• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian ini hanya mendapatkan data keanekaragaman FMA dan kolonisasi akar sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui potensi FMA dari ekositem Hutan Tri Dharma USU untuk mengatasi lahan yang marginal.

DAFTAR PUSTAKA

Abbott, L.K. dan A.D. Robson. 1982. The role of VA Mycorrhizae Fungi Agriculture and the Selection of Fungi for Inoculation. Aust. J. Agric. Res. 33:389.

Allen E.B., M.F. Allen, D.J. Helm, J.M. Trappe, R. Molina, dan E. Rincon. 1995. Pattern and regulation of mycorrhizal plant and fungal diversity. Plant and Soil. 170 (1): 47-62.

Brundrett, M.N., B. Bougher, T. Dell, Grave dan N. Malajezuk. 1996. Working with Mycorrihiza in Forestry and Agriculture. Australian Centre for InternationalAgricultural Research (ACIAR). Carbera.

Burhanuddin, 2012. Keanekaragaman Jenis Jamur Mikoriza Arbuskula pada Tanaman Jabon (Anthocephalus spp). Fakultas Kehutanan. Universitas Tanjungpura. Pontianak.

Daniels, B.A.H dan J.M. Trappe. 1980.Factors Affecting Spora Germination of the VAM FungusGlomus epigaeus. Mycology. 72:457-463.

Delvian. 2003. Keanekaragaman dan Potensi Pemanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) di Hutan Pantai. Disertasi. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Delvian. 2005. Respon Pertumbuhan Dan Perkembangan Cendawan Mikoriza Arbuskula Dan Tanaman Terhadap Salinitas Tanah. Departemen Kehutanan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Delvian. 2006. Dinamika Sporulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula. Karya Tulis. Departemen Kehutanan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Ervayenri, Y. Setiadi., N. Sukarno, dan C. Kusmana. 1999. Arbuskular Mycorrhiza Fungi (AMF) Diversity in Peat Soil Influenced by Land Vegetation Types. Proceedingson International Conference Mycorrhiza in Suitanable Tropical Agriculture and Forest Ecosystem. In Commenoration of 100 Years the World Pioneering Studies on Tropical Mycorrhizas in Indonesian by Professor JM Janse. 27-30 Oktober 1997. Bogor. pp.85-92. Hall, I.R. 1984. Taxonomy of VA Mycorrhizal Fungi. In: VA mycorrhizal (ed.)

C.L. Powell dan D.J. Bagyaraj. CRC. Press. Boca Raton Florida USA. Hetrick, B.A.D. 1984. Ecology of VA Mycorrhizal Fungi. CRC Press. Inc. Boca

Janouskova, M., D. Pavlikova, dan M.Vosatka. 2006. Potensial Contribution of Arbuscular Mycorrhiza to Cadmium Immobilisation in Soil. Chemosphere 65 (11):1959-1965.

Lakitan, B. 2000. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Maas, E.V. dan R.H. Nieman. 1978. Physiology of plant tolerance to salinity. dalam GA Jung (Ed). Crop tolerance to suboptimal land conditions. ASA Spec. Pub. Vol. 32:277-299.

Manan, S. 1993. Pengaruh Mikoriza pada Pertumbuhan Semai Pinus merkusi di Persemaian. Kuliah silvikultur umum. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Hlm 247-261.

Marx, D.H. 1982. Mycorrhiza in Interaction with Other Microorganism. In Method dan Principles of mycorrhizal research. The Am. Phyt. Soc Minessota.

Moreira, Dilmar dan S.M. Tsai. 2007. Biodiversity dan distribution of arbuscular mycorrhizal fungi in Araucaria angustifolia forest. Journal agriculture vol. 64:393-399.

Muklis. 2007. Analisis Tanah Tanaman. USU Press. Medan.

Noertjahyani. 2008. Respon Pertumbuhan Kolonisasi Mikoriza dan Hasil Tanaman Kedelai Sebagai Akibat dari Takaran Kompos dan Mikoriza Arbuskula. Laporan Akhir Penelitian. Universitas Winaya Mukti. Sumedang.

Nurhalimah, S., S. Nurhatika, dan A. Muhibuddin. Eksplorasi Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) Indigenous pada Tanah Regosol di Pamekasan, Madura. Jurnal Sains dan Seni Pomits. Vol 3:30-34.

Nurhandayani, R., R.Linda, dan S. Khotimah. 2013. Inventarisasi Jamur Mikoriza Vesikular Aruskular dari Rhizosfer Tanah Gambut Tanaman Nanas (Ananas comosus (L.) Merr). Jurnal Protobiont. 2(3):146-151.

