• Tidak ada hasil yang ditemukan

SARAN

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG (Halaman 82-200)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 SARAN

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan kesehatan di Kota Palembang, perlu dilakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia (tenaga kesehatan) dan perlu adanya bimbingan dan pengawasan terhadap petugas pelaksana program dan petugas dilapangan (tenaga di puskesmas). Selain itu perlu peningkatan kerja sama lintas sektor dan instansi terkait, sehingga tercapai kemajuan dan hasil yang lebih baik sesuai dengan target yang ditetapkan.

Pencapaian kegiatan selama satu tahun yang telah digambarkan didalam profil kesehatan ini, hendaknya dijadikan ukuran dan dimanfaatkan sebagai bahan untuk mengevaluasi/memantau keberhasilan program kesehatan secara menyeluruh, kemudian hendaknya dijadikan bahan dalam perencanaan pembangunan kesehatan selanjutnya. Mengingat proses pengumpulan data profil ini sangat sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama serta melibatkan berbagai unsur dan sektor terkait, maka untuk selanjutnya pembuatan profil agar disiapkan lebih awal, sehingga profil kesehatan akan lebih baik dan dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Program pemerintah kota Palembang pada bidang kesehatan dilaksanakan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang diinginkan, yang sangat perlu diperhatikan dan dikembangkan oleh pemerintah pada setiap lapisan masyarakat, yang tentunya tepat guna dan berhasil guna pada program pemerintah untuk mewujudkan rakyat sehat, cerdas, dan sumber daya manusia sehat sehingga tercipta embrio masyarakat yang produktif, bermutu tinggi dan berkompetensi.

Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di kota Palembang telah berkembang berbagai masalah dan tantangan yang semakin berat dan kompleks yang tidak menutup kemungkinan akan menjadi hambatan proses pelayanan kesehatan secara aktif terhadap masyarakat.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut, Kementerian Kesehatan telah melakukan penyesuaian, rencana strategis dengan mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK. 03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014, didalam rencana tersebut telah ditetapkan visi Kementerian Kesehatan yaitu Masyarakat

Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan.

Dasar berikutnya yaitu Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan Bab.XIII pasal 167 mengenai Pengelolaan Kesehatan yang menyatakan bahwa : Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat melalui pengelolaan administrasi kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta dan pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pengelolaan kesehatan dilakukan secara

berjenjang di pusat dan di daerah dan dibuat dalam suatu Sistem Kesehatan Nasional.

Selanjutnya penjelasan Undang- undang tersebut menyatakan bahwa pengelolaan meliputi upaya kesehatan pokok dan upaya kesehatan pendukung yang berupa sumber daya kesehatan yang dilakukan melalui Sistem Manajemen Kesehatan yang didukung oleh Sistem Informasi Kesehatan.

Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2011 ini merupakan salah satu bentuk sistem informasi kesehatan yang memberikan gambaran situasi kesehatan dan pencapaian pembangunan kesehatan pada tahun 2011.

1.2 TUJUAN

Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2011 ini mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut :

1.2.1 Tujuan Umum

Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2011 ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan situasi kesehatan secara merata di dalam wilayah Kota Palembang guna meningkatkan kemampuan manajemen dalam pengelolaan operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat dalam mengembangkan informasi sebagai bahan evaluasi untuk memberikan petunjuk dan pembuatan rencana strategis (Renstra) pembangunan Kota Palembang.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan secara khusus penyusunan profil kesehatan ini adalah :

a. Untuk memperoleh gambaran situasi kesehatan secara menyeluruh dan merata pada setiap kecamatan di wilayah Kota Palembang.

b. Tersedianya bahan acuan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana hasil program/kegiatan yang telah dilaksanakan.

c. Tersedianya acuan dan rujukan dalam rangka pengumpulan data untuk penyusunan profil kesehatan tingkat propinsi Sumatera Selatan dan informasi tingkat nasional.

d. Tersedianya konsep yang jelas tentang keberadaan status kesehatan saat ini dan seberapa jauh tujuan yang akan dicapai kedepan.

