• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Sebagai suatu rangkaian logis dari penelitian maka saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Disamping kelebihan yang dimiliki obligasi perusahaan, juga terdapat resiko yang harus ditanggung oleh investor yaitu resiko likuiditas dan resiko kredit. Likuiditas yang rendah pada obligasi perusahaan terjadi karena sebagian besar investor memiliki motif investasi yang cenderung mengharapkan pendapatan kupon dari pada keuntungan dari perdagangan obligasinya (capital gain). Bagi pemerintah dalam hal ini adalah Bank Indonesia, Bursa Efek Surabaya dan BAPEPAM diharapkan di masa mendatang pasar obligasi perusahaan harus dibuat lebih likuid yaitu dengan membuat sistem perdagangan yang cepat dan akurat, membentuk lembaga yang independen agar tercipta harga yang kredibel dan transparan.

2. Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan harga obligasi. Untuk itu investor harus benar-benar jeli ketika memutuskan untuk membeli obligasi. Investor harus memperhatikan tidak hanya obligasi tersebut tetapi juga kondisi perusahaan penerbit karena akan sangat mempengaruhi nilai jual obligasi tersebut.

3. Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik dengan perdagangan obligasi dapat memasukkan variabel-variabel lain serta waktu pengamatan yang lebih lama yang kemungkinan memberikan hasil yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Dalam pelaksanaannya diarahkan kepada pemanfaatan sumber- sumber daya dalam negeri, disamping memanfaatkan sumber-sumber lain sebagai pendukung. Diperlukan usaha yang konsisten untuk mengarahkan dana investasi yang bersumber dari dalam negeri, seperti tabungan masyarakat, tabungan pemerintah dan penerimaan devisa. Kebijakan- kebijakan secara mikro dan makro harus ditempuh untuk menjalankan perekonomian suatu negara. Secara makro, kebijaksanaan harus ditempuh yang mencakup dua permasalahan utama yaitu:

1. Masalah stabilisasi. Masalah ini berkaitan dengan bagaimana menjaga perekonomian tetap seimbang dengan menghindari tiga permasalahan utama yaitu inflasi, pengangguran serta ketimpangan dalam neraca pembayaran.

2. Masalah pertumbuhan. Masalah ini berkaitan dengan bagaimana menjaga keseimbangan antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi dan tersedianya dana untuk investasi.

Indikator-indikator perekonomian seperti tingkat bunga, nilai tukar, dan jumlah uang beredar sangat mempengaruhi perekonomian suatu negara.

Kebijakan-kebijakan yang ditempuh secara makro harus didasarkan pada pertimbangan menjaga kestabilan indikator perekonomian tersebut. Kebijakan harus ditempuh secara moneter maupun fiskal melalui pasar uang dan pasar modal.

Pasar uang akan mempertemukan permintaan akan uang dengan penawaran akan uang. Selanjutnya permintaan dan penawaran akan uang ini akan menentukan tingkat harga umum. Menurut kaum klasik, di pasar uang ditentukanlah nilai dari uang, yaitu daya beli uang untuk dibelikan barang- barang. Sedangkan berdasarkan teori Keynes bahwa di pasar uang ditentukan harga dari uang (tingkat bunga) bukan nilai dari uang (tingkat harga umum) (Boediono, 2001). Sedangkan pasar modal merupakan salah satu wadah untuk pengerahan dana dalam jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Apabila pengerahan dana dari masyarakat berjalan dengan baik, maka sumber dana dari luar negeri dapat dikurangi (Anoraga dan Pakarti, 2006).

Pasar modal di Indonesia sudah dimulai sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Perdagangan sekuritas dimulai dengan mendirikan bursa di Batavia pada 14 Desember 1912. penyelenggaranya adalah Verreniging Voor de Effectenhandel. Sekuritas yang diperjual belikan adalah saham dan obligasi perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda serta sekuritas Belanda lainnya. Perkembangan bursa efek yang pesat, menarik perhatian pemerintah Hindia

Belanda untuk mendirikan bursa di Semarang dan Surabaya tahun 1925 dengan investor selain Belanda juga Arab dan Cina (Tandelilin, 2001).

