• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam skala polybag maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam skala lapangan di lahan kering atau lahan yang marjinal guna mengetahui tingkat efektifitas MVA dan populasi Rhizobacteri indigenous Merapi isolat MB+MD serta untuk mengetahui apakah Rhizobacteri indigenous dapat bersimbiosis dengan mikroorganisme lainnya yang ada di lingkungan sekitar. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan NPK100% yang ditambah dengan inoklum mikoriza untuk mengetahui apakah dengan NPK 100%+mikoriza memberikan pertumbuhan tanaman yang seimbang dengan perkembangan akar tanaman padi Segreng Handayani.

81

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, S.P. 2011. Budidaya padi Gogo. http://sawitwatch. or.id/download/ manual

%20dan%20modul/148_Budi%20daya%20Padi%20Gogo%201.pdf.

Diakses tanggal 5 Maret 2015.

Agung_Astuti. 2012. Isolasi Rhizobacteri indigenous Lahan Pasir Vulkanik Merapi yang Tahan Terhadap Cekaman Kekeringan. Seminar Ilmiah di Fakultas Pertanian UMY.

Agung_Astuti, Sarjiyah dan Hariyono. 2013a. Uji Potensi Rhizobacteri Indigenous Lahan Pasir Vulkanik Merapi Untuk Dikembangkan Sebagai Pupuk Hayati Di Lahan Marginal, Dalam Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Lahan Marginal Sumberdaya Lokal untuk Mendukung Ketahanan Pangan Lokal, HITI & UNSOED Purwokerto, 8 Juni 2013. Agung_Astuti, Haryono dan Murdianto. 2013b. Pengaruh Frekuensi Penyiraman

Dan Inokulasi Rhizobacteri Indigenous Vulkanik Merapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi Ir64 (Oryza sativa). Skripsi Mahasiswa Umy (tidak dipublikasikan).

Agung_Astuti. Haryono dan M. H. Rachman. 2014a. Pengujian Toleransi Terhadap Cekaman Kekeringan Pada Berbagai Varietas Padi Yang Diinokulasi Rhizobakteri Indigenous Merapi. Skripsi Mahasiswa Pertanian UMY (Tidak Dipublikasikan).

Agung_Astuti. Sarjiyah. A. Fitri. 2014b. Pengaruh Formulasi Inokulum Padat Dan Bahan Pengemas Terhadap Aktivitas Rhizobacteri Indigenous Merapi Dan Pertumbuhan Padi Dalam Cekaman Kekeringan. Skripsi Mahasiswa FP UMY. Tidak Dipublikasikan.

Agus Arianto. 2016. Kajian berbagai jenis dan takaran kompos terhadap pertumbuhan dan hasil padi Segreng inokulasi Rhizobacteri di tanah pasir pantai dengan cekaman kekeringan. Skripsi mahasiswa Fakultas Pertanian UMY (Tidak dipublikasikan).

Ai, N. S dan P. Torey. 2013. Karakter Morfologi Akar Sebagai Indikator Kekurangan Air Pada Tanaman (Root Morphological Characters As Water-Deficit Indicators In Plants). Jurnal Bioslogos.3(1). 32-33.

Andoko, A. 2002. Budidaya Padi secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. 98 hal.

Andriawan, I. 2010. Efektivitas Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L). http://respository. ipb.ac.id/handle/ 123456789/ 44800. Diakses tanggal 04 Febuari 2015.

Anonim. 2007. Faktor yang Mempengaruhi Infeksi MVA. http://mbojo. wordpress.com/2007/03/16/ mikoriza/, diakses tanggal 25 Januari 2016. Apriyanti. 2007. Pengujian Bentuk Dan Takaran Inokulum Terhadap Aktivitas

Infeksi Dan Nodulasi Akar Tanaman Kerandang (Pueraria phaseoloides

sp.) Di Tanah Pasir Pantai. 35 hal.

Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Barat. 2010. Usahatani Padi Gogo.http://kalbar.litbang.pertanian.go.id/ind/images/ stories/leaflet/padi_gogo.pdf. Di akses tanggal 04 Febuari 2015.

Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi Tanaman Pangan Angka Ramalan II (Aram II) 2014 dalam Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Katalog BPS:9199017. Edisi 54 November 2014.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat. 2010. Petunjuk teknis Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Padi Gogo. (http://jabar.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/publikasi/brosurbook let/

114.petunjuk-teknis-ptt-padi-gogo. Diakses pada tanggal 29 Febuari 2015.

