• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG"

Copied!
277
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KOTA PALE

PROFIL KESEHATAN

KOTA PALEMBANG

TAHUN 2011

PEMERINTAH KOTA PALEMBANG

PROFIL KESEHATAN

KOTA PALEMBANG

TAHUN 2011

(2)

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

BAB 1 PENDAHULUAN ……….………2

1.1 LATAR BELAKANG...2

1.2 TUJUAN... 3

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN...4

BAB 2 GAMBARAN UMUM ……...……….6

2.1 KEPENDUDUKAN... 8

2.2 KEADAAN LINGKUNGAN DAN EKONOMI... 13

BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN... 15

3.1 ANGKA KEMATIAN... 16

3.2 ANGKA KESAKITAN... 17

3.3 STATUS GIZI... 24

BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN... 30

4.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR... 31

4.2 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN & PENUNJANG... 42

4.3 PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR... 46

4.4 PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN & SANITASI.. 48

4.5 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT... 54

BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN...58

5.1 SARANA KESEHATAN... 59

5.2 TENAGA KESEHATAN... 64

5.3 ANGGARAN KESEHATAN... 66

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ………..69

6.1 KESIMPULAN... 70

6.2 SARAN... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN (TABEL)

DAFTAR ISI

(3)

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah

Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, dan Rasio Jenis Kelamin di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Melek Huruf di Kota

Palembang Tahun 2011

Tabel 5 Persentase Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun Keatas Menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 6 Jumlah Kelahiran Menurut Kecamatan, Puskesmas, dan Jenis Kelamin di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 7 Jumlah Kematian Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 8 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kecamatan dan Kelompok Umur di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 9 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio) di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 10 Jumlah Kasus Baru TB Paru dan Kematian TB Paru Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 11 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 12 Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut Jens Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 13 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 14 Jumlah Kasus HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual Lainnya Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011 Tabel 15 Persentase Donor Darah Diskrinning Terhadap HIV-AIDS Menurut Jenis

(4)

Tabel 16 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 17 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 18 Kasus Baru Kusta 0 – 14 tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 19 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 20 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 21 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2010

Tabel 22 Jumlah Kasus Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 23 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 24 Kesakitan Malaria dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 25 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 26 Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 27 Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 28 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, dan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 29 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 30 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet FE-1 dan FE-3 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

(5)

Tabel 31 Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatal Resiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 32 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita, dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 33 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 34 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi,Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 35 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 36 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 37 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 38 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 39 Cakupan Imunisasi DPT, Hb, dan Campak pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 40 Cakupan Imunisasi BCG dan Polio pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 41 Jumlah Bayi yang Diberi ASI Ekslusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 42 Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6 – 23 Bulan Keluarga Miskin Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 43 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 44 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 45 Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

(6)

Tabel 46 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 47 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 48 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 49 Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) Level 1 di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 50 Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut Jenis KLB di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 51 Desa/Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani <24 jam Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 52 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 53 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011 Tabel 54 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan di Kota Palembang Tahun 2011 Tabel 55 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 56 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 57 Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 58 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 59 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Kota Palembang Tahun 2011 Tabel 60 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Kota Palembang Tahun 2011 Tabel 61 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat Menurut

Kecamatan dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

(7)

Tabel 63 Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 64 Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih, Kecamatan dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 65 Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum yang Digunakan, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 66 Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menururt Kecamatan dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 67 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 68 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 69 Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat di Kota Palembang Tahun 2011 Tabel 70 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan di Kota

Palembang Tahun 2011

Tabel 71 Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan LabKes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 72 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 73 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 74 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Kota Palembang Tahun 2011 Tabel 75 Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan Kota Palembang Tahun

2011

Tabel 76 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 77 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan Kota Palembang Tahun 2011

Tabel 78 Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapi di Sarana Kesehatan Kota Palembang Tahun 2011

(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Segala Puji hanyalah milik Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga buku Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2011 ini dapat diselesaikan.

Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2011 ini merupakan sarana penyajian data dan informasi kesehatan, yang menggambarkan status kesehatan masyarakat di wilayah Kota Palembang dalam satu kurun waktu tertentu yaitu tahunan, dalam berbagai bentuk tercetak dan digital. Mengingat pentingnya Profil Kesehatan Kota Palembang ini sebagai salah satu acuan bagi para perencana, pelaksana dan pengevaluasian program kesehatan serta mengambil keputusan khususnya dibidang Kesehatan, maka kualitas dan validitas data sangat dibutuhkan.

Akhirnya dengan tekad, optimisme dan selalu ingin belajar serta kemauan keras sesuai dengan kemampuan, profil ini dapat disusun dan dibuat walaupun tidak sempurna dengan kelengkapan data-data yang dibutuhkan. Untuk itulah kami membutuhkan saran dan kritik dari semua pihak agar buku profil selanjutnya menjadi lebih baik dan berkualitas. Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2011 ini juga dapat diakses melalui internet : http://www.dinkes.palembang.go.id saran dan kritik sangat kami butuhkan, dapat dikirimkan melalui email : dinkes_palembang@yahoo.co.id. Dan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik tenaga, waktu dan pemikiran kami ucapkan banyak terima kasih.

Palembang, 2012

Kepala Dinas Kesehatan

Dr.Hj.Gema Asiani, M.Kes.

Pembina Utama Muda NIP.19620904 198910 2 001

(10)

BAB 1

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Program pemerintah kota Palembang pada bidang kesehatan dilaksanakan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang diinginkan, yang sangat perlu diperhatikan dan dikembangkan oleh pemerintah pada setiap lapisan masyarakat, yang tentunya tepat guna dan berhasil guna pada program pemerintah untuk mewujudkan rakyat sehat, cerdas, dan sumber daya manusia sehat sehingga tercipta embrio masyarakat yang produktif, bermutu tinggi dan berkompetensi.

Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di kota Palembang telah berkembang berbagai masalah dan tantangan yang semakin berat dan kompleks yang tidak menutup kemungkinan akan menjadi hambatan proses pelayanan kesehatan secara aktif terhadap masyarakat.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut, Kementerian Kesehatan telah melakukan penyesuaian, rencana strategis dengan mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK. 03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014, didalam rencana tersebut telah ditetapkan visi Kementerian Kesehatan yaitu Masyarakat

Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan.

Dasar berikutnya yaitu Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan Bab.XIII pasal 167 mengenai Pengelolaan Kesehatan yang menyatakan bahwa : Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat melalui pengelolaan administrasi kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta dan pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pengelolaan kesehatan dilakukan secara

(12)

berjenjang di pusat dan di daerah dan dibuat dalam suatu Sistem Kesehatan Nasional.

Selanjutnya penjelasan Undang- undang tersebut menyatakan bahwa pengelolaan meliputi upaya kesehatan pokok dan upaya kesehatan pendukung yang berupa sumber daya kesehatan yang dilakukan melalui Sistem Manajemen Kesehatan yang didukung oleh Sistem Informasi Kesehatan.

Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2011 ini merupakan salah satu bentuk sistem informasi kesehatan yang memberikan gambaran situasi kesehatan dan pencapaian pembangunan kesehatan pada tahun 2011.

1.2 TUJUAN

Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2011 ini mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut :

1.2.1 Tujuan Umum

Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2011 ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan situasi kesehatan secara merata di dalam wilayah Kota Palembang guna meningkatkan kemampuan manajemen dalam pengelolaan operasional di lapangan dan pelayanan prima terhadap masyarakat dalam mengembangkan informasi sebagai bahan evaluasi untuk memberikan petunjuk dan pembuatan rencana strategis (Renstra) pembangunan Kota Palembang.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan secara khusus penyusunan profil kesehatan ini adalah :

a. Untuk memperoleh gambaran situasi kesehatan secara menyeluruh dan merata pada setiap kecamatan di wilayah Kota Palembang.

b. Tersedianya bahan acuan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana hasil program/kegiatan yang telah dilaksanakan.

c. Tersedianya acuan dan rujukan dalam rangka pengumpulan data untuk penyusunan profil kesehatan tingkat propinsi Sumatera Selatan dan informasi tingkat nasional.

(13)

d. Tersedianya konsep yang jelas tentang keberadaan status kesehatan saat ini dan seberapa jauh tujuan yang akan dicapai kedepan.

e. Sebagai sarana untuk memantau keberhasilan tingkat kesehatan kota Palembang untuk acuan evaluasi tahunan terhadap kinerja kegiatan.

f. Adanya sarana informasi dan komunikasi tentang peta data, keadaan pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Palembang.

g. Sebagai acuan pemantauan evaluasi program tahunan dan sebagai wadah yang strategis serta integral berbagai data yang dikumpulkan dalam sistim pencatatan pelaporan yang ada di puskesmas, rumah sakit, maupun di unit-unit kesehatan lainnya dan sekaligus sebagai bahan penyusunan profil kesehatan di tingkat propinsi dan nasional.

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk lebih terperinci sistematika penyusunan Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2011 ini terbagi atas 6 bab yang terdiri dari :

Bab. 1 : PENDAHULUAN.

Berisi uraian singkat tentang pengertian derajat kesehatan masyarakat dan faktor- faktor yang mempengaruhinya, juga tentang maksud dan tujuan penyusunan Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2011 ini. Di samping itu juga diuraikan secara singkat tentang isi dan sistematika penyusunan.

Bab. 2 : GAMBARAN UMUM.

Seperti diketahui bahwa derajat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan perilaku masyarakat. Dalam bab ini gambaran demografi dikemukakan dengan memakai indikator seperti distribusi penduduk menurut golongan umur dan sex ratio, kepadatan penduduk serta pertumbuhan penduduk. Gambaran tentang lingkungan sosial ekonomi dikemukakan dengan memakai indikator yang berupa dependency

ratio, besarnya keluarga, tingkat pendidikan, pendapatan

perkapita, perilaku dan peran serta masyarakat. Sedangkan gambaran tentang lingkungan fisik dikemukakan dengan memakai

(14)

indikator yang berupa keadaan rumah tinggal penduduk, sarana air minum dan jamban serta tempat- tempat umum.

Bab 3 : PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH.

Bab 4 : PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN.

Berisi uraian singkat tentang situasi umum derajat kesehatan masyarakat di Kota Palembang yang teramati selama tahun 2011, dengan memakai indikator yang berupa angka kematian, pola penyakit dan keadaan gizi masyarakat.

Bab 5 : KINERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN.

Berisi tentang segala upaya kesehatan yang telah dilakukan selama tahun 2011 dengan mengemukakan indikator seperti cakupan pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan dan sistem rujukan. Sedangkan uraian tentang sumber daya dikemukakan berupa indikator tentang tersedianya fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan biaya kesehatan.

Bab 6 : KESIMPULAN DAN SARAN.

Berisi tentang kesimpulan dari uraian-uraian di atas dan tidak menutup kemungkinan mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi sempurnanya penyusunan dan penulisan Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2011 ini.

(15)

BAB 2

(16)

BAB 2

G A M B A R A N U M U M

Kota Palembang adalah ibukota Propinsi Sumatera Selatan yang mempunyai luas wilayah 400.61 km2 dengan jumlah penduduk 1.481.814 jiwa, yang berarti setiap km2 dihuni oleh 3.699 jiwa. Kota Palembang dibelah oleh Sungai Musi menjadi dua daerah, yaitu Seberang Ilir dan Seberang Ulu. Sungai Musi ini bermuara ke Selat Bangka dengan jarak  105 Km. Oleh karena itu, perilaku air laut sangat berpengaruh yang dapat dilihat dari adanya pasang surut antara 3 – 5 meter.

Kota Palembang terletak antara 2052’–305’ LS dan 104037’–104052’ BT merupakan daerah tropis dengan angin lembab nisbi, suhu cukup panas antara 23,4C-31,7C dengan curah hujan terbanyak pada bulan April sebanyak 338 mm, minimal pada bulan September dengan curah hujan 10 mm. Struktur tanah pada umumnya berlapis alluvial liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang masih muda, banyak mengandung minyak bumi, dan juga dikenal dengan nama lembah Palembang–Jambi. Permukaan tanah relatif datar dengan tempat- tempat yang agak tinggi di bagian utara kota. Sebagian besar tanahnya selalu digenangi air pada saat atau sesudah hujan yang terus-menerus dengan ketinggian tanah permukaan rata-rata 8 m dari permukaan laut.

Kota Palembang berbatasan dengan daerah-daerah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan desa Pangkalan Benteng, desa Gasing, dan Kenten Laut Kecamatan Talang Kelapa Kab. Banyuasin.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Bakung Kec. Inderalaya Kab. Ogan Komering Ilir dan Kec. Gelumbang Kab.Muara Enim.

 Sebelah Timur berbatasan dengan desa Balai Makmur Kec. Banyuasin I Kab. Banyuasin

 Sebelah Barat berbatasan dengan desa Sukajadi Kec. Talang Kelapa Kab. Banyuasin.

(17)

Seberang Ulu I, Seberang Ulu II, Sukarame, Sako, Bukit Kecil, Gandus, Kemuning, Kalidoni, Plaju, Kertapati, Alang-Alang Lebar dan Sematang Borang.

2.1 KEPENDUDUKAN

2.1.1 Pertumbuhan Penduduk

Tingkat pertumbuhan penduduk di suatu daerah dapat dilihat dari angka pertumbuhan penduduk. Bila angka tersebut semakin tinggi berarti tingkat pertumbuhan penduduk semakin cepat.