e. Sebagai sarana untuk memantau keberhasilan tingkat kesehatan kota Palembang untuk acuan evaluasi tahunan terhadap kinerja kegiatan.

f. Adanya sarana informasi dan komunikasi tentang peta data, keadaan pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Palembang.

g. Sebagai acuan pemantauan evaluasi program tahunan dan sebagai wadah yang strategis serta integral berbagai data yang dikumpulkan dalam sistim pencatatan pelaporan yang ada di puskesmas, rumah sakit, maupun di unit-unit kesehatan lainnya dan sekaligus sebagai bahan penyusunan profil kesehatan di tingkat propinsi dan nasional.

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk lebih terperinci sistematika penyusunan Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2011 ini terbagi atas 6 bab yang terdiri dari :

Bab. 1 : PENDAHULUAN.

Berisi uraian singkat tentang pengertian derajat kesehatan masyarakat dan faktor- faktor yang mempengaruhinya, juga tentang maksud dan tujuan penyusunan Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2011 ini. Di samping itu juga diuraikan secara singkat tentang isi dan sistematika penyusunan.

Bab. 2 : GAMBARAN UMUM.

Seperti diketahui bahwa derajat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan perilaku masyarakat. Dalam bab ini gambaran demografi dikemukakan dengan memakai indikator seperti distribusi penduduk menurut golongan umur dan sex ratio, kepadatan penduduk serta pertumbuhan penduduk. Gambaran tentang lingkungan sosial ekonomi dikemukakan dengan memakai indikator yang berupa dependency

ratio, besarnya keluarga, tingkat pendidikan, pendapatan

indikator yang berupa keadaan rumah tinggal penduduk, sarana air minum dan jamban serta tempat- tempat umum.

Bab 3 : PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH.

Bab 4 : PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN.

Berisi uraian singkat tentang situasi umum derajat kesehatan masyarakat di Kota Palembang yang teramati selama tahun 2011, dengan memakai indikator yang berupa angka kematian, pola penyakit dan keadaan gizi masyarakat.

Bab 5 : KINERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN.

Berisi tentang segala upaya kesehatan yang telah dilakukan selama tahun 2011 dengan mengemukakan indikator seperti cakupan pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan dan sistem rujukan. Sedangkan uraian tentang sumber daya dikemukakan berupa indikator tentang tersedianya fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan biaya kesehatan.

Bab 6 : KESIMPULAN DAN SARAN.

Berisi tentang kesimpulan dari uraian-uraian di atas dan tidak menutup kemungkinan mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi sempurnanya penyusunan dan penulisan Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2011 ini.

BAB 2

BAB 2

G A M B A R A N U M U M

Kota Palembang adalah ibukota Propinsi Sumatera Selatan yang mempunyai luas wilayah 400.61 km2 dengan jumlah penduduk 1.481.814 jiwa, yang berarti setiap km2 dihuni oleh 3.699 jiwa. Kota Palembang dibelah oleh Sungai Musi menjadi dua daerah, yaitu Seberang Ilir dan Seberang Ulu. Sungai Musi ini bermuara ke Selat Bangka dengan jarak  105 Km. Oleh karena itu, perilaku air laut sangat berpengaruh yang dapat dilihat dari adanya pasang surut antara 3 – 5 meter.

Kota Palembang terletak antara 2052’–305’ LS dan 104037’–104052’ BT merupakan daerah tropis dengan angin lembab nisbi, suhu cukup panas antara 23,4C-31,7C dengan curah hujan terbanyak pada bulan April sebanyak 338 mm, minimal pada bulan September dengan curah hujan 10 mm. Struktur tanah pada umumnya berlapis alluvial liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang masih muda, banyak mengandung minyak bumi, dan juga dikenal dengan nama lembah Palembang–Jambi. Permukaan tanah relatif datar dengan tempat- tempat yang agak tinggi di bagian utara kota. Sebagian besar tanahnya selalu digenangi air pada saat atau sesudah hujan yang terus-menerus dengan ketinggian tanah permukaan rata-rata 8 m dari permukaan laut.

