Leaflet mengenai aplikasi bawang putih pada dendeng sapi yang telah dibuat diharapkan dapat diterapkan oleh para produsen dendeng skala rumah tangga dan skala industri menengah. Untuk mencapai hal tersebut salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah menyampaikan leaflet tersebut kepada produsen dendeng melalui bantuan suku dinas kesehatan setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah D.R., Waysima, dan Dias I. 2007. Penuntun Praktikum Evaluasi Sensori. Departemen ITP FATETA IPB, Bogor.
Adidjaja, I. 1991. Aktivitas antioksidan alami dari daging biji picung (Pangium edule Reinw.) terfermentasi pada minyak goreng kelapa sawit. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Agustina, E. 1994. Pengaruh jenis dan konsentrasi antioksidan terhadap mutu santan awet selama penyimpanan. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian- IPB, Bogor.
Allen, J.C. and R.J. Hamilton. 1983. Rancidity in Foods. Applied Science Publisher, London.
Andarwulan, N. 1997. Stabilisasi Oksidasi Lipida. Makalah Seminar Sehari Teknologi Minyak dan Lemak untuk Industri. Bogor, 26 April 1997.
Andarwulan, N., C.H. Wijaya dan D.T. Cahyono. 1996. Aktivitas Antioksidan dari Daun Sirih (Piper Betle L.). Buletin Teknologi dan Industri Pangan, 7:29-36.
Andarwulan, N., D. Fardiaz, C.H. Hanny Wijaya dan A. Apriyantono. 1995. Isolasi dan karakterisasi antioksidan dari jinten (Cuminum cyminum Linn.). Di dalam: F.G Winarno, N.L. Puspitasari dan F. Kusnandar (ed.). Prosiding Widyakarya Nasional Khasiat Makanan Tradisional. Hal 473. Kantor Menteri Negara Urusan Pangan RI.
Anonim. 2008. Bawang Putih. http://www.wikipedia.org/wiki/Buah [9 April 2008].
Apriyantono, A., D. Fardiaz, N.L. Puspitasari, S. Yasni, dan S. Budiyanto. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisa Pangan. PAU Pangan dan Gizi-IPB, Bogor.
Arka, I.B., 1996. Ekstrak sirih: Penggunaannya untuk menurunkan kandungan bakteri dan perbandingan kualitas daging ayam selama penyimpanan. PS Kesehatan Hewan, Universitas Udayana, Denpasar.
Astawan, M. 2004. Dapatkan protein dari dendeng. http://www.gizi.net [30 April 2004].
Berhimpon, S. 1982. Pengaruh beberapa pengawet bahan kimia terhadap mutu ikan mas (Cyprinus caprio L.) asap yang disimpan pada suhu kamar. Fakultas Perikanan, Unsrat, Afiliansi IPB, Bogor.
Bombardelli, E. 1991. Technologies for The Processing of Medicinal Plants. Di Dalam: Rob Wijesekera (ed.). The Medicinal Plant Industry. CRC Press, Boca Raton.
Buck, D.F. 1991. Antioxidants. Di dalam: J. Smith (ed.). Food Additive User’s Handbook. Blackie Academic & Professional, London.
Cahyono, D.T. 1995. Aktivitas Antioksidan dari Daun Sirih (Piper betle L.). Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Chen, H.M., K. Muramoto and F. Yamauchi. 1995. Structural Analysis of Antioxidative Peptides from Soybean β-Conglycinin. J. Agric. Food Chem. 43:574-593.
Coppen, P.P. 1983. The Use of Antioxidant. Di dalam: J.C. Allen dan R.J. Hamilton (ed.). Rancidity in Foods. Applied Science Publishers, London. Estiasih, T dan A. Kurniawan. 2006. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Umbi Akar
Ginseng Jawa (Talinum triangulare Willd.). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XVII, No. 3 Th. 2006. Hal 166-175.
Fairus, S. 1993. Evaluasi Kesesuaian Tepung Sorgum sebagai Substituen Tepung Terigu dalam Pembuatan Gelek serta Pengaruh Penambahan Antioksidan dan Gliserol Monostearat terhadap Mutu Gelek yang Dihasilkan. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Farrell, K.T. 1990. Spices, Condiments and Seasonings, ed. 2. The Avi Publs. Co., Inc, New York.