Perang Dunia II sekitar tahun 1939 menyebabkan pasar modal terhenti dan bursa efek di Indonesia ditutup pada 10 Mei 1940. Pada 3 Juni 1952 Bursa Efek Jakarta dibuka kembali karena didorong oleh adanya penerbitan obligasi pemerintah Indonesia dan terus berkembang hingga tahun 1958. Kelesuan yang terjadi di pasar modal saat itu disebabkan oleh warga negara Belanda yang meninggalkan Indonesia dan dilakukannya nasionalisasi terhadap perusahaan Belanda di Indonesia. Hal ini terjadi hingga berakhirnya masa orde lama (Tandelilin, 2001).

Pada masa orde baru, pasar modal diaktifkan kembali dengan membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) dan pasar modal dibuka pada 10 Agustus 1977. Tujuannya lebih ditekankan pada azas pemerataan sehingga kepemilikan saham tidak jatuh pada golongan masyarakat tertentu. Untuk itu pemerintah berperan aktif dalam menangani pasar modal. Besarnya campur tangan pemerintah menyebabkan lambannya perkembangan pasar modal Indonesia. Adanya deregulasi perbankan tahun 1983, menyebabkan tingkat suku bunga deposito naik sehingga investasi di pasar modal kurang menarik. Untuk itu pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi seperti Paket Desember 1987, Paket Oktober 1988, Paket Desember 1988 dan Paket September 1997 dengan tujuan menggairahkan perdagangan bursa efek di Indonesia (Tandelilin, 2001).

Salah satu instrumen pasar modal adalah instrumen utang (obligasi/bond) seperti obligasi perusahaan, obligasi langganan, obligasi yang dikonversikan dengan menjadi saham, dan sebagainya (Anoraga dan Pakarti, 2006). Obligasi didalamnya mengandung suatu perjanjian yang mengikat kedua belah pihak, antara pemberi pinjaman dan penerima pinjaman. Harga dari obligasi ini ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.

Obligasi merupakan janji pihak penerbit untuk membayar sejumlah bunga dalam periode waktu tertentu dan membayar nilai nominal obligasi pada waktu jatuh tempo. Obligasi pendapatan tetap sebagai salah satu jenis obligasi yang menawarkan kesempatan untuk memperoleh hasil yang tetap dari waktu ke waktu selama periode tertentu dan kesempatan untuk memperoleh capital gain. Kebijakan penurunan suku bunga Bank Indonesia berdampak pada naiknya harga obligasi. Investor umumnya berinvestasi dalam obligasi pemerintah karena relatif aman namun potensi kenaikan harga yang lebih besar membuat obligasi perusahaan merupakan alternatif yang lebih baik.

Pada November 2005 saat tingkat bunga masih mengalami kenaikan, harga obligasi juga naik. Hal ini disebabkan pelaku pasar optimis lonjakan inflasi dan peningkatan jumlah uang beredar pada Oktober 2005 hanya sementara. Dampak dari kenaikan harga bulan Oktober 2005 hingga April 2006, imbal hasil obligasi perusahaan tercatat sebesar 15,11%. Tahun 2004

tingkat suku bunga SBI 1 bulan berada pada 7,33%-7,43% dengan yield terendah obligasi perusahaan sebesar 11,25% dengan selisih 3,83% (Susanto, 2006).

Namun kelesuan pasar obligasi perusahaan terjadi pada Juli 2005 dimana saat itu terjadi kenaikan suku bunga SBI hingga ke posisi 8,44%. Keadaan tersebut diperburuk dengan naiknya harga minyak dunia hingga USD 70,80/barel pada 29 Agustus 2005. kenaikan harga minyak dunia mendorong terjadinya inflasi sehingga Fedres menaikkan Fed Fund Rate dan Indonesia juga melakukan penyesuaian terhadap BI Rate, namun inflasi tetap tinggi. Tingginya inflasi terlihat dari peningkatan jumlah uang beredar di Indonesia akibat pemerintah menaikkan harga BBM untuk menyesuaikan dengan harga minyak dunia. Hal ini memicu aksi borong dolar oleh sejumlah BUMN/perusahaan dalam negeri yang akhirnya menekan nilai rupiah (Bank Indonesia, 2005).

