BAB V PENUTUP
5.2. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa hasil penelitian yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya. Berikut saran yang dapat diberikan.
1. Untuk memperoleh kinerja motor yang maksimum, disarankan menggunakan
busi NGK G-Power dan koil KTC Racing karena penggunaan komponen tersebut dapat menjadikan proses pembakaran yang terjadi pada ruang bakar menjadi lebih sempurna dan akan meningkatkan tekanan pada ruang bakar sehingga akan diperoleh torsi dan daya yang maksimum.
2. Untuk memperoleh konsumsi bahan bakar yang rendah, disarankan
menggunakan busi NGK G-Power dan koil KTC Racing karena penggunaan komponen tersebut dapat menghasilkan suhu yang tinggi namun masih optimum dengan titik didih premium sehingga menjadikan proses pembakaran bahan bakar premium menjadi lebih sempurna dan bahan bakar yang terbuang lingkungan menjadi lebih sedikit.
Bandung.
Badan Pusat Statistik. 2013. “Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2013”. Diakses pada 11 April 2016 dari
http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1413. Pada pukul 19.10WIB. Fatkhanudin. 2009. “Studi Eksperimental Pengaruh Pemakaian Berbagai Jenis Busi
Terhadap Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah 100 cc Dengan Variasi Main Jet dan Pilot Jet”. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jama, Jalius. 2008. “Teknik Sepeda Motor Jilid 2”. Jakarta : Direktorat Jendral
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2008. “SK Dirjen Migas No : 3674
K/24/DJM/2006”. Diakses 14 April 2016 dari
http://www.esdm.go.id/batubara/cat_view/64-regulasi/65-lain-lain/271-keputusan-direktur-jenderal/270-keputusan-direktur-migas.html. Pada pukul 20.43 WIB.
Lowel EDU. 2010. “Colour Temperature in Imaging”. Diakses pada 2 Juni 2016 dari
http://lowel.tiffen.com/edu/color_temperature_and_rendering_demystified.ht ml. Pada pukul 7.12 WIB.
Puspitasari. 2009. “Studi Eksperimental Pengaruh Pemakaian Berbagai Jenis Busi Terhadap Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah 100cc dengan Variasi koil dan CDI”. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Tristianto, Pramudya. 2014. “Kajian Eksperimental Tentang Pengaruh Komponen dan Setting Pengapian Terhadap Kinerja Motor 4 Langkah 113 cc Berbahan Bakar Campuran Premium-Ethanol dengan Kandungan Ethanol 25%”. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Wardana, Guruh Pramudia. 2016. “Kajian Eksperimental Tentang Pengaruh Variasi CDI Terhadap Kinerja Motor Bensin Empat Langkah 200cc Berbahan Bakar Premiun”. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Wibowo, Wisnu Gatot. 2015. “Kajian Eksperimental Pengaruh Variasi Timming Pengapian Terhadap Kinerja Motor Bensin 4 Langkah Silinder Tunggal 113 cc”. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Yulianto, Dito Eko. 2014. “ Kajian Tentang Pengaruh Bensol Sebagai Bahan Bakar Motor Empat Langkah 105 cc dengan Variasi CDI Tipe Standar dan Racing”. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bandung.
Badan Pusat Statistik. 2013. “Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2013”. Diakses pada 11 April 2016 dari
http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1413. Pada pukul 19.10WIB. Fatkhanudin. 2009. “Studi Eksperimental Pengaruh Pemakaian Berbagai Jenis Busi
Terhadap Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah 100 cc Dengan Variasi Main Jet dan Pilot Jet”. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jama, Jalius. 2008. “Teknik Sepeda Motor Jilid 2”. Jakarta : Direktorat Jendral
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2008. “SK Dirjen Migas No : 3674
K/24/DJM/2006”. Diakses 14 April 2016 dari
http://www.esdm.go.id/batubara/cat_view/64-regulasi/65-lain-lain/271-keputusan-direktur-jenderal/270-keputusan-direktur-migas.html. Pada pukul 20.43 WIB.