Gordon, M.H. 1990. The mechanism of antioxidants action in vitro. Di dalam: B.J.F. Hudson (ed.). Food Antioxidants. Elsivier Applied Science, London.
Hamilton, R.J. 1983. The Chemistry of Rancidity in Foods. Di dalam: Allen J.C. dan R.J. Hamilton (ed.). Rancidity in Fodds. Applied Science Publisher, London.
Hammerschmidt, P.A. and D.E. Pratt. 1978. Phenolic Antioxidants of Dried Soybeans. J. food Sci. 43:556-559.
Harbone, I.B. 1987. Metode Fitokimia, terjemahan K. Radmawinata dan I. Soediso. Penerbit ITB, Bandung.
Hougton, P.J. and A. Raman. 1998. Laboratory Handbook for The Fractination of Natural Extracts. Thomson Science, London.
Huang, S.W., E.N. Frankle, K. Schwarz, R. Aesbach and J.B. German. 1996. Antioxidant Activity of Carnocic Acid and Methyl Carnosate in Bulk Oils and Oil -in-water Emulsions. J. Agric Food Chem. 4: 2591-2956.
Humairani, R. 2007. Pengaruh penambahan ekstrak antioksidan kulit pisang (Musa paradisiaca) pada minyak ikan terhadap stabilitas oksidasi dengan katalis panas dan cahaya. Tesis Ilmu pangan-IPB, Bogor
James, M. J. 1997. Modern Food Microbiology 5 th ed. Chapman and Hall, Newyork.
Jeny. 1993. Pengaruh Formulasi dan Penambahan Antioksidan terhadap Produk Sosis Ikan Tenggiri. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor. Kasih, A.L. 2007. Ekstraksi Komponen Antioksidan dan Antibakteri Biji Lotus
(Nelumbium nelumbo). Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor. Kartasapoetra, G. 1992. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Rineka Cipta,
Jakarta.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press, Jakarta.
Kochhar, S.P. and B. Rossell. 1990. Detection estimation and evaluation of antioxidants in food system. Di dalam : B.J.F. Hudson (ed.). Food Antioxidants. Elvisier Applied Science, London.
Kurniawati, M. 2007. Penentuan Formulasi Antioksidan untuk Menghambat Ketengikan pada Bumbu Ayam Goreng Kalasan selama Satu Bulan. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Lawrie, R.A. 2003. Meat Science. Terjemahan: Aminuddin Parakkasi. UI Press, Jakarta.
Legowo, A.M., Soepardie, R. Miranda, I.S.N. Anisa. 2002. Pengaruh Perendaman Daging Pra Kyuring dalam Jus Daun Sirih terhadap Ketengikan dan Sifat Organoleptik Dendeng Sapi selama Penyimpanan. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XIII, No. 1 Th. 2002. Hal 64- 69.
Loliger, J. 1983. Natural Antioxidants. Di dalam: J.C. Allen dan R.J. Hamilton (ed.). Rancidity in Foods. Applied Science Publishers, London.
Min, Tan Tuan. 1992. Aplikasi antioksidan alami dari beberapa jenis rempah- rempah pada minyak kedele kasar dan minyak kacang tanah kasar. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Moyler,D.A. 1994. Spices Recent Advances. Di dalam : Charalambous (Ed.). Spices, Herbs, and Edible Fungi. Elsevier. Amsterdam.
Mukhopadhyay, M. 2002. Natural Extracts using Supercritical Carbondioxide. CRC Press Publishing Limited, London.
Nainggolan, A.R.Y. 1997. Pembuatan Produk Emulsi Antioksidan Daun Sirih (Piper betle L.) dan Aplikasinya Pada Produk Pangan. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Nawar, W.W. 1985. Lipids. Di dalam: O.B. Fennema (ed.). Food Chemistry. Marcell Dekker Inc., New York.
Nely, F. 2007. Aktivitas Antioksidan Rempah Pasar dan Bubuk Rempah Pabrik dengan Metode Polifenol dan Uji AOM (Active Oxygen Method). Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Nielsen, S.S. 2003. Food Analyisis, ed. 3. Kluwer Academic/Plenum Publisher, New York.
