa Tahun.

2. Al-Baghawi, Al-Husain bin Mas’ud Al-Farra` Asy-Syafi’i, Abu Muhammad, Al-Imam, Ma’alimut Tanzil, Darul Kutubil ‘Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, Cetakan I, 1415 H / 1995 M.

3. Al-Qurthubi, Muhammad bin Ahmad Al-Anshari, Abu ‘Abdillah, Al-Jami’u li Ahkamil Qur`an, Darul Fikr, Tanpa Nama Kota, Tanpa Nomor Cetakan, 1414 H / 1993 M.

4. An-Nasafi, ‘Abdullah bin Ahmad bin Mahmud, Al-Imam, Madarikut Tanzili wa Haqa`iqut Ta`wil, Darul Kutubil ‘Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, Cetakan I, 1415 H / 1995 M.

5. Az-Zamakhsyari, Mahmud bin ‘Umar Al-Khawarizmi, Jarullah, Abul Qasim, Al-Kasysyafu ‘an Haqa`iqit Tanzili wa ‘Uyunil Aqawili fi Wujuhit Ta`wil, Darul Ma’rifah, Beirut, Lebanon, Tanpa Nomor Cetakan, Tanpa Tahun.

6. Ibnu Katsir, Abul Fida`, Al-Imam, Al-Hafidh, Ad-Damsyiqi, Tafsirul Qur`anil Adzim, Darul Fikr, Beirut, Libanon, Tanpa Nomor Cetakan, 1412 H / 1992 M.

7. Wahbatuz Zuhaili, Al-Ustadz, Dr., At-Tafsirul Muniru fil ’Aqidati wasy Syari’ati wal Manhaj, Darul Fikr Al-Mu’ashir, Beirut, Lebanon / Darul Fikr, Damsyik, Suriah, Cetakan I, 1411 H / 1991 M.

8. Ath-Thabari, Muhammad bin Jarir, Abu Ja’far, Jami’ul Bayani fi Tafsiril Qur`an, Darul Ma’rifah, Beirut, Lebanon, Cetakan III, 1398 H / 1978 M.

C. Kitab Hadits

9. ‘Abdurrazzaq, Abu Bakr bin Hammam Ash-Shan’ani, Al-Kabir, Al-Hafidh, Al-Mushannaf, Al-Majlisul ‘Ilmi, Tanpa Nama Kota, Cetakan I, 1390 H / 1970 M.

Hukum Jual Beli Menggunakan Uang Muka yang Disyaratkan akan Diambil Ahmad Musthofa 26006 21

Penjual ketika Jual Beli Dibatalkan

10. Abu Dawud, Sulaiman bin Asy’ats As-Sijistani Al-Azdi, Al-Mutqin, Al-Mushannif, Al-Hafidh, Al-Imam, Sunanu Abi Dawud, Maktabatu Dahlan, Indonesia, Tanpa Nomor Cetakan, Tanpa Tahun.

11. Al-Baihaqi, Ahmad bin Husain bin ‘Ali, Abu Bakr, Al-Imam, As-Sunanul Kubra, Darul Kutubil ‘Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, Cetakan III, 1424 H / 2003 M.

12. Muslim, Abul Husain, Muslim bin Al-Hajjaj, Al-Qusyairi, An-Naisaburi, Shahihu Muslim, Mu`assasatu ‘Izziddin, Cetakan I, 1407 H / 1987 M.

13. Ibnu Abi Syaibah, Abu Bakr ‘Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah Al-Kufi Al-‘Abasi, Al-Hafidh, Al-Imam, Al-Kitabul Mushannafu fil Ahaditsi wal Atsar, Darul Kutubil ‘Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, Cetakan I, 1416 H/ 1995 M.

14. Malik bin Anas, ‘Alimul Madinah, Imamul A`immah, Al-Muwaththa`, Darul Kutubil ‘Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, Tanpa Nomor Cetakan, Tanpa Tahun.

D. Kitab Syarah

15. Al-Khaththabi, Abu Sulaiman Hamad bin Muhammad Busti, Al-Imam, Ma’alimus Sunani Syarhu Sunani Abi Dawud, Darul Kutubil ‘Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, Tanpa Nomor Cetakan, 1416 H / 1996 M.