Baon, J.B. 1996. Bioteknologi Mikoriza Pelestari Sumber Daya Alam di Perkebunan: Mitos, Kenyataan Ilmiah dan Tantangannya. Makalah Seminar Nasional Paradigma Dasar dan Inovasi Iptek Menyongsong Pertanian Abad Ke21. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta, 24-25 Juli 1996.

Barea, Jose´-Miguel ., Marı´a Jose´ Pozo, Rosario Azco´n and Concepcio´n Azco´n-Aguilar .2005. Microbial co-operation in the rhizosphere. Journal of Experimental Botany 56 (417): 1761–1778.

Brock, 1997. Biology of Microorganisms. Southern Illinois University-carbondale. Prentice. Hall International, Inc. 106 p.

Buckman, H. O and N. C. Brady. 1969. The Nature and Properties of Soils. The MacMillan Company. New York. 788 p.

Chang, Y.C.; Y.C. Chang; R. Baker; O. Kleifeld and I. Chet (1986). Increased Growth Of Plants In The Presence Of The Biological Control Agen Trichodermaharzianum. Plant Disease, 70, 145-148.

Dewi, I. R. 2007. Rhizobacteria Pendukung Pertumbuhan Tanaman (Plant Growth Promotor Rhizobacteria). Makalah Mahasiswa Agronomi. Universitas Padjajaran.

Djojosuwito, S. 2000. Azolla Pertanian dan Multiguna. Kanisius. Yogyakarta. 200 hal.

Dobermann and Fairhurst. 2000. Rice Nutrient Disorder and Nutrient Management. International Rice Research Institute. Philippines. 201 p.

Dwidjoseputro, D. 1994. Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 232 hlm.

Effendi, Y. 2008. Kajian Resistensi Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza Sativa L.) Terhadap Cekaman Kekeringan. Tesis Mahasiswa Jurusan Agronomi. Universitas Sebelas Maret.

Efp Again. 2013. Pengendalian Hama Putih (Nymphula Depunctalis). http//:www.Efpagain.blog.com.pengendali-hama-putih. Diakses tanggal 15 Maret 2016.

Elisabeth DW 2013. Pengaruh Pemberian Berbagai Komposisi Bahan Organik Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah. Malang. Jurnal Produksi Tanaman 1:3 97 hal.

Farooq, M. Kobayashi, N. Ito, O. Wahid, A dan Serraj, R. 2010. Broader Leaves Result In Better Performance Of Indica Rice Under Drought Stress.

Http://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Pubmed/20392520. Diakses pada tanggal 05 Januari 2015.

Fauzi, A. 1997. Studi Beberapa Tolok Ukur Viabilitas Benih Padi Gogo untuk Indikasi Fisiologi Sifat Tahan terhadap Kekeringan. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 43 hal.

Fembria I.W., Agung_Astuti dan Haryono. 2010. Pengaruh Inokulasi

Rhizobakteri osmotoleran- Fiksasi Nitrogen dan Kondisi Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Merah-Putih.Skripsi Mahasiswa Fakultas Pertanian UMY. Hal 82.

Frey-Klett, P., J. Garbaye, and Tarkka. 2007. The Mycorrhiza Helper Bacteria Revisited. New phytologist 176 : 22-36.

Gardner, F. P.,R.B. pearce dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan Herawati Susilo. Universitas Indonesia. Jakarta. 95 hal. Gatot_Kustiono, Indarwati dan Jajuk Herawati. 2009. Kajian Aplikasi Kompos

Azolla dan Pupuk Anorganik untuk Meningkatkan hasil Padi Sawah (Oryza sativa L.). Http://pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-content/ uploads/kajian-aplikasi-kompos-azolla-dan-pupuk-anorganik-untuk-men- ingkatkan-hasil-padi-sawah-oryza-sativa-l.pdf. Di akses 20 Januari 2015. Giovannetti, M dan B. Mosse. 1980. An Evaluation Of Technigue For

Measuring Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal Infection In Roots. New Phytol 84 :489-500.

Gunawan, I dan R. Kartina. 2012. Substitusi Kebutuhan Nitrogen Tanaman Padi Sawah oleh Tumbuhan Air Azolla (Azollae pinnatae). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 12 (3) : 175-180.