Nur, M.A. dan H. Adijuwana. 1989. Teknik pemisahan dalam Analisis Biokimia. PAU Ilmu Hayat-IPB, Bogor.
Nuraeni, A.D. 2007. Ekstraksi Komponen Antibakteri dan Antioksidan dari Biji Teratai (Nympheae pubescens). Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Parhusip, A. J. N. 2006. Kajian mekanisme antibakteri ekstrak andaliman (Zanthoxylum acanthopodium D. C.) terhadap bakteri patogen pangan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana. IPB, Bogor.
Porkony, J., N. Yanishlieva dan M.H. Gordon. 2001. Antioxidants in Food. CRC Press Publishing Limited, London.
Pratt, D.E. 1992. Natural Antioxidants From Plant Material. Di dalam : M.T. Huang, C.T. Ho, dan C.Y. Lee (ed.). Phenolic Compounds in Food and Their Effects on Health H. American Society, Washington DC.
Pratt, D.E. and B.J.F. Hudson. 1990. Natural Antioxidants not Exploited Comercially. Di dalam : B.J.F. Hudson (ed.). Food Antioxidants. Elsevier Applied Science, London.
Rahayu W.P. 1998. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Departemen ITP FATETA-IPB, Bogor.
Rahmawati, D. 2004. Mempelajari Aktivitas Antioksidan dan Antimikroba Ekstrak Antarasa (Litsea Cubeba) dan Aplikasinya sebagai Pengawet Alami pada Bahan Pangan. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Rajalakshmi, D.S. and S. Narasimhan. 1996. Food Sources and Methods of Evaluation. Di dalam: S.D.L. Madhavi, S.S. Depandhe dan D.K. Salunkhe (ed.). Food Antioxidant Technological, Toxological and Health Perspectives. Marcel Dekker Inc, New York.
Riyanto, R. 1986. Optimasi Kondisi Proses Ekstraksi Oleoresin Kayu Manis (Cinnamomum burmanii). Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Romlah, E. 1992. Mempelajari perubahan aktivitas antioksidan dan lemak selama fermentasi daging biji picung (Pangium edule Reinw.). Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Sarastani, D., Soewarno, T. Sukarto, T.R. Muchtadi, D. Fardiaz, dan A. Apriyantono. 2002. Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Ekstrak Biji Atung (Parinarium glaberrimum Hassk.). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XIII, No. 2 Th. 2002. Hal 149-156.
Septiana, A.T., D. Muchtadi, F.R. Zakaria. 2002. Aktivitas antioksidan ekstrak dikhlorometana dan air jahe (Zingiber officinale Roscoe) pada asam linoleat. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XIII, No. 2 Th. 2002. Hal 105-111.
Shahidi, F. and M. Naczk. 1995. Food Phenolics. Technomic pub. Co. Inc, Lancester-Basel.
Shahidi, F. and Wanasundhara. 1997. Methods of Measuring Oxidative Rancidity in Fats and Oils. Di dalam: C.C. Akoh dan D.B. Min (ed.). Food Lipids, Chemistry and Nutrition.. Marcel Dekker Inc, New York.
Soekarto, S.T. 1985. Penilaian Organoleptik. Bharata Karya Aksara, Jakarta. Styaningrum, S.T. 1999. Pengaruh Penggunaan Ekstrak Bii Atung (Parinarium
glaberimum Hassk.) sebagai Antioksidan Alami dalam Menghambat
Ketengikan Pindang Kembung (Rastrelliger negletus) Presto. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Sudjadi. 1995. Metode Pemisahan. Kanisius, Yogyakarta.
Sumardi, M. 1992. Aktivitas Antioksidan Alami dari Beberapa Jenis Rempah- Rempah Khas Indonesia. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Suryandari, S. 1981. Pengambilan Oleoresin Jahe dengan Cara Solvent Extraction. BBIHP, Bogor.
Tardjo, N. 1994. Pengaruh Konsentrasi Antioksidan, Konsentrasi Gula dan Lama Penyimpanan terhadap Mutu Selai Krim Santan. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Tensiska, H. Wijaya dan N. Andarwulan. 2003. Aktivitas Antioksidan dan Immunostimulan Ekstrak Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XIV, No.1 Th. 2003. Hal 29-39.
Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Trilaksani, W. 2003. Antioksidan: jenis, sumber, mekanisme kerja, dan peran terhadap kesehatan. Makalah. Bogor, 11 Juni 2003.
