• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

a. Perlu partisipasi dari orangtua, lembaga pendidikan dan agama untuk mengawasi anak didik terutama pada usia kritis identitas yaitu usia remaja pada masa SMA.

b. Perlu dilakukannya pengubahan jenis gambar peringatan pada bungkus rokok agar masyarakat tetap merasa takut akan peringatan yang tercantum di bungkus rokok. sehingga peringatan gambar tersebut bisa tetap memberikan makna atau pengaruh sebagai peringatan resiko merokok. c. Bagi pemerintah, perlu dilakukan evaluasi mengenai kebijakan

pencantuman peringatan bergambar yaitu Permenkes. No 28 tahun 2013. d. Perlu adanya penelitian lain yang lebih luas untuk lebih mengetahui

keefektifan jenis-jenis gambar peringatan pada bungkus rokok mengingat kebijakan telah berjalan selama lebih dari 2 tahun.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok

2.1.1 Pengertian

Menurut Poerwadarminta (1995) rokok adalah gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas. Sedangkan pada Permenkes. No 28 tahun 2013 dikatakan bahwa Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.

2.1.2 Kandungan Rokok

Satu batang rokok mengandung beribu-ribu bahan zat kimia. Ada sekitar 4000 bahan kimia dan 43 diantaranya merupakan bahan-bahan penyebab kanker. Menurut Satiti (2009) bahan kimia dalam rokok dapat dibedakan menjadi:

a. Berdasarkan hasil penelitian medis, bahan kimia yang paling berbahaya sekaligus merupakan racun utama pada rokok adalah:

1. Tar

Adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan mengiris paru-paru.

2. Nikotin

3. Karbon monoksida

Adalah gas yang terdapat pada asap rokok yang mengikat haemoglobin dalam darah.

Menurut Jaya (2012) racun utama pada rokok adalah tar, nikotin dan karbon monoksida. Jaya (2012) juga menjelaskan bahwa karbon monoksida, tar dan nikotin berpengaruh terhadap syaraf yang dapat menyebabkan :

- Gelisah, tangan gemetar (tremor) - Cita rasa/selera makan berkurang

- Ibu-ibu hamil yang suka merokok, kemungkinan dapat mengalami keguguran kandungan.

b. Adapun racun-racun atau bahan kimia lainnya terbukti dapat menyerang selaput halus pada saluran pernafasan. Ada juga yang memasuki aliran darah dan mengganggu peredaran darah, adalah:

1. Acatona (Bahan penghapus cat)

2. Ammonia (Bahan kimia pembersih lantai) 3. Arsenic (Racun tikus putih)

4. Butane (Bahan bakar korek api)

5. Hydrogen Cyanide (Gas tidak berwarna yang dapat menghalangi pernafasan. Gas ini digunakan untuk hukuman mati)

6. Methanol (Bahan bakar roket) 7. Toluene (Bahan pelarut industri)

c. Bahan kimia yang menyebabkan kanker (karsinogen) yaitu: 1. Banzopyrane

2. Cadmium (Bahan aki mobil) 3. Dibenzacridine

4. Naphthylamine 5. Phyrene

6. Polonium-210 (Bahan radioaktif) 7. Potassium-40 (Bahan radioaktif)

8. Radium-226 (Bahan radioaktif dalam asap rokok) 9. Radium-228 (Bahan radioaktif dalam asap rokok) 10. Thorium-226 (Bahan radioaktif dalam asap rokok) 11. Urethane

12. Vinyl Chloride (Bahan dasar pembuatan plastik PVC)

Menurut Aditama (2011) bahan dalam asap rokok yang berhubungan dengan terjadinya penyakit kanker yaitu:

1. Bahan yang terbukti berhubungan dengan kanker pada manusia: - 4-aminobiphenyil - Arsenic - Benzene - Chromium - Nickel - Vinyl Chloride

2. Bahan yang diduga karsinogen pada manusia - Benzo(a)pyrene

- Dibenz(a,h)anthracene - Formaldehyde

- N-Nitrosodiethylamine - N-Nitrosodimethylamine

d. Selain yang diatas, rokok juga mengandung bahan kimia berikut ini: 1. Formalin (Gas tidak berwarna, bahan pengawet mayat)

2. Formic Acid (Asam kuat yang bisa membuat kulit melepuh. Merupakan bahan pengawet dan anti bakteri pada industri makanan)

3. Hidrogen Sulfide (Gas beracun, penghambat oksidasi enzim) 4. Nitrous Oxide (Gas tidak berwarna. Bahan obat bius dalam operasi) 5. Pyridine (Cairan tidak berwarna dan menyengat. Mengubah alkohol

sebagai pelarut dan pembunuh hama).