Gambaran kependudukan di Kota Palembang selama adalah sebagai berikut :

Tabel. 2.1

Jumlah Penduduk Kota Palembang Tahun 2007 - 2011 .

2.1.2 Penyebaran Penduduk

Berdasarkan hasil pendataan oleh BPS Kota Palembang, maka terjadi sedikit peningkatan jumlah penduduk bila dibandingkan dengan tahun 2010. Penyebaran penduduk di wilayah Kota Palembang tidak begitu merata, bila dilihat dari jumlah penduduk per kecamatan dimana kecamatan yang terbanyak penduduknya adalah Kecamatan Ilir Timur II dengan jumlah penduduk 161.972 jiwa, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Sematang Borang dengan jumlah penduduk 33.043 jiwa.

No Tahun Jumlah Kepadatan Penduduk

Penduduk (Jiwa/Km2) 1 2007 1.405.720 3.509 2 2008 1.417.047 3.537 3 2009 1.438.938 3.592 4 2010 1.455.284 3.632 5 2011 1.481.814 3.699

(18)

2.1.3 Kepadatan Penduduk

Kota Palembang mempunyai luas wilayah 400,61 km² dengan jumlah penduduk 1.481.814 jiwa yang berarti tiap km² dihuni oleh 3.699 jiwa penduduk, bila dibandingkan dengan tahun lalu dimana angka kepadatan penduduk adalah 3.699 jiwa tiap km², maka telah terjadi peningkatan kepadatan penduduk.

Tabel dibawah ini menunjukkan luas wilayah kecamatan, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk per kecamatan di wilayah Kota Palembang tahun 2011.

Tabel. 2.2

Luas Wilayah Kependudukan Per Kecamatan kota Palembang Tahun 2011

LUAS JUMLAH KEPADATAN

NO KECAMATAN WILAYAH PENDUDUK PENDUDUK

(km2) (jiwa) /km2 1 Ilir Barat II 6,22 64.779 10414,63 2 Gandus 68,78 58.454 849,87 3 Seberang Ulu I 17,44 165.475 9488,25 4 Kertapati 42,56 81.956 1925,66 5 Seberang Ulu II 10,69 93.525 8748,83 6 Plaju 15,17 80.688 5318,92 7 Ilir Barat I 19,77 126.445 6395,80 8 Bukit Kecil 9,92 44.407 4476,51 9 Ilir Timur I 6,50 70.430 10835,38 10 Kemuning 9,00 84.018 9335,33 11 Ilir Timur II 25,58 161.972 6331,98 12 Kalidoni 27,92 101.897 3649,61 13 Sako 18,04 84.195 4667,13 14 Sematang Borang 51,46 33.043 642,11 15 Sukarame 36,98 142.265 3847,08 16 Alang-Alang Lebar 34,58 88.265 2552,41 JUMLAH KOTA PLG 400.61 1.481.814

(19)

Gambar 2.1

Distribusi Jumlah Penduduk (%) Kota Palembang Per Kecamatan Tahun 2011

IB II; 4,4 Gandus; 3,9 SU I; 11,2 Kertapati; 5,5 SU II; 6,3 Plaju; 5,4 IB I; 8,5 Bukit; 3 IT I; 4,8 Kemuning; 5,7 IT II; 10,9 Kalidoni; 6,9 Sako; 5,7 Sematang; 2,2 Sukarame; 9,6 AAL; 6 Gambar 2.2

Persentase Luas Wilayah Per Kecamatan Tahun 2011

Sumber: Kantor Statistik Kota Palembang

Persentase Luas Wilayah Kecamatan Tahun 2011

IB II 2% Gandus 16% SU I 4% Plaju 4% IB I 5% IT I 2% IT II6% Kalidoni 7% Sako 5% S Borang 9% Sukarame 13% Alang Alang Lebar

9% Kertapati 11% Bukit Kecil 2% SU II 3% Kemuning 2%

(20)

2.1.4 Kepadatan Hunian Rumah

Kepadatan Hunian Rumah merupakan salah satu ketentuan dari rumah sehat, selain dari faktor luas rumah, pencahayaan, ventilasi udara, kelembaban, sanitasi lingkungan rumah, dan sebagainya.

Rumah yang terlalu padat penghuninya menyebabkan semakin mudahnya penularan penyakit diantara penghuni rumah tersebut dan juga mengurangi privacy penghuni rumah, serta timbulnya perasaan kurang nyaman.

Untuk Kota Palembang tahun 2010 angka kepadatan hunian rumah adalah 4,40 yang berarti bahwa setiap rumah dihuni oleh rata-rata 4 orang. Angka tersebut sudah termasuk angka ideal.

(21)

2.1.5 Distribusi Penduduk menurut golongan umur dan sex ratio.

Pada kelompok umur 0 - 4 tahun yang laki - laki 71.244 dan perempuan 70.461 orang, sedangkan kelompok umur 5 - 14 tahun yang laki-laki 130.822 orang dan perempuan 130.596 orang. Dengan demikian untuk kelompok umur dibawah 15 tahun jumlah laki- laki 11 % dan perempuan 13 % dari jumlah seluruh penduduk.

Untuk kelompok umur 45 - 64 tahun jumlah laki- laki adalah 122.172 atau sebesar 6.6 % dan perempuan 121.237 orang atau sebesar 6.6 % dari jumlah penduduk. Sedangkan untuk kelompok umur lebih dari 65 tahun jumlah laki- laki 33.051 atau sebesar 1,8 % dan perempuan 31.213 orang atau sebesar 1.7 % dari jumlah seluruh penduduk.

Gambar 2.4

Piramida Penduduk Kota Palembang Tahun 2011

71.244 66.513 64.308 71.161 77.759 72.033 60.020 53.541 48.062 41.898 37.117 26.945 16.21113.084 9.442 10.524 66.527 71.692 77.710 72.634 60.636 54.069 49.700 43.648 36.396 25.170 16.023 12.079 9.006 10.128 70.461 LAKI-LAKI PEREMPUAN 64.069

(22)

2.2 KEADAAN LINGKUNGAN DAN EKONOMI

2.2.1 Sosial Ekonomi

Dilihat dari status sosial ekonomi masyarakat kota Palembang cenderung mengalami peningkatan kearah yang berarti. Secara umum pengeluaran perkapita penduduk dikota Palembang dan propinsi Sumatera Selatan berkisar antara 500.000-1.000.000 rupiah perbulan yang berarti pendapatan perkapita masyarakat sekarang ini masih sangat rendah dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar pedagang, nelayan, buruh, karyawan, wiraswasta dan sebagian kecil adalah PNS,TNI/Polri, pensiunan dan lain sebagainya, oleh karena itu jumlah usia angkatan kerja sangat mempengaruhi angka beban tanggungan. Penduduk usia angkatan kerja tahun 2010 di kota Palembang sekitar 68.4% dari total penduduk kota Palembang.