Kota Palembang berbatasan dengan daerah-daerah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan desa Pangkalan Benteng, desa Gasing, dan Kenten Laut Kecamatan Talang Kelapa Kab. Banyuasin.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Bakung Kec. Inderalaya Kab. Ogan Komering Ilir dan Kec. Gelumbang Kab.Muara Enim.

 Sebelah Timur berbatasan dengan desa Balai Makmur Kec. Banyuasin I Kab. Banyuasin

 Sebelah Barat berbatasan dengan desa Sukajadi Kec. Talang Kelapa Kab. Banyuasin.

Kota Palembang merupakan ibu kota Propinsi Sumatera Selatan, yang terdiri dari enam belas kecamatan, yaitu Ilir Timur I, Ilir Timur II, Ilir Barat I, Ilir Barat II,

Seberang Ulu I, Seberang Ulu II, Sukarame, Sako, Bukit Kecil, Gandus, Kemuning, Kalidoni, Plaju, Kertapati, Alang-Alang Lebar dan Sematang Borang.

2.1 KEPENDUDUKAN

2.1.1 Pertumbuhan Penduduk

Tingkat pertumbuhan penduduk di suatu daerah dapat dilihat dari angka pertumbuhan penduduk. Bila angka tersebut semakin tinggi berarti tingkat pertumbuhan penduduk semakin cepat.

Gambaran kependudukan di Kota Palembang selama adalah sebagai berikut :

Tabel. 2.1

Jumlah Penduduk Kota Palembang Tahun 2007 - 2011 .

2.1.2 Penyebaran Penduduk

Berdasarkan hasil pendataan oleh BPS Kota Palembang, maka terjadi sedikit peningkatan jumlah penduduk bila dibandingkan dengan tahun 2010. Penyebaran penduduk di wilayah Kota Palembang tidak begitu merata, bila dilihat dari jumlah penduduk per kecamatan dimana kecamatan yang terbanyak penduduknya adalah Kecamatan Ilir Timur II dengan jumlah penduduk 161.972 jiwa, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Sematang Borang dengan jumlah penduduk 33.043 jiwa.

No Tahun Jumlah Kepadatan Penduduk

Penduduk (Jiwa/Km2) 1 2007 1.405.720 3.509 2 2008 1.417.047 3.537 3 2009 1.438.938 3.592 4 2010 1.455.284 3.632 5 2011 1.481.814 3.699

2.1.3 Kepadatan Penduduk

Kota Palembang mempunyai luas wilayah 400,61 km² dengan jumlah penduduk 1.481.814 jiwa yang berarti tiap km² dihuni oleh 3.699 jiwa penduduk, bila dibandingkan dengan tahun lalu dimana angka kepadatan penduduk adalah 3.699 jiwa tiap km², maka telah terjadi peningkatan kepadatan penduduk.

Tabel dibawah ini menunjukkan luas wilayah kecamatan, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk per kecamatan di wilayah Kota Palembang tahun 2011.

Tabel. 2.2

Luas Wilayah Kependudukan Per Kecamatan kota Palembang Tahun 2011

LUAS JUMLAH KEPADATAN

NO KECAMATAN WILAYAH PENDUDUK PENDUDUK

(km2) (jiwa) /km2 1 Ilir Barat II 6,22 64.779 10414,63 2 Gandus 68,78 58.454 849,87 3 Seberang Ulu I 17,44 165.475 9488,25 4 Kertapati 42,56 81.956 1925,66 5 Seberang Ulu II 10,69 93.525 8748,83 6 Plaju 15,17 80.688 5318,92 7 Ilir Barat I 19,77 126.445 6395,80 8 Bukit Kecil 9,92 44.407 4476,51 9 Ilir Timur I 6,50 70.430 10835,38 10 Kemuning 9,00 84.018 9335,33 11 Ilir Timur II 25,58 161.972 6331,98 12 Kalidoni 27,92 101.897 3649,61 13 Sako 18,04 84.195 4667,13 14 Sematang Borang 51,46 33.043 642,11 15 Sukarame 36,98 142.265 3847,08 16 Alang-Alang Lebar 34,58 88.265 2552,41 JUMLAH KOTA PLG 400.61 1.481.814

