• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PROF IL KADER PKS KOTA MEDAN

7.2 Saran

Dalam pandangan penulis terhadap Sistem Kaderisasi Partai Keadilan Sejatera Kota Medan juga ada yang harus sedikit yang diperbaiki terutama transparansi database kader-kader yang terjaring dalam sistem rekrutmen

jama‟i, lebih mengusahakan pendekatan kepada para anak muda yang putus sekolah, broken home dan yang memiliki masalah sosial lainnya kepada kegiatan tarbiyah agar slogan Bersih dan Peduli itu tidak hanya sekedar slogan dan memiliki nilai substantive. Di samping itu juga memperbaiki koordinasi di setiap DPC PKS yang berada di Kota Medan agar database kader tetap up to date dan memberdayakan secara optimal kader-kader dan simpatisan tingkat bawah bawah.

Untuk di Kota Medan sendiri, ada beberapa masalah dalam penyebaran murabbi yang memiliki komptensi yang kurang memadai seperti di daerah-daerah kecamatan yang jauh dari kota seperti Medan Belawan, Medan Labuhan dan Medan Marelan serta kelurahan/desa sebagian besar kecamatan yang disebut sebelumnya. Hal ini disebabkan karena kemauan seorang murabbi lemah, akomodasi danamurabbi yang terbatas dan kurang bisa berbaur dengan beberapa budaya masyarakat yang apatis dan lingkungan budaya yang memiliki banyak masalah sosial seperti narkoba, perjudian dan premanisme di daerah tersebut.

Untuk masalah sumber daya manusia, kader-kader PKS Kota Medan yang telah layak menjadi murabbi diberikan kepelatihan murabbi yang intens dan berkelanjutan agar dapat membentuk watak kader-kader yang baik menurut syari‟at agama Islam seperti jujur, amanah terbuka dan kreatif agar tidak hanya menjadi aktor politik semata tetapi juga memiliki keahlian yang menghasilkan nilai ekonomis untuk dirinya sendiri maupun untuk bernegara.

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Mengenal Kota Medan 2.1.1 Sejarah Kota Medan

Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara.Kota ini merupakan kota terbesar di Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata seperti Kota Brastagi di dataran tinggi Tanah Karo, penangkaran orangutan di Kabupaten Langkat dan Danau Toba di Kota Prapat.Kata Medan berasal dari bahasa Karo yaitu meudan yang berarti sembuh.Hal ini dikarenakan Guru Patimpus yang merupakan seorang tabib (penyembuh) pada zamannya saat Kota Medan masih merupakan sebuah perkampungan.

Keberadaan Kota Medan ini tak lepas dari sejarah yang panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1950.Kota Medan berkembang semenjak Guru Patimpus membangun kampung tersebut.Guru Patimpus adalah seorang putra ber-etnis Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan putri Datuk Pulo Berayan. Dalam bahasa Karo, kata “Guru” berarti tabib atau orang pintar, kemudian kata “Pa” merupakan sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat atau keadaan seseorang, sedangkan kata “Timpus” berarti bungkus atau balut. Dengan demikian maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai

seorang tabib atau orang pintar yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya26.

John Anderson, orang Eropa yang pertama kali mengunjungi daerah Deli pada tahun 1833, menemukan sebuah perkampungan yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan pemimpin daerah itu bernama Tuanku Pulau Berayan, sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menepi di daerah sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota dan setahun berikutnya residen (rumah pemerintahan) Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Kota Medan. Pada tahun 1909, Medan menjadi kota penting di luar pulau Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, 2 orang pribumi dan seorang ber-etnis Tionghoa27.

Diakhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, terdapat dua gelombang migrasi besar ke Kota Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang- orang ber-etnis Tionghoa dan etnis Jawa sebagai buruh kontrak perkebunan.Tetapi setalah tahun 1880, perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan perkebunan dan sering melakukan kerusuhan.Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai buruh di

26

http//:id.wikipedia.org/wiki/medan.html. (Diakses pada tanggal 5 Mei 2016) 27

perkebunan.Orang-orang Tionghoa bekas buruh kemudian di dorong untuk mengembangkan sektor perdagangan.Gelombang kedua ialah kedatangan orang ber-etnis Minangkabau, Mandailing dan Aceh.Mereka dating ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.

Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 342 tanggal 25 Mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkani dibentuklah Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan. Duduk sebagai Ketua adalah Prof. Mahadi, S.H, Sekretaris Syahruddin Siwan, M.A, Anggotanya antara lain Ny. Mariam Darus, S.H dan T.Luckman, S.H28.

Untuk lebih mengintensifkan kegiatan kepanitiaan ini dikeluarkan lagi Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.618 tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan dengan Ketuanya Prof.Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, M.A dan anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Letkol. Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis, S.H, Drs.Payung Bangun, M.A dan R. Muslim Akbar.

DPRD Kota Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga merekapun membentuk Pansus yang diketuai M.A. Harahap, dengan anggotanya antara lain Drs. M. Hasan Ginting, Ny. Djanius Djamin, S.H, Badar Kamil, B.A dan Mas Sutarjo.

28

Untuk sementara disebutlah nama Guru Patimpus sebagai pembuka sebuah kampung di pertemuan dua sungai babura dan sungai deli, disebuah kampung yang bernama Medan Puteri. Walau sangat minim data tentang Guru Patimpus sebagai pendiri Kota Medan. Jikapun ada, konon pernah ada manuskrip Pustaha Hamparan Perak yang konon menyebut nama Guru Patimpus, meski manuskrip itu tidak pernah dilihat keberadaannya oleh tim perumus.

Maka ditetapkan berdasarkan prakiraan bahwa tanggal 1 Juli 1590 diusulkan kepada Walikota Medan untuk dijadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk perkampungan, yang kemudian dibawa ke Sidang DPRD Tingkat II Medan untuk disahkan. Berdasarkan Sidang DPRD tanggal 10 Januari 1973 ditetapkan bahwa usul tersebut dapat disempurnakan.

Sesuai dengan hal itu oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang dilakukan oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A.Harahap bulan Maret 1975 bahwa tanggal 1 Juli 159029.

29

2.1.2. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik A. Letak Geografis

Sebagai salah satu daerah otonom dengan status kota, maka kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis baik secara regional maupun nasional. Bahkan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dan tolak ukur dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Kuasa, maka secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis, sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian utara sehingga relatif dekat dengan kota-kota atau negara yang lebih maju seperti pulau Penang, Kuala Lumpur Malaysia dan Singapura. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah dengan topografi yang cenderung miring ke arah utara, dan menjadi tempat pertemuan 2 aliran sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. Di samping itu Kota medan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut30.

Kota Medan yang sekarang memiliki luas 26.510 Ha (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduknya yang relatif besar. Secara georafis kota Medan terletak pada garis 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara (LU) dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur (BT) pada peta bumi. Untuk itu topografi

30

http://disdukcapil.pemkomedan.go.id/content/2013/11/Kondisi+Geografis.html. (d akses pada tanggal 5 Mei 2016)

kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut.31

Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika kota Medan tahun 2016, iklim di daerah kota Medan menurut stasiun Polonia pada tahun 2016 suhu udara berkisar antara 23-35° Celcius, dan bila dilihat dari kelembapan udara di kota Medan berkisar antara 63-92%, bila dilihat dari kadar curah hujan, di kota Medan mencapai 176,08 – 203,5 mm.

B. Letak Administratif

Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah beberapa kali perkembangan. Perkemangan terakhir beradasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan.

Secara administratif, wilayah kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang yaitu sebelah barat, selatan dan timur. Sepanjang wilayah utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di

31

http://notaris-dan-ppat-medan.blogspot.com/2010/08/geografi-kota-medan.html.diakses pada tanggal 5 Mei 2016

dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya akan dengan Sumber Daya Alam (SDA) khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis, kota Medan di dukung oleh daerah- daerah yang kaya SDA seperti Kabupaten deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Tanah Karo, Binjai dan lainnya, kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu, sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbag (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun perdagangan publik (ekspor-import). Posisi geografis Medan ini telah medorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat kota Medan. Untuk mencegah banjir, Pemerintah Kota Medan telah membuat sebuah proyek kanal besar32yang terletak di Kecamatan Medan Timur.