Melemahnya kurs rupiah hingga level Rp 10.000 di bulan Agustus 2005 menyebabkan terjadinya reaksi negatif pasar diikuti aksi penjualan sovereign bond Indonesia yang mengakibatkan turunnya harga sovereign bond. Keadaan tersebut berpengaruh terhadap obligasi perusahaan Indonesia terutama terhadap penerbitan baru obligasi perusahaan di pasar keuangan. Indeks harga obligasi perusahaan mengalami penurunan pada bulan September hingga November 2005 dari 1.866,2257 basis poin ke 1.797,4046 basis poin (Bank Indonesia, 2005).

Pergerakan jumlah uang beredar pada 2005 mengalami perlambatan. Kembali tingginya suku bunga menyebabkan jumlah uang beredar bergerak tipis. Peningkatan uang beredar digunakan untuk keperluan transaksi terkait dengan hari besar keagamaan. Jumlah uang beredar tahun 2005 sebesar Rp 281.905 milyar meningkat tipis dari bulan sebelumnya. Peningkatan uang beredar ini sedikit menguatkan indeks obligasi pada 1.855,999 poin meskipun tingkat bunga relatif tinggi (Bank Indonesia, 2005).

Perkembangan pasar obligasi Indonesia juga diwarnai dengan maraknya penerbitan obligasi internasional oleh perusahaan Indonesia. Tingginya animo perusahaan untuk menerbitkan obligasi internasional didorong oleh faktor biaya yang rendah dan meningkatnya kebutuhan dana untuk ekspansi bisnis. Selain itu penerbitan obligasi internasional akan meningkatkan citra perusahaan. Respon dari investor asing terhadap penerbitan obligasi internasional cukup tinggi karena imbal hasil yang ditawarkan juga tinggi. Hal itu terlihat pada penawaran obligasi yang mengalami kelebihan permintaan/oversubcribe (Bank Indonesia, 2006).

Pada pertengahan Mei 2006 harga obligasi perbankan menunjukkan penurunan yang cukup tajam meskipun pada minggu selanjutnya harga obligasi kembali meningkat. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap penurunan harga obligasi antara lain depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar, isu capital outflow, kinerja IHSG yang terus mengalami tekanan, sentimen regional (penurunan sebagian besar nilai tukar mata uang negara-

negara di kawasan Asia terhadap Dolar Amerika Serikat) serta rencana peningkatan suku bunga oleh The Fed (Bank Indonesia, 2006).

Tabel berikut ini menunjukkan perkembangan pasar obligasi perusahaan tahun 2002-2005.

Tabel 1.1 Perkembangan Pasar Obligasi Perusahaan Periode 2002-2005

2002 2003 2004 2005 IDR USD IDR USD IDR USD IDR USD

Pencatatan terbaru 12 0 80 2 81 0 47 0

Volume

perdagangan(IDR dalam milyar, USD dalam juta)

6.092 0 13.511 6 15.776 1 23.947 4

Rata-rata harian 25 0 56 0 65 0 97 0

Kapitalisasi pasar (IDR dalam milyar, USD dalan juta)

21.520 0 45.390 105 58.791 105 59.523 105

Frekuensi pelaporan

2.077 0 2.701 7 4.569 1 3.858 3

Sumber: Bursa Efek Surabaya

Tabel di atas menunjukkan penurunan pencatatan obligasi di tahun 2005. Perusahaan yang melakukan pencatatan obligasi dalam denominasi rupiah adalah 47 perusahaan dengan volume perdagangan yang lebih besar yaitu Rp 23.947 milyar. Frekuensi pelaporan dalam denominasi rupiah adalah 3.858 kali dan 3 kali dalam denominasi US Dolar. Penurunan perdagangan obligasi di tahun 2005 karena perekonomian mengalami kelesuan. Perusahaan menunda melakukan penerbitan obligasi dan menunggu saat yang lebih menguntungkan.