Haas, D. and Devago, G. (2005). Biologycal Control Of Soil-Borne Pathogens by Fluorescens Pseudomonads. Nature Reviews Microbiology. 1 : 1-13. Hadi, S, 1994. Ekofisiologi Fungi. Program Pelatihan Biologi dan Bioteknologi

Mikoriza. SEAMEO BIOTROP. Bogor.

Handayani, M. 2012. Fase Pertumbuhan Sel Bakteri. https:// tothelastbreath. wordpress.com/2012/06/11/fase-pertumbuhan -bakteri/. Diakses tanggal 10 Desember 2015.

Hartmann, A., SR. Prabhu and EA. Galinski. 1991. Osmotolerance of Diazotropic Rhizosphere Bacteria Plant and Soil. 137 : 105 – 109.

Haryanto. 2010. Pemanfaatan Azolla Sebagai Sumber Nitrogen Terbarukan Dalam Sistem Budidaya Padi Sawah yang Ramah Lingkungan. Laporan kemajuan program insentif. Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi. BATAN.

Hasanah, N. A. U, Agung_Astuti dan L. Utari. 2008. Kajian Aktivitas Rhizobakteri Fiksasi N-Tahan Cekaman Kekeringan Dengan Berbagai Kondisi Air dan Macam Inokulum Pada Padi Merah-Putih R1. Skripsi Mahasiswa FP UMY. Tidak Dipublikasikan.

Hendrarti, E., D. Sopandie, K. Idris, dan E. L. Sisworo.1998. Pengaruh Lapisan Azolla terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Efisiensi Penggunaan Pupuk Urea Bertanda 15n Pada Padi Sawah. Pertemuan ilmiah penelitian dan pengembangan aplikasi isotop dan radiasi, Jakarta (Indonesia), 18-19 Feb 1998. BATAN, Jakarta.

Hildebrandt, Ulrich, Fouad Ouziad, Franz-Josef Manner, and Hermann Bothe. 2005. The Bacterium Paenibacillus Validus Stimulates Growth Of The Arbuscular Mycorrhizal Fungus Glomus Intrardices Up To The Formation Of Fertile Spores. FEMS Microbiol Lett 254 : 258-267. Husen, E. dan Irawan. 2010. Efektivitas dan Efisiensi Mikroba Dekomposer

Komersial dan Lokal dalam Pembuatan Kompos Jerami.

http://balittanah.litbang.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 21 Januari 2015.

Iriyanto. 1993. Kombinasi Kompos Azolla Dengan Urea Terhadap Tanaman Cabai Merah. KANISIUS. Yogyakarta. 157 hal.

Jumin.H.B. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 80 hal.

Kaimuddin, B., Ibrahim dan L. Tangko. 2008. Budidaya Padi Sawah Irigasi Dengan Aplikasi Azolla dan Ikan Nila. Journal Agrivigor 7(3):242-253. Kabirun, S. 1994. Peranan Endomikoriza dalam Pertanian. PAU Bioteknologi IPB

kerjasama PAU Bioteknologi UGM. Bogor. 150 hal.

Kabirun, S. 2002. Tanggapan Padi Gogo terhadap Inokulasi Jamur Mikoriza Arbuskula dan Pemupukan P Di Entisol. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 3 (2) : 49-56.

Kloepper, J. W. 1993. Plant Growth Promotting Rhizobacteria as Biological Control Agents. Dalam: F.B. Metting, Jr. (ed). Soil Microbiology Ecology Application in Agricultural and Environmental Management. Marcel Dekker Inc. New York. P. 255-27.

Kramer, P. J. 1972. Plant and Soil Water Relationship. A Modern Synthesis. Reprinted in India Arrangement with Mc Graw Hill Inc. New York. 428 p. Kristamtini dan Prajitno A. L. 2009. Karakterisasi Padi Beras Merah Segreng Varietas Unggul Lokal Gunungkidul. Jurnal Ilmu-ilmu Pengetahuan. 5(2) : 45-51.

Kung'u, J. B. 2008. Effect of vesicular-Arbuscular Mycorrizha (VAM) Innoculation on Growth Performance of Senna spectabilis. School of Pure and Apllied Sciences, Kenyatta University. http://www.ciat.cgiar.org. Diakses tanggal 25 Desember 2015.

Kusumo, D. 2008. Beberapa Hasil Penelitian Tentang Azolla.

http://kolamazolla.blogspot.com/2009/10/penelitian-azolla-di-faperta-ugm. html. Diakses tanggal 22 Desember 2015.