Secara administratif, kota Medan berbatasan dengan:

No. Arah Berbatasan Dengan

1. Utara Kabupaten Deli Serdang

dan Selat Malaka

2. Selatan Kabupaten Deli Serdang

3. Timur Kabupaten Deli Serdang

4. Barat Kabupaten Deli Serdang

Sumber: Pemko Medan tahun 2015

32

C. Kondisi Fisik Kota Medan

Kota Medan yang memiliki kemajemukan suku bangsa, agama dan kepercayaan memiliki hasil dari kebudayaan itu yang dapat disebut dengan artefak.Dari sisi suku bangsa hasil artefak itu berupa bangunan seperti rumah adat, sedangkan dari sisi agama berupa rumah ibadah seperti masjid, gereja, vihara, klenteng, kuil dan lainnya.Jika kita lihat dari segi fisik, tentu yang terlintas di benak kita adalah sebuah bangunan-bangunan yang dapat dilihat oleh mata dan yang memiliki fungsinya masing-masing.

Untuk segi bangunan, ada banyak bangunan-bangunan tua yang masih menyisakan arsitektur-arsitektur Belanda, contohnya: Gedung Balai Kota Medan yang lama, Kantor Pos Medan, Menara Air PDAM Tirtanadi, Titi Gantung (sebuah jembatan yang berada di atas rel kereta api), Bank Indonesia, Gedung London Sumatera (PT. LONSUM) yang terletak di Jalan Kesawan. Sedangkan untuk bangunan tempat ibadah yang memiliki nilai sejarah antara lain: Istana Maimun, Masjid Raya Medan, Rumah Tjong A Fie, dan Gereja Graha Bunda Maria Annai Velangkanni. Untuk bangunan tua, yang tercatat sebagai situs peninggalan sejarah di Kota Medan terdapat 30 bangunan, antara lain:

Tabel 1. Bangunan Bersejarah di Kota Medan No. Nama Bangunan Bersejarah

1. Kantor Balai Kota Lama 2. Kantor Pos Medan 3. Stasiun Kereta Api 4. Titi Gantung

5. Amenara Bakaran Batu 6. Istana Maimun

7. Menara PDAM Tirtanadi 8. Rumah Tjong A Fie 9. PT. PP LONSUM 10. Vihara Gunung Timur

11. Vihara Setia Budi/ Kwan Te Bio 12. Kuil Shri Marriaman

13. Masjid Al-Osmani 14. Masjid Raya Al-Mahsun 15. Gereja Immanuel

16. Bank Indonesia 17. Kolam Shri Deli

18. Pekong Lima Medan Labuhan 19. Stasiun Labuan

20. Bank Mandiri Cabang Kesawan 21. Gedung Warenhuis/ Gedung AMPI 22. RS. Tembakau Deli

23. RS. Pirngadi 24. RS. Santa Elisabeth

25. Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 26. Masjid Lama Gang bengkok

27. Gereja Graha Bunda Maria Annai Velangkanni. 28. Gedung Perjuangan/ Pemuda Pancasila (Jalan Sutomo)

Sumber: Wikipedia Kota Medan tahun 2016 (diakses tanggal 6 Mei 2016)

Selain itu, sebagai salah satu kota metropolitan, Kota Medan juga dikelilingi hotel-hotel, baik yang bernuansa tradisional maupun yang modern. Kota Medan memiliki 25 hotel yang terdaftar. Untuk fasilitas transportasi darat, Dinas Perhubungan menyediakan 3 terminal, yaitu: Terminal Amplas,

Terminal Sambu dan Terminal Pinang Baris. Untuk stasiun kereta api, Medan memiliki 1 stasiun kereta api, yaitu Stasiun Kereta Api Medan, 1 bandara udara, yaitu Kuala Namu International Airport dan 1 pelabuhan laut yaitu Pelabuhan Belawan.

2.1.3. Demografi Kota Medan

Sesuai dinamika pembangunan kota, luas administrasi kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan beberapa kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II, secara administratif Kota Medan di mekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan, antara lain:

Tabel 2. Jumlah Kelurahan dan Luas Wilayah Per Kecamatan di Kota Medan.

No. Kecamatan Jumlah Kelurahn Luas Wilayah (Km2) 1. Medan Tuntungan 9 20,68 2. Medan Johor 6 14,58 3 Medan Amplas 8 11,19 4. Medan Denai 5 9,05 5. Medan Area 12 5,52 6. Medan Kota 12 5,27 7. Medan Maimun 6 2,98 8. Medan Polonia 5 9,01 9. Medan Baru 6 5,84 10. Medan Selayang 6 12,81 11. Medan Sunggal 6 15,44 12. Medan Helvetia 7 13,16 13. Medan Petisah 7 5,33 14. Medan Barat 6 6,82 15. Medan Timur 11 7,76 16. Medan Perjuangan 9 4,09 17. Medan Tembung 7 7,99 18. Medan Deli 6 20,84 19. Medan Labuhan 7 36,67 20. Medan Marelan 4 23,82 21. Medan Belawan 6 26,25 Jumlah 158 265,10

Sumber: BPS Kota Medan dalam Tahun 2015.

Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2015 semester satu, penduduk Kota Medan mencapai 2.468.429 jiwa, dengan jumlah perempuan sebanyak 1.226.603 jiwa dan laki-laki sebanyak 1.241.826 jwa33. Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama

33

sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.

Kota Medan memiliki beragam etnis dengan mayoritas penduduk beretnis Jawa, Batak, Tionghoa, dan Minangkabau.Adapun etnis aslinya adalah Melayu. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni oleh 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang keturunan Eropa, 35.009 orang Indonesia, 8.269 keturunan Tionghoa, dan 139 berasal dari ras Timur lainnya.

Tabel 3. Jumlah Perbandingan Etnis di Kota Medan pada tahun 1930, 1980 dan 2000

No. Etnis Tahun 1930 Tahun 1980 Tahun 2000

1. Jawa 24,89% 29,41% 33,03% 2. Batak 2,93% 14,11% 20,93% 3. Tionghoa 35,63% 12,80% 10,65% 4. Mandailing 6,12% 11,91% 9,36% 5. Minangkabau 7,29% 10,93% 8,6% 6. Melayu 7,06% 8,57% 4,59% 7. Karo 0,19% 3,99% 4,10% 8. Aceh - 2,19% 2,78% 9. Sunda 1,58% 1,19% - 10. Lain-lain 14,31% 1,90% 3,95%

Sumber: 1930 dan 1980: Usman Pelly, 1983, 2000: BPS Sumut(Wikipedia Kota Medan, diakses tanggal 7 Mei 2016)

Sementara untuk kondisi agama yang ada di Kota Medan, Medan memiliki beragam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakatnya yang hidup damai dan rukun. Di bawah ini tabel persentasi agama yang ada di Kota Medan:

Tabel 4. Persentase Agama di Kota Medan

No. Agama Jumlah (pesen)

1. Islam 68,83% 2. Kristen Protestan 20,27% 3. Khatolik 2,79% 4. Hindu 0,44% 5. Budha 8,79% 6. Aliran Kepercayaan 0,89%

Sumber: Pemko Medan tahun 2015

2.1.4. Keuangan dan Perekonomian Daerah

Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikutipertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi,dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektornon primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing

retunrn to scale(relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan

produktivitas) yangdinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwasemakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat prosespeningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahanstruktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor- faktor penentu lain mendukungproses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi relatif tetap

Kota Medan yang sekarang dipimpin oleh Walikota Drs. Dzulmi Eldin, M.Si dan Wakilnya Ir. Akhyar Nasution, M.Si bila dilihat dari Upah Minimum Regional (UMR) dapat kita lihat sebagai berikut:

Tabel 5. Upah Minimum Regional Kota Medan Tahun 2015

No. Jenis Upah Jumlah Upah

1. Upah Industri Rp. 1.200.800

2. Upah Bangunan Rp. 1.109.000

3. Upah Bank dan Lembaga lain Rp. 1.000.800 4. Upah Hotel dan Restoran Rp. 963.900

5. Upah Angkutan Rp. 991.440

6. Upah Jasa lainnya Rp. 700.50034 Sumber: Pemko Medan tahun 2015

Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan di definisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam komposisi permintaan agregat (produksi dan pengangguran faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal) yang dipergunakan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2010-2012 menunjukkan, pada tahun 2012 sektor tersier memberikan sumbangan sebesar 70,03%, sector skunder sebesar 26,91% dan sector primer sebesar 3,06%. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel, restoran menyumbang sebesar 26,34%, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,56% dan sub sektor industri pengolahan sebesar 16,58%35.