Obligasi perusahaan dapat menawarkan pilihan investasi yang terdiversifikasi berdasarkan industri dan kualitas kredit (tingkat resiko) yang

disukai investor. Selain memberikan kelebihan berinvestasi, obligasi perusahaan juga mengalami resiko. Pertama, resiko likuiditas karena volume perdagangan yang lebih rendah dibandingkan obligasi SUN. Volume perdagangan yang rendah menyebabkan pemegang obligasi perusahaan lebih sulit menjual obligasinya dalam waktu singkat dengan harga yang wajar. Kedua, resiko kredit yaitu kemungkinan penerbit obligasi gagal membayar kewajiban keuangannya berupa bunga dan pokok utang. Jika investor lebih mengutamakan optimalisasi imbal hasil dibandingkan likuiditas, maka obligasi perusahaan merupakan alternatif yang lebih baik (Susanto, 2006).

Berdasarkan gambaran di atas maka dirasakan perlu untuk mengkaji lebih jauh mengenai obligasi, suku bunga, nilai tukar serta jumlah uang beredar dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Ekonomi Terhadap Indeks Harga Obligasi Perusahaan”.

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai dengan persoalan yang telah dikemukakan terlebih dahulu maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan pasar obligasi di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh faktor fundamental ekonomi seperti tingkat bunga, nilai tukar, dan jumlah uang beredar terhadap indeks harga obligasi perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perkembangan pasar obligasi di Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental ekonomi seperti tingkat bunga, nilai tukar dan jumlah uang beredar terhadap indeks harga obligasi perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Sebagai bahan informasi kepada pihak-pihak terkait sebagai pengambil keputusan mengenai kebijakan yang ditempuh sehubungan dengan jual beli obligasi.

2. Sebagai referensi bagi pihak-pihak lain yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang masalah ini secara luas dan mendalam.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental ekonomi terhadap indeks harga obligasi perusahaan. Dengan menggunakan beberapa teori dan penelitian sebelumnya terhadap indeks harga obligasi perusahaan, maka variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tingkat bunga SBI, nilai tukar dan jumlah uang yang beredar.

Penelitian ini menggunakan data time series selama periode Januari 2001- Desember 2005, yang merupakan data sekunder dari Bank Indonesia dan Bursa efek Surabaya dan dianalisis dengan menggunakan metode Ordinary Least Square. Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear.

Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi indeks harga obligasi perusahaan adalah tingkat bunga SBI, nilai tukar dan jumlah uang beredar. Nilai R-Squared (R2) sebesar 97,38% menunjukkan bahwa variabel-variabel tingkat bunga, nilai tukar dan jumlah uang beredar mampu menjelaskan variasi indeks harga obligasi perusahaan.

ABSTRACT

The object of this research is to know the effect of economic fundamental to corporate bond price index. Using several theories and previous researches on corporate bond price index, the variables observed in this research are interest rate, exchange rate and money supply.

This research uses the time series data within of January 2001-December 2005, as secondary data from Bank of Indonesia and Surabaya Stock Exchange. And the analysis of this research uses Ordinary Least Square method and regression model.

This research finds that interest rate, exchange rate and money supply significantly effect corporate bond price index. R-Squared (R2) is 97,38% refer to variables of interest rate, exchange rate and money supply can explain variation of corporate bond price index.

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL

EKONOMI TERHADAP INDEKS HARGA

OBLIGASI PERUSAHAAN

TESIS

Oleh

ELFITHASARI

057018006/EP

SE K O L A H P A S C A S A R JA NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL

EKONOMI TERHADAP INDEKS HARGA

OBLIGASI PERUSAHAAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ELFITHASARI

057018006/EP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI TERHADAP INDEKS HARGA OBLIGASI PERUSAHAAN

Nama Mahasiswa : Elfithasari Nomor Pokok : 057018006

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Muslich Lufti, MBA) (Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Dr. Murni Daulay, M.Si) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B.,M.Sc)

Telah diuji pada Tanggal : 31 Juli 2007

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Muslich Lufti, MBA

Anggota : 1. Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec 2. Dr. Dede Ruslan, M.Si

3. Dr. Murni Daulay, M.Si 4. Dr. Irsyad Lubis, M.Soc.Sc

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental ekonomi terhadap indeks harga obligasi perusahaan. Dengan menggunakan beberapa teori dan penelitian sebelumnya terhadap indeks harga obligasi perusahaan, maka variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tingkat bunga SBI, nilai tukar dan jumlah uang yang beredar.