Kusumastuti, A., T. Yuwono dan J. Soedarsono. 2003. Peran Bahan Organik dalam Interaksi Rhizobakteri osmotoleran dan padi IR-64 pada dua aras lengas tanah di Udipsament. Tesis Program Studi Ilmu Tanah UGM. 100 hal.

Ladha JK, I Watanabe 1987. Biocemical Basis of Azolla-Anabaena Azollae Simbion. In. Proceeding ; of The Workshop on Azolla Use. Fuzhou, Fujian, China.IRRI.Manila. Philippines :47-57.

Lakitan, B. 2007. Fisiologi tanaman Tropik. Andi Offiset. Yogyakarta 59 hal. Lafitte, R. 2003. Managing Water For Kontrolled Drought In Breeding Plots. In

Rice for Drought-Prone Environments. International Rice Research Institute. Los Banos. p. 23-26.

Lukitanigdyah, D. R. 2013. Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular Arbuskular Indigenous Asal Desa Pangpong Kec. Labang Kab. Bangkalan Madura pada Perakaran Tanaman Padi (Oryza Sativa), Kedelai (Glycine Max), Dan Tanaman Gulma Rumput Teki (Cyperus Rotundus). Skripsi Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. 130 hal.

Lukiwati, D. R. dan Simanungkalit, R. D. M. 2001. Dry Matter Yield P Uptake of Maize With Combination Of Phosphorus Fertilizer From Different Sources and Glomus Fasciculatum Inoculation. Konas. Yogyakarta. 175 hal.

Makarim K., dan E. Suhartatik. 2009. Morfologi Dan Fisiologi Tanaman Padi,

http://www.litbang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itkp11.pdf Diakses tanggal 12 Desember 2015.

Manuhuttu, A. P, H. Rehatta, dan J. J. G. Kailola. 2014. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Hayati Bioboost Terhadap Peningkatan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa. L). Jurnal Agrologi. 3(1). Hal 8

Muis, A., D. Indradewa, J. Widada. 2013. Pengaruh Inokulasi Mikoriza Arbuskular Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine Max (L.)Merrill) Pada Berbagai Interval Penyiram. Vegetalika 2(12):7-20. Mulyadi. 1992. Pengaruh Jamur VA Mikoriza Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil

Padi Gogo Pada Berbagai Kondisi Tanah. Tesis FTP UGM. (Tidak Dipublikasikan).

Musfal. 2010. Potensi Cendawan Mikoriza Arbuskula Untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung. Jurnal Litbang Pertanian, 29:4. 69 hal.

Nainggolan, T., Rahmaniah, E. Samah. 2001. Cendawan Mikoriza dan Pupuk Organik Kascing Meningkatkan Serapan Hara dan Air Oleh Akar. Fakultas Pertanian UMA. 101 hal.

Noviana, L dan B. Raharjo. 2009. Viabilitas Rhizobakteri Bacillus sp. DUCC-BR K1.3 pada Media Pembawa Tanah Gambut Disubstitusi dengan Padatan Limbah Cair Industri Rokok. BIOMA. ISSN: 1410-8801. Vol. 11, No. 1, Hal. 30-39

Nurbaity, A., A. Herdiyantoro and O. Mulyani. 2009. Utilization of Organic Materials as Carrier of Arbuskula Mycorrhizal Fungi Inoculant. J. Biol. XIII (1) : 17-11.

Purwaningsih, E. 2011. Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) Sebagai Pupuk Hayati. www.widyamandala.ac.id. Diakses 9 November 2015.

Putri, S. P. C. 2011. Biofortifikasi Padi Beras Merah (Oryza Sativa L) Melalui Pemberian Pupuk Kandang Sapi Yang Diperkaya Dan Pengelolaan Kadar Lengas. Skripsi Mahasisa Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.

Prayudyaningsih, R. 2014. Pertumbuhan Semai Alstonia scholaris, Acacia auriculiformis Dan Muntingia calabura Yang Diinokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula Pada Media Tanah Bekas Tambang Kapur. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. Vol 3(1). Hal 17-18.

Rahmatika W. 2010. Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa L) Akibat Pengaruh Persentase N (Azolla dan Urea). Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. Hal 84-88.

Rakhmawati. 2006. Kajian Frekuensi Penyiraman dan Inokulasi VAM (Vesicular Arbuscular Mikoriza) Pada Budidaya Padi di Tanah Pasir Pantai. Skripsi Mahasiswa Pertanian UMY (Tidak Dipublikasikan).

