• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen IHSAN RAHAYU HERYANA FDK (Halaman 97-157)

BAB V PENUTUP

B. Saran

Dari hasil penelitian, terdapat sejumlah sarana untuk meningkatkan

kinerja KTDA di masa depan. Di antaranya yaitu:

1. Bagi para pengurus dan anggota KTDA diharapkan bisa lebih

berkontribusi aktif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Kegiatan

sosial juga bisa menjadi sarana KTDA untuk mengenalkan produknya

pada masyarakat. Seperti memperbanyak kegiatan mengajar bahasa

inggris dan memberikan buku-buku bacaan, mengajarkan masyarakat

untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

2. KTDA dalam memasarkan produknya harus lebih giat dan lebih

berkreatifitas lagi agar tidak hanya dikenal oleh masyarakat luas tetapi

juga mancanegara. Sehingga income atau profit yang didapatkan bisa

jauh lebih besar. Kegiatan sosial pun bisa diperbanyak dan dirasakan

manfaatnya oleh organisasi itu sendiri, pengusaha, dan masyarakat.

3. Hendaknya KTDA memiliki paradigma global, sehingga

91

BUKU

Ahmad, Juwaini. Social Enterprise. Bandung, Mizan Group: 2011.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial

lainnya. Jakarta: Kencana 2007.

Dhewanto, Wawan. dkk. Inovasi dan Kewirausahaan Sosial. Bandung, Alfabeta:

2013.

Frinces, Helfin. Kewirausahaan dan inovasi Bisnis. Yogyakarta: Darussalam, 2004.

Herdiansyah, Haris. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Salemba Humanika,2012.

Hendro. Dasar-dasarKewirausahaan. Jakarta: Erlangga Press, 2012.

Juwaini Ahmad. Social Enterprise. Bandung: Mizan Group, 2011.

Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali, 1983.

Moleong, Dr. Lexy J. “Metodelogi Penelitian Kualitatif”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.

Nanang, Martono. Sosiologi Perubahan Sosial. Depok: Rajagrafindo Persada, 2006.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003.

Noor, Irwan. Desain Inovasi. Jakarta: ISBN, 2013.

Rasyid, Sudrajad. dkk, Kewirausahaan Santri: Bimbingan Santri Mandiri . Jakarta :

PT. Citratudha, 2006.

Riduwan. Metode Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta, 2007.

Suryana. Kewirausahaan: Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses.

Jakarta:Salemba Empat, 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2006.

Taufik. Rising Middle Class in Indonesia. Jakarta: Gramedia Pers, 2014.

Yahya, Arief. Great Spirit Grand Strategy. Jakarta : Gramedia Pers, 2012.

Yuswohady. Consumer 3000. Jakarta : Gramedia Pers, 2012.

Wibhawa, Budi. dkk. Social Entrepreneurship, Social Enterprise & Corporate Social

Responsibility. Bandung: Widya Padjajaran, 2011.

MEDIA ONLINE

BPS Indonesia, “Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi, 2013-2015, “ artikel

diakses pada 19 Feburari 2016 dari

http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1119

BPS Indonesia, “Statistik Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Tahun 2006-2014, “

artikel diakses pada 19 Feburari 2016 dar

http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/836

Haryati, Tuti, Definisi CSR, Manfaat, danKeuntungannyabagi Perusahaan, artikel

diakses pada 17 Juli 2016 dari :

Kementerian Komunikasi dan Informatika, “ Penetrasi Interenet di Indonesia 2006-2015, “ artikel diakses pada 19 Feburari 2016 dari https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/6633/Anggaran+Penetrasi

Internet di Indonesia/0/infografis#.VtLY-X197IU

Zulekha, Izul, Peluang Usaha dalam Kewirausahaan Sosial, artikel diakses pada 17

Juli 2016 dari : https://www.idjoel.com/pengertian-peluang-usaha/, 2012.

SKRIPSI

Deden Bazar Badruzaman, Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri di

Pondok Pesantren Al-Ashiriyah (Skripsi S1Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009).

Fitria Handayani, Sistem Pelatihan Kewirausahaan Kepada Anak Jalanan di Yayasan

Bina Insan Mandiri Depok (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013).

