• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Metode “ Time and Motion Study ”

7 ( OH )

Keterangan :

= Indeks satuan kerja ( Orang Hari / OH )

c = lamanya menyelesaikan pekerjaan ( jam atau menit ).

2.2 Metode “Time and Motion Study

Pada awalnya time dan motion study digunakan hanya untuk hal-hal yang sangat spesifik dan dalam ruang lingkup yang sangat sempit. Kedua bidang studi tersebut pertama kali ditemukan dan dikembangkan masing-masing oleh Frederick Taylor untuk Time study dan Gilbreths untuk Motion Study yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaannya. Walaupun dikembangkan dan ditemukan dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, pada awalnya hanya time study dan penurunan insentif upah buruh yang lebih berkembang dibandingkan dengan motion study. Keinginan untuk mendapatkan metode kerja yang lebih baik menggema pada kurun waktu 1930an yang kemudian mengakibatkan perkembangan keilmuan teknik industri untuk menglombinasikan time study dengan motion study yang dapat menghasilkan metode kerja yang lebih baik dan lebih dekat dengan kata ideal. ( Dewiagustiyani, 2013 )

Wignjosoebroto (1995) Motion study and time study adalah suatu pembelajaran sistematis dari sistem kerja dengan tujuan mengembangkan sistem dan metode yang lebih baik. Dalam perkembangannya kemudian keduanya dipandang sebagai suatu kesatuan yang dikenal dengan nama Time and Motion Study atau studi waktu dan gerakan. Istilah lain yang kemudian hari kerap juga

digunakan untuk hal ini adalah Methods Engineering. Pada tahap awal dari Methods Engineering adalah menentukan estimasi waktu yang akan dikerjakan oleh pekerja dalam menjalankan tugas pada suatu stasiun kerja.

Buruh atau pekerja merupakan salah satu faktor utama yang menentukan besarnya biaya dalam anggaran suatu pekerjaan proyek. Produktivitas dari pekerja akan mempengaruhi biaya naik, biaya turun dan besarnya keuntungan. Karena itu dibutuhkan teknologi yang dapat memacu produktivitas kerja dan kualitas. Metode time and motion study dapat dijadikan alat untuk mengukur dan membuktikan produktivitas kerja dalam bentuk waktu standard.

Dalam penggunaan metode time and motion study akan diperoleh waktu standard seorang pekerja dalam menyelesaikan suatu jenis pekarjaan dalam satuan besaran tertentu misalnya waktu standard dalam menyelesaikan pekerjaan 1 m³ pasangan batu.

Menurut Marvin E. Mundel, istilah Time and motion itu sendiri dapat diartikan atas dua hal, yaitu:

a. Motion study

Aspek motion study terdiri dari deskripsi, analisis sistematis dan pengembangan metode kerja dalam menentukan bahan baku, desain output, proses, alat kerja, tempat kerja, dan perlengkapan untuk setiap langkah dalam suatu proses, aktivitas manusia yang mengerjakan setiap aktivitas itu sendiri. Tujuan metode motion study adalah untuk menentukan atau mendesain metode kerja yang sesuai untuk menyelesaikan sebuah aktivitas.

Aspek utama time study terdiri atas keragaman prosedur untuk menentukan lama waktu yang dibutuhkan dengan standar pengukuran waktu yang ditetapkan, untuk setiap aktivitas yang melibatkan manusia, mesin atau kombinasi aktivitas (Ciptani, 2008)

Menurut Yuliarto (2009) Time and Motion Study dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja.Metode yang digunakan dalam penentuan kebutuhan tenaga kerja (helper) ini adalah dengan menggunakan metode pengukuran waktu jam henti. Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini menggunakan jam henti (stopwatch) sebagai alat utamanya. Prinsip dari metode ini adalah pengukuran waktu dimana waktu yang pantas diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sebelum melakukan pengukuran waktu terlebih dahulu menguraikan pekerjaan menjadi elemen-elemen atau stasiun kerja, kemudian memilih helper untuk menghitung waktu kerjanya. Helper yang dipilih merupakan pegawai yang memiliki kemampuan rata-rata dalam pekerjaannya, yaitu tidak terlalu lambat ataupun terlalu cepat. Pengukuran waktu yang digunakan adalah dengan teknik pengukuran langsung yaitu pengukuran waktu kerja yang dilakukan oleh peneliti secara langsung ditempat objek penelitian.