Widiastuti, B. 2000. Aktivitas Antioksidan dan Immunostimulan Ekstrak Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.). Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Widjaya, C.H. 2003. Peran Antioksidan terhadap Kesehatan Tubuh. Healthy Choice. Edisi IV.
Widosari, A. 1994. Pengaruh Penggunaan Antioksidan pada Kecap Ikan dari Daging Merah Ikan Tuna. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian, IPB- Bogor.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia, Jakarta.
Wirakartakusumah, M.A., J. Hermanianto dan N. Andarwulan. 1989. Prinsip Teknik Pangan. PAU Pangan dan Gizi-IPB, Bogor.
Wuisan, C. 2007. Penentuan Aktivitas Antioksidan Rimpang Segar dan Rimpang Bubuk dengan Kadar Uji Polifenol dan Active Oxygen Method (AOM). Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-IPB, Bogor.
Lampiran 1a. Bagan alir prosedur ekstraksi bawang putih atau lada (Hammerschmidt dan Pratt, 1978)
20 g sampel kering
ditambahkan 125 ml etanol
dihancurkan selama 2 menit
dikocok 24 jam
dipanaskan 5 menit
disaring dengan kertas saring Whatman 42
residu dicuci dengan 25 ml metanol panas
ekstrak antioksidan
Lampiran 1b. Bagan alir prosedur ekstraksi daun sirih (Legowo, 2002)
100 g daun sirih
ditambahkan 1 liter air
dihancurkan denagn blender
jus yang diperoleh kemudian diperas dan disaring
Lampiran 2. Bagan alir prosedur uji ketengikan dendeng sapi (Apriyantono et al., 1989)
10 gram sampel + 50 ml akuades dihacurkan dengan waring blender
dimasukkan ke dalam labu destilasi sambil dicuci dengan 47.5 ml akuades
ditambahkan 2.5 ml HCl 4 M sampai pH menjadi 1.5
distilasi dijalankan dengan pemanasan tinggi sehingga diperoleh 50 ml destilat selama 10 menit pemanasan
aduk destilat secara merata dan dipipet 5 ml ke dalam tabung reaksi bertutup
ditambahkan 5 ml pereaksi TBA (0.2883 g/100 ml as. asetat glasial 90%)
tabung reaksi ditutup, dipanaskan selama 35 menit dalam air mendidih
tabung reaksi didinginkan dengan air pendingin selama 10 menit
dibuat blanko dengan menggunakan 5 ml akuades dan 5 ml pereaksi
Lampiran 3. Identifikasi sumber informasi hasil riset antioksidan alami
No. Nama Penulis P. Studi Judul penelitian Tahun
1 Agnes R. Yurist
Nainggolan TPG
Pembuatan produk emulsi antioksidan daun sirih (Piper betle L.) dan aplikasinya pada produk pangan 1997 2 Aisyah Tri Septiana dkk. Jurnal Teknologi & Industri Pangan
Aktivitas antioksidan ekstrak dikhlorometana dan air jahe (Zingiber officinale Roscoe) pada asam linoleat 2002 3 Anang M. Legowo dkk. Jurnal Teknologi & Industri Pangan
Pengaruh perendaman daging pra kyuring dalam jus daun sirih terhadap ketengikan dan sifat organoleptik dendeng sapi selama penyimpanan
2002 4 Andreas
Leomitro Kasih ITP
Ekstraksi komponen antioksidan dan antibakteri
biji lotus (Nelumbium nelumbo) 2007 5 Annisa Dian
Nuraeni ITP
Ekstraksi komponen antibakteri dan antioksidan
dari biji teratai (Nympheae pubescens) 2007 6 B. Widiastuti TPG
Aktivitas antioksidan dan immunostimulan ekstrak buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)
2000
7 Christine
Wuisan ITP
Penentuan aktivitas antioksidan rimpang segar dan rimpang bubuk dengan kadar uji polifenol dan Active Oxygen Method (AOM)
2007
8 Dewi
Rahmawati TPG
Mempelajari aktivitas antioksidan dan
antimikroba ekstrak antarasa (Litsea cubeba) dan aplikasinya sebagai pengawet alami pada bahan pangan 2004 9 Dewi Sarastani dkk. Jurnal Teknologi & Industri Pangan
Aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi ekstrak
biji atung (Parinarium glaberrimum Hassk.) 2002
10 Didik Tri
Cahyono TPG
Aktivitas antioksidan dari daun sirih (Piper betle
L.) 1995
11 Eti Romlah TPG
Mempelajari perubahan aktivitas antioksidan dan lemak selama fermentasi daging biji picung (Pangium edule Reinw.)