Gambar 2.1

Distribusi Jumlah Penduduk (%) Kota Palembang Per Kecamatan Tahun 2011

IB II; 4,4 Gandus; 3,9 SU I; 11,2 Kertapati; 5,5 SU II; 6,3 Plaju; 5,4 IB I; 8,5 Bukit; 3 IT I; 4,8 Kemuning; 5,7 IT II; 10,9 Kalidoni; 6,9 Sako; 5,7 Sematang; 2,2 Sukarame; 9,6 AAL; 6 Gambar 2.2

Persentase Luas Wilayah Per Kecamatan Tahun 2011

Sumber: Kantor Statistik Kota Palembang

Persentase Luas Wilayah Kecamatan Tahun 2011

IB II 2% Gandus 16% SU I 4% Plaju 4% IB I 5% IT I 2% IT II6% Kalidoni 7% Sako 5% S Borang 9% Sukarame 13% Alang Alang Lebar

9% Kertapati 11% Bukit Kecil 2% SU II 3% Kemuning 2%

2.1.4 Kepadatan Hunian Rumah

Kepadatan Hunian Rumah merupakan salah satu ketentuan dari rumah sehat, selain dari faktor luas rumah, pencahayaan, ventilasi udara, kelembaban, sanitasi lingkungan rumah, dan sebagainya.

Rumah yang terlalu padat penghuninya menyebabkan semakin mudahnya penularan penyakit diantara penghuni rumah tersebut dan juga mengurangi privacy penghuni rumah, serta timbulnya perasaan kurang nyaman.

Untuk Kota Palembang tahun 2010 angka kepadatan hunian rumah adalah 4,40 yang berarti bahwa setiap rumah dihuni oleh rata-rata 4 orang. Angka tersebut sudah termasuk angka ideal.

2.1.5 Distribusi Penduduk menurut golongan umur dan sex ratio.

Pada kelompok umur 0 - 4 tahun yang laki - laki 71.244 dan perempuan 70.461 orang, sedangkan kelompok umur 5 - 14 tahun yang laki-laki 130.822 orang dan perempuan 130.596 orang. Dengan demikian untuk kelompok umur dibawah 15 tahun jumlah laki- laki 11 % dan perempuan 13 % dari jumlah seluruh penduduk.

Untuk kelompok umur 45 - 64 tahun jumlah laki- laki adalah 122.172 atau sebesar 6.6 % dan perempuan 121.237 orang atau sebesar 6.6 % dari jumlah penduduk. Sedangkan untuk kelompok umur lebih dari 65 tahun jumlah laki- laki 33.051 atau sebesar 1,8 % dan perempuan 31.213 orang atau sebesar 1.7 % dari jumlah seluruh penduduk.

Gambar 2.4

Piramida Penduduk Kota Palembang Tahun 2011

71.244 66.513 64.308 71.161 77.759 72.033 60.020 53.541 48.062 41.898 37.117 26.945 16.21113.084 9.442 10.524 66.527 71.692 77.710 72.634 60.636 54.069 49.700 43.648 36.396 25.170 16.023 12.079 9.006 10.128 70.461 LAKI-LAKI PEREMPUAN 64.069

2.2 KEADAAN LINGKUNGAN DAN EKONOMI

2.2.1 Sosial Ekonomi

Dilihat dari status sosial ekonomi masyarakat kota Palembang cenderung mengalami peningkatan kearah yang berarti. Secara umum pengeluaran perkapita penduduk dikota Palembang dan propinsi Sumatera Selatan berkisar antara 500.000-1.000.000 rupiah perbulan yang berarti pendapatan perkapita masyarakat sekarang ini masih sangat rendah dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar pedagang, nelayan, buruh, karyawan, wiraswasta dan sebagian kecil adalah PNS,TNI/Polri, pensiunan dan lain sebagainya, oleh karena itu jumlah usia angkatan kerja sangat mempengaruhi angka beban tanggungan. Penduduk usia angkatan kerja tahun 2010 di kota Palembang sekitar 68.4% dari total penduduk kota Palembang.