Lowel EDU. 2010. “Colour Temperature in Imaging”. Diakses pada 2 Juni 2016 dari
http://lowel.tiffen.com/edu/color_temperature_and_rendering_demystified.ht ml. Pada pukul 7.12 WIB.
Puspitasari. 2009. “Studi Eksperimental Pengaruh Pemakaian Berbagai Jenis Busi Terhadap Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah 100cc dengan Variasi koil dan CDI”. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Tristianto, Pramudya. 2014. “Kajian Eksperimental Tentang Pengaruh Komponen dan Setting Pengapian Terhadap Kinerja Motor 4 Langkah 113 cc Berbahan Bakar Campuran Premium-Ethanol dengan Kandungan Ethanol 25%”. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Wardana, Guruh Pramudia. 2016. “Kajian Eksperimental Tentang Pengaruh Variasi CDI Terhadap Kinerja Motor Bensin Empat Langkah 200cc Berbahan Bakar Premiun”. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Wibowo, Wisnu Gatot. 2015. “Kajian Eksperimental Pengaruh Variasi Timming Pengapian Terhadap Kinerja Motor Bensin 4 Langkah Silinder Tunggal 113 cc”. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Yulianto, Dito Eko. 2014. “ Kajian Tentang Pengaruh Bensol Sebagai Bahan Bakar Motor Empat Langkah 105 cc dengan Variasi CDI Tipe Standar dan Racing”. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Jurusan Teknik Mesin,
Jl. Lingkar Selatan , Tamantirto, Kasihan, Bantul , Yogyakarta 55183, Email :
Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Penggantian komponen
dapat membantu meningkatkan performa sepeda
menggunakan motor bensin 4 langkah 135cc dengan penggunaan variasi koil standar, koil racing, busi standar, busi
dengan alat uji percikan bunga api busi,
menunjukkan bahwa percikan bunga api yang paling baik terdapat pada penggunaan busi standar merk NGK dan koil
suhu antara 8500 s.d. 11000 K, torsi dan daya terbesar terdapat pada penggunaan busi platinum merk NGK
sebesar 3,56 % dan nilai kenaikan daya sebesar 5,21 % dibandingkan dengan kondisi standar, dan konsumsi bahan bakar paling rendah terdapat pada penggunaan busi NGK G-Power dan koil
bakar sebesar 1,05 % dibandingkan dengan kondisi standar
Kata kunci : sistem pengapian, motor bensin 4 langkah, busi
I. Latar Belakang
Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang cukup banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, jumlah pengguna sepeda motor yang ada di
Indonesia mencapai 84.732.
Rio Dwi Hapsoro
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jl. Lingkar Selatan , Tamantirto, Kasihan, Bantul , Yogyakarta 55183, Indonesia
Email : riodwihapsoro@ymail.com
Intisari
Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Penggantian komponen-komponen pada sistem pengapian dapat membantu meningkatkan performa sepeda motor. Pengujian dilakukan dengan menggunakan motor bensin 4 langkah 135cc dengan penggunaan variasi koil standar, , busi standar, busi platinum¸dan busi iridium. Pengujian dilakukan dengan alat uji percikan bunga api busi, dynotest, dan uji jalan. Hasil hasil pengujian menunjukkan bahwa percikan bunga api yang paling baik terdapat pada penggunaan
merk NGK dan koil racing dengan bunga api berwarna biru tua
suhu antara 8500 s.d. 11000 K, torsi dan daya terbesar terdapat pada penggunaan merk NGK G-Power dan koil KTC Racing dengan nilai kenaikan 3,56 % dan nilai kenaikan daya sebesar 5,21 % dibandingkan dengan
konsumsi bahan bakar paling rendah terdapat pada penggunaan dan koil KTC Racing dengan nilai kenaikan konsumsi bahan bakar sebesar 1,05 % dibandingkan dengan kondisi standar.
sistem pengapian, motor bensin 4 langkah, busi platinum¸ koil
Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang cukup banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, jumlah motor yang ada di
Indonesia mencapai 84.732.652.