Asap rokok mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit bukan hanya bagi perokok aktif namun bagi perokok pasif juga. Menurut Aditama (2011) asap rokok yang dihisap si perokok disebut dengan “asap utama” (mainstream smoke) dan asap yang keluar dari ujung rokok yang terbakar yang dihisap oleh orang sekitar perokok disebut “asap sampingan” (slidestream smoke). 2.1.3 Jenis Rokok

Menurut Jaya (2012) jenis rokok di Indonesia dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :

1. Rokok berdasarkan bahan pembungkus

a. Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung b. Kawun : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren

c. Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas

d. Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau 2. Rokok berdasarkan bahan baku

a. Rokok putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

b. Rokok kretek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

c. Rokok klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

3. Rokok berdasarkan proses pembuatannya

a. Sigaret kretek tangan (SKT) rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.

b. Sigaret kretek mesin (SKM) : rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.

4. Rokok berdasarkan penggunaan filter

a. Rokok filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus b. Rokok non filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak

2.1.4 Bahaya rokok pada tubuh

Rokok dapat menyebabkan penyakit yang menyerang anggota tubuh manusia baik itu perokok aktif maupun perokok pasif. Doll dan Hill dalam Aditama (2011) membagi hubungan antara penyakit dan kebiasaan merokok yaitu:

a. Yang disebabkan oleh merokok yaitu kanker paru, kanker kerongkongan, kanker saluran napas lainnya, bronkitis kronik, emfisema;

b. Mungkin seluruhnya atau sebagian disebabkan oleh merokok yaitu penyakit jantung iskemik, aneurisma/pelebaran aorta, kerusakan miokard jantung, trombosis pembuluh darah otak, arteriosklerosis, tuberkulosis, pneumonia, ulkus peptikum, hernia dan kanker kandung kemih.

Dua peneliti eropa lainnya, Hammond dan Horn dalam Aditama (2011) juga membagi hubungan antara penyakit dan kebiasaan merokok sebagai berikut: a. Hubungan erat luar biasa mengakibatkan kanker paru, kanker tenggorok,

kanker kerongkongan, dan ulkus peptikum

b. Hubungan sangat erat mengakibatkan pneumonia, ulkus duodenum, aneurisma aorta

c. Hubungan erat menyebabkan penyakit jantung koroner

d. Hubungan sedang mengakibatkan penyakit pembuluh darah otak

Bagian tubuh yang dapat diserang oleh penyakit akibat rokok diantaranya adalah :

a. Otak

kimia pada otaknya. b. Mata

Seorang perokok memiliki resiko tiga kali lebih besar dibandingkan bukan perokok untuk terserang penyakit katarak dan menyebabkan kebutaan.

c. Mulut, tenggorokan, pita suara, dan esophagus

Pada bagian tubuh ini rokok dapat menyebabkan penyakit kanker, penyakit gusi, pilek dan kerongkongan kering. Rokok juga meningkatkan resiko penderita kanker yang merokok mengalami kematian dibandingkan penderita kanker yang bukan perokok.

d. Gigi

Seorang perokok memiliki resiko 20 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak merokok untuk menderita penyakit Periodontitis yaitu penyakit yang menyerang gusi seperti gusi terbakar yang akan mengarah ke tingkat infeksi yang kemudian akan merusak jaringan halus dan tulang.

e. Paru-paru

Paru-paru merupakan bagian tubuh yang paling erat kaitannya dengan rokok. Penyakit-penyakit yang dapat menyerang paru-paru ialah kanker paru-paru, emfisema, pneumonia, bronkhitis, asma, dan batuk kronis. Penelitian di Amerika menunjukkan seorang perokok memiliki resiko 20 kali lebih besar mati akibat kanker paru pada penduduk umur setengah baya dibandingkan dengan orang yang tidak merokok (TCSC-IAKMI, 2010). Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa asap rokok merupakan faktor resiko penting untuk timbulnya kasus baru asma (Aditama, 2011).

f. Perut

Penyakit kanker perut dan lambung adalah penyakit yang dapat diderita seorang perokok pada bagian tubuh ini. Penyakit maag dan tukak lambung (ulkus peptikum) ternyata lebih sering dijumpai pada perokok dan penyembuhannya menjadi lebih sulit selama mereka tetap merokok (Aditama, 2011).

g. Ginjal & Pankreas

Pada bagian ini, kanker ginjal dan Kanker Pankreas adalah penyakit yang dapat diderita seorang perokok.

h. Leher rahim & Kantung kemih

Penyakit kanker akan menyerang leher rahim seorang perokok. Seorang perokok memiliki resiko dua kali lebih besar menderita penyakit kanker kantung kemih.

i. Kulit

Perokok memiliki kemungkinan 3,3 kali lebih besar dibandingkan mereka yang tidak merokok untuk mengidap karsinoma sel skuamosa. Resiko ini akan meningkat empat kali lebih besar bila menghisap rokok lebih dari 20 batang perharinya (Jaya, 2012).