Nurul Iman, Strategi Pengembangan Kewirausahaan di Pondok Pesantren

Al-Ashiriyyah Nurul Iman (Skripsi S1 Jurusan Perbankan Syariah, Universitas

Islam Negeri Jakarta, 2009).

JURNAL

Rosmiati, Donny. Sikap, Motiasi, dan minatberwirausahamahasiswa”, Jurnal Mahasiswa Kewirausahaan,17:1. Kupang, Maret 2015.

Swandari, Fifi. Menjadi Perusahaan yang Survive Dengan Transformasional Leadership” Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, 1:2. Depok, Mei 2003. h. 93-102.

Lupiyoadi, Rambat. Entrepreneurship: From Mindset to Strategy, Jakarta: Lembaga

Yurizman berjenis kelamin laki-laki, merupakan anggota KTDA yang masih aktif sampai sekarang. Bapak Roni Yurizman termasuk anggota KTDA wilayah Depok. Bersama dnegan bapak Chandra dan bapak Heri.

I. Dimensi : Komponen Kewirausahaan Sosial A. Peluang

1. Apa definisi peluang menurut Komunitas Tangan di Atas?

Jawab: yaa lebih kepada inovasi dan kreatifitas tentunya yaa dimana mereka saling berbagi dimana ada suka dan duka mereka ketika menjalankan usahanya masing-masing. Sehingga ketika ada problem dari pengusaha yang satu bisa dibantu berdasarkan pengalaman pengusaha yang lain jadi kita bisa cari solusinya dan bisa menjadi pengetahuan yang baru buat yang lain berdasarkan pengalaman itu tadi yaa saya kira.

2. Apa saja sumber internal dan eksternal yang menjadi basis peluang pendirian Komunitas Tangan di Atas ?

Jawab: Sumber internalnya ya itu tadi, kebersamaan dari anggotanya jadi kaya semacam bodwil dari semua anggota pengurus aktifis juga kita punya nilai-nilai budaya yang kita sepakati bersama yang menjadi acuan,pegangan ,itu sebenarnya sumber internal kita ,jadi bodwill dari temen-temen berbagi,bekerja,mewujudkan sesuatu yang baik menurut kita ya,itu sebetulnya. Eksternal itu kan sebenernya terkait dengan apa yang terjadi di internal ketika itu berjalanterus menerus membesar dan konsisten otomatis yang eksternal yang juga punya visi misi yang sama dengan kita itu otomatis akan terbina saling dukung disitu.

B. Inovasi

1. Apa saja inovasi yang dilakukan sudah dilaksanakan oleh Komunitas Tangan di Atas dilihat dari produknya dan cara berbisnisnya ?

produk yang tidak ada pestisidanya kan. Kaya dulu kita menggunakan klien beras dan dia memprosuksi beras-beras yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia jadi yang tidak kena kimia seperti yang benar-benar menggunakan pupuk organik. Kalo yang seperti itu memang lama.

2. Bagaimana proses implementasi sebuah inovasi dalam kegiatan Komunitas Tangan di Atas ?

Jawab: Adanya KTDA itu sebenernya sudah menjadi inovasi yaa menurut saya pribadi. Dengan program-program yang dimiliki oleh KTDA untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan, meningkatkan kreatifitas, mengikuti perkembangan teknologi dengan memasarkan produk-produk anggota, lalu melihat peluang yang memang sedang menjadi trend dan yang menjadi kebutuhan masyarakat saat ini.

3. Apa saja tantangan yang dihadapi dari sebuah implementasi inovasi yang dilakukan Komunitas Tangan di Atas ?

Jawab: seperti yang udah saya jelasin diatas mengenai beras organik dan non organik, ada beberapa contoh lain mengenai usaha kulit di Indonesia. KTDA itu social entrepreneurship yaa jadi sebisa mungkin kita dalam berusaha tidak boleh merugikan siapapun termasuk lingkungan sekitar harus ada etika dalam berbisnis. Contohnya kami selalu menekankan kepada usaha-usaha kulit di Indonesia khusunya usaha kulit itu di Garut ya karena apa biasanya usaha kulit itu kan pakai bahan kimia padahal kita udah sering mengedukasi kalau pakai bahan pengawet jangan dari kimia akan tetapi dari kelapa. Karena kelapa kan bisa untuk jadi bahan pengawet. Kalo pake kimia limbahnya kan dapat mencemarkan lingkungan dan aliran sungai.

perkembangan zaman.