Terdapat dua macam teknik pengukuran time and motion study, yaitu: a. Pengukuran waktu secara langsung.

Cara pengukurannya dilaksanakan secara langsung yaitu dengan mengamati secara langsung pekerjaan yang dilakukan oleh operator dan mencatat waktu yang diperlukan oleh operator dalam melakukan pekerjaannya dengan terlebih dahulu membagi operasi kerja menjadi elemen-elemen kerja yang sedetail

mungkin dengan syarat masih bisa diamati dan diukur. Cara pengukuran langsung ini dapat menggunakan metode jam henti (Stopwatch Time Study) dan sampling kerja (Work Sampling).

1. Stopwatch Time Study.

Stopwatch time study merupakan metode yang paling sesuai dengan pekerjaan yang berhubungan dengan penetapan waktu standard. Seorang ahli Universitas Sumatera Utara Fredrich W. Taylor mulai menggunakan stopwatch dalam pekerjaannya sejak tahun 1880 dan metode ini merupakan metode yang paling sering digunakan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan penetapan waktu standard terutama dalam dunia industri karena penggunaanya yang sangat sederhana.

Dalam pengerjaannya,metode ini menggunakan alat hitung waktu seperti stopwatch. Beberapa jenis stopwatch yang dapat digunakan adalah :

a. Snapback b. Continuous c. Three watch d. Digital

e. TMU ( time-measured unit )

Proses pengerjaan dari metode ini sangatlah sederhana. Seorang peneliti hanya perlu mengukur lamanya waktu kerja dari seorang pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan kemudian mencatatnya, begitu juga untuk pekerjaan berikutnya sampai didapat data yang akan dijadikan sebagai waktu standard.

2. Work Sampling.

Work sampling merupakan metode yang mempelajari kinerja dari pekerja berdasarkan lamanya jam kerja. Cara pengambilan datanya dengan observasi langsung terhadap pekerja kemudian membuat suatu kesimpulan dari kinerja orang tersebut. Misalnya dalam rentang waktu 2 jam seorang pekerja bekerja dengan maksimal tetapi setelah 1 jam berikutnya intensitas bekerjanya menurun mugkin dia membutuhkan istirahat dengan mengnurunkan ritme kerjanya dan setelah itu kinerjanya meningkat lagi dan begitu seterusnya sampai berakhir jam Universitas Sumatera Utara kerja. Dari sini dapat diambil kesimpulan seberapa besar produktivitas dari pekerja tersebut.

b. Pengukuran waktu secara tidak langsung.

Cara pengukurannya dengan melakukan penghitungan waktu kerja dimana pengamat tidak berada di tempat pekerjaan yang diukur. Cara pengukuran tidak langsung, ini dengan menggunakan data waktu baku (Standard Data) dan data waktu gerakan (Predetermined Time System).

1. Time Standard ( waktu standard ).

Waktu standard merupakan bagian yang sangat penting sebagai informasi dalam perencanaan suatu pekerjaan.

Waktu standard dapat berguna untuk :

1. Menentukan jumlah alat atau mesin yang dibutuhkan. 2. Menentukan jumlah pemakaian orang.

3. Menentukan anggaran biaya.

waktu.

5. Menentukan keseimbangan tugas dan alur kerja dari tip bidang dan peralatan. 6. Menentukan gerak kerja individu dan mengidentifikasi permasalahan dalam

suatu pekerjaan.

7. Pembayaran dapat ditetapkan berdasarkan gerak kerja.

8. Mengevaluasi pemakaian biaya dan memilih metode yang baik. 9. Mengatur pengeluaran untuk tenaga kerja.

Waktu standard adalah waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu jenis pekerjaan dengan beberapa kondisi:

1. Pekerja yang berkompeten dibidangnya.

Pekerja yang berkompeten dibidangnya sangatlah dibutuhkan. Pengalaman kerja seorang pekerja akan menentukan kualitas dari pekerja tersebut dan lamanya bekerja dibidang yang digeluti merupakan tolak ukur dalam menilai pengalaman seorang pekerja. Dibutuhkan waktu untuk menyesuiakan antara pekerja dan jenis pekerjaan, misalnya menjadi operator mesin traktor, crane, ekskavator dan banyak peralatan berteknologi tinggi yang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempelajarinya dan menyesuaikan diri. Kesalahan terbesar dalam pekerjaan sering dilakukan oleh pekerja yang pengalaman kerjanya masih sedikit. Oleh karna itu, aturan yang baik dalam menerima tenaga kerja harus dimulai dengan seleksi, pelatihan teori dan pelatihan lapangan.