16. Al-Munawi, Muhammad ‘Abdurra`uf, Faidlul Qadiri Syarhul Jami’is Shaghir, Darul Hadits, Kairo, Tanpa Nomor Cetakan, 1431 H / 2010 M.

17. Asy-Syaukani, Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad, Al-Imam, Nailul Authari Syarhu Muntaqal Akhbari min Ahaditsi Sayyidil Akhyar, Darul Fikr, Tanpa Nama Kota, Tanpa Nomor Cetakan, Tanpa Tahun.

18. Ibnu ‘Abdil Barr, Yusuf bin ‘Abdillah bin Muhammad An-Namri Al-Qurthubi, Abu ‘Umar, Al-Hafidh, Al-Imam, Al-Istidzkar, Darul Kutubil ‘Ilmiyyah,Beirut, Lebanon, Cetakan II, 1427 H / 2006 M.

19. Ibnu Hajar, Ahmad bin ‘Ali Al-‘Asqalani, Al-Hafidh, Al-Imam, Fathul Bari Syarhu Shahihil Bukhari, Darul Kutubil ‘Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, Cetakan I, 1424 H / 2003 M.

Hukum Jual Beli Menggunakan Uang Muka yang Disyaratkan akan Diambil Ahmad Musthofa 26006 22

Penjual ketika Jual Beli Dibatalkan

20. Al-‘Azzazi, ‘Adil bin Yusuf, Abu ‘Abdirrahman, Tamamul Minnati fi Fiqhil Kitabi wa Shahihis Sunnah, Darul ‘Aqidah, Tanpa Nama Kota, Tanpa Nomor Cetakan, Tanpa Tahun.

21. Al-Bugha, Mushthafa Dib, Dr., At-Tadzhibu fi Adillati Matnil Ghayati wat Taqrib, Toko Kitab Al-Hidayah, Surabaya, Tanpa Nomor Cetakan, Tanpa Tahun.

22. Al-Jaza’iri, Jabir, Abu Bakr, Minhajul Muslim, Darul Fikr, Beirut, Lebanon, Tanpa Nomor Cetakan, 1424 H / 2003 M.

23. Ibnu Rusyd, Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad Al-Qurthubi Al-Andalusi, Abul Walid, Al-Qadli, Al-Imam, Bidayatul Mujtahidi wa Nihayatul Muqtashid, Darul Kutubil ‘Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, Cetakan IV, 1428 H / 2007 M.

24. Dawabih, Asyraf Muhammad, Dr., Al-Istitsmar fil Islam, Darus Salam, Mesir, Kairo, Cetakan I, 1430 H / 2009 M.

25. Wahbatuz Zuhaili, Al-Ustadz, Dr., Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh,

Darul Fikr,Damaskus, Cetakan VI, 1429 H / 2008 M.

26. Wizaratul Auqafi wasy Syu`unil Islamiyyah, Al-Mausu`atul Fiqhiyyah, Tanpa Nama Penerbit, Kuwait, Cetakan IV, 1414 H / 1993 M.

F. Mushthalah Hadits

27. Al-‘Abdul Lathif, ‘Abdul ‘Aziz Muhammad bin Ibrahim, Dr.,

Dlawabithul Jarhi wat Ta’dil, Al-Jami’atul Islamiyyah, Arab Saudi, Madinah, Tanpa Nomor Cetakan, Tanpa Tahun.

28. Al-Khumaisi, ‘Abdurrahman bin Ibrahim, Dr., Mu’jamu ‘Ulumil Haditsin Nabawi, Darubnu Hazm, Beirut, Lebanon, Cetakan I, 1421 H / 2000 M.

29. Al-Qasimi, Muhammad Jamaluddin, Qawa’idut Tahditsi min Fununi Musthalahil Hadits, Darul ‘Aqidah, Tanpa Nama Kota, Tanpa Nomor Cetakan, 1425 H / 2004 M.

30. Ath-Thahhan, Mahmud, Dr., Taisiru Mushthalahil Hadits, Darul Fikr, Tanpa Nama Kota, Tanpa Nomor Cetakan, Tanpa Tahun.