Nusantara, A.P., Y.H. Bertham, dan I. Mansur. 2012. Bekerja dengan Fungi Mikoriza Arbuskula. Fakultas Kehutanan IPB dan Seameo Biotrop. Bogor.

Philips, J.M. dan D.S. Hayman. 1970. Improve Procedures for Clearing Rootstaining Parasitic and Vesicular Arbuscular Mychorhyza Fungi for Rapid assessment of Infection. Transaction of The British Mycology Soc.

Prihastuti. 2007. Isolasi dan Karakterisasi Mikoriza Vesikular-Arbuskular di

Lahan Kering Masam, Lampung Tengah. Berk. Penel. Hayati. Vol 12:99-106.

Puspitasari, D., Kristanti I P., Anton M. 2012. Eksplorasi Vesicular Arbuscular Mycorrhiza (VAM) Indigenous pada Lahan Jagung di Desa Torjun, Sampang Madura. Jurnal Sain dan Seni ITS Vol 1:19-22.

Samosir, J. G. 2011. Potensi Karbon Tersimpan di Hutan Tridharma Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, USU. Medan.

Sari, M. L. 2008. Keberadaan Mikoriza Pada Areal Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Unit Sungai Seruyan Kalimantan Tengah). Skripsi. Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, IPB. Bogor.

Schenck NC dan Schroder VN 1974. Temperature response of endogone micorrhiza on soybean roots. Mycologia. 66:71.

Setiadi, Y. 1992. Petunjuk Laboratorium Mikrobiologi Tanah Hutan. Pusat Antar Universitas Bioteknologi Kehutanan. Jakarta : Direktorat Perguruan Swasta.

Setiadi Y. 2001. Peranan mikoriza arbuskula dalam reboisasi lahan kritis di Indonesia. makalah seminar penggunaan CMA dalam sistem pertanian organik dan rehabilitas lahan. Bandung. 21-23 April 2001.

Sibarani, S. A. 2011. Keanekaragaman Fungi Mikoriza Arbuskula pada Tegakan Karet dan Tegakan Sawit di Ekosistem Lahan Gambut Desa Telaga Suka Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhan Batu. Skripsi. Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, USU. Medan.

Siradz SA dan S Kabirun. 2007. Pengembangan lahan marginal pesisir pantai dengan bioteknologi masukan rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian UGM. 7:83-92.

Siregar, R.M. 2010. Pengaruh Iklim Mikro Terhadap Kadar Air Serasah di Hutan Tri Dharma Kampus Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sumarni, 2001. Pewarnaan Akar pada Cendawan Mikorriza Arbuskular. Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung.

Wani, SP dan Lee KK. 1995. Exploiting Vesicular Arbuscular Mycorrhizae Through Crop and Soil Management Practices. Mycorrhiza News. Vol. 6:1-7.

Lampiran 1. Klasifikasi tingkat infeksi FMA pada akar menurut Setiadi (1992)

Tingkat Kolonisasi (%) Kategori Keerangan

0-5 Kelas 1 Sangat rendah

6-25 Kelas 2 Rendah

26-50 Kelas 3 Sedang

51-75 Kelas 4 Tinggi

76-100 Kelas 5 Sangat tinggi

Lampiran 2. Kriteria Penilaian Sifat-Sifat tanah menurut BPP Medan (1982) dalam MukhliS (2007).

Sifat tanah Satuan Sangat

rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat tinggi C (Karbon) % <1,00 1,00-2,00 2,01-3,00 3,01-5,00 >5,00 P. avl. Bray II ppm <8,00 8,00-15 16-25 26-25 >25

Lampiran 3. Kriteria pH tanah menurut BPP Medan (1982) dalam Mukhlis (2007)

Kriteria pH (H2O) Sangat Masam <4,5 masam 4,5-5,5 Agak Masam 5,6-6,5 Netral 6,6-7,5 Agak Alkalis 7,6-8,5 Alkalis >8,5

Lampiran 4. Pengambilan Sampel akar dan tanah di Lapangan

c. Pengambilan akar anakan pohon mahoni

Lampiran 5. Perlakuan Pemerangkapan (Trapping)

a. Pemeliharaan kultur b. Perlakuan stressing kultur Lampiran 6. Pengamatan di Laboratorium

a. Larutan 50 gr tanah dengan air 300ml

b. Penyaringan tanah dengan saringan bertingkat

Dokumen terkait