C. Kepemimpinan

1. Apa saja hokum kepemimpinan yang diterapakan oleh Komunitas Tangan di Atas untuk para anggota nya?

Jawab: KTDA sendiri punya yang namanya TDA centre, dimana kepengurusannya ada disini karena kita kan punya struktur organisasi dan disini pusatnya. Sistem kepengurusan jabatan KTDA itu hanya 2 periode masing-masing periode sekitar 2 tahun. Biasanya yang menjadi ketua KTDA itu aktif berorganisasi di KTDA dan mau ikut membantu anggota yang lain dalam menjalankan tanggung jawab yang ada pada masing-masing anggotanya.

2. Mengapa kepemimpinan menjadi penting bagi seorang wirausaha sosial ? Jawab: menurut saya sih penting ya. Menurut saya mm kita harus ada kepemimpinan kalau nggak tuh mm sebenarnya tuh wirausahawan itu kan merupakan usaha menengah dan harus ada jiwa kepemimpinan. Apalagi mereka tuh baru bangun usaha dan apalagi mereka tuh misalnya belum dapet dana dari mana-mana dan menurut saya jiwa kepemimpinan itu penting supaya jiwa kepemimpinan ini berjalan dan bisa.

3. Bagaimana proses menumbuhkan dan mengembangan jiwa kepemimpinan oleh Komunitas Tangan di Atas bagi para anggota nya ?

Jawab: prosesnya yaa tadi dengan adanya kopdar, lalu lahir lah sebuah inovasi, peluang, kreatifitas lalu kita share dan evaluasi bersama. Tiap-tiap anggota diberi tanggung jawab, diklasifikasikan berdasarkan jenis usahanya, lalu diadakan pertemuan untuk sharing dan ada perwakilan dari tiap-tiap usaha. Yaa begitulah kira-kira.

1. Mengapa budaya kreatif menjadi hal yang perlu dimiliki dalam kewirausahaan sosial ?

Jawab: oh iya itu perlu ya. Perlu karena itu tadi yang membuat kadang-kadang Indonesia tuh tidak dapat bersaing dengan orang luar karena UKM itu usaha itu UKM ya. Jadi, mm itu yang menjadi kadang-kadang kelemahan UKM di Indonesia kalau saya lihat. Misalnya kalau kreatif itu memakai internet, jadi menjual dengan berbagai macam marketing, karena kan sekarang semua sudah terbuka sudah murah dan kenapa sekarang kan online-online pada maju gitu ya.

2. Bagaimana proses menumbuhkan budaya kreatif yang sudah dilakukan oleh Komunitas Tangan di Atas ?

Jawab: yaa kaya yang sudah saya jelaskan tadi yaa, awalnya kopdar terus tukar pikiran, saling sharing tentang perkembangan teknologi tentunya atau produk-produk kita. Dari sana bisa dievaluasi dan follow up ke dalam program-program KTDA.

3. Apa hubungan antara budaya kreatif dengan tujuan yang ingin dicapai oleh Komunitas Tangan di Atas ?

Jawab: nah apa yang saya jelaskan berkesinambungan dengan budaya kreatif. Karena dari sharing itulah kita dapet ide-ide baru atau suatu inovasi, kemudian kita buat suatu kreatifitas yang memang berbeda dari yang lain untuk menarik para konsumen dan kita lihat peluang pasarnya dan kondisi perekonomian serta daya beli masyarakatnya. Intinya semangat untuk terus menumbuhkan semangat kewirausahaan kita lakukan dengan cara berbagi dan melalui sharing itu tadi sampe menciptakan kreatifitas para pengusaha.

Jawab: yang pasti pengangguran karna lapangan pekerjaan yang kurang, kenapa kurang? Ya itu tadi banyak orang yang kurang memiliki jiwa kewirausahaan. Jadi yaa latar belakang berdirinya KTDA itu tadi membantu para anggota utnuk menumbuhkan semangat kewirausahaan.