Sejalan dengan pesatnya kemajuan pembangunan di kota Palembang, tingkat pendidikan masyarakat juga semakin meningkat dan kualitas sumber daya manusia secara umum sudah mulai menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik.

2.2.2 Dependency Ratio

Angka ini dapat menunjukkan beban tanggungan ekonomi keluarga pada suatu daerah. Bila angka ini tinggi berarti sebagian besar penghasilan yang diperoleh golongan penduduk usia produktif terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk usia non produktif, hal ini dapat menghambat tercapainya kesejahteraan rakyat.

Angka dependency ratio untuk Kota Palembang tahun 2010 adalah 0,46% artinya setiap 100 penduduk usia produktif secara ekonomi menanggung 46 orang penduduk usia non produktif.

2.2.3 Tingkat Pendidikan Penduduk

Tingkat pendidikan penduduk, dalam hal ini adalah angka melek huruf, masih dipakai sebagai indikator tingkat kesejahteraan keluarga

(23)

dalam kaitannya dengan kemampuan keluarga dalam meningkatkan penghasilannya.

Untuk Kota Palembang, menurut data dari Dinas Pendidikan Nasional Kota Palembang Tahun 2009, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang tidak pernah sekolah dan tidak/belum tamat SD berjumlah 208.810 orang, yang tamat SD berjumlah 181.478 orang, SLTP 86.606 orang, SLTA 63.755 orang, diploma 46.923 orang, yang tamat perguruan tinggi 74.996 orang.

2.2.4 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Untuk mewujudkan derajat kesehatan di Kota Palembang yang optimal, haruslah didukung oleh sumber daya manusia tenaga kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, pembiayaan kesehatan yang memadai, serta kebijakan pembangunan kesehatan untuk melaksanakan berbagai program yang dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan terutama bagi lingkungan dan perilaku masyarakat. Agar dapat melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di kota Palembang, saat ini pemerintah telah melengkapi sarana dan prasarana kesehatan yaitu : Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palembang Bari yang terletak di Seberang Ulu, dan rumah sakit swasta lainnya serta 38 Puskesmas dan 70 Puskesmas Pembantu.

Dengan keberadaan rumah sakit pemerintah dan swasta lainnya, masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan secara optimal.

(24)

BAB 3

(25)

BAB 3

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Pencapaian pembangunan kesehatan Kota Palembang selama tahun 2011 dapat diamati dengan memakai indikator yang berupa angka kematian, pola penyakit dan keadaan gizi masyarakat, namun angka kematian Kota Palembang masih menurut angka kematian nasional.

3.1 Angka Kematian

Beberapa indikator angka kematian adalah : 3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB).

Angka Kematian Bayi di Indonesia menurut Human Development Report 2010 mencapai 31 per 1.000 kelahiran. AKB di Sumatera Selatan berdasarkan Laporan SDKI tahun 2007 mencapai 42 per 1000 kelahiran kemudian menurun di tahun 2008 sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup (BPS Propinsi Sumsel, 2009). Sedangkan AKB di Kota Palembang tahun 2004, berdasarkan Laporan Indikator Database 2005 UNFPA 6th Country Programme, adalah 26,68 untuk laki-laki dan 20,02 untuk wanita per

1.000 kelahiran hidup. Data tahun 2011 tidak tersedia karena tidak dilakukan survey.

3.1.2 Angka Kematian Balita (AKABA).

Menurut batasan BPS yang dimaksud angka ini adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup Angka ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya. Berdasarkan SDKI 2007, AKABA Indonesia sekitar 44 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan Provinsi Sumatera Selatan sebesar 52 per 1.000 kelahiran hidup.

(26)

3.1.3 Angka Kematian Ibu (AKI).

Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 28 per 100.000. AKI Kota Palembang berdasarkan Laporan Indikator Database 2005 UNFPA 6th Country Programme adalah 317 per 100.000 kelahiran hidup, lebih rendah dari

AKI Propinsi Sumsel sebesar 467 per 100.000 kelahiran.

Jumlah kematian ibu tahun 2011 di Kota Palembang sebanyak 11 orang dengan penyebabnya yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, dan lain-lain (Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Kota Palembang, 2011). Sedangkan target MDG’s tahun 2015 adalah 102/100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2010).

3.1.4. Umur Harapan Hidup (UHH)

Umur Harapan Hidup (UHH) digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan kesehatan, fisik, mental, sosial dan ekonomi suatu bangsa, dan juga dapat digunakan untuk melihat tingkat kelangsungan hidup penduduk. Peningkatan umur harapan hidup (UHH) akan meningkatkan kemampuan hidup anak balita dan tumbuh menjadi remaja sehat yang di harapkan dapat memperoduksi generasi baru yang sehat. Angka harapan hidup penduduk Sumatera Selatan tahun 2010 sebesar 69,6 (Indikator Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan, 2012). Sedangkan UHH untuk Kota Palembang tahun 2010 sebesar 71,1 (BPS Kota Palembang, 2011)

3.2 Angka Kesakitan

Melalui pengamatan terhadap angka kesakitan dari tahun ke tahun dapat diketahui bahwa sepuluh penyakit terbanyak pada kunjungan rawat jalan puskesmas Kota Palembang masih didominasi penyakit infeksi dan penyakit menular. Dengan masa transisi saat ini kita masih mempunyai tiga beban

(27)

3.2.1 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Perkembangan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2007 s/d 2011 tergambar dalam grafik berikut ini :

Gambar 3.1 1.957 1.581 965 675 723 0 400 800 1.200 1.600 2.000 2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Penderita Demam Berdarah Dengue Di Kota Palembang

Tahun 2007- 2011

(28)

Tabel. 3.1

Jumlah Kasus Penderita Demam Berdarah Kota Palembang Tahun 2007 – 2011

NO TAHUN JUMLAH KASUS CASE FATALITY

RATE PENDERITA MENINGGAL 1 2007 1.957 14 0,72 2 2008 1.581 7 0.44 3 2009 965 2 0,21 4 2010 675 1 0.34 5 2011 723 1 0.14

Dari tabel diatas menunjukkan tidak ada kejadian luar biasa (KLB). Dari data tersebut dapat dilihat jumlah penderita terendah pada tahun 2010 sebesar 675 dan tertinggi tahun 2007 sebesar 1957 (sumber data Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan).