Penelitian ini menggunakan data time series selama periode Januari 2001- Desember 2005, yang merupakan data sekunder dari Bank Indonesia dan Bursa efek Surabaya dan dianalisis dengan menggunakan metode Ordinary Least Square. Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear.

Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi indeks harga obligasi perusahaan adalah tingkat bunga SBI, nilai tukar dan jumlah uang beredar. Nilai R-Squared (R2) sebesar 97,38% menunjukkan bahwa variabel-variabel tingkat bunga, nilai tukar dan jumlah uang beredar mampu menjelaskan variasi indeks harga obligasi perusahaan.

ABSTRACT

The object of this research is to know the effect of economic fundamental to corporate bond price index. Using several theories and previous researches on corporate bond price index, the variables observed in this research are interest rate, exchange rate and money supply.

This research uses the time series data within of January 2001-December 2005, as secondary data from Bank of Indonesia and Surabaya Stock Exchange. And the analysis of this research uses Ordinary Least Square method and regression model.

This research finds that interest rate, exchange rate and money supply significantly effect corporate bond price index. R-Squared (R2) is 97,38% refer to variables of interest rate, exchange rate and money supply can explain variation of corporate bond price index.

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini. Salawat dan salam yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam kegelapan kepada alam yang berilmu pengetahuan.

Adapun tesis dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Ekonomi Terhadap Indeks Harga Obligasi Perusahaan”, ditulis dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Ucapan Terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Yang tercinta Ayahanda H. Afifuddin Ibrahim, SE, MM dan Ibunda Hj. Elli Zuhaida, SPd atas segala doa, bimbingan dan arahan yang telah

diberikan dan adik-adikku Rizkiansyah, ST, Redha Dian Akbar dan Mukhamad Farid yang telah memberikan dukungan dan motivasi serta saudara-saudara yang setia memberikan dukungan.

2. Yang terhormat Bpk. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara dan Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.,MSc

selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Yang terhormat Bpk. Dt. Muslich Lufti, MBA dan Bpk. Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

4. Yang terhormat Ibu Dr. Murni Daulay, MSi dan Bpk. Dr. Sa’ad Afifuddin, SE,MEc selaku ketua dan sekretaris Jurusan Magister

Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Staf pengajar dan karyawan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

6. My Best Friend Bpk. M. Yusuf Rangkuti, MSi, Rudi Gunawan, MSi, M. Adli Putra, MSi, Prima Indra M, MSi, Bapak Sofyan Safar, MSi, Rimadhona

Siregar yang selalu menemani dan memberikan dukungan juga kepada rekan- rekan seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

7. Rasa terima kasih yang mendalam khususnya penulis sampaikan kepada M. Adli Putra, SP, MSi yang selalu mendoakan juga kepada Novita Hidayah yang

selalu memberikan kritikan dan semangat kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan keterbatasan-keterbatasan yang ada pada penulis, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran-saran dan masukan-masukan yang membangun bagi kesempurnaan tesis ini.

Akhirnya atas segala bantuan dari berbagai pihak penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya.

Amin yaa rabbal’alamin….

Medan, Juli 2007 Penulis

Elfithasari

RIWAYAT HIDUP

Nama : Elfithasari

Alamat : Kompleks Taman Setia Budi Indah

Blok MM 20 Medan

Agama : Islam

Umur : 24 tahun

Tempat/Tgl Lahir : Banda Aceh/21 Agustus 1982

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarga Negaraan : Indonesia

Nama Orangtua Laki-laki : H. Afifuddin Ibrahim, SE,MM Nama Orangtua Perempuan : Hj. Elli Zuhaida, SPd

PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri 1 Langsa – Aceh Timur : 1988- 1994

2. SMP Negeri 1 Langsa - Aceh Timur : 1994-1997 3. SMU Negeri 1 Langsa – Aceh Timur : 1997-2000 4. Sarjana Universitas Syiah Kuala Jurusan Ekonomi