31. Ath-Thahhan, Mahmud, Dr., Ushulut Takhriji wa Dirasatul Asanid,

Hukum Jual Beli Menggunakan Uang Muka yang Disyaratkan akan Diambil Ahmad Musthofa 26006 23

Penjual ketika Jual Beli Dibatalkan

32. At-Tahanawi, Dhafar Ahmad Al-‘Utsmani, Al-Faqih, Al-Muhaddits, Al-Muhaqqiq, Al-Allamah, Qawa’idu fi ‘Ulumil Hadits, Maktabul Mathbu’atul Islamiyyah, Beirut, Cetakan V, 1404 H / 1984 M.

33. Hasyisy, ‘Ali bin Ibrahim, ‘Ilmu Mushthalahil Haditsit Tathbiqi, Darul ‘Aqidah, Kairo, Cetakan I, 1424 H / 2003 M.

34. Al-‘Auni, Hatim bin ‘Arif, Asy-Syarif, Al-Mursalul Khafi wa ‘Alaqatuhu bit Tadlis, Darul Hijrah, Riyadl, Cetakan I, 1418 H / 1997 M.

G.Kitab Ushul Fiqh

35. Al-Jaizani, Muhammad bin Husain bin Hasan, Ma’alimu Ushulil Fiqhi ‘Inda Ahlis Sunnati wal Jama’ah, Darubnil Jauzi, Tanpa Nama Kota, Cetakan 7, Tahun 1429 H.

36. Al-Qarafi, Ahmad bin Idris bin ‘Abdurrahman Ash-Shanhaji, Abul ‘Abbas, Syihabuddin, Al-Allamah, Al-Imam, Kitabul furuqi Anwarul Buruqi fi Anwa`il Furuq, Darus Salam, Mesir, Kairo, Cetakan III, 1431 H / 2010 M.

H. Kitab Rijal

37. Adz-Dzahabi, Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman, Al-Hafidh, Al-Imam, Al-Mughni fidl Dlu’afa`, Darul Kutubil ‘Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, Cetakan I, 1418 H / 1997 M.

38. Adz-Dzahabi, Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman, Al-Imam, Siaru A’lamin Nubala`, Al-Maktabatut Taufiqiyyah, Mesir, Kairo, Tanpa Nomor Cetakan, Tanpa Tahun.

39. Adz-Dzahabi, Syamsuddin Muhammad, Abu ‘Abdillah, Al-Imam,

Tadzkiratul Huffadh, Daru Ihya’it Turatsil ‘Arabi, Tanpa Nama Kota, Tanpa Nomor Cetakan, Tanpa Tahun.

40. Adz-Dzahabi, Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman, Mizanul I’tidali fi Naqdir Rijal, Darul Ma’rifah, Beirut, Lebanon, Cetakan I, 1382 H / 1923 M.

41. Ibnu ‘Adi, ‘Abdullah Al-Jarjani, Abu Ahmad, Al-Hafidh, Al-Imam,

Al-Kamilu fi Dlu’afa`ir Rijal, Darul Fikr, Beirut, Lebanon, Cetakan III, 1409 H / 1988 M.

42. Ibnu Hajar, Ahmad bin ‘Ali ‘Asqalani, Abu Fadhl, Imam, Al-Hafidh, Tahdzibut Tahdzibi fi Rijalil Hadits, Darul Kutubil ‘Ilmiyah, Beirut, Lebanon, Cetakan I, 1425 H / 2004 M.

Hukum Jual Beli Menggunakan Uang Muka yang Disyaratkan akan Diambil Ahmad Musthofa 26006 24

Penjual ketika Jual Beli Dibatalkan

43. Ibnu Hajar, Ahmad bin ‘Ali Asqalani, Abul Fadl, Syihabuddin, Al-Hafidz, Al-Imam, Lisanul Mizan, Mu`assasatul A’lami lil Mathbu’at, Beirut, Lebanon, Cetakan II, 1390 H / 1971 M.

44. Ibnu Hajar, Ahmad bin ‘Ali Al-‘Asqalani, Taqribut Tahdzib, Darul Kutubil ‘Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, Cetakan I, 1413 H / 1993 M.