2.2 Merokok

Menurut Armstrong (1990) merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar. Asap tembakau tidak hanya merugikan perokok namun juga memberi pengaruh kepada orang yang berada disekitarnya. Hal ini didukung oleh pernyataaan Danusantoso

(1991) yang mengatakan bahwa asap rokok selain merugikan diri sendiri juga dapat berakibat bagi orang-orang lain yang berada disekitarnya. Levy (1984) juga memberikan pendapat bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok adalah kegiatan membakar dan menghisap rokok yang menghasilkan asap tembakau yang kemudian asap tersebut masuk terhirup pengguna rokok begitu juga dengan orang-orang yang berada disekitar perokok tersebut.

Merokok merupakan kebiasaan yang buruk yang dapat mengakibatkan kematian baik itu pengguna rokok itu sendiri ataupun orang yang berada disekitar perokok tersebut. Rokok dapat mengakibatkan penyakit-penyakit seperti radang gusi, kerusakan tulang penyokong gigi, stroke kanker bibir, kanker mulut, kanker tenggrorokan, kanker laring, serangan jantung, kanker esophagus, kanker paru-paru, emfisema, penyakit paru obstruktif kronis, kanker hati kanker lambung kanker pankreas dan usus besar, kanker ginjal, kanker kandung kemih, gangren dan tukak lambung.

Selain itu, merokok juga dapat mengakibatkan impoten dan kerusakan sperma. Sedangkan untuk reproduksi wanita dapat mengakibatkan kemandulan dan kanker leher rahim. Bagi wanita hamil, merokok dapat mengakibatkan kecacatan untuk bayi yang dikandungnya hingga meningkatnya resiko keguguran dan kematian janin.

Merokok juga dapat menurunkan kualitas penampilan perokok, hal ini dikaitkan dengan adanya kandungan zat kimia berupa tar yang dapat menempel di gigi perokok. Akibatnya, gigi perokok akan mengalami perubahan warna dari kuning hingga kecoklatan bahkan sampai berwarna kehitaman.

2.2.1 Jenis Perokok

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perokok adalah (orang) yang suka merokok. Perokok dibagi menjadi dua yaitu:

1. Perokok aktif adalah orang yang merokok secara aktif. Merokok secara aktif maksudnya ialah orang yang menghisap secara langsung dan ikut menghirup asap hasil pembakaran rokok yang ia hisap.

2. Perokok pasif adalah orang yang menerima asap rokok saja, bukan perokoknya sendiri.

2.2.2 Tahapan Dalam Perilaku Merokok

Levental dan Clearly (Komasari & Helmi, 2000) membagi tahapan dalam perilaku merokok sehingga seseorang menjadi perokok ke dalam 4 tahapan yaitu: a. Tahap Perpatory, seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan

mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.

b. Tahap Initiation, tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.

c. Tahap Becoming a Smoker, apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka ia mempunyai kecenderungan menjadi perokok.

d. Tahap Maintenance of Smoking, tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek psikologis yang menyenangkan.

2.2.3 Tipe Perilaku Merokok

Tipe perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai aspek diantaranya adalah:

A. Menurut Smet (1994) tipe perokok berdasarkan banyaknya rokok yang dihisap ada tiga tipe perokok yaitu:

1. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari. 2. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari. 3. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.

B. Berdasarkan tempat aktivitas merokok dilakukan, Mu’tadin (2002) membagi tipe perokok menjadi dua yaitu:

1. Merokok di tempat umum/ruang publik:

a. Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara berkelompok mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di area merokok.

b. Kelompok heterogen (merokok di tengah orang-orang lain yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dan lain-lain)

2. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi

a. Kantor atau kamar tidur pribadi. Perokok memillih tempat-tempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh rasa gelisah yang mencekam.

b. Toilet, perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi.

C. Silvan dan Tomkins dalam Mu’tadin (2002) membagi tipe perilaku merokok berdasarkan management theory of affect yaitu:

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif

a. Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.

b. Stimulation to pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan sekedar menyenangkan perasaan.

c. Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh dari memegang rokok.