Performa sepeda motor cenderung menurun ketika melewati wilayah yang bervariasi sehingga perlu dilakukan beberapa perubahan, salah satunya perubahan pada sistem pengapian . Penggantian koil dan busi diprediksi dapat meningkatkan
motor bensin 4 langkah, oleh
[1]
ersitas Muhammadiyah Jl. Lingkar Selatan , Tamantirto, Kasihan, Bantul , Yogyakarta 55183,
Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi banyak digunakan oleh komponen pada sistem pengapian ujian dilakukan dengan menggunakan motor bensin 4 langkah 135cc dengan penggunaan variasi koil standar, . Pengujian dilakukan asil pengujian menunjukkan bahwa percikan bunga api yang paling baik terdapat pada penggunaan dengan bunga api berwarna biru tua dengan suhu antara 8500 s.d. 11000 K, torsi dan daya terbesar terdapat pada penggunaan nilai kenaikan torsi 3,56 % dan nilai kenaikan daya sebesar 5,21 % dibandingkan dengan konsumsi bahan bakar paling rendah terdapat pada penggunaan dengan nilai kenaikan konsumsi bahan
koil racing
Performa sepeda motor cenderung menurun ketika melewati wilayah sehingga perlu dilakukan beberapa perubahan, salah satunya perubahan pada sistem enggantian koil dan busi si dapat meningkatkan kinerja motor bensin 4 langkah, oleh karena
variasi koil dan busi terhadap kinerja motor bensin 4 langkah.
II. Metode Penelitian 2.1. Bahan Penelitian 2.1.1. Sepeda Motor
Sepeda motor yang digunakan dalam penelitian ini adalah YAMAHA Jupiter MX 135 LC 4 Langkah 135 cc Tahun 2010.
2.2.2. Ignition Coil (Koil) 1. Koil Standar
Koil standar merupakan koil
original dari pabrikan sepeda motor digunakan untuk penggunaan harian. variasi koil dan busi terhadap kinerja
Sepeda motor yang digunakan dalam penelitian ini adalah YAMAHA Jupiter MX 135 LC 4 Langkah 135 cc
Ignition Coil (Koil)
Koil standar merupakan koil dari pabrikan sepeda motor, untuk penggunaan harian.
Koil KTC Racing
koil dengan performa tinggi,
penggunaan koil KTC Racing
untuk keperluan balap.
2.2.1. Spark Plug (Busi)
1. Busi NGK Standar
Busi tipe standar mempunyai diameter elektroda sebesar 1,5 sampai dengan 2 mm.
2. Busi NGK G-Power (Platinum
[2] merupakan
koil dengan performa tinggi,
Racing sesuai
Busi tipe standar mempunyai sebesar 1,5 sampai
Busi NGK G-Power
elektroda yang terbuat dari dandiameter elektroda 1,1 mm. 3. Busi TDR Ballistic
Busi TDR Ballistic
elektroda yang terbuat dari dandiameter elektroda 1,1 mm. 4. Busi Denso Iridium
Busi Denso Iridium
elektroda yang terbuat dari dandiameter elektroda 0,4 mm.
Power memiliki elektroda yang terbuat dari Platinum
elektroda 1,1 mm.
Ballistic memiliki elektroda yang terbuat dari Platinum
elektroda 1,1 mm.
Iridium memiliki elektroda yang terbuat dari Iridium
elektroda 0,4 mm.
Dynometer digunakan untuk
mengukur torsi dan daya sebuah mesin.
2. Alat Uji Pengapian
Alat uji pengapian digunakan untuk mengetahui besarnya bunga api yang dihasilkan pada busi.
3. Kamera High Speed
[3] digunakan untuk mengukur torsi dan daya sebuah
Alat uji pengapian digunakan untuk mengetahui besarnya bunga api
4. Buret
Gelas ukur, adalah alat untuk mengukur volume bahan bakar.