45. Al-Manshuri, Nayif bin Shalah bin ‘Ali, Abuth Thayyib, As-Salsabilun Naqiyyi fi Tarajimi Syuyukhil Baihaqi, Darul ‘Ashimah, Riyadl, Cetakan I, 1432 H / 2011 M.

46. Muhammadbin Thal’at, Mu’jamul Mudallisin, Daru Adlwa`is Salaf, Riyadl, Cetakan I, 1426 H / 2005 M.

I. Kitab-Kitab Lain

47. Ibnul Jauzi, ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali, Abul Faraj, Syaikhul Islam, Al-‘Alimul Auhad, Al-Imam, Asy-Syaikh, Gharibul Hadits, Darul Kutubil ‘llmiyyah, Beirut, Lebanon, Cetakan I,1405 H / 1985 M.

48. Ibnul Qayyim, Muhammad bin Abu Bakr, Abu ‘Abdillah, Syamsuddin,

I’lamul Muwaqqi’ina ‘an Rabbil ‘Alamin, Darul Fikr, Beirut, Lebanon, Cetakan II, 1397 H / 1977 M.

49. Marzuki M.M., Drs., Metodologi Riset, Ekonisia, Yogyakarta, Cetakan I, 2005 M.

50. Suparno dan Mohammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, Universitas Terbuka,Jakarta, Cetakan XVIII, 2008 M.

LAMPIRAN

DERAJAT HADITS DAN ATSAR

1. Hadits Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu tentang Larangan Jual Beli Gharar (hlm. 6)

Hadits Abu Hurairah ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab shahihnya. Ulama menyatakan bahwa hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya merupakan hadits-hadits shahih tingkat ketiga. 77

2. HaditsAbdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash Radliyallahu ‘anhuma tentang Larangan Jual Beli dengan Uang Muka (hlm. 7)

Hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radliyallahu ‘anhuma diriwayatkan oleh Malik dan Abu Dawud dengan urutan sanad sebagai berikut:

Abu Dawud ‘Abdullah bin Maslamah

Malik Malik

Orang Tsiqat

‘Amr bin Syu’aib 78 Bapaknya (Syu’aib)

Kakeknya (‘Abdullah bin ‘Amr radliyallahu ‘anhuma)

Rawi-rawi sanad hadits ‘Abdullah bin ’Amr bin Al-’Ash ini adalah rawi-rawi diterima kecuali seorang rawi-rawi yang mubham. Di samping itu, pada sanad ini juga terdapat persoalan tentang jalur periwayatan: ‘Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya.

Dalam kitab Al-Mu’jamul Mudallisin Amr bin Syu’aib tergolong mudallis peringkat kedua. 79 Rawi yang tergolong mudallis peringkat kedua, adalah rawi yang melakukan tadlis akan tetapi ahli hadits masih memasukkan periwayatannya dalam kitab shahih, meskipun dia tidak meriwayatkan dengan lafal sima’ (yaitu

يِنَثّدَح

atau

َُتْعِم َََس

) karena keahliannya dan sedikitnya melakukan tadlis dalam periwayatannya. 80 Dengan demikian hal ini tidak dapat menyebabkan periwayatannya ditolak, wallahu a’lam bi shawab.

77 Lihat Taisiru Mushthalahil Hadits susunan Ath-Thahhan, hlm. 37.

78 Lihat Tahdzibut Tahdzib susunan Ibnu Hajar, jld. V, hlm. 43-48, no. 5940.

79 Lihat Mu’jamul Mudallisin susunan Muhammad bin Thal’at, hlm. 352-353, no. 122.

Hukum Jual Beli Menggunakan Uang Muka yang Disyaratkan akan Diambil Ahmad Musthofa 26006 26

Penjual ketika Jual Beli Dibatalkan

Ibnu Hibban mengatakan bahwa apabila yang dimaksud dengan

ِهّدَج

(kakeknya) tersebut adalah kakek Syu’aib (yaitu ‘Abdullah), maka tergolong munqathi’, karena Syu’aib tidak bertemu dengan ‘Abdullah; dan jika yang dimaksud dengan