2. Tipe perokok yang dipengaruhi perasaan negatif, banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaan negatif yang dirasakannya. Misalnya, merokok bila marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi dengan tujuan menghindari perasaan yang tidak enak.

3. Tipe perokok yang adiktif, perokok yang sudah adiksi akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.

4. Tipe perokok yang sudah menjadi kebiasaan, mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena sudah menjadi kebiasaan.

2.3 Kebijakan

2.3.1 Definisi

Kebijaksanaan (Policy) adalah suatu deklarasi mengenai suatu dasar pedoman bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktivitas-aktivitas tertentu atau suatu rencana (United Nation dalam Wahab (1997)).

Kebijakan publik adalah terjemahan dari bahasa inggris yaitu Public Policy. Thomas R Dyne dalam Madani (2011) mendefinisikan kebijakan publik sebagai “is what ever government choose to do or not to do” yang artinya adalah “apapun pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu”. James E. Anderson dalam Madani (2011) mengatakan bahwa “Public Policies are those policies developed by government bodies and officials” yang diartikan sebagai kebijakan publik adalah kebijakan yang dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah. Menurut Mustopodidjaja dalam Madani (2011) mendefinisikan kebijakan publik dengan suatu keputusan yang dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu, yang dilaksanakan oleh instansi yang berkewenangan dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintah negara dan pembangunan.

2.3.2 Upaya Pemerintah dalam Menurunkan Angka Perokok Aktif

Pemerintah telah menyusun berbagai peraturan guna memberikan perlindungan ke masyarakat akan bahaya merokok yaitu diantaranya:

Undang-undang telah disahkan pada rapat paripurna DPR tepatnya pada tanggal 14 September 2009 yang menegaskan bahwa tembakau adalah zat adiktif. Penjelasan tersebut ada pada pasal 113 ayat 2 yang berbunyi:

“ Zat adiktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tembakau, produk yang mengandung tembakau, padat, cairan dan gas yang bersifat adiktif yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya dan/atau masyarakat sekelilingnya.”

Dalam undang-undang ini juga menegaskan bahwa dalam setiap bungkus rokok haruslah mencantumkan peringatan kesehatan. Penjelasan tersebut tercantum pada pasal 114 yang berbunyi:

“Setiap Orang yang memproduksi atau memasukkan rokok ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan.”

Pemerintah juga telah memberikan sanksi berupa pidana dan denda yang tercantum pada pasal 199 ayat (1) yang berbunyi :

“Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau memasukkan rokok ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan tidak mencantumkan peringatan kesehatan berbentuk gambar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);”

2. Rancangan Undang-Undang Pengendalian Dampak Produk Tembakau Terhadap Kesehatan (RUU-PDPTK)

Rancangan ini secara garis besar terdiri dari 13 bab dan 71 pasal (TCSC-IAKMI, 2010). Namun RUU tersebut masih dalam proses Harmonisasi Baleg (Atte Sugandi dalam buku TCSC-IAKMI, 2010)

3. Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah & Retribusi Daerah

Dalam undang-undang dikatakan bahwa pajak rokok sebagian diwajibkan untuk membiayai pelayanan kesehatan masayarakat dan penegakan hukum. Penjelasan tersebut tercantum pada pasal 31 yang berbunyi :

“ Penerimaan pajak rokok, baik bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50 % (lima puluh persen) untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang.”

4. Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan

Peraturan pemerintah ini dibuat untuk mendukung dan dalam melaksanakan ketentuan pasal 116 Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan yang berbunyi :

“Ketentuan lebih lanjut mengenai pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.”

Peraturan ini dibuat untuk mengatur hal-hal yang menyangkut produk tembakau, baik itu dalam hal tanggung jawab Pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dalam hal penyelenggaraan, peran serta masyarakat dan pembinaan serta pengawasan produk tembakau (PP No. 109 Pasal 3). Pada peraturan pemerintah ini juga telah mengatur agar produsen rokok mencantumkan peringatan bergambar di bungkus rokok. Hal ini dilatarbelakangi oleh studi diberbagai negara yang membuktikan bahwa peringatan berbentuk gambar yang disertai tulisan lebih efektif daripada peringatan dengan bentuk tulisan saja (PP No. 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan).

5. Permenkes Nomor 40 Tahun 2013 Tentang Peta Jalan (Road Map) Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan

Permenkes ini dibuat untuk menjadi suatu acuan dalam penyusunan dan pengembangan program dan kegiatan yang kaitannya dengan pengendalian dampak konsumsi rokok.

6. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 41 Tahun 2013 Tentang Pengawasan Produk Tembakau Yang Beredar, Pencantuman peringatan Kesehatan Dalam Iklan Dan Kemasan Produk Tembakau, Dan Promosi

Peraturan kepala BPOM ini lebih memuat ke pengawasan produk-produk tembakau yang beredar di pasaran seperti kandungan kadar nikotin dan tar serta pengawasan pencantuman peringatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau (Peraturan Kepala BPOM no. 41 Tahun 2013 Pasal 3).

7. Permenkes No. 28 Tahun 2013 Tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau

Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2013 yang mengatur mengenai pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau telah berlaku mulai tanggal 24 Juni 2014. Peraturan Menteri Kesehatan ini merupakan peraturan yang dibuat demi mendukung pelaksanaan peraturan pemerintah No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Dalam peraturan pemerintah No. 109 Tahun 2012 telah menegaskan bahwa setiap varian produk tembakau harus mencantumkan gambar dan tulisan peringatan kesehatan kecuali

bagi industri nonPengusaha kena pajak yang total jumlah produksinya tidak lebih dari 24.000.000 (dua puluh empat juta) batang per tahun (PP No. 109 Tahun 2012 pasal 15 ayat (1) dan (2)).

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2013 telah ditetapkan jenis gambar dan tulisan apa saja yang diwajibkan untuk dicantumkan dalam setiap bungkus rokok di Indonesia.

2.4Peringatan Bergambar

2.4.1 Peringatan

Suatu peringatan akan selalu mengandung pesan didalamnya. Pesan atau isi pernyataan adalah hasil penggunaan akal budi yang disampaikan manusia kepada manusia lain (Hoeta Soehoet dalam Ritonga, 2005).

Agar pesan tidak bias, ada tiga hal yang harus dipenuhi yaitu:

1. Pesan yang disampaikan pada khalayak sasaran tidak mengandung atau berisi kebohongan.

2. Pesan hendaknya berisi dua kepentingan sekaligus, yaitu penyampai (persuader) dan penerima (khalayak sasaran), yang dalam terminologi komunikasi disebut komunikator atau komunikan atau dalam dunia perdagangan disebut produsen dan konsumen.

3. Dalam kemasan pesan persuasif tidak terdapat unsur memaksa, baik paksaan psikologis maupun fisik.

2.4.2 Gambar

Menurut Suleiman (1985), alat-alat visual adalah alat-alat yang dapat memperlihatkan rupa atau bentuk, yang kita kenal sebagai alat peraga. Yang terbagi atas:

1. Alat-alat visual dua dimensi, terbagi atas:

a. Alat alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan. Contoh : gambar diatas kertas atau karton, gambar yang diproyeksikan dengan opaque-projektor, lembaran balik, wayang beber, grafik, diagram, bagan, poster, gambar hasil cetak saring dan foto.

b. Alat visual dua dimensi pada bidang yang transparan. Contoh: slaid, filmstrip, lembaran transparan untuk overhead projektor. 2. Alat-alat visual tiga dimensi

Contoh: benda asli, model, contoh barang atau spesimen, alat tiruan sederhana atau mock-up. Termasuk didalamnya diorama, pameran dan bak pasir.

Menurut sonja dalam Smith (2005) “visual rhetoric is the actual image rhetors generate when they use visual symbol for the purpose of communicating.”. Yang berarti “ visual rhetoric adalah studi gambar rhetoric yang menggunakan simbol gambar untuk tujuan berkomunikasi”. Menurut Sonja dalam Smith (2005) ada 3 syarat untuk suatu objek dapat dikatakan sebagai visual rhetoric:

1. Symbolic Action, yaitu sebuah kumpulan dari tanda-tanda dimana tanda-tanda tersebut dapat terhubung dengan objek yang lain.

2. Human Intervention, artinya adanya perlakuan dari manusia seperti adanya penetapan untuk menjadikan suatu objek menjadi visual rhetoric maupun pada proses interpretasi.

3. Presence of an audience, yaitu ditujukan untuk audien, walaupun audien tersebut adalah pencipta objek tersebut.

2.5Sikap

2.5.1 Definisi Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Newcomb dalam Mar’at (1984) sikap merupakan suatu kesatuan kognisi yang mempunyai valensi dana akhirnya berintegrasi ke dalam pola yang lebih luas.

2.5.2 Komponen Sikap

Allport dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. (Komponen Kognisi)

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. (Komponen Afeksi)

c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave). (Komponen Konatif)

Dokumen terkait