Rao, S. 1994. Mikroba Tanah dan Pertumbuhan Tanaman, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Rasjid, H., E. L. Sisworo.,Y. Wemay dan W.H. Sisworo. 2000. Efisiensi N-urea Pada Padi Sawah yang Diaplikasi dengan Azolla. Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, Jakarta (Indonesia) tahun 2000.- ISBN 979-95709-5-6. p. 139-143.

Rochdianto, A. 2008. Manfaat tanaman Azolla. Dikutip dari http://agusrochdianto .mutiply.com diakses tanggal 14 Febuari 2015.

Rokhminarsi, E, Hartati, Suwandi. 2003. Pertumbuhan Dan Hasil Tomat Ceri Pada Pemberian Pupuk Hayati Mikoriza, Azolla Serta Pengurangan Pupuk N Dan P. Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” 11(2): hal 94-95.

Sabev. H. A, Handley. P. S, Robson G. D. 2006. Fungal Colonization Of SoilBuried Plasticized Polyvinyl Chloride (Ppvc) And The Impact Of Incorporated Biocides. Microbiology. 152, 1731–1739

Samidjo, G.S., T. Yuwono dan J. Soedarsono. 2002. Kajian Peranan Inokulasi Rhizobakteri Osmotoleran Pada Tanaman Padi di Tanah Pasir Pantai. Tesis Program Studi Agronomi. UGM. 66 hal.

Santoso, D. 2015. Kajian Perbanyakan Lactobacillus plantarum Pada Media Modifikasi MRS Broth Berbahan Campuran Air Kelapa Dan Libah Cair Tempe Untuk Pembuatan Tepung Mocaf. Skripsi Mahasiswa FP UMY. Tidak Dipublikasikan

Sasli,I. 2004. Peranan Mikoriza Vesikula Arbuskula (MVA) dalam Peningkatan Resistensi Tanaman Terhadap Cekaman Kekeringan. Pengantar ke Falsafah Sains (PPS702). Institut Pertanian Bogor. 99 hal.

Sastrahidayat, I.R. 1995. Studi Rekayasa Teknologi Pupuk Hayati Mikoriza. Prosiding Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional VI Jakarta. Hal 11-15. Schenck, N.C. and Perez, Y., 1990. Manual For The Identification Of

Vamycorrhizal (VAM) Fungi. Univ. Of Florida Press, Florida, USA, pp.241.

Sinwin,R.M, Mulyati, dan Lolita, E.S. 2006. Peranan Kascing Dan Inokulasi Jamur Mikoriza Terhadap Serapan Hara Tanaman Jagung. Jurnal Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram: 1-8 hal. Sitompul, S.M dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta.Soedarmo HDH dan Djojoprawiro P . 1985. Fisika Tanah Dasar. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor. 412 hal.

Sieverding, E. 1991. Vesicular-Arbuscular Mycorrhiza Management in Tropical Agroecosystem. Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH. Eschborn. P. 39-41

Sumberini. 2002. Pemanfaatan Azolla Sp Sebagai Pupuk Organik. Buletin Pertanian dan Peternakan. 3(6) : 41-45.

Sunaryo, J. 2009. Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sistem Intensifikasi Pada Berbagai Populasi. Skripsi Mahasiswa Fakultas Pertanian UMY. Tidak Dipublikasikan

Susilowati, L.E., Yuwono dan Soedarsono (1997). Asosiasi Antara Rhizobakteri Dengan Tanaman Padi Gogo Di Tanah Regosol Pada Berbagai Aras Lengas Tanah. Tesis. Fakultas Pertanian UGM. 63 hal.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Kanisius.Yogyakarta.110 hal.

Sutardi, Kristamtini dan Setyorini Widyayanti. 2009. Seleksi Potensi Hasil Beberapa Galur Harapan Padi Gogo di Desa Sidomulyo Kabupaten Kulon Progo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. Yogyakarta. 100 hal

Suyono. 2003. Pengaruh Inokulasi Bakteri dan Endomikoriza terhadap Pertumbuhan Sengon (Paraserianthes falcataria). Skripsi Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB. 120 hal.

Syamsiyah, J., B. H. Sunarminto., E. Hanudin dan J. Widada. 2012. Pengaruh Inokulasi Jamur Mikoriza Arbuskula Terhadap Glomalin, Pertumbuhan

Dan Hasil Padi (Effect Of Arbuscular Mycorrizhal Fungi Inoculation On Glomalin, Growth And Rice Yield). Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (1) : 41-45.