ِهّدَج

(kakeknya) tersebut adalah kakek ‘Amr (yaitu Muhammad), maka tergolong mursal 81, karena Muhammad bukan seorang shahabat. 82 ‘Ali bin Al-Madini mengatakan bahwa sanad ‘Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya merupakan sanad muttashil 83 dan dapat dijadikan sebagai hujah. Hal ini disebabkan ‘Amr telah mendengar dari bapaknya, Syu’aib, dan Syu’aib juga mendengar dari kakeknya ‘Abdullah bin ‘Amr. 84 Adz-Dzahabi mengatakan bahwa maksud

ِهّدَج

pada jalur-jalur periwayatan ‘Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya, tidak lain hanyalah buyut ‘Amr bin Syu’aib, yaitu ‘Abdullah bin ‘Amr; hal ini sebagaimana telah disebutkan dengan jelas di banyak hadits

ِِهللا ِدْبَع ِهّدَج ْنَع

(dari kakeknya, ‘Abdullah); selain itu beliau juga belum mendapati jalur ‘Amr bin Syu’aib disebutkan secara jelas

ٍدّمَحُم ِهّدَج ْنَع

(dari kakeknya, Muhammad). 85 Al-Munawi mengatakan bahwa maksud

ِهّدَج

pada hadits ini adalah Ibnu ‘Amr bin Al-‘Ash (yaitu ‘Abdullah). 86 Dengan demikian, maksud

ِهّدَج

padab sanad ‘Amr bin Syu’aib ini adalah ‘Abdullah bin ‘Amr; dan sanad ini bukan munqathi’ karena Syu’aib mendengar dari kakeknya ‘Abdullah bin ‘Amr.

Ibnu Ma’in menjelaskan bahwa jika ‘Amr bin Syu’aib meriwayatkan hadits dari bapaknya dari kakeknya maka periwayatan itu merupakan periwayatan dari kitab. 87

Adz-Dzahabi mengategorikan periwayatan ‘Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya termasuk dalam hadits hasan karena ‘Amr bin

81 Mursal adalah hadits yang akhir sanadnya gugur seorang rawi sesudah tabi’in (Lihat Taisiru

Mushthalahil Hadits susunan Ath-Thahhan, hlm. 59).

82 Lihat Tahdzibut Tahdzib susunan Ibnu Hajar, jld. V, hlm. 46-47, no. 5940.

83 Muttashil adalah hadits yang sanadnya bersambung secara marfu’ atau mauquf (Lihat Taisiru

Mushthalahil Hadits susunan Mahmud Ath-Thahhan, hlm. 111).

84 Lihat Al-Istidzkar susunan Ibnu ‘Abdil Barr, jld. VI, hlm. 433.

85 Lihat Siaru A’lamin Nubala` susunan Adz-Dzahabi, jld. VI, hlm. 18, no. 675.

86 LIhat Faidlul Qadir susunan Al-Munawi, jld. VIII, hlm. 462, h. 9479.

Hukum Jual Beli Menggunakan Uang Muka yang Disyaratkan akan Diambil Ahmad Musthofa 26006 27

Penjual ketika Jual Beli Dibatalkan

Syu’aib berkemungkinan meriwayatkan dengan sima’ 88 atau wijadah 89 . 90

Penulis sependapat dengan beliau karena periwayatan secara wijadah adalah periwayatan yang diterima 91. Hanya saja periwayatan secara wijadah tidak dikategorikan dalam periwayatan yang shahih, namun dikategorikan dalam periwayatan hasan 92.

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa periwayatan Syu’aib dari kakeknya, yaitu ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash ini berderajat hasan dan dapat diterima, wallahu a’lam bi shawab.