3.2.2 Penyakit TB Paru

Perkembangan TB Paru yang di amati selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2007 s/d 2011 adalah sebagai berikut sesuai dengan tabel di berikut ini:

Tabel. 3.2

Jumlah Kasus Penderita TB. Paru di Kota Palembang Tahun 2007 - 2011

No Tahun Kasus Cure Rate

(%) Error Rate (%) Konversi (%) 1 2007 1.197 85 1,1 89 2 2008 1.233 - 1,1 89 3 2009 1.077 82 2,5 91 4 2010 1.037 85 1,3 84.5 5 2011 2.109 86 2.3 85.57

(29)

Gambar 3.3 1.197 1.233 1.077 1037 2043 0 400 800 1.200 1.600 2.000 2.400 2007 2008 2009 2010 2011

Penemuan Kasus TB Paru di Kota Palembang Tahun 2007 - 2011

Grafik di atas menunjukkan penderita TB Paru tertinggi tahun 2011 (2043 kasus) dan terendah tahun 2010 (1037 kasus). (sumber data Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan).

3.2.3 Penyakit ISPA

Tabel 3.3

Jumlah Kasus Penderita ISPA (Pneumonia) di Kota Palembang Tahun 2007-2011

NO TAHUN JUMLAH KASUS % CAKUPAN PNEUMONIA NON PNEUMONIA 1 2007 7.323 112.905 51,00 2 2008 7.006 116.707 48.40 3 2009 6.124 110.502 43,00 4 2010 5.036 59.298 42.21 5 2011 4.747 84.803 39.79

(30)

Gambar 3.4

51,00 48,40

43,00 42,21 39,79

2007 2008 2009 2010 2011

Cakupan Penemuan Kasus ISPA di Kota Palembang Tahun 2007-2011

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa cakupan penemuan kasus ISPA tertinggi tahun 2007 yaitu 51% dari target dan terendah tahun 2011 yaitu 39,79% dari target (sumber data Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan).

3.2.4 Penyakit Diare

Tabel 3.4.

Jumlah Kasus Penderita Diare di Kota Palembang Tahun 2007 – 2011

NO TAHUN JUMLAH KASUS %

CAKUPAN PENDERITA MENINGGAL 1 2007 46.738 0 57,8 2 2008 53.854 0 58.7 3 2009 54.612 0 91,2 4 2010 49.897 0 81.06 5 2011 45.593 0 76.19

(31)

Gambar 3.5

Jumlah Penderita Diare di Kota Palembang Tahun 2007 - 2011 48.000 54.612 49.897 45593 53.854 40.000 42.000 44.000 46.000 48.000 50.000 52.000 54.000 56.000 2007 2008 2009 2010 2011 Gambar 3.6

(32)

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kasus diare tertinggi tahun 2009 yaitu 54.612 kasus dan terendah tahun 2011 yaitu 45.593 kasus (sumber data Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan).

3.2.5 Penyakit Kusta

Tabel 3.5

Jumlah Kasus Penderita Kusta di Kota Palembang Tahun 2007-2011

NO TAHUN JUMLAH KASUS TOTAL PREVALENSI. PER

100.000 PEND PB MB 1 2007 4 10 14 0,99 2 2008 4 7 11 0.77 3 2009 - 34 34 2,36 4 2010 10 32 42 2.89 5 2011 5 38 43 2.95

Dari tabel diatas terlihat bahwa penemuan penderita kusta tertinggi tahun 2011 dengan 43 kasus dan terendah tahun 2008 dengan jumlah 11 kasus (sumber data Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan).

Gambar 3.7

Prevalensi Penderita Kusta per 100.000 Pend di Kota Palembang Tahun 2007 - 2011

0,99 0,77 2,36 2,89 2,95 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 2007 2008 2009 2010 2011

(33)

3.2.6 Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Gambar 3.8

Jumlah Penyakit Campak Per Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2011

0 5 11 1 4 7 7 32 12 5 35 7 8 2 1 3 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Ilir Barat II Gandus Seberang Ulu I Kertapati Seberang Ulu II Plaju Ilir Barat I Bukit Kecil Ilir Timur I Kemuning Ilir Timur II Kalidoni Sako Sematang Borang Sukarami Alang-Alang Lebar

Dari gambar di atas terlihat kasus campak tertinggi terjadi di Kecamatan Ilir Timur II sebanyak 35 kasus (25%) dan tidak ada kasus (0%) di Kecamatan Ilir Barat II. Untuk penyakit PD3I lainnya seperti difteri, pertusis, tetanus neonatorum, polio, dan hepatitis tidak ditemukan kasus penyakit.

3.3 Status Gizi.

Derajat kesehatan masyarakat dilihat dari status gizi masyarakat. Makin banyak ditemukan anggota masyarakat yang kurang gizi berarti keadaan kesehatan masyarakat semakin kurang.

Adapun target kegiatan gizi di Kota Palembang tahun 2011 adalah: a. Cakupan program (K/S) : target 82%

b. Kelangsungan program (D/K) : target 82% c. Peran serta masyarakat (D/S) : target 82% d. Hasil pencapaian program (N/S) : target 82%

(34)

Keterangan:

- S adalah jumlah balita

- K adalah jumlah balita yang mempunyai KMS - D adalah jumlah balita yang ditimbang

- N adalah jumlah balita yang ditimbang yang naik berat badannya. 3.3.1 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah.

Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram (WHO, 2007). BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.

(35)

Gambar 3.9

Proporsi Bayi BBLR Menurut Wilayah Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2011

ILIR BAR AT II GAND US SEBE RANG ULU I KERT APAT I SEBE RANG ULU II PLAJ U ILIR BAR AT I BUKIT KECIL ILIR T IMUR I KEM UNIN G ILIR TIM UR II KALI DONI SAKO SEM ATAN G B ORAN G SUKA RAM I ALANG-ALANG LEBAR 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Dari tabel di atas diketahui bahwa proporsi BBLR tertinggi terjadi di wilayah Kecamatan Alang-Alang Lebar sebanyak 87 kasus (16.23%) dan terendah di wilayah Kecamatan Sematang Borang sebanyak 4 kasus (0.75%).

3.3.2 Gizi Balita

Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara antropometrik yang menggunakan indeks Berat badan menurut umur balita kemudian disetarakan dengan standar baku rujukan WHO-NCHS utuk mengetahui status gizinya. Ada 4 status gizi balita yang ditentukan menurut berat badan/ umur (BB/ U) yaitu Gizi Buruk (< -3 SD), Gizi Kurang (-3 SD sampai –2 SD), Gizi Baik (-2 SD sampai +2 SD), dan Gizi Lebih (>+3 SD).