34

Op.Cit, http://pemkomedan.go.id/

35

http://www.pemkomedan.go.id/perekonomian_struktur.php (Diakses pada tanggal 4 mei 2013)

Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun 2010 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan terjadi peningkatan sebesar 6,56% terhadap tahun 2009. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 9,22%. Disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran 8,47%, sektor bangunan 8,22%, sektor jasa- jasa 7,42%, sektor listrik ,gas dan air bersih 5,06%, sektor pertanian 4,18%, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,94%, sektor industri 1,71%, dan penggalian tumbuh 0,46%. Besaran PDRB Kota Medan pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku tercapai sebesar Rp.72,67 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 33,43 triliun.

Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Kota Medan pada tahun 2012 digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang mencapai 36,20%, disusul oleh ekspor neto 30,53% (ekspor 50,82% dan impor 20,29%), pembentukan modal tetap bruto 20,61%, konsumsi pemerintah 9,54% dan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba 0,64%. PDRB per Kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 mencapai Rp. 52,79 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 31,07 juta.

Tabel 6. Statistik Ekonomi Kota Medan Tahun 2014-2015

No. Indikator Satuan Tahun

2010 2011 2012 1. PDRB (ADH berlaku) Milyar (Rp) 52.792,45 60.849,95 75.455,58 2. PDRB (ADH konstant Milyar (Rp) 33.257,42 40.234,45 46.352,92 3. PDRB Perkapita ADHB Jutaan (Rp) 30,91 41,63 47,62 4. PDRB Perkapita ADHK Jutaan (Rp) 15,35 17,17 20,09 5. Pertumbuhan Ekonomi Persen (%) 9,98 12,76 15,78 6. Inflasi Persen (%) 19,91 8,97 6,50

7. Ekspor (FOB) Milyar (US$)

5,86 6,52 7,50

8. Import (CIF) Milyar (US$) 1,00 1,77 2,50 9. Surplus Perdagangan Milyar (US$) 4,86 6,35 8,10 10. Investasi Milyar (Rp) 9.867,31 10.177,63 12.049,71

Sumber: BPS Kota Medan tahun 201536.

2.2 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA KOTA MEDAN 2.2.1 Sejarah Partai Keadilan Sejahtera di Kota Medan

Berkenaan dengan PKS di Kota Medan.maka ada satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa perjuangan PKS merupakan kelanjutan perjuangan dari Partai Keadilan (PK). Dengan demikian, sejarah berdirinya PKS di Kota Medan di dahului dengan berdirinya Partai Keadilan yang di deklarasikan pada tanggal 10 Oktober 1998 di Asrama Haji Medan oleh beberapa anggota inti partai, antara lain Muhammad Nun, Sigit Pramono Asri, Tifatul

36

Sembiring dan Ikrimah Hamidy. Semangat dimana menjelang lahirnya partai ini beberapa aktivis dakwah di berbagai perguruan tinggi di Indonesia melakukan polling dan musyawarah serta menghasilkan persetujuan dakwah Islam melalui wadah partai.

Dewan Pengurus Daerah (DPD) adalah lemabag eksekutif yang berada di tingkat Kabupaten/Kota.Di dalam strukturnya, DPD terdiri dari seorang ketua umum, seorang wakil ketua umum beberapa ketua bidang, beberapa ketua badan, seorang sekertaris umum, seorang sekertaris bidang, seorang bendahara umum dan seorang bendahara bidang di berbagai bidang.

Dikarenakan PKS adalah partai yang sentralistik, jadi DPD harus menunggu program turunan dari DPP dan DPW.Namun meskipun sentralistik, PKS tidak bersifat otoriter dan kaku dalam pelaksanaan program- program dan kebijakan yang dikeluarkannya.Setelah DPP mengeluarkan program, maka DPW maupun DPD dapat menyelaraskan program-program tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing Dewan Pengurus.DPD juga mempunyai fungsi untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari kegiatan korupsi dan mencetak kader-kader yang berkualitas dan membangun jati diri para kader sehingga menciptakan kader-kader yang bersih dan peduli.

Sebagai organisasi politik yang bersifat struktural, DPD PKS juga memiliki fungsi dan tanggung jawab kepada DPC (Dewan Pengurus Cabang) yang dimiliki PKS di Kota Medan sebanyak 21 Kecamatan yang ada di Kota

Medan demi menopang kinerja DPD dan mensinergi kader-kader yang berada di DPC. Berikut ini penulis paparkan 21 DPC PKS yang ada di Kota Medan:

Tabel7 .Daftar Alamat DPC PKS se-Kota Medan

Dokumen terkait