Adapun rawi mubham pada sanad ini, Malik menyebutnya dengan lafal

ُةَََقّثلا

(seorang tsiqat), dan sesekali dia menggugurkannya dan

meriwayatkan dari ‘Amr bin Syu’aib dengan lafal

ْنَع ُهَغَلَب ُهّنَأ …

(telah sampai kepadanya dari …). Dalam kitab Taisiru Musthalahil Hadits disebutkan bahwa rawi mubham yang dita’dil oleh muridnya, periwayatannya tidak dapat diterima, karena seorang rawi yang diniliai tsiqat oleh muridnya berkemungkinan tidak tsiqat dalam penilaian orang lain. 93

Dengan demikian sanad ‘Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya di atas dla’if. Hanya saja sanad ini masih dapat dijadikan mutabi’ 94 karena kedla’ifannya bukan disebabkan oleh kebohongan atau kefasikan rawi.

Selain sanad di atas, hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash ini mempunyai dua sanad yang bukan dari jalur Malik; sanad pertama diriwayatkan oleh Al-Baihaqi 95 dan yang kedua diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adi 96.

Berikut urutan sanad yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi :

88 Sima’ adalah cara periwayatan hadits yang dilakukan dengan mendengar ucapan guru baik

dari hafalannya atau dari kitabnya seperti imla dan semisalnya (lihat Mu’jamu ‘Ulumil Haditsin Nabawi susunan Al-Khumaisi, hlm. 127).

89 Wijadah adalah seorang murid mendapatkan beberapa hadits yang ditulis oleh perawi hadits

tersebut sementara perawi tidak hidup semasa dengannya, atau perawi hidup semasa dengannya namun dia tidak pernah mendengar darinya, atau dia pernah mendengar darinya namun si murid tidak mendengar hadits-hadits khusus yang pada tulisan tersebut dan tidak pula mendapat izin darinya (lihat Mu’jamu ‘Ulumil Haditsin Nabawi susunan Al-Khumaisi, hlm. 248).

90 Lihat Mizanul I'tidal susunan Adz-Dzahabi, jld. 3, hlm. 268, no. 6383.

91 Lihat Al-Mursalul Khafi susunan Hatim bin ‘Arif Al-‘Auni, jld. 2, hlm. 880.

92 Lihat Al-Mursalul Khafi susunan Hatim bin ‘Arif Al-‘Auni, jld. 2, hlm. 882.

93 Lihat Taisiru mushthalahil Hadits susunan Ath-Thahhan, hlm. 100.

94 Mutabi’ adalah hadits yang matannya mencocoki matan hadits lain, secara lafal ataupun makna

dengan kesamaan sahabat (lihat Taisiru Mushthalahil Hadits susunan Ath-Thahhan hlm. 115).

95 Lihat As-Sunanul Kubra susunan Al-Baihaqi, jld. 5, hlm. 559-560, k. Al-Buyu’, b. (87) An-Nahyu

‘an Bai’il ‘Urban, h. 10874-10877.

Hukum Jual Beli Menggunakan Uang Muka yang Disyaratkan akan Diambil Ahmad Musthofa 26006 28

Penjual ketika Jual Beli Dibatalkan

1) Al-Baihaqi

2) Abu bakr bin Al-Harits 97

3) Abu Muhammad bin Hayyan, Abusy Syaikh 98

4) Muhammad bin Muhammad bin Sulaiman Al-Wasithi 5) Abu Musa Al-Anshari (Ishaq bin Musa) 99

6) ‘Ashim bin ‘Abdul ‘Aziz

7) Al-Harits bin ‘Abdirrahman bin Abi Dzubab 8) ‘Amr bin Syu’aib

9) Bapaknya 10) Kakeknya

Rawi-rawi sanad hadits ini adalah rawi-rawi diterima, hanya saja pada sanad ini masih terdapat persoalan perihal Al-Harits bin ‘Abdirrahman, ‘Ashim bin ‘Abdul ‘Aziz dan Muhammad bin Muhammad bin Sulaiman Al-Wasithi.