Syarif, RG 2013. Pengaruh Dosis Inokulum Azolla dan Pupuk Kalium Organik Terhadap Ketersediaan K dan Hasil Padi Pada Alfisol Jumantono, Karanganyar. UNS Press. Surakarta

Syib’li. M. A. 2008. Jati Mikoriza, Sebuah Upaya Mengembalikan Eksistensi Hutan dan Ekonomi Indonesia. http://-www.kabarindonesia.com. Diakses tanggal 14 Febuari 2015.

Talanca,A.H, dan A.M. Adnan. 2005. Mikoriza dan Manfaatnya Pada Tanaman. BPTS. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuam Tahunan. PEJ dan PFJ XVJ. Komda Sul-Sel.2005. ISBN : 979-95025-6-7.

Tjokronegoro P. D dan A. W. Gunawan. 2000. Te Role of Glomus Fasciculatum And Soil Water Conditions On Growth Of Soybean and Maize. Jurnal Mikrobiologi Indonesia. Media Komunikasi Mikrobiologi Dan Bioteknologi :1-3.

Tritowirjono,S. 1992. Pewarisan Sifat Jumlah Pada Tanaman Padi (Oryza sativa

L.) Jurnal Penelitian Pertanian 12(1): Hal 8-13.

Turjaman M, Tamai Y, Santoso E. 2006. Arbuscular Mycorrhizal Fungi Increased Early Growth Of Two Nontimber Forest Product Species Dyera Polyphylla And Aquilaria Filarial Under Greenhouse Condition. Mycorrhiza 16:456-464.

Utami D. W., Kristamtini, Prajitno al. KS. 2009. Karakterisasi Plasma Nutfah Padi Beras Merah Lokal Asal Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Karakter Morfo-Agronomi dan Marka SSRs. Yogyakarta. 51 hal.

Widiastuti, H. 1993. Jamur MVA di Beberapa Tanah Masam Dari Jawa Barat. Menara Perkebunan, 60 (1) : 9-19.

Widiastuti, H,. N. Sukarno,. L. K. Darusman,. D.H. Gunadi,.S. Smith dan E. Guhardja. 2005. The use of Arbuskula Mycorrhizal Fungi Sporesasthe Inoculum to Improve Growth and Nutrient Uptakeof Oil Palm Seedlings. J. Menara Perkebunan73(1) : 26-34.

Wuryaningsih, Y. R. 2010. Pengaruh Berbagai Formulasi dan Lama Penyimpanan Pupuk Organik cair Diperkaya Rhizobakteri osmotoleran Terhadap Pertumbuhan Awal Tanaman Padi. Skripsi Mahasiswa FP UMY. Tidak Dipublikasikan.

Yoshida, S. 1981. Fundamentals of Rice Crop Scinse. Tre International Rice Research Institute. Los Banos, Laguna. Philippine

LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Perbanyakan isolat MB dan MD Rhizobacteri Indigenous

Merapi Diinokulasikan Carrier MB MD MB MD MB MD Kultur Kerja

Inkubasi Pada Suhu Ruang Selama 48 Jam

Inokulasi pada 20 ml LBC Isolat Hasil Peremajaan

@1 ose Inokulasikan pada 10 ml

Inkubasi pada suhu ruang Selama 48 Jam

Perbanyakan Isolat

MB MD

5 ml per Isolat setiap Erlenmeyer (10% dari 50 ml LBC

20 ml Isolat Hasil Perbanyakan MB MD

50 ml LBC per Erlenmeyer

Inkubasi selama 48 jam pada Shaker 340 rpm pada suhu ruangan lalu Uji 50 ml per Isolat setiap Erlenmeyer

Inkubasi Selama 1 Bulan. Uji Viabilitas Bakteri

dan Cek Ph Inokulum Pada Setiap 1 Minggu Sekali

Formula Inokulum Padat Diaplikasikan

Pada Benih Padi Segreng Handayani

2 ose isolat dari kultur kerja

50 gr Carrier per kemasan

Lampiran 2. Layout penelitian perlakuan tanaman koreksi layout perunit Keterangan : A: Rhizobakteri +NPK 100% B: Rhizobakteri+NPK75%+Kompazolla C: Rhizobakteri+NPK75%+Mikoriza