5. Tangki Mini A
Tangki Mini A digunakan sebagai pengganti tangki standar pada pengujian kinerja mesin yang
berfungsi untuk mempermudah
penggantian bahan bakar.
Gelas ukur, adalah alat untuk mengukur volume bahan bakar.
A digunakan sebagai pengganti tangki standar pada pengujian kinerja mesin yang
berfungsi untuk mempermudah
penggantian bahan bakar.
Tangki Mini B digunakan sebagai pengganti tangki standar pada pengujian konsumsi bahan bakar yang berfungsi agar perhitungan bahan bakar yang digunakan menjadi lebih akurat.
[4] Tangki Mini B digunakan sebagai pengganti tangki standar pada pengujian konsumsi bahan bakar yang berfungsi agar perhitungan bahan bakar yang digunakan menjadi lebih
Studi Literatur : Pengaruh Penggunaan 4 Jenis
Busi dan 2 Jenis Koil Persiapan Alat dan Bahan : 1. Persiapan Pengujian 2. Pengadaan Alat dan Bahan
Variasi Koil (Koil Standar & KTC Racing
Variasi Busi (Busi (NGK Standar, NGK
G-Power, TDR
Ballistic, Denso
Iridium)
Menghidupkan Alat Uji Mengatur Kecepatan Putar Pencatatan Hasil Pengujian
Mematikan Alat Uji
Semua Komponen Selesai Diuji
Analisis Percikan Bunga Api Busi Kesimpulan dan Saran
Selesai
Studi Literatur :
Pengaruh Kinerja Mesin Standar dengan Variasi Busi dan Varasi Koil Berbahan Bakar Premium
Persiapan Alat dan Bahan : 1. Persiapan Pengujian 2. Pengadaan Alat dan Bahan
Variasi Koil (Koil Standar & KTC Racing) Variasi Busi (Busi (NGK Standar, NGK
G-Power, TDR
Ballistic, Denso
Iridium)
Menghidupkan Alat Uji Posisi Gigi Transmisi 1 s.d. 3
Mematikan Mesin
Semua Komponen Selesai Diuji
Analisis dan Pengolahan Data Daya dan Torsi Kesimpulan dan Saran
Selesai
Data Output (rpm, HP, Q, T) dari PC dynometer
Studi Literatur : Pengaruh Penggunaan 4 Jenis
Koil Persiapan Alat dan Bahan : Pengadaan Alat dan Bahan
Racing) (NGK Standar, NGK
Menghidupkan Alat Uji Putar Pencatatan Hasil Pengujian
Mematikan Alat Uji
Semua Komponen
Bunga Api Busi Kesimpulan dan Saran
[5]
dengan Variasi Busi dan Varasi Koil Berbahan Bakar Premium
Persiapan Alat dan Bahan : Pengadaan Alat dan Bahan
(NGK Standar, NGK
Posisi Gigi Transmisi 1 s.d. 3
dan Pengolahan Data Daya dan Torsi HP, Q,
Studi Literatur :
Pengaruh Konsumsi Bahan Bakar dengan Variasi Koil dan Variasi Busi Berbahan Bakar Premium
Persiapan Alat dan Bahan : 3. Persiapan Pengujian 4. Pengadaan Alat dan Bahan
Variasi Koil (Koil Standar & KTC Racing
Variasi Busi (Busi (NGK Standar, NGK
G-Power, TDR
Ballistic, Denso
Iridium)
Menghidupkan Alat Uji Posisi Gigi Transmisi 1 s.d. 4
Mematikan Mesin
Semua Komponen Selesai Diuji
Analisis dan Pengolahan Konsumsi Bahan Bakar Kesimpulan dan Saran
Selesai
Pencatatan Hasil Pengujian
Pembahasan dan analisa ini
dilakukan dengan cara
membandingkan hasil percikan bunga api dari 4 jenis busi dan 2 jenis koil yang digunakan. Pada pengujian ini, penggunaan koil KTC Racing
busi NGK Standar (A’)
elektrodanya terbuat dari Platinum
memiliki bentuk elektroda runcing, menghasilkan ukuran percikan bunga
api yang cukup besar dan
menghasilkan warna bunga api kombinasi biru tua dan ungu dengan suhu mencapai 10000 s.d. 12000 Kelvin.