Ad-Dzahabi mengatakan bahwa Al-Harits bin ‘Abdirrahman tsiqat. 100 Ibnu Ma’in mengatakan bahwa dia terkenal. Abu Hatim mengatakan bahwa dia

ّيِوَقْلاِب َسْيََل

(bukan orang yang kuat) dan Ad-Darawardi telah meriwayatkan darinya hadits-hadits munkar. Abu Zar’ah mengatakan bahwa dia

ٌسْأَََب ِهََِب َسْيََََل

(bahaya tidak ada padanya), Ibnu Hibban menyebutkan namanya pada kitabnya At-Tsiqat dan berkomentar bahwa dia termasuk dari orang-orang yang teliti. 101 Dalam hal ini terdapat kaidah bahwa jika seorang rawi diperselisihkan dalam hal kedla’ifan atau ketsiqatannya maka dia adalah rawi hasan. 102 Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa Al-Harits bin ‘Abdirrahman adalah rawi hasan.

Selanjutnya perihal ‘Ashim bin ‘Abdul ‘Aziz, Ma’n bin ‘Isa mengatakan bahwa dia tsiqat dan dia menulis haditsnya serta memujinya. An-Nasa`i mengatakan bahwa dia rawi

ّيِوَقْلاِب َسْيََل

(bukan orang yang kuat). Al-Bukhari mengatakan bahwa dia

ٌرَظَن ِهَْيِف

(ada tinjauan padanya).103

Celaan Al-Bukhari bahwa seorang rawi itu

ٌرَََظَن ِهََْيِف

tidak menyebabkan periwayatannya ditinggalkan, hal ini disebabkan celaan

97 Lihat As-Salsabilun Naqiyyi fi Tarajimi Syuyukhil Baihaqi susunan Al-Manshuri, hlm. 227-229,

no. 22.

98 Lihat Tadzkiratul Huffadz susunan Adz-Dzahabi, jld. 3, hlm. 945-947, no. 896.

99 Lihat Tahdzibut-Tahdzib susunan Ibnu Hajar, jld. 1, hlm. 238-239, no. 474.

100 Lihat Al-Mughni Fidl Dlu’afa` susunan Adz-Dzahabi, jld. 1, hlm. 224, no. 1237.

101 Lihat Tahdzibut-Tahdzib susunan Ibnu Hajar, jld. 1, hlm. 615, no. 1213.

102 Lihat Qawa’idu fi ‘Ulumil Hadits susunan Dhafar Ahmad At-Tahanawi, hlm. 72.

Hukum Jual Beli Menggunakan Uang Muka yang Disyaratkan akan Diambil Ahmad Musthofa 26006 29

Penjual ketika Jual Beli Dibatalkan

tersebut hanya celaan yang ringan bukan celaan yang berat, sebagaimana dijelaskan oleh Hatim bin ‘Arif Al-‘Aufi.104 Ibnu Hajar menyatakan bahwa dia

ُمِهَي ٌقْوُدَص

(yang sangat jujur, akan tetapi ragu-ragu). 105 Rawi yang dinilai dengan

ُمِهَي ٌقْوُد َََص

haditsnya dapat dijadikan mutabi’. 106 Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa ‘Ashim bin ‘Abdul ‘Aziz adalah rawi dla’if yang haditsnya masih dapat dijadikan sebagai mutabi’ karena kedla’ifannya bukan disebabkan oleh kebohongan atau kefasikan rawi. Adapun perihal Muhammad bin Muhammad Al-Wasithi, Muhammad bin Ahmad bin Abi Khaitsamah mengatakan bahwa beliau rawi tsiqat yang memiliki banyak hadits 107. Ad-Daraquthni mengatakan bahwa dia mudallis dan suka mencampurkan hadits. Dia mendengar dari temannya kemudian menggugurkan dua orang rawi atau lebih; dan dia juga sering salah. Khathib mengatakan bahwa tidak ada celaan yang benar terhadap Al-Baghindi (Muhammad bin Muhammad Al-Wasithi) kecuali celaan bahwa dia berbuat tadlis, dan semua guru-guru Al-Khathib berhujah dengannya dan memasukkannya dalam kitab yang shahih. 108 Ibnu Hajar menyebutkannya dalam peringkat mudallis ketiga. 109 Rawi yang tergolong dalam peringkat mudallis ketiga periwayatannya tidak dapat diterima kecuali jika dia menjelaskan periwayatnnya dengan lafal sama’ (yaitu

ُتْعِم َََس

dan

اَنَثّدَح

). 110 Dalam sanad hadits ini dia meriwayatkan dengan lafal

َاَنَثّدَح

. Dengan demikian, periwayatannya ini dapat diterima.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sanad yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi ini dla’if. Hanya saja sanad ini masih dapat dijadikan sebagai mutabi’ karena kedla’ifannya bukan disebabkan oleh kebohongan atau kefasikan rawi.