Sejalan dengan pesatnya kemajuan pembangunan di kota Palembang, tingkat pendidikan masyarakat juga semakin meningkat dan kualitas sumber daya manusia secara umum sudah mulai menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik.

2.2.2 Dependency Ratio

Angka ini dapat menunjukkan beban tanggungan ekonomi keluarga pada suatu daerah. Bila angka ini tinggi berarti sebagian besar penghasilan yang diperoleh golongan penduduk usia produktif terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk usia non produktif, hal ini dapat menghambat tercapainya kesejahteraan rakyat.

Angka dependency ratio untuk Kota Palembang tahun 2010 adalah 0,46% artinya setiap 100 penduduk usia produktif secara ekonomi menanggung 46 orang penduduk usia non produktif.

2.2.3 Tingkat Pendidikan Penduduk

Tingkat pendidikan penduduk, dalam hal ini adalah angka melek huruf, masih dipakai sebagai indikator tingkat kesejahteraan keluarga

dalam kaitannya dengan kemampuan keluarga dalam meningkatkan penghasilannya.

Untuk Kota Palembang, menurut data dari Dinas Pendidikan Nasional Kota Palembang Tahun 2009, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang tidak pernah sekolah dan tidak/belum tamat SD berjumlah 208.810 orang, yang tamat SD berjumlah 181.478 orang, SLTP 86.606 orang, SLTA 63.755 orang, diploma 46.923 orang, yang tamat perguruan tinggi 74.996 orang.

2.2.4 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Untuk mewujudkan derajat kesehatan di Kota Palembang yang optimal, haruslah didukung oleh sumber daya manusia tenaga kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, pembiayaan kesehatan yang memadai, serta kebijakan pembangunan kesehatan untuk melaksanakan berbagai program yang dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan terutama bagi lingkungan dan perilaku masyarakat. Agar dapat melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di kota Palembang, saat ini pemerintah telah melengkapi sarana dan prasarana kesehatan yaitu : Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palembang Bari yang terletak di Seberang Ulu, dan rumah sakit swasta lainnya serta 38 Puskesmas dan 70 Puskesmas Pembantu.

Dengan keberadaan rumah sakit pemerintah dan swasta lainnya, masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan secara optimal.

BAB 3

BAB 3

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Pencapaian pembangunan kesehatan Kota Palembang selama tahun 2011 dapat diamati dengan memakai indikator yang berupa angka kematian, pola penyakit dan keadaan gizi masyarakat, namun angka kematian Kota Palembang masih menurut angka kematian nasional.

3.1 Angka Kematian

Beberapa indikator angka kematian adalah : 3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB).

Angka Kematian Bayi di Indonesia menurut Human Development Report 2010 mencapai 31 per 1.000 kelahiran. AKB di Sumatera Selatan berdasarkan Laporan SDKI tahun 2007 mencapai 42 per 1000 kelahiran kemudian menurun di tahun 2008 sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup (BPS Propinsi Sumsel, 2009). Sedangkan AKB di Kota Palembang tahun 2004, berdasarkan Laporan Indikator Database 2005 UNFPA 6th Country Programme, adalah 26,68 untuk laki-laki dan 20,02 untuk wanita per

1.000 kelahiran hidup. Data tahun 2011 tidak tersedia karena tidak dilakukan survey.

3.1.2 Angka Kematian Balita (AKABA).

Menurut batasan BPS yang dimaksud angka ini adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup Angka ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya. Berdasarkan SDKI 2007, AKABA Indonesia sekitar 44 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan Provinsi Sumatera Selatan sebesar 52 per 1.000 kelahiran hidup.

3.1.3 Angka Kematian Ibu (AKI).

Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 28 per 100.000. AKI Kota Palembang berdasarkan Laporan Indikator Database 2005 UNFPA 6th Country Programme adalah 317 per 100.000 kelahiran hidup, lebih rendah dari

AKI Propinsi Sumsel sebesar 467 per 100.000 kelahiran.