2. Bagaimana tahapan-tahapan penyelesaian dari masalah sosial berkaitan dengan program-program yang dimiliki oleh Komunitas Tangan di Atas ? Jawab: kan kita udah ada program, program itu lahir dari sharing sesama anggota KTDA jadi kita ikuti saja alurnya. Kita lebih menekankan pada sharing yaaa dalam menyelesaikan permasalahan karena disitu kita bisa berbagisatusama lain.

3. Apa saja yang sudah dilakukan KTDA dalam memberikan social benefit untuk masyarakat ?

Jawab: Dulu saya sempat menjadi pengurus untuk KTDA Makassar kurang lebih 2 tahun yaa. Kalo anggota TDA disana, untuk social impact fokusnya di bidang kesehatan. Waktu itu kita mengadakan sunatan masal di Makassar untuk masyarakat sekitar khususnya yang kurang mampu. Sunatan masal ini juga menjadi bagian dari rangkaian pesta kewirausahaan disana. Sehingga memang profit yang kita dapatkan sebagian kita gunakan untuk masyarakat.

F. Profitability

1. Apa definisi “profit” dalam kewirausahaan sosial menurut Komunitas Tangan di Atas ?

Jawab: profit sama aja kaya keuntungan, tapi memang anggota KTDA menggunakan profit itu sebagian untuk organisasi dan sebagian lagi untuk kegiatan sosial.

oleh Komunitas Tangan di Atas ?

Jawab: yaa gini yaa, jadi sebagian profit itu digunakan untuk organisasi kaya untuk membeli proyektor, kursi untuk pertemuan, dan yang paling penting semua program KTDA dijalankan menggunakan profit dan iuran bersama sehingga saat program itu dijalankan tidak dikenai biaya baik untuk anggota baru atatu anggota lama. Untuk kegiatan sosial ada yang berkelanjutan seperti bank sampah dan pengajaran b.inggris, sedangkan kegiatan seperti sunatan masal itu biasanya tidak jangka panjang yaa.

II. Dimensi : Tujuan Kewirausahaan Sosial

1. Apa visi, misi, dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari pendirian Komunitas Tangan di Atas ?

Jawab: kalo itu bisa diliat di website yaaa, karena disitu udah dijelasin secara rinci tentang KTDA.

2. Apa Key Performance Indicator (KPI) untuk mengukur keberhasilan dari program-program KTDA ?

Jawab: yaa semakin banyak anggota yang bergabung di KTDA itu berarti KTDA secara tidak langsung sudah memberikan kontribusi bagi perkembangan kewirausahaan sosial.

3. Apa alur monitoring yang dipakai oleh Komunitas Tangan di Atas untuk menjaga tujuan kewirausahaan sosial agar tetap sesuai dengan perencanaan ? Jawab: monitoring itu kita lakukan sesuai prosedur tentunya, kita manfaatkan kegiatan sharing antara sesama anggota, selain itu masing-masing anggota sudah diberi tanggung jawab sesuai dengan klasifikasi usahanya. Jadi biar monitoring ini terarah yaa, selain itu tipa-tiap wilayah kita buat juga struktur oraganisasinya.

Jawab: Dulu saya sempat menjadi pengurus untuk KTDA Makassar kurang lebih 2 tahun yaa. Kalo anggota TDA disana, untuk social impact fokusnya di bidang kesehatan. Waktu itu kita mengadakan sunatan masal di Makassar untuk masyarakat sekitar khususnya yang kurang mampu. Sunatan masal ini juga menjadi bagian dari rangkaian pesta kewirausahaan disana. Sehingga memang profit yang kita dapatkan sebagian kita gunakan untuk masyarakat.