1992
12 Fany Nely ITP
Aktivitas antioksidan rempah pasar dan bubuk rempah pabrik dengan metode polifenol dan uji AOM (Active Oxygen Method)
2007
13 Indra Adidjaja TPG
Aktivitas antioksidan alami dari daging biji picung (Pangium edule Reinw.) terfermentasi pada minyak goreng kelapa sawit
1991
14 Mulyadi
Sumardi TPG
Aktivitas antioksidan alami dari beberapa jenis
rempah-rempah khas indonesia 1992
15 Rindhira
Humairani IPN (S2)
Pengaruh penambahan ekstrak antioksidan kulit pisang (Musa paradisiaca) pada minyak ikan terhadap stabilitas oksidasi dengan katalis panas dan cahaya
16 Susi Tri
Styaningrum TPG
Pengaruh penggunaan ekstrak bii atung (Parinarium glaberimum Hassk.) sebagai
antioksidan alami dalam menghambat ketengikan pindang kembung (Rastrelliger negletus) presto
1999
17 Tan Tuan Min TPG
Aplikasi antioksidan alami dari beberapa jenis rempah-rempah pada minyak kedele kasar dan minyak kacang tanah kasar
1992 18 Tensiska dkk. Jurnal Teknologi & Industri Pangan
Aktivitas antioksidan ekstrak buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) dalam beberapa sistem pangan dan kestabilan aktivitasnya terhadap kondisi suhu dan pH
2003
19
Teti Estiasih dan Dwi A. Kurniawan Jurnal Teknologi & Industri Pangan
Aktivitas antioksidan ekstrak umbi akar ginseng
Lampiran 4. Identifikasi sumber informasi hasil riset antioksidan sintetik
No. Nama Penulis P. Studi Judul penelitian Tahun
1 Anne Nurul
Kusumawardani TIN
Kajian penambahan antioksidan terhadap mutu
simplisa temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) 2005 2 Ariyani
Widosari TPG
Pengaruh penggunaan antioksidan pada kecap
ikan dari daging merah ikan tuna 1994 3 Ayek Cahya
Priatna TIN
Penggunaan kemasan plastik dan penambahan
antioksidan untuk mempertahankan mutu akam 1992 4 Elly Agustina TIN Pengaruh jenis dan konsentrasi antioksidan
terhadap mutu santan awet selama penyimpanan 1994 5 Feti Fatimah IPN (S3) Efektivitas antioksidan dalam sistim emulsi oil-
in-water (o/w) 2005
6 Firta Aviani TIN
Pengaruh jenis kedelai dan jenis antioksidan pada tepung kedelai selama penyimpanan terhadap mutu tahu yang dihasilkan
1995
7 Imelda Scorvia TPG Pengaruh antioksidan dan pemanasan dengan
drum drier terhadap umur simpan bekatul 2001
8 Ina Nurlaeni TIN
Substitusi lemak hewan dengan olein,
penambahan antioksidan dan flavoran sebagai alternatif usaha peningkatan mutu dodol garut
1992 9 Jeny TPG Pengaruh formulasi dan penambahan antioksidan
terhadap produk sosis ikan tenggiri 1993 10
Maria Margaretha Arlina
TPG
Pengaruh cara ekstraksi antioksidan dan bahan pemutih serta pendugaan umur simpan santan cair dalam kemas kantong rebus (retort pouch)
1995
11 Maya
Kurniawati TPG
Penentuan formulasi antioksidan untuk menghambat ketengikan pada bumbu ayam goreng kalasan selama satu bulan
2007
12 Nany Tardjo TPG
Pengaruh konsentrasi antioksidan, konsentrasi gula dan lama penyimpanan terhadap mutu selai krim santan
1994
13 S. Hidayatullah
Nihe TIN
Mempelajari pengaruh kultivar kelapa, penambahan natrium bisulfit dan antioksidan terhadap karakteristik kelapa parut kering