Jumlah kematian ibu tahun 2011 di Kota Palembang sebanyak 11 orang dengan penyebabnya yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, dan lain-lain (Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Kota Palembang, 2011). Sedangkan target MDG’s tahun 2015 adalah 102/100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2010).

3.1.4. Umur Harapan Hidup (UHH)

Umur Harapan Hidup (UHH) digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan kesehatan, fisik, mental, sosial dan ekonomi suatu bangsa, dan juga dapat digunakan untuk melihat tingkat kelangsungan hidup penduduk. Peningkatan umur harapan hidup (UHH) akan meningkatkan kemampuan hidup anak balita dan tumbuh menjadi remaja sehat yang di harapkan dapat memperoduksi generasi baru yang sehat. Angka harapan hidup penduduk Sumatera Selatan tahun 2010 sebesar 69,6 (Indikator Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan, 2012). Sedangkan UHH untuk Kota Palembang tahun 2010 sebesar 71,1 (BPS Kota Palembang, 2011)

3.2 Angka Kesakitan

Melalui pengamatan terhadap angka kesakitan dari tahun ke tahun dapat diketahui bahwa sepuluh penyakit terbanyak pada kunjungan rawat jalan puskesmas Kota Palembang masih didominasi penyakit infeksi dan penyakit menular. Dengan masa transisi saat ini kita masih mempunyai tiga beban (Triple Burden).

3.2.1 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Perkembangan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2007 s/d 2011 tergambar dalam grafik berikut ini :

Gambar 3.1 1.957 1.581 965 675 723 0 400 800 1.200 1.600 2.000 2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Penderita Demam Berdarah Dengue Di Kota Palembang

Tahun 2007- 2011

Tabel. 3.1

Jumlah Kasus Penderita Demam Berdarah Kota Palembang Tahun 2007 – 2011

NO TAHUN JUMLAH KASUS CASE FATALITY

RATE PENDERITA MENINGGAL 1 2007 1.957 14 0,72 2 2008 1.581 7 0.44 3 2009 965 2 0,21 4 2010 675 1 0.34 5 2011 723 1 0.14

Dari tabel diatas menunjukkan tidak ada kejadian luar biasa (KLB). Dari data tersebut dapat dilihat jumlah penderita terendah pada tahun 2010 sebesar 675 dan tertinggi tahun 2007 sebesar 1957 (sumber data Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan).

3.2.2 Penyakit TB Paru

Perkembangan TB Paru yang di amati selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2007 s/d 2011 adalah sebagai berikut sesuai dengan tabel di berikut ini:

Tabel. 3.2

Jumlah Kasus Penderita TB. Paru di Kota Palembang Tahun 2007 - 2011

No Tahun Kasus Cure Rate

(%) Error Rate (%) Konversi (%) 1 2007 1.197 85 1,1 89 2 2008 1.233 - 1,1 89 3 2009 1.077 82 2,5 91 4 2010 1.037 85 1,3 84.5 5 2011 2.109 86 2.3 85.57

Gambar 3.3 1.197 1.233 1.077 1037 2043 0 400 800 1.200 1.600 2.000 2.400 2007 2008 2009 2010 2011

Penemuan Kasus TB Paru di Kota Palembang Tahun 2007 - 2011

Grafik di atas menunjukkan penderita TB Paru tertinggi tahun 2011 (2043 kasus) dan terendah tahun 2010 (1037 kasus). (sumber data Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan).

3.2.3 Penyakit ISPA

Tabel 3.3

Jumlah Kasus Penderita ISPA (Pneumonia) di Kota Palembang Tahun 2007-2011

NO TAHUN JUMLAH KASUS % CAKUPAN PNEUMONIA NON PNEUMONIA 1 2007 7.323 112.905 51,00 2 2008 7.006 116.707 48.40 3 2009 6.124 110.502 43,00 4 2010 5.036 59.298 42.21 5 2011 4.747 84.803 39.79

Gambar 3.4

51,00 48,40

43,00 42,21 39,79

2007 2008 2009 2010 2011

Cakupan Penemuan Kasus ISPA di Kota Palembang Tahun 2007-2011

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa cakupan penemuan kasus ISPA tertinggi tahun 2007 yaitu 51% dari target dan terendah tahun 2011 yaitu 39,79% dari target (sumber data Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan).