D: Rhizobakteri+ NPK75%+ Kompazolla +Mikoriza KB: Tanaman korban TS: Tanaman sampel CD: tanaman cadangan TK: tanaman koreksi A (3) C (1) C (2) D (2) B (3) B (1) C (3) A (1) B (2) D (3) A(2) D (1) K TS TS TS C K K TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK TK

Lampiran 3. Karakterisasi Koloni Rhizobacteri indigenous Merapi (Pada medium LB tanpa stres)

No Karakterisasi Koloni Isolat MA Isolat MB Isolat MD

1 Warna Putih serabut Putih Putih cream

2 Diameter 0,1 cm 0,2 cm 1,5 cm

3 Bentuk Koloni Curled Circular Ramuse

4 Bentuk Tepi Undulate Entire Filamentous

5 Elevasi Convex Law convex Convex rugose

6 Struktur Dalam Transparant Coarsely Granular Arborescent

7 Bentuk Sel Baccil Baccil Coccus

8 Gram Negatif Negatif Negatif

Sumber : Agung _Astuti dkk (2012)

No Potensi Isolat MA Isolat MB Isolat MD

1 Stres NaCl 2,75 M ++ ++ ++

2 Pelarutan P + ++ +++++

3 Nitrifikasi Merah ++ Merah +++ Merah ++

Lampiran 4. Komposisi Media 1. Media Luria Bertani Cair/L

a. Tryptone = 10 ml b. Yeast Extract = 5 gram c. NaCl = 10 gram d. Aquadest = 1000 ml

e. pH = 7,2

2. Media Luria Bertabi Aagar/L a. Tryptone = 10 ml b. Yeast Extract = 5 gram c. NaCl = 10 gram

d. Agar = 15 %

e. Aquadest = 1000 ml

Lampiran 5. Kebutuhan benih, carrier inokulum padat dan starter campuran Rhizobacteri indigenous Merapi saat persemaian. a. Kebutuhan benih untuk penanaman

Berat 1000 butir benih padi Segreng Handayani = 27 g Kebutuhan benih per polibag =2x27 1000=0,054 g / polibag Total kebutuhan benih = 0,054 g x 120 polibag

= 6,48 g 8 g

b. Kebutuhan inokulum padat dan starter campuran Komposisi carrier setiap 50 g inokulum padat;

No Carrier inokulum padat Kebutuhan Satuan

1 Gambut 44,5 Gram

2 Gula 0,5 Gram

3 Arang aktif 5 Gram

Kebutuhan inokulum padat per kg benih = 6 g/kg

Kebutuhan inokulum padat per/polibag = 6 � 0,0 � = 0,000324 g = 0,000324 g

Kebutuhan inokulum padat untuk 8 g benih = 6 � 8 � = 0,048 g inokulum= 1 g inokulum

Kebutuhan inokulum padat dalam penelitian yaitu; 50 g untuk kultur kerja dan 50 g untuk kultur stok. Menurut Noviana dkk (2009) dalam setiap 50 g inokulum padat membutuhkan 15 ml starter campuran, sehingga total kebutuhan carrier inokulum padat dan starter campuran untuk 100 g inokulum padat (2 kemasan) adalah:

No

Carrier inokulum padat (100 g) Starter campuran (100 g) Bahan Kebutuhan Isolat

MB Isolat MD Uji viabilitas Total 1 Gambut 44,5 g 7,5 ml 7,5 ml 15 ml 25 ml 2 Gula 0,5 g 3 Arang aktif 5 g

Lampiran 6. Kebutuhan Pupuk

Kebutuhan penggunaan pupuk NPK (Urea=250 kg/hektar, SP-36=150 kg/hektar dan KCl=150 kg/hektar (BPTP Kalbar, 2010). Pupuk diaplikasikan ½ dari dosis anjuran.