1992
14 Sirin Fairus TIN
Evaluasi kesesuaian tepung sorgum sebagai substituen tepung terigu dalam pembuatan gelek serta pengaruh penambahan antioksidan dan gliserol monostearat terhadap mutu gelek yang dihasilkan
1993
15 Sri Yuliani TIN
Pengaruh penambahan antioksidan dan adonan tepung pada pembuatan keripik tempe terhadap mutunya selama penyimpanan
1993
16 Syafrial Buchari TIN
Mempelajari pengaruh jenis bahan dan
penambahan antioksidan terhadap mutu tepung tempe selama penyimpanan
Lampiran 5. Perbandingan penggunaan berbagai jenis pelarut dan teknik ekstraksi
No. Bahan Jenis pelarut Perbandingan
sampel dan pelarut
Teknik ekstraksi Rendemen
1 Adas a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
2 Andaliman b Etanol 6 g/100 ml Maserasi 13.03%
3 Andaliman c Campuran etil asetat-etanol (10:1) 5 g/120 ml Ekstraksi dengan soxhlet Tidak disebutkan
4 Andaliman b Heksana 6 g/150 ml Ekstraksi dengan
soxhlet 4.10%
5 Antarasa d Etanol Tidak disebutkan Maserasi 7.08%
6 Biji atung e Etanol Tidak disebutkan Maserasi 33.5%
7 Biji atung e Heksana Tidak disebutkan Ekstraksi dengan
soxhlet 21.4%
8 Biji lotus f Etanol 60 g/240 ml Ekstraksi dengan
soxhlet
Tidak disebutkan
9 Biji lotus f Etil asetat 60 g/240 ml Ekstraksi dengan
soxhlet
Tidak disebutkan
10 Biji lotus f Heksana 60 g/240 ml Ekstraksi dengan
soxhlet
Tidak disebutkan
11 Biji pala a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
12 Biji pala g Etanol 25 g/150 ml Ekstraksi dengan
refluks
Tidak disebutkan
13 Biji teratai h Etanol 60 g/240 ml Ekstraksi dengan
soxhlet
Tidak disebutkan
14 Biji teratai h Etil asetat 60 g/240 ml Ekstraksi dengan
soxhlet
Tidak disebutkan
15 Biji teratai h Heksana 60 g/240 ml Ekstraksi dengan
soxhlet
Tidak disebutkan
16 Bawang
bombay a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
17 Bawang merah a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
18 Bawang putih a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
19 Cabe merah a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
20 Cabe rawit o Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
21 Cengkeh a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
22 Cengkeh i Etanol 25 g/150 ml Ekstraksi dengan
refluks
Tidak disebutkan
23 Ginseng jawa j Metanol Tidak disebutkan Perkolasi Tidak
disebutkan
24 Ginseng jawa j Etanol Tidak disebutkan Perkolasi Tidak
disebutkan
25 Ginseng jawa j Aseton Tidak disebutkan Perkolasi Tidak
disebutkan
26 Ginseng jawa j Heksana Tidak disebutkan Perkolasi Tidak
disebutkan
27 Jahe q Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
28 Jahe q Etanol 25 g/150 ml Ekstraksi dengan
refluks
Tidak disebutkan
29 Jinten a Metanol 20 g/100 ml Ekstraksi dengan
refluks 13.3%
30 Jinten k Etanol 20 g/100 ml Maserasi Tidak
disebutkan
31 Kapulaga p Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
33 Kemangia Metanol 20 g/100 ml Ekstraksi dengan
refluks 13.3%
34 Kemiri a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
35 Kencur a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