3.1.2. Pengaruh Jenis Koil
Pembahasan dan analisa ini
dilakukan dengan cara
Studi Literatur :
Pengaruh Konsumsi Bahan Bakar dengan Variasi ahan Bakar Premium Persiapan Alat dan Bahan :
Persiapan Pengujian Pengadaan Alat dan Bahan
Racing) (NGK Standar, NGK
Menghidupkan Alat Uji Posisi Gigi Transmisi 1 s.d. 4
Mesin
Semua Komponen
Konsumsi Bahan Bakar Kesimpulan dan Saran
Pencatatan Hasil Pengujian
A’ B’
C’ D’
A A’
[6] Pembahasan dan analisa ini
dilakukan dengan cara
percikan bunga api dari 4 jenis busi dan 2 jenis koil Pada pengujian ini,
Racing dengan (A’) yang inti
Platinum dan memiliki bentuk elektroda runcing, menghasilkan ukuran percikan bunga
api yang cukup besar dan
menghasilkan warna bunga api kombinasi biru tua dan ungu dengan 10000 s.d. 12000
Koil
Pembahasan dan analisa ini
penggunaan busi NGK Standar koil KTC Racing (B), m
ukuran percikan bunga api yang besar dan menghasilkan bunga api berwarna biru tua dengan suhu mencapai 10000 s.d. 12000 Kelvin.
3.2. Kinerja Mesin
3.2.1. Pengaruh Jenis Busi
5 6 7 8 9 10 11 12 13 4000 5000 6000 7000 8000 To rs i ( N m ) Putaran Mesin (rpm) NGK Standar NGK G TDR Ballistic Denso Iridium
Standardengan (B), menghasilkan ukuran percikan bunga api yang besar dan menghasilkan bunga api berwarna biru tua dengan suhu mencapai 10000
3.2.1. Pengaruh Jenis Busi
Pembahasan dan analisa ini
dilakukan dengan cara
membandingkan hasil torsi dan daya yang diperoleh dari 4 jenis busi dan 2 jenis koil yang digunakan.
pengujian ini, koil KTC
dengan busi NGK
menghasilkan torsi dan daya
dengan nilai kenaikan torsi sebesar 3,56% dan nilai kenaikan daya sebesar 5,21% dibandingkan dengan kondisi standar (busi standar dan koil standar).
8000 9000 10000 Putaran Mesin (rpm) NGK G-Power Denso Iridium 3 4 5 6 7 8 9 4000 5000 6000 7000 8000 Da ya (H P) Putaran Mesin (rpm) NGK Standar NGK G
TDR Ballistic Denso Iridium
[7] Pembahasan dan analisa ini
dilakukan dengan cara
membandingkan hasil torsi dan daya yang diperoleh dari 4 jenis busi dan 2 jenis koil yang digunakan. Pada
koil KTC Racing
NGK G-Power
dan daya terbesar nilai kenaikan torsi sebesar 3,56% dan nilai kenaikan daya sebesar 5,21% dibandingkan dengan kondisi standar (busi standar dan koil standar).