3.2.4 Penyakit Diare

Tabel 3.4.

Jumlah Kasus Penderita Diare di Kota Palembang Tahun 2007 – 2011

NO TAHUN JUMLAH KASUS %

CAKUPAN PENDERITA MENINGGAL 1 2007 46.738 0 57,8 2 2008 53.854 0 58.7 3 2009 54.612 0 91,2 4 2010 49.897 0 81.06 5 2011 45.593 0 76.19

Gambar 3.5

Jumlah Penderita Diare di Kota Palembang Tahun 2007 - 2011 48.000 54.612 49.897 45593 53.854 40.000 42.000 44.000 46.000 48.000 50.000 52.000 54.000 56.000 2007 2008 2009 2010 2011 Gambar 3.6

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kasus diare tertinggi tahun 2009 yaitu 54.612 kasus dan terendah tahun 2011 yaitu 45.593 kasus (sumber data Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan).

3.2.5 Penyakit Kusta

Tabel 3.5

Jumlah Kasus Penderita Kusta di Kota Palembang Tahun 2007-2011

NO TAHUN JUMLAH KASUS TOTAL PREVALENSI. PER

100.000 PEND PB MB 1 2007 4 10 14 0,99 2 2008 4 7 11 0.77 3 2009 - 34 34 2,36 4 2010 10 32 42 2.89 5 2011 5 38 43 2.95

Dari tabel diatas terlihat bahwa penemuan penderita kusta tertinggi tahun 2011 dengan 43 kasus dan terendah tahun 2008 dengan jumlah 11 kasus (sumber data Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan).

Gambar 3.7

Prevalensi Penderita Kusta per 100.000 Pend di Kota Palembang Tahun 2007 - 2011

0,99 0,77 2,36 2,89 2,95 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 2007 2008 2009 2010 2011

3.2.6 Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Gambar 3.8

Jumlah Penyakit Campak Per Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2011

0 5 11 1 4 7 7 32 12 5 35 7 8 2 1 3 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Ilir Barat II Gandus Seberang Ulu I Kertapati Seberang Ulu II Plaju Ilir Barat I Bukit Kecil Ilir Timur I Kemuning Ilir Timur II Kalidoni Sako Sematang Borang Sukarami Alang-Alang Lebar

Dari gambar di atas terlihat kasus campak tertinggi terjadi di Kecamatan Ilir Timur II sebanyak 35 kasus (25%) dan tidak ada kasus (0%) di Kecamatan Ilir Barat II. Untuk penyakit PD3I lainnya seperti difteri, pertusis, tetanus neonatorum, polio, dan hepatitis tidak ditemukan kasus penyakit.

3.3 Status Gizi.

Derajat kesehatan masyarakat dilihat dari status gizi masyarakat. Makin banyak ditemukan anggota masyarakat yang kurang gizi berarti keadaan kesehatan masyarakat semakin kurang.

Adapun target kegiatan gizi di Kota Palembang tahun 2011 adalah: a. Cakupan program (K/S) : target 82%

b. Kelangsungan program (D/K) : target 82% c. Peran serta masyarakat (D/S) : target 82% d. Hasil pencapaian program (N/S) : target 82%

Keterangan:

- S adalah jumlah balita

- K adalah jumlah balita yang mempunyai KMS - D adalah jumlah balita yang ditimbang

- N adalah jumlah balita yang ditimbang yang naik berat badannya. 3.3.1 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah.

Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram (WHO, 2007). BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.

Gambar 3.9

Proporsi Bayi BBLR Menurut Wilayah Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2011

ILIR BAR AT II GAND US SEBE RANG ULU I KERT APAT I SEBE RANG ULU II PLAJ U ILIR BAR AT I BUKIT KECIL ILIR T IMUR I KEM UNIN G ILIR TIM UR II KALI DONI SAKO SEM ATAN G B ORAN

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG (Halaman 82-200)

Dokumen terkait