36 Kencur i Etanol 25 g/150 ml Ekstraksi dengan
refluks
Tidak disebutkan
37 Ketumbar a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
38 Ketumbar g Etanol 25 g/150 ml Ekstraksi dengan
refluks
Tidak disebutkan
39 Kluwak l Etanol 500 g/2.5 L Maserasi 13.3%
40 Kluwak m Metanol 20 g/125 ml Maserasi 20%
41 Kunyit a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
42 Kunyit i Etanol 25 g/150 ml Ekstraksi dengan
refluks
Tidak disebutkan
43 Lada putih a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
44 Lengkuas i Etanol 25 g/150 ml Ekstraksi dengan
refluks
Tidak disebutkan
45 Salam a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
46 Seledri a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
47 Sereh a Metanol 20 g/100 ml Maserasi 13.3%
48 Sirih n Etanol 20 g/100 ml Maserasi 7.75%
49 Wijen a Metanol 20 g/100 ml Ekstraksi dengan
refluks
13.3%
50 Wijen k Etanol 20 g/100 ml Maserasi Tidak
disebutkan
Sumber: a: Sumardi (1992), b: Tensiska et al., (2003), c: Widiastuti (2000), d: Rahmawati
(2004), e: Sarastani et al., (2002), f: Kasih (2007), g: Nely (2007), h: Nuraeni (2007), i: Wuisan (2007), j: Estiasih dan Kurniawan (2006), k: Min (1992), l: Adidjaja (1991), m: Romlah (1992), n: Cahyono (1995), o: Nainggolan (1997), p: Humairani (2007), q: Septiana et al., (2002)
Lampiran 6. Perbandingan penggunaan berbagai jenis metode uji dan konsentrasi
No. Jenis ekstrak Metode uji Konsentrasi uji Daya antioksidan
1 Ekstrak metanol
adas a AOM
200 ppm ekstrak metanol di dalam emulsi (5 ml air jenuh oksigen + 0.1 ml asam linolenat). Pembanding: 200 ppm BHT Fp=5.31 R=0.65 2 Ekstrak etanol andaliman b β-karoten/ linoleat
400 ppm ekstrak di dalam dalam 5 ml emulsi (1 ml larutan β-
karoten+20 mg as linoleat + 200 mg tween 20+ 50 ml air destilat) Pembanding: 400 ppm BHT
Fp=3.283 R=1.35
3 Ekstrak etil asetat-
etanol andaliman c Tiosianat
200 ppm ekstrak etilasetat-etanol di dalam emulsi (2 ml as linoleat 50 mM dalam etanol 99.5% + buffer fosfat 0.1 M pH 7 + 1 ml air bebas ion). Pembanding: 200 ppm BHT Fp=4.34 R=0.92 4 Ekstrak heksana andaliman b β-karoten/ linoleat
400 ppm ekstrak di dalam dalam 5 ml emulsi (1 ml larutan β-
karoten+20 mg as linoleat + 200 mg tween 20+ 50 ml air destilat) Pembanding: 400 ppm BHT
Fp=1.486 R=0.53
5 Ekstrak etanol
antarasa d Tiosianat
200 ppm ekstrak etanol di dalam emulsi (2 ml as linoleat 50 mM dalam etanol 99.5% + buffer fosfat 0.1 M pH 7 + 1 ml air bebas ion). Pembanding: 200 ppm BHT
Periode induksi: 1.93 hari dan R= 0.6
6 Ekstrak metanol
bawang bombay a AOM
200 ppm ekstrak metanol di dalam emulsi (5 ml air jenuh oksigen + 0.1 ml asam linolenat). Pembanding: 200 ppm BHT
Fp=1.42 R=0.19
7 Ekstrak metanol
bawang merah a AOM
200 ppm ekstrak metanol di dalam emulsi (5 ml air jenuh oksigen + 0.1 ml asam linolenat). Pembanding: 200 ppm BHT
Fp=2.45 R=0.3
8 Ekstrak metanol
bawang putih a AOM