oktober hari jum’at tangggal 14 oktober 2016 alhamdulillah masih dikasih kesempatan pak terima kasih sebelumnya atas waktu sama kesempatannya untuk

bisa dikasih ke saya untuk bisa wawancara bapak dengan bapak mustofa presiden

langsung dari komunitas tangan diatas

Langsung aja ya pak untuk wawancara disini ada 6 pahaman gitu pak,

disini ada peluang, inovasi, kepemimpinan, care creation, social benefit, dan trofit

ability nah dari tiap partnya itu ada 3 pertanyaan, yang pertama itu dari peluang

yangdimensi untuk komponen pure essenciality

1. Apa tujuan didirikannya KTDA?

Jawab: Tujuan utamanya ya tadi teman-teman yang mau belajar jadi

pengusaha silahkan bergabung, kemudian teman-teman yang sudah bergabung

yang sudah punya usaha di KTDA ya bisa terupgrade ya, dari skalanya

misalnya dari mikro naik ke kecil, kecil ke menengah, menengah ke skala

besar ya dan seterusnya, selain itu tujuan kita juga menjadi wirausahawan

yang punya manfaat untuk orang banyak, untuk membuka lapangan pekerjaan,

untuk didalamnya pun saling berbagi ya, kayak gitulah kira-kira tujuannya.

2. Apa saja konsep yang membedakan KTDA dengan lembaga wirausahawan

lainnya?

Jawab: Jadi gini yaa kita ini (KTDA) bukan sebuah lembaga tapi komunitas

dengan Kewirausahaan sosial hampir sama cuma mungkin konsep yang kita

gunakan memang berbeda seperti program talkshow, sharing, pesta wirausaha,

dll. Lebih mematangkan para pengusaha untuk menjalankan bisnis mereka. Ya

kira-kira seperti itulah KTDA.

3. Apa saja program yang dimiliki KTDA?

Jawab: kamu bisa liat di website yaa. Pokoknya kita punya program bulanan,

program 3 bulanan, dan program tahunan. Apa saja kegiatannya bisa kamu liat

di websitenya biar lebih detail.

4. Bagaimana cara KTDA menanamkan konsep motivasi bagi para anggota?

Jawab: motivasi yaitu sering diutamakan diawal-awal dulu ya kan, seiring

banyaknya member yang terus bertambah level bisnisnya naik dan seterusnya

ya semakin banyak konten yang disampaikan ke memberpun juga berkembang

gitu kan, lebih kearah teknis kemudian lebih kearah yang terstruktur, kita

ngomong sistemize gimana bisnis berjalan itu kita berikan terus ke member,

yaitu mengikuti perkembangan aja, seiring berkembangnya jaman mungkin

orang marketing masih mengandalkan offline, distributor, agen, agent,

sekarang kan sudah menggunakan online marketing ya kita upgrade teruslah

sesuai kebutuhan jaman dan level bisnis masing-masing, bahkan sekarang

Jawab: di sini ada yang namanya majelis musyawarah, biasanya kita punya

ketentuan seperti masa jabatan ketua biasanya hanya 2 tahun. Yang memilih

ketua tentu saja para anggota KTDA yang lain berdasarkan hasil musyawarah.

Biasanya mereka yang menjadi ketua itu yang memang sudah member tetap

dan biasanya aktif dalam kegiatan KTDA itu sendiri.

6. Bagaimana cara KTDA dalam mengaplikasikan keuntungan bisnis untuk

kegiatan sosial?

Jawab: misi KTDA antara lain itu menumbuhkan jiwa sosial pada diri setiap

anggota dengan cara berbagi dan peduli sesama. Memang kita sebuah

komunitas dan sebagian profit untuk kita gunakan bagi kepentingan

komunitas. Namun jika memang para anggota ingin melakukan kegiatan sosial

kita juga saling membantu dan support seperti yang dilakukan oleh Edy

dengan mengajarkan bahasa inggris buat anak-anak dilingkungan sekitar, itu

kita support.

7. Apa yang dilakukan KTDA dalam mengaplikasikan provitability dalam

mengentaskan permasalahan sosial?

Jawab: ya itu kita puter uangnya, kan UKM banyak yaa nah kalo mereka

biasanya keuntungannya sebagian buat organisasi sebagian buat kegiatan

sosial. Dari profit itu kita buat program-program biar jiwa wirausahanya lebih

peluang-peluang yang ada bisa kita manfaatkan.

I. Dimensi : Komponen Kewirausahaan Sosial A. Peluang

1. Bagaimana proses identifikasi isu sosial dari latar belakang pendirian

Komunitas Tangan di Atas ?