(36)

Gambar 3.10

Prevalensi Gizi Buruk Menurut Wilayah Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2011

0 0 4 1 1 1 1 0 0 2 1 0 3 0 2 0 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 Ilir Barat II Gandus Seberang Ulu I Kertapati Seberang Ulu II Plaju Ilir Barat I Bukit Kecil Ilir Timur I Kemuning Ilir Timur II Kalidoni Sako Sematang Borang Sukarami Alang-Alang Lebar

Dari gambar di atas terlihat prevalensi gizi buruk tertinggi terjadi di wilayah Kecamatan Seberang Ulu I sebanyak 4 kasus (25%) dan terendah di Kecamatan Gandus, Ilir Barat II, Bukit Kecil, Ilir Timur I, Kalidoni, Sematang Borang dan Alang-Alang Lebar dengan tidak ada kasus (0%). Dari semua kasus gizi buruk yang ada semuanya telah mendapatkan penanganan dan telah memenuhi target standar pelayanan minimum yaitu 100%.

(37)

Gambar 3.11

Prevalensi Gizi Kurang Menurut Wilayah Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2011

13 23 106 86 72 35 37 27 59 56 91 94 42 23 62 22 0 20 40 60 80 100 120 Ilir Barat II Gandus Seberang Ulu I Kertapati Seberang Ulu II Plaju Ilir Barat I Bukit Kecil Ilir Timur I Kemuning Ilir Timur II Kalidoni Sako Sematang Borang Sukarami Alang-Alang Lebar

Dari gambar di atas diketahui prevalensi kasus gizi kurang tertinggi terdapat di wilayah Kecamatan Seberang Ulu I sebanyak 106 kasus (12.5%) dan terendah di Kecamatan Ilir Barat II sebanyak 13 kasus (1.53%).

Gambar 3.12

Cakupan Pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan Menurut Wilayah Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2011

2,17 1,63 5,6 16,83 4 3,09 4,87 10,88 6,26 7,9 4,3 10,08 9,24 4,77 3,04 1,33 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Ilir Bar at II Kal idon i Seb eran g U lu I Ker tapa ti Seb eran g U lu II Pla ju Ilir Bar at I Buk it K ecil Ilir Tim ur I Kem unin g Ilir Tim ur II Kal idon i Sak o Sem atan g B oran g Suk aram i Ala ng-A lang Leb ar

(38)

Cakupan pemberian MP-ASI masih belum terdistribusi rata dan belum memenuhi SPM yaitu 100%.

3.3.3 Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)

Pengukuran LILA dilakukan pada wanita usia subur (15-45 tahun) dan ibu hamil untuk memprediksi adanya kekurangan energi dan protein yang bersifat kronis atau sudah terjadi dalam waktu lama. Bumil yang KEK berpotensi melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang anak.

Untuk perempuan Indonesia diperoleh standar, jika LILA kurang dari 23,5 cm maka kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia kronis dan berisiko lebih tinggi melahirkan bayi BBLR.

(39)

BAB 4

(40)

BAB 4

SITUASI UPAYA KESEHATAN

4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diaharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat teratasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan antara lain:

4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

4.1.1.1 Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4.

Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan

kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal.

Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan stndar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga.

(41)

Gambar 4.1

Cakupan Pelayanan K1 dan K4 pada Ibu Hamil di Kota Palembang Tahun 2011

97,5 92,37 96,7 84,66 97,8 95,19 94,97 91,43 98,31 95,84 96,77 91,36 90,6 94,71 98,84 94,1 98,31 95,74 98,97 94,85 97,2 95,1 98,38 97,19 98,49 94,27 99,51 97,18 97,94 97,07 98,16 97,22 75 80 85 90 95 100 Ilir B arat II Gand us Sebe rang Ulu I Kerta pati Sebe rang Ulu II Plaj u Ilir B arat I Buki t Kec il Ilir T imur II Kem unin g Ilir T imur II Kalid oni Sako Sem atan g Bo rang Suka ram i Alan g-Al ang Leba r

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar

Cakupan K1 untuk Kota Palembang Tahun 2011 sebesar 97.12% dan K4 sebesar 94.48%. Cakupan K1 terendah terdapat di Kecamatan Ilir Barat I (90.60%) dan tertinggi di Kecamatan Sako (99.51%). Sedangkan cakupan K4 tertinggi terdapat di Kecamatan Alang-Alang Lebar (97.22%) dan terendah di Kecamatan Gandus (84.66%).

(42)

Gambar 4.2

Cakupan K4, Fe3, dan Status Imunisasi TT pada Ibu Hamil di Kota Palembang Tahun 2011

0 20 40 60 80 100 120 Ilir Barat II Gandus Seberang Ulu I Kertapati Seberang Ulu II Plaju Ilir Barat I Bukit Kecil Ilir Timur I Kemuning Ilir Timur II Kalidoni Sako Sematang Borang Sukarami Alang-Alang Lebar K4 Fe3 TT

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa masih terdapat selisih persentase cakupan K4 dengan Fe3 dan TT. Cakupan K4 di Palembang tahun 2011 adalah 94.48% sedangkan Fe3 92.9%, terdapat selisih 1.58%. Sedangkan jika dibandingkan antara cakupan K4 (94.48%) dengan cakupan TT yang mencapai 92.9%, juga diperoleh selisih sebesar 1.58%.

4.1.1.2 Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, 80 % karena komplikasi obstetri dan 20 % oleh sebab lainnya. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah “3 Terlambat” dan “4 Terlalu”. Tiga faktor terlambat yang dimaksud adalah terlambat dalam mengambil keputusan, terlambat sampai ke tempat rujukan, dan terlambat dalam mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan.

(43)

Adapun 4 terlalu adalah terlalu muda saat melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak melahirkan. Untuk mengatasi hal itu diperlukan upaya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan keterlibatan masyarakat madani termasuk organisasi profesi dalam menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia.

Gambar 4.3

Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kota Palembang Tahun 2011

90.78 90.64 82.73 85.77 80.38 89.09 85.52 90.08 94.26 92.03 86.17 86.41 88.59 95.14 90.47 92.34 70 75 80 85 90 95 100 Ilir B arat II Gand us Sebe rang Ulu I Kerta pati Sebe rang Ulu II Plaj u Ilir B arat I Bukit Kec il Ilir T imur I Kem unin g Ilir T imur II Kalid oni Sako Sem atan g Bo rang Suka ram i Alan g-Al ang L ebar

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Palembang Tahun 2011 sebesar 95.83%. Cakupan tertinggi di Kecamatan Sematang Borang (95.14%) dan terendah di Kecamatan Seberang Ulu II (80.38%).

4.1.1.3 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan. Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali dilakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi,

(44)

melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya, mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas,

menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan

mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya. Gambar 4.4

Cakupan Pelayanan Nifas di Kota Palembang Tahun 2011

90.78 90.79 87.4293.12 91.86 91.95 89.29 91.64 94.34 92.77 91.8295.76 91.19 96.63 96.03 75.93 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Ilir B arat II Gand us Sebe rang Ulu I Kerta pati Sebe rang Ulu II Plaj u Ilir B arat I Bukit Kec il Ilir T imur I Kem unin g Ilir T imur II Kalid oni Sako Sem atan g Bo rang Suka ram i Alan g-Al ang L ebar

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar

Cakupan pelayanan nifas di Kota Palembang Tahun 2011 mencapai 91.06%, sudah memenuhi target pelayanan minimum yaitu 90%. Kecamatan yang masih belum memenuhi target pelayanan minimum adalah Seberang Ulu I, Ilir Barat I, dan Alang-Alang Lebar.