2. Langkah normal.

Dalam penetapan waktu standard untuk suatu jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh seorang pekerja sebaiknya masih dalam kondisi waktu kerja yang

normal yaitu waktu kerja yang tidak pada kondisi keterlambatan jadwal pekerjaan yang menyebabkan pekerja bekerja dalam kondisi tekanan.

3. Spesifikasi tugas.

Yang dimaksud dengan spesifikasi tugas adalah penjelasan detail dari pekerjaan yang diberikan. Hal-hal yang harus dimasukkan dalam penjelasan tugas adalah :

a. Metode kerja yang digunakan. b. Spesifikasi dari material. c. Peralatan yang digunakan.

d. Letak material masuk dan material keluar.

e. Ketentuan tambahan seperti keselamatan kerja, kualitas kerja dan perawatan. Waktu standard hanya baik digunakan jika sesuai dengan kondisi yang telah ditetapkan di atas. Apabila terdapat perubahan karena factor tertentu, maka waktu standard harus berubah juga.

2. Predetermined Time Standard System ( PTSS )

PTSS merupakan teknik dalam menetapkan perencanaan waktu dengan meninjau langkah-langkah kerja yang akan dilakukan. Teknik PTSS digunakan ketika waktu standard dibutuhkan selama merencanakan program kerja yang baru. Pada tahap perencanaan program kerja yang baru, hanya data yang sederhana atau data perkiraan yang ada dan perencana harus menggambarkan kebutuhan dalam pemakaian alat, perlengkapan dan metode kerja. Seorang perencana harus dapat mendesain jaringan kerja yang menggambarkan langkah-langkah pekerjaan. Beberapa jaringan kerja harus didesain, waktu kerja dan total dari pelaksanaan

pekerjaan harus sudah diperkirakan. Perkiraan waktu kerja ini dapat digunakan untuk menentukan peralatan yang digunakan dan kebutuhan tenaga kerja.

Kriteria-kriteria yang harus terpenuhi pada aktivitas pengukuran time and motion study adalah aktivitas tersebut harus dilaksanakan secara ulang dan seragam, isis atau macam pekerjaan tersebut harus homogen, hasil kerja (output) harus dapat dihitung secara nyata (kuantitatif) baik secara keseluruhan ataupun untuk tiap-tiap elemen kerja yang berlangsung dan pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya sehingga akan memadai untuk diukur dan dihitung waktu bakunya (Wignjosoebroto, 1995).

Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka dalam melaksanakan pengukuran time and motion study harus mempertimbangkan banyak faktor antara lain kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah siklus kerja yang diukur (Universitas Kristen Petra, 2009).

2.2.1 Pengamatan dan Pengukuran

Menurut Universitas Kristen Petra (2009) ada tiga metode yang digunakan untuk mengukur elemen-elemen kerja dengan menggunakan stopwatch, yaitu pengukuran waktu secara terus menerus (countinuos timming), pengukuran waktu secara berulang-ulang (repetitive timing atau metode snap back) dan pengukuran waktu secara penjumlahan (accumulative timing).

Pada pengukuran waktu secara terus menerus (continuous timing), maka pengamat kerja akan menekan tombol stopwatch pada saat elemen kerja pertama dimulai, dan membiarkan jam henti berjalan terus menerus sampai periode atau

siklus kerja selesai. Waktu yang dipakai sebenernya merupakan waktu dari masing-masing elemen kerja yang diperoleh dari pengurangan pada saat pengukuran waktu selesai dilakukan.

Untuk pengukuran waktu secara berulang-ulang (repetitive timing atau metode snap back), jarum penunjuk stopwatch akan selalu dikembalikan ke porsi nol pada setiap akhir elemen kerja yang diukur. Setelah pencatatan pengukuran untuk elemen berikutnya.

Selanjutnya, pengukuran secara akumulatif akan menggunakan dua atau tiga stopwatch yang akan bekerja secara bergantian. Metode ini memberikan keuntungan dalam hal pembacaan data akan lebih mudah dan lebih teliti karena jarum stopwatch tidak dalam keadaan bergerak pada kondisi tersebut.

Dokumen terkait