Jawab: ya, latar belakang adapun itu diawali dari semangat anak-anak

muda kan waktu itu dari tahun 2006 ya, para former yaitu anak-anak muda

yang sedang mau merintis usaha dan mereka tidak punya pengalaman

akhirnya mereka saling berkomunikasi dengan yang lain sharing ya

sharing dari apa yang mereka lakukan tantangan-tantangannya ketika

menjalankan bisnis awalnya ada pak roni yang senang menulis di blog

kemudian banyak orang yang membaca di blog dari blog kemudian kopdar

ya kopi darat sekalian ketemu kemudian dibikininlah sebuah komunitas

yang dinamai milis waktu itu sehingga bisa saling sharing apa yang teman-

teman alamin lakukan tantangannya rintangannya kemudian di sharinglah

disitu walau banyak yang ikut karena kan kewirausahaan di indonesia

udah mulai ramai ya, yang jadi tren waktu itu akhirnya banyak anak-anak

muda yang mau melepas posisi dari karyawan, mau jadi pengusaha itu

yang tergabung dari KTDA itu yang pada awalnya, sekarang kan itu kita

teman yang sudah bergabung yang sudah punya usaha di KTDA ya bisa

terupgrade ya, dari skalanya misalnya dari mikro naik ke kecil, kecil ke

menengah, menengah ke skala besar ya dan seterusnya yaitu disitulah,

karena memang tidak ada ilmu wirausaha yang diluar sana yang gampang

ya, yang kita temuin orang kita belajar kan nggak sesimpel itu makanya itu

kita ingin berkumpul terus dimana-mana sekarang karena semangat tadi

orang menjadi wirausahawan menjadi punya menjadi wirausahawan yang

punya manfaat untuk orang banyak iya kan, untuk membuka lapangan

pekerjaan, untuk didalamnyapun saling berbagi ya, kayak gitulah latar

belakangnya.

2. Bagaimana evaluasi kelayakan (feasibility study) dari pendirian Komunitas

Tangan di Atas ?

Jawab: ya kan setiap tahun kita saling berkembang kan, ya kan trennya

selalu berkembang seperti kepengurusan usaha jaman dahulu lebih fokus

misalnya untuk semangat intensif, motivasi yaitu sering diutamakan

diawal-awal dulu ya kan, seiring banyaknya member yang terus bertambah

level bisnisnya naik dan seterusnya ya semakin banyak konten yang

disampaikan ke memberpun juga berkembang gitu kan, lebih kearah teknis

kemudian lebih kearah yang terstruktur, kita ngomong sistemize gimana

bisnis berjalan itu kita berikan terus ke member, yaitu mengikuti

kebutuhan jaman dan level bisnis masing-masing, bahkan sekarang yang

lebih besar menggunakan ipo saya bantuin, sediakan mentornya gitu.

3. Apa saja sumber internal dan eksternal yang menjadi basis peluang

pendirian Komunitas Tangan di Atas ?

Jawab: Ya internalnya masih diantara member sendiri, orangnya ya orang

yang jadi anggota komunitas ya kan harus punya kesamaan sifat awal yang

memang mau berbagi ya disini karena komunitas ini yang ya boleh

dibilang dari kita oleh kita untuk kita, jadi misalnya orang-orang yang

punya skill lebih itu di sharingkan ke yang lain, orang yang mengerti

keuangan misalnya sharing , temen orang marketing sharing ke teman

yang lain, orang yang ngerti perpajakan sharing, , orang yang ngerti

bangun tim ya, sudah expert ya sharing bagi ke temen yang lain, dan

seterusnya lah, intinya saling berbagi, bahkan fotografi produklah, online

marketing, semua orang harus berbagi disini.

B. Inovasi

1. Apa saja inovasi yang dilakukan sudah dilaksanakan oleh Komunitas

Tangan di Atas dari awal berdiri sampai saat ini ?

Jawab: Inovasi luas ya, kita sebutkan ada 3 program utama yang dilakukan

yaitu lesson, action, recomunition yang kategori lesson kan pembelajaran,

membangun tim leadership, kemudian V-program, kemudian sistem bisnis

legalitas, komunikasi pemasaran, kemudian di keuangan ya kan,

Dalam dokumen IHSAN RAHAYU HERYANA FDK (Halaman 97-157)

Dokumen terkait