4.1.1.4 Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Dirujuk

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal.

(45)

Untuk itu ibu hamil dengan resiko tinggi harus dirujuk ke tempat pelayanan yang mempunyai fasilitas yang lengkap.

Gambar 4.5

Cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Dirujuk di Kota Palembang Tahun 2011

14.55 43 69.15 70.6 78.31 46.88 64.46 58.51 67.47 50.14 55.68 79.57 97.92 98.16 87.86 62.67 0 20 40 60 80 100 120 Ilir Barat II Gandus Seberang Ulu I Kertapati Seberang Ulu II Plaju Ilir Barat I Bukit Kecil Ilir Timur I Kem uning Ilir Timur II Kalidoni Sako Sem atang Borang Sukarami Alang-Alang Lebar

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar

Cakupan ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk di Kota Palembang Tahun 2011 sebesar 64.91%. Cakupan tertinggi di wilayah Kecamatan Sematang Borang (98.16%) dan terendah di Kecamatan Makrayu (14.55%).

4.1.1.5 Kunjungan Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 2 kali selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus meliputi kunjungan neonatal ke-1 (KN 1) yang dilakukan pada kurun waktu 1 – 7 hari setelah lahir dan kunjungan neonatal ke-2 (KN 2) yang dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke 28 setelah lahir.

(46)

Gambar 4.6

Cakupan Kunjungan Neonatus di Kota Palembang Tahun 2011

0 20 40 60 80 100 120 Ilir Ba rat II Gandus Sebe rang U lu I Kerta pati Sebe rang U lu II Plaju Ilir Ba rat I Bukit Kecil Ilir Ti mur I Kemu ning Ilir Ti mur IIKalidon i Sako Sema tang Boran g Suka rame Alang -Alan g Leb ar KN 1 KN Lengkap

Cakupan kunjungan neonatus di Kota Palembang Tahun 2011 untuk KN 1 mencapai 96.68%, sedangkan KN lengkap sebesar 93.74%. Cakupan KN Lengkap tertinggi di Kecamatan Sako (104.04%) dan terendah di Kecamatan Sukarame (76.74%).

4.1.1.6 Kunjungan Bayi

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi (umur 1-12 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar paling sedikit 4 kali, yaitu satu kali pada umur 1-3 bulan, satu kali pada umur 3-6 bulan, satu kali pada umur 6-9 bulan dan satu kali pada umur 9-12 bulan, di sarana pelayanan kesehatan maupun di rumah, posyandu, dan lain-lain melalui kunjungan petugas kesehatan.

(47)

Gambar 4.7

Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Palembang Tahun 2011

101.77 90.05 102.06 104.48 102.87 103.57 105.3 109.62 114.44 103.81 102.66 106.27 96.94 121.77 110.81 110.32 0 20 40 60 80 100 120 140 Ilir Barat II Gandus Seberang Ulu I Kertapati Seberang Ulu II Plaju Ilir Barat I Bukit Kecil Ilir Timur I Kemuning Ilir Timur II Kalidoni Sako Sematang Borang Sukarami Alang-Alang Lebar

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar

Cakupan kunjungan bayi di Kota Palembang Tahun 2011 mencapai 105.35%. Cakupan terendah di Kecamatan Sukarame (90.05%) dan tertinggi di Kecamatan Seberang Ulu I (121.77%).

4.1.2 Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah, & Remaja

Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak Sekolah Dasar/Sederajat, serta pelayanan kesehatan pada anak remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS, dan dokter kecil.

(48)

Gambar 4.8

Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi pada Anak SD dan Setingkat di Kota Palembang Tahun 2011

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Ilir B arat II Gand us Sebe rang Ulu I Kerta pati Sebe rang Ulu II Plaj u Ilir B arat I Bukit Kec il Ilir T imur I Kem uning Ilir T imur II Kalid oni Sako Sem atan g Bo rang Suka rami Alan g-Al ang Leba r

Sumber : Seksi Kesehatan Khusus

Tahun 2011, tidak seluruh sekolah melakukan kegiatan Sikat Gigi Massal di Sekolah Dasar Kota Palembang, cakupan hanya sebesar 21.92%. Sedangkan cakupan SD/MI mendapat pelayanan kesehatan gigi sebesar 24.20%, masih ada wilayah dengan pencapaian nihil (0%) yaitu Kecamatan Kertapati, Plaju, Ilir Timur I, Sako, Sematang Borang, Sukarame, dan Alang-Alang Lebar.

4.1.3 Pelayanan Keluarga Berencana

Program keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut. Sedangkan peserta keluarga berencana (akseptor KB) adalah pasangan usia subur dimana salah seorang dari padanya menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program.

Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur yang pada saat pendataan masih menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi. Pasangan Usia subur (PUS) merupakan pasangan suami istri yang pada saat

(49)

ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak, dimana umur istrinya antara 15 tahun sampai 44 tahun.

Tabel 4.1 Jumlah Peserta KB di Kota PalembangTahun 2011 PESERTA KB BARU JUMLAH % JUMLAH % 1 Ilir Barat II 12,370 3,167 25.6% 8,918 72.1% 2 Gandus 9,313 4,392 47.2% 7,881 84.6% 3 Seberang Ulu I 21,473 3,915 18.2% 14,234 66.3% 4 Kertapati 25,570 6,492 25.4% 22,295 87.2% 5 Seberang Ulu II 17,314 1,151 6.6% 11,456 66.2% 6 Plaju 13,403 3,855 28.8% 12,688 94.7% 7 Ilir Barat I 21,598 2,122 9.8% 16,474 76.3% 8 Bukit Kecil 8,110 1,364 16.8% 5,872 72.4% 9 Ilir Timur I 11,598 373 3.2% 8,687 74.9% 10 Kemuning 11,656 2,898 24.9% 8,408 72.1% 11 Ilir Timur II 26,154 1,035 4.0% 17,167 65.6% 12 Kalidoni 16,666 6,570 39.4% 9,532 57.2% 13 Sako 14,033 0 0.0% 12,713 90.6% 14 Sematang Borang 7,537 620 8.2% 5,538 73.5% 15 Sukarame 21,576 2,498 11.6% 16,300 75.5% 16 Alang-alang Lebar 9,758 1,057 10.8% 7,688 78.8% JUMLAH (KAB/KOTA) 248,129 41,509 16.7 185,851 74.9%

Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Palembang

NO KECAMATAN JUMLAH PUS PESERTA KB AKTIF

Pasangan Usia Subur (PUS) yang tertinggi terdapat di wilayah Kecamatan Ilir Timur III (26.154 PUS) dan yang terendah di Kecamatan Sematang Borang (7.537 PUS).