BV tanah Regosol = 1,3 gram/cm3

Volume tanah 1 hektar= luas lahan (hektar) x kedalaman tanah = 100.000.000 cm3 x 20 cm

= 2000.000.000 cm3 Berat tanah 1 hektar = volume tanah x BV

= 2000.000.000 cm3 x 1,3 gram/cm3 = 2.600.000 kg = 2.600.000.000 gram

Jarak tanaman padi yaitu 20 cm x 20 cm = 400cm= 0,4 m kebutuhan pupuk per tanaman/per polybag

=

�� ℎ � � � � ℎ�� �

��� � ℎ ℎ�� � x berat tanah/polibeg

1. Kebutuhan NPK 100% dosis anjuran (per polibeg) a). �� − = . . . = , � x 61 polybag = 29,89 gram b). ���� = . .. . � . � = , � x 61 polybag = 50,02 gram �). �� = . . . � = 0, 49 g x 61 polybag = 29,89 gram 2. Kebutuhan NPK 75% dari dosis anjuran

a). ���� = . . . � �

= 0,61 g x 63 polibeg = 38,43 gram

b). �� − = . . . � �

= 0,37 gram x 63 polibeg = 23,31 gram c). �� = . . . � �

= 0,37 g x 63 polibeg = 23,31 gram

d). � �� � = . . . . . � �

= 19,62 g x 82 polibeg = 1608,84 g = 1, 608 kg 3. Total kebutuhan pupuk

a. Urea = 50,02 gram + 38,43 gram = 88,45 gram b. SP-36 = 29,89 gram + 23,31 gram = 50,2 gram c. KCl = 29,89 gram + 23,31 gram = 50,2 gram d. Kompazolla = 1,608 kg

Lampiran 7. Sidik Ragam Paramater Pertumbuhan dan Hasil Padi Segreng Handayani

a. Sidik ragam polifirasi akar minggu 8

Sidik Ragam DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F Hitung Pr>F Model 3 1,66666667 0,55555556 0,56 0,6588 ns Perlakuan 3 1,66666667 0,55555556 0,56 0,6588 ns Galat 8 8,00000000 1,00000000

Total 11 9,66666667 Keterangan= ns : tidak ada beda nyata

b. Sidik ragam panjang akar minggu 8

Sidik Ragam DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F Hitung Pr>F Model 3 138,0833333 46,0277778 0,85 0,5038 ns Perlakuan 3 138,0833333 46,0277778 0,85 0,5038 ns Galat 8 432,3333333 54,0416667

Total 11 570,4166667 Keterangan= ns : tidak ada beda nyata

c. Sidik ragam berat segar akar minggu 8

Sidik Ragam DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F Hitung Pr>F Model 3 211,2249667 70,4083222 3,22 0,0824 ns Perlakuan 3 211,2249667 70,4083222 3,22 0,0824 ns Galat 8 174,6656000 21,8332000

Total 11 385,8905667 Keterangan= ns : tidak ada beda nyata

d. Sidik ragam berat kering akar minggu 8

Sidik Ragam DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F Hitung Pr>F Model 3 6,48203333 2,16067778 1,69 0,2451 ns Perlakuan 3 6,48203333 2,16067778 1,69 0,2451 ns Galat 8 10,20946667 1,27618333

Total 11 16,69150000 Keterangan= ns : tidak ada beda nyata

e. Sidik ragam akar terinfeksi minggu ke 5

Sidik Ragam DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F Hitung Pr>F Model 3 1691.666667 563.888889 1.50 0.2860 ns Perlakuan 3 1691.666667 563.888889 1.50 0.2860 ns Galat 8 3000.000000 375.000000

Total 11 4691.666667 Keterangan= ns : tidak ada beda nyata

f. Sidik ragama akar terinfeksi minggu ke-8

Sidik Ragam DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F Hitung Pr>F Model 3 1700.000000 566.666667 1.24 0.3586 ns Perlakuan 3 1700.000000 566.666667 1.24 0.3586 ns Galat 8 3666.666667 458.333333

Total 11 5366.666667 Keterangan= ns : tidak ada beda nyata g. Sidik ragam tinggi tanaman minggu 8

Sidik Ragam DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F Hitung Pr>F Model 3 46.78113333 15.59371111 2,89 0.1020 ns Perlakuan 3 46.78113333 15.59371111 2,89 0.1020 ns Galat 8 43.10453333 5.38806667

Total 11 89.88566667 Keterangan= ns : tidak ada beda nyata h. Sidik ragama jumlah anakan minggu 8

Sidik Ragam DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F Hitung Pr>F Model 3 3,14003333 1,04667778 0,27 0,8452 ns Perlakuan 3 3,14003333 1,04667778 0,27 0,8452 ns Galat 8 30,97486667 3,87185833

Total 11 34,11490000 Keterangan= ns : tidak ada beda nyata i. Sidik ragam berat segar tajuk miggu 8

Sidik Ragam DB Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah F Hitung Pr>F

Dokumen terkait