200 ppm ekstrak metanol di dalam emulsi (5 ml air jenuh oksigen + 0.1 ml asam linolenat). Pembanding: 200 ppm BHT Fp=3.89 R=0.59 9 Ekstrak etanol biji atung e β-karoten/ linoleat 333 ppm ekstrak di dalam 3 ml emulsi (1 ml larutan β-karoten + 20 mg as linoleat + 200 mg tween 20+50 ml air destilat). Pembanding: 333 ppm BHT Fp=3.93 R=1.39 10 Ekstrak heksana biji atung e β-karoten/ linoleat 333 ppm ekstrak di dalam 3 ml emulsi (1 ml larutan β-karoten + 20 mg as linoleat + 200 mg tween 20+50 ml air destilat). Pembanding: 333 ppm BHT
Fp=4.2 R=1.48
11 Ekstrak etanol
biji lotus f AOM
4000 ppm ekstrak di dalam 10 gr minyak kedelai. Pembanding: 4000 ppm BHT
Fp=3.03% R=0.03
12 Ekstrak etil asetat
biji lotus f AOM
4000 ppm ekstrak di dalam 10 gr minyak kedelai. Pembanding: 4000 ppm BHT Fp=8.85% R=0.089 13 Ekstrak heksana
biji lotus f AOM
4000 ppm ekstrak di dalam 10 gr minyak
kedelai. Pembanding: 4000 ppm BHT Fp=2.2%
R= 0.022
biji pala a emulsi (5 ml air jenuh oksigen + 0.1 ml asam linolenat). Pembanding: 200 ppm BHT
15 Ekstrak etanol
biji pala g AOM
50.000 ppm ekstrak etanol di dalam 3 gr minyak kedelai. Pembanding: 50.000 ppm BHT
Fp=58.98% R=0.59
16 Ekstrak etanol
biji teratai h AOM
50.000 ppm ekstrak di dalam 4 gr minyak kedelai. Pembanding: 50.000 ppm BHT
Fp=2.38% R=0.024
17 Ekstrak etil asetat
biji teratai h AOM
50.000 ppm ekstrak di dalam 4 gr minyak kedelai. Pembanding: 50.000 ppm BHT Fp=29.91% R=0.299 18 Ekstrak heksana
biji teratai h AOM
50.000 ppm ekstrak di dalam 4 gr minyak kedelai. Pembanding: 50.000 ppm BHT Fp=7.43% R=0.074 19 Ekstrak metanol
cabe merah a AOM
200 ppm ekstrak metanol di dalam emulsi (5 ml air jenuh oksigen + 0.1 ml asam linolenat). Pembanding: 200 ppm BHT
Fp=4.91 R=0.65
20 Ekstrak metanol
cabe rawit o AOM
200 ppm ekstrak metanol di dalam emulsi (5 ml air jenuh oksigen + 0.1 ml asam linolenat). Pembanding: 200 ppm BHT
Fp=2.35 R=0.44
21 Ekstrak metanol
cengkeh a AOM
200 ppm ekstrak metanol di dalam emulsi (5 ml air jenuh oksigen + 0.1 ml asam linolenat). Pembanding: 200 ppm BHT Fp=7.95 R=0.97 22 Ekstrak etanol cengkeh i AOM
50.000 ppm ekstrak etanol di dalam 3 gr minyak kedelai. Pembanding: 50.000 ppm BHT
Fp=69.32% R=0.69
23 Ekstrak metanol
ginseng jawa j Tiosianat
1000 ppm ekstrak di dalam 2.5 ml emulsi (0.2804 gr asam linoleat + 50 ml buffer fosfat + 0.2804 g tween 20). Pembanding: BHT 1000 ppm
Fp=64.03% R=0.79
24 Ekstrak etanol
ginseng jawa j Tiosianat
1000 ppm ekstrak di dalam 2.5 ml emulsi (0.2804 gr asam linoleat + 50 ml buffer fosfat + 0.2804 g tween 20). Pembanding: BHT 1000 ppm
Fp=61% R=0.76
25 Ekstrak aseton
ginseng jawa j Tiosianat
1000 ppm ekstrak di dalam 2.5 ml emulsi (0.2804 gr asam linoleat + 50 ml buffer fosfat + 0.2804 g tween 20). Pembanding: Vitamin E 1000 ppm
Fp=64.16% R=0.79
26 Ekstrak heksana
ginseng jawa j Tiosianat
1000 ppm ekstrak di dalam 2.5 ml emulsi (0.2804 gr asam linoleat + 50 ml buffer fosfat + 0.2804 g tween 20). Pembanding: BHT 1000 ppm Fp=54.81% R=0.68 27 Ekstrak metanol jahe q AOM
200 ppm ekstrak metanol di dalam emulsi (5 ml air jenuh oksigen + 0.1 ml asam linolenat). Pembanding: 200 ppm BHT
Fp=2.77 R=0.38
28 Ekstrak etanol
jahe q AOM
50.000 ppm ekstrak etanol di dalam 3 gr minyak kedelai. Pembanding: 50.000 ppm BHT
Fp=43.54% R=0.44