Pembangunan : 2000-

2005

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 8 1.3 Tujuan Penelitian ... 9 1.4 Manfaat Penelitian... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Obligasi ... 10

2.1.1 Pengertian Obligasi ... 10

2.1.2 Jenis-Jenis Obligasi ... 19

2.1.3 Teori Penentuan Harga Obligasi ... 22

2.2 Tingkat Bunga ... 26

2.2.1 Pengertian Tingkat Bunga dalam Penilaian Obligasi... 26

2.2.2 Teori Tingkat Bunga Keynes ... 29

2.3 Nilai Tukar (Exchange Rate) ... 30

2.3.2 Perkembangan Sistem Nilai Tukar ... 33

2.4 Uang Beredar... 36

2.5 Penelitian Sebelumnya ... 42

2.6 Hipotesis Penelitian ... 45

2.7 Kerangka Pemikiran... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 47

3.2 Sumber dan Jenis Data... 47

3.3 Model Analisis ... 48

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 48

3.5 Metode Analisis... 49

3.6 Uji Kesesuaian ... 50

3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Perkembangan Obligasi Perusahaan ... 53

4.2 Perkembangan Tingkat Bunga ... 61

4.3 Perkembangan Nilai Tukar... 64

4.4 Perkembangan Jumlah Uang Beredar ... 67

4.5 Hasil Estimasi Dengan Menggunakan OLS... 70

4.6 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Pada Hasil Estimasi Indeks Harga Obligasi Perusahaan ... 73

4.7 Pembahasan ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 79

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Perkembangan Pasar Obligasi Perusahaan Periode 2002-

2005 ... 7 4.1 Perkembangan Emisi Obligasi Periode 2001-2005... 54 4.2 Perkembangan Perdagangan Obligasi Perusahaan Melalui Over

The Counter-Fixed Income Service Bursa Efek Surabaya

Periode 2001-2005 ... 55 4.3 Hasil Estimasi Uji Multikolinearitas (Koefisien Korelasi

Parsial) ... 73 4.4 Uji Autokorelasi Pada Hasil Estimasi Indeks Harga Obligasi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Permintaan dan Penawaran Obligasi Pemerintah ... 16 2.2 Pasar Surat Berharga Swasta... 18 2.3 Pengaruh Penambahan Uang Beredar ... 41 2.4 Kerangka Pemikiran Pengaruh Faktor Fundamental Ekonomi

Terhadap Indeks Harga Obligasi Perusahaan ... 46 4.1 Grafik Perkembangan Indeks Harga Obligasi Perusahaan

Tahun 2001 ... 55 4.2 Grafik Perkembangan Indeks Harga Obligasi Perusahaan

Tahun 2002 ... 56 4.3 Grafik Perkembangan Indeks Harga Obligasi Perusahaan

Tahun 2003 ... 57 4.4 Grafik Perkembangan Indeks Harga Obligasi Perusahaan

Tahun 2004 ... 59 4.5 Grafik Perkembangan Indeks Harga Obligasi Perusahaan

Tahun 2005 ... 60 4.6 Grafik Perkembangan Suku Bunga SBI 1 Bulan Periode

2001-2005 ... 62 4.7 Grafik Perkembangan Nilai Tukar Periode 2001-2005 ... 65 4.8 Grafik Perkembangan Jumlah Uang Beredar Periode

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Data Indeks Harga Obligasi Perusahaan, Tingkat Bunga SBI, Nilai Tukar dan Uang Beredar Periode Januari 2001-Desember

2005 ... 76 2. Hasil Estimasi Model Regresi Linear Menggunakan OLS ... 77 3. Hasil Parsial Model Regresi Linear dengan Menggunakan

Metode OLS pada Indeks Harga Obligasi Perusahaan... 78 4. Hasil Parsial Model Regresi Linear dengan Menggunakan

Metode OLS pada Indeks harga Obligasi Perusahaan ... 79 5. Hasil Parsial Model Regresi Linear dengan Menggunakan

Metode OLS pada Indeks harga Obligasi Perusahaan ... 80 6. Hasil Parsial Model Regresi Linear dengan Menggunakan

Dokumen terkait