8000 9000 10000 Putaran Mesin (rpm)
NGK G-Power Denso Iridium
Pembahasan dan analisa ini
dilakukan dengan cara
membandingkan hasil torsi dan daya yang diperoleh dari satu jenis busi dan 2 jenis koil yang digunakan. pengujian ini, busi NGK
dengan koil KTC
menghasilkan torsi dan daya terbesar dengan nilai kenaikan torsi sebesar 3,56% dan nilai kenaikan daya sebesar
4 5 6 7 8 9 10 11 4000 5000 6000 7000 8000 To rs i ( N m ) Putaran Mesin (rpm) Koil Standar Koil Racing 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 4000 5000 6000 7000 8000 Day a (H P) Kecepatan Putar (rpm) Koil Standar Koil Racing
Pembahasan dan analisa ini
dilakukan dengan cara
membandingkan hasil torsi dan daya yang diperoleh dari satu jenis busi dan 2 jenis koil yang digunakan. Pada
busi NGK G-Power
koil KTC Racing
menghasilkan torsi dan daya terbesar dengan nilai kenaikan torsi sebesar 3,56% dan nilai kenaikan daya sebesar
3.3. Konsumsi Bahan Bakar 3.3.1. Pengaruh Jenis Busi
Pembahasan dan
dilakukan dengan cara
membandingkan hasil konsumsi bahan bakar yang diperoleh dari 4 jenis busi dan 2 jenis koil yang digunakan. pengujian ini, koil KTC
busi NGK G-Power memiliki nilai konsumsi bahan bakar terendah dengan besar konsumsi bahan bakar 63,79 km/l dan nilai kenaikan konsumsi bahan bakar sebesar 1,05 % dibandingkan dengan kondisi standar (busi standar dan koil standar)
8000 9000 10000 Putaran Mesin (rpm) 8000 9000 10000 Kecepatan Putar (rpm) 62,77 63,79 62,19 60 60,5 61 61,5 62 62,5 63 63,5 64 [8]
3.3. Konsumsi Bahan Bakar 3.3.1. Pengaruh Jenis Busi
analisa ini
dilakukan dengan cara
membandingkan hasil konsumsi bahan bakar yang diperoleh dari 4 jenis busi dan 2 jenis koil yang digunakan. Pada pengujian ini, koil KTC Racing dan memiliki nilai konsumsi bahan bakar terendah dengan besar konsumsi bahan bakar dan nilai kenaikan konsumsi bahan bakar sebesar 1,05 % dibandingkan dengan kondisi standar (busi standar dan koil standar).
Pembahasan dan analisa ini
dilakukan dengan cara
membandingkan hasil konsumsi bahan bakar yang diperoleh dari satu jenis busi dan 2 jenis koil yang digunakan. Pada pengujian ini, busi NGK Power dan koil KTC Racing
nilai konsumsi bahan bakar tere dengan besar konsumsi bahan bakar 63,79 km/l dan nilai kenaikan konsumsi bahan bakar sebesar 1,05 %
VII. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah
dilakukan didapatkan beberapa
kesimpulan yang dapat diambil.
1. Dari pengujian percikan bunga
api busi, dapat disimpulkan bahwa busi NGK Standar dengan koil KTC Racing merupakan busi yang paling
63,57 55 56 57 58 59 60 61 62 63 Koil Standar Ko ns um si B ah an B ak ar (k m
Pembahasan dan analisa ini
dilakukan dengan cara
membandingkan hasil konsumsi bahan bakar yang diperoleh dari satu jenis busi dan 2 jenis koil yang digunakan. Pada pengujian ini, busi NGK
G-Racing memiliki nilai konsumsi bahan bakar terendah dengan besar konsumsi bahan bakar dan nilai kenaikan konsumsi bahan bakar sebesar 1,05 %.
VII. Kesimpulan dan Saran
Dari penelitian yang telah
dilakukan didapatkan beberapa
kesimpulan yang dapat diambil. Dari pengujian percikan bunga api busi, dapat disimpulkan bahwa busi NGK Standar dengan koil KTC Racing merupakan busi yang paling
yang merupakan penghasil arus yang lebih besar dibandingkan dengan koil standar, sehingga akan diperoleh suhu bunga api busi yang tinggi yang dapat membantu proses pembakaran dalam ruang bakar menjadi lebih sempurna dan diprediksi dapat menghasilkan torsi dan daya yang maksimum.