Adapun sanad yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adi berikut urutan sanadnya:

1) Abu Ahmad (Ibnu ‘Adi) 111 2) Muhammad bin Hafsh

104 Lihat Al-Mursalul Khafi susunan Hatim bin ‘Arif Al-‘Aufi, jld. 1, hlm. 440.

105 Lihat Taqribut Tahdzib susunan Ibnu Hajar, jld. 1, hlm. 457, no. 3075.

106 Lihat Ilmu Mushthalahi Hadits Ath-Tathbiqi susunan Hasyisy, hlm. 216.

107 Lihat Siyarul A’lamin Nubala` susunan Adz-dzahabi, jld. 11, hlm. 381-382, no. 2736.

108 Lihat Siyarul A’lamin Nubala` susunan Adz-dzahabi, jld. 11, hlm. 382, no. 2736.

109 Lihat Al-Mu’jamul Mudallisin susunan Muhammad bin Thal’at, hlm. 403, no. 143.

110 Lihat Al-Mu’jamul Mudallisin susunan Muhammad bin Thal’at, hlm. 42.

Hukum Jual Beli Menggunakan Uang Muka yang Disyaratkan akan Diambil Ahmad Musthofa 26006 30

Penjual ketika Jual Beli Dibatalkan

3) Qutaibah 112 4) Ibnu Lahi’ah 5) Amr bin Syu’aib 6) Bapaknya 7) Kakeknya

Rawi-rawi sanad hadits ‘Abdullah bin ’Amr bin Al-’Ash ini adalah rawi-rawi diterima kecuali Muhammad bin Hafsh dan Ibnu Lahi’ah.

Perihal Muhmmad bin Hafsh, Ad-Daruquthni mengatakan bahwa dia

ٌفْيِعَض

(lemah). 113

Dalam ilmu Mushthalah Hadits, disebutkan bahwa celaan

ٌفْيِعَض

(lemah) termasuk lafal jarh tingkatan kedua. Rawi yang dicela dengan lafal ini haditsnya tidak dapat diterima, namun haditsnya masih ditulis dan dapat dilakukan i’tibar 114 pada haditsnya. 115

Adapun perihal Ibnu Lahi’ah, Al-Hakim mengatakan bahwa riwayat Ibnu Lahi’ah ini dimuat oleh Muslim dalam kitab Shahihnya sebagai syahid untuk riwayat lain. 116

Ibnu Khirasy mengatakan bahwa Ibnu Lahi’ah mencatat hadits-hadits kemudian kitabnya terbakar, dan setelah itu Ibnu Lahi’ah menerima apapun yang dinyatakan sebagai haditsnya sekalipun itu maudlu’. Menurut Al-Khathib, karena sikap Ibnu Lahi’ah yang menggampangkan inilah banyak didapati hadits-hadits munkar 117 dalam periwayatannya. Al-Hakim menerangkan bahwa Ibnu Lahi’ah tidak bermaksud berdusta, hanya saja dia meriwayatkan hadits berdasarkan hafalannya setelah kitab-kitabnya terbakar, sehingga dia berbuat salah. 118 Ahmad bin Hanbal menyatakan bahwa hadits Ibnu Lahi’ah tidak dapat dijadikan sebagai hujah, namun haditsnya masih ditulis untuk i’tibar karena masih dapat menguatkan sanad lainnya. 119 Ad-Dzahabi menyimpulkan bahwa Ibnu Lahi’ah adalah rawi yang hanya dapat dijadikan

112 Lihat Tahdzibut-Tahdzib susunan Ibnu Hajar, jld. 5, hlm. 332-334, no. 6506.

113 Lihat Mizanul I’tidal susunan Adz-Dzahabi, jld. 3, 526, no. 7436.

Dalam dokumen hukum jual beli dengan uang muka (Halaman 24-37)

Dokumen terkait