2. Dari pengujian kinerja me dapat disimpulkan bahwa kenaikan nilai torsi dan daya terbesar terdapat pada penggunaan koil KTC Racing dan busi NGK G-Power dengan nilai kenaikan torsi sebesar 3.56 % dan nilai kenaikan daya sebesar 5.21 % dibandingkan dengan kondisi standar (busi NGK standar dan koil standar). Hal ini disebabkan oleh tegangan listrik yang dihasilkan oleh koil KTC Racing lebih besar dibandingkan dengan koil standar sehingga percikan bunga api dan suhu yang dihasilkan oleh busi NGK G-Power menjadi lebih tinggi. Dengan demikian proses pembakaran yang terjadi pada ruang bakar menjadi lebih sempurna dan
63,79
Koil KTC Racing
[9] yang merupakan penghasil arus yang andingkan dengan koil standar, sehingga akan diperoleh suhu bunga api busi yang tinggi yang dapat membantu proses pembakaran dalam ruang bakar menjadi lebih sempurna dan diprediksi dapat menghasilkan torsi dan daya yang maksimum.
Dari pengujian kinerja mesin, dapat disimpulkan bahwa kenaikan nilai torsi dan daya terbesar terdapat pada penggunaan koil KTC Racing Power dengan nilai kenaikan torsi sebesar 3.56 % dan nilai kenaikan daya sebesar 5.21 % dibandingkan dengan kondisi standar GK standar dan koil standar). Hal ini disebabkan oleh tegangan listrik yang dihasilkan oleh koil KTC Racing lebih besar dibandingkan dengan koil standar sehingga percikan bunga api dan suhu yang dihasilkan Power menjadi lebih demikian proses pembakaran yang terjadi pada ruang bakar menjadi lebih sempurna dan
dan daya yang maksimum.
3. Dari pengujian konsumsi
bahan bakar, dapat disimpulkan bahwa konsumsi bahan bakar terbaik terdapat pada penggunaan koil KTC Racing dan busi NGK G-Power dengan nilai kenaikan konsumsi bahan bakar sebesar 1.05 % dibandingkan dengan kondisi standar (busi NGK standar dan koil standar) yang mengindikasikan terjadinya penghematan konsum bahan bakar. Hal ini disebabkan oleh tegangan listrik yang dihasilkan oleh koil KTC Racing akan
suhu bunga api yang lebih besar dibandingkan dengan koil standar namun masih optimum dengan titik penguapan bahan bakar premium,
sehingga menjadikan proses
pembakaran bahan bakar premium menjadi lebih sempurna dan bahan bakar yang terbuang lingkungan menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan 3 jenis busi yang lainnya. dan daya yang maksimum.
Dari pengujian konsumsi bahan bakar, dapat disimpulkan bahwa
akar terbaik terdapat pada penggunaan koil KTC Racing Power dengan nilai kenaikan konsumsi bahan bakar sebesar 1.05 % dibandingkan dengan kondisi standar (busi NGK standar dan koil standar) yang mengindikasikan terjadinya penghematan konsumsi Hal ini disebabkan oleh tegangan listrik yang dihasilkan oleh akan menghasilkan yang lebih besar dibandingkan dengan koil standar namun masih optimum dengan titik penguapan bahan bakar premium,
ikan proses
pembakaran bahan bakar premium menjadi lebih sempurna dan bahan bakar yang terbuang lingkungan menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan 3 jenis busi yang lainnya.
“Penggerak Mula Motor Bakar Torak”. ITB, Bandung.
Badan Pusat Statistik. 2013.
“Perkembangan Jumlah
Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2013”. Diakses pada 11 April 2016 dari http://www.bps.go.id/linkTabelSta tis/view/id/1413. Pada
19.10 WIB.
Jama, Jalius. 2008. “Teknik Sepeda Motor Jilid 2”. Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral. 2008. “SK Dirjen Migas No : 3674 K/24/DJM/2006”. Diakses 14 April 2016 dari http://www.esdm.go.id/batubara/c at_view/64-regulasi/65
lain/271-keputusan-direktur jenderal/270-keputusan
migas.html. Pada pukul 20.43 WIB.
Lowel EDU. 2010. “Colour
Temperature in Imaging”. Diakses
pada 2 Juni 2016 dari