Proporsi peserta KB baru yang tertinggi di Kecamatan Gandus sebanyak 4.392 orang (47.2 %), yang terendah di Kecamatan Sako sebanyak 0 orang (0 %). Proporsi peserta KB Aktif yang tertinggi di Kecamatan Plaju sebanyak 12.688 orang (94.7 %), yang terendah di Kecamatan Kalidoni sebanyak 9.532 orang (57.2 %).

4.1.4 Pelayanan Imunisasi

Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi

(50)

yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu tertentu.

Untuk tahun 2011 target UCI sebesar 100 % desa/kelurahan sesuai Kepmenkes nomor 741 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) kabupaten/Kota. Sedangkan cakupan desa UCI Kota Palembang Tahun 2011 telah mencapai 100 %.

4.1.5 Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut

Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di puskesmas ataupun Rumah Sakit serta panti dan institusi lainya.

Gambar 4.9

Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut di Kota Palembang Tahun 2011

54.98 22.8 54.74 31.28 49.28 69.01 23.55 68.52 48.48 56.07 25 63.16 59.61 49.28 40.95 64.3 0 10 20 30 40 50 60 70 Ilir B arat II Gand us Sebe rang Ulu I Kerta pati Sebe rang Ulu II Plaju Ilir B arat I Bukit Kec il Ilir T imur I Kem uning Ilir T imur II Kalid oni Sako Sem atang Bor ang Suka ram i Alan g-Al ang Leba r

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar

Cakupan pelayanan kesehatan lansia di Kota Palembang Tahun 2011 mencapai 41.91%. Cakupan tertinggi di Kecamatan Plaju (69.01%) dan terendah di Kecamatan Gandus (22.8%).

(51)

4.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang

4.2.1 Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Indikator Pelayanan di Rumah Sakit berdasarkan pada persentase: 4.2.1.1 BOR ( Bed Occupancy Rate )

BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit (Depkes RI, 2005).

Dari 25 RS yang ada didapat angka rata-rata BOR sebesar 68.4 %, ini berarti telah berada pada angka ideal yaitu 60-85%.

Rumah sakit yang memiliki BOR < 60% sebanyak 16 RS yaitu: RS Ernaldi Bahar, RS Mata, RS Paru, RS Bhayangkara, RS Pertamina, RS Pelabuhan, RS Bunda, RSAB Tiara Fatrin, RSAB YK Madira, RSAB Rika Amelia, RSAB Widiyanti, RSAB Azzahra, RS Sriwijaya Eye Centre, RSAB Marisa, RSAB Ananda, dan RS Hermina. Hal ini berarti ke-16 RS tersebut kurang efisien dalam pelayanan rawat inap, dimana jumlah pasien yang dirawat sedikit dibandingkan jumlah tempat tidur yang tersedia.

Rumah sakit yang memiliki BOR ideal yaitu 60 - 85% sebanyak 5 rumah sakit, yaitu: RSUD BARI, RS Dr. A.K Ghani, RSI Siti Khadijah, RS Muhammadiyah, dan RS Myria. Hal ini berarti ke-5 RS tersebut cukup efisien dalam pelayanan rawat inap, dimana jumlah pasien yang dirawat seimbang dengan jumlah tempat tidur yang tersedia. Disamping itu ini juga berarti rumah sakit telah dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.

Rumah sakit yang memiliki BOR > 85% sebanyak 3 RS, yaitu : RS Mohammad Hoesin, RS RK Charitas, dan RS Pusri. Hal ini menandakan perlunya penambahan tempat tidur untuk mengatasi pasien rawat inap yang jumlahnya banyak.

(52)

4.2.1.2 LOS (Length Of Stay)

LOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut (Depkes, 2005).

Dari 25 RS yang ada didapat angka rata-rata LOS sebesar 4.96 hari, ini berarti berada dibawah angka ideal yaitu 6-9 hari.

Rumah sakit yang memiliki LOS < 6 hari sebanyak 21 RS yaitu: RS Khusus Mata, RS Paru, RSUD BARI, RS Dr. A.K Ghani, RS Bhayangkara, RS Pertamina, RS Pelabuhan, RSI Siti Khadijah, RS Muhammadiyah, RSK Charitas, RS Myria, RS Bunda, RSAB Tiara Fatrin, RSAB YK. Madira, RSAB Rika Amelia, RSB Ananda, RSAB Widiyanti, RSAB Azzahra, RS Sriwijaya Eye Center, RS Hermina, dan RSIA Marisa. Hal ini berarti ke-21 Rumah Sakit belum cukup efisien dalam memberikan pelayanan terhadap pasien rawat inap.

Sedangkan Rumah Sakit yang memiliki LOS ideal yaitu 6-9 hari sebanyak 3 RS yaitu RS Mohammad Hoesin, RSUD BARI, dan RS PUSRI.

Rumah Sakit yang memiliki LOS >9 hari adalah RS Ernaldi Bahar, hal ini dikarenakan RS tersebut merawat pasien dengan penyakit kronis yang memerlukan waktu perawatan yang lama.

4.2.1.3 TOI (Turn Over Interval )

TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati, dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur (Depkes, 2005).

(53)

Dari 25 RS yang ada didapat angka rata-rata TOI sebesar 2,29 hari, ini berarti TOI berada pada angka ideal yaitu 1-3 hari.

Rumah sakit yang memiliki TOI <1 hari adalah: RSK Charitas, RS Myria, dan RSI Siti Khadijah. Hal ini berarti di 3 RS tersebut dalam waktu kurang dari 24 jam tempat tidur sudah ditempati pasien baru.

Rumah sakit yang memiliki TOI 1-3 hari adalah : RS Mohammad Hoesin, RSUD BARI, RS Dr. A.K Ghani, RS PUSRI, RS Pelabuhan, dan RS Bunda. Hal ini berarti 6 RS tersebut memiliki rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati 1-3 hari.

Rumah sakit yang memiliki TOI >3 hari adalah RS Ernaldi Bahar, RS Khusus Mata, RS Paru, RSAB Tiara Fatrin, RSAB YK Madira, RSAB Ananda, RSAB Widiyanti, RSAB Rika Amelia, RS Sriwijaya Eye Center, RSAB Azzahra, RSAB Marisa, RSB Ananda, dan RS Hermina. Hal ini berarti 13 RS tersebut memiliki rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati > 3 hari.

4.2.1.4 GDR ( Gross Death Rate )

GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1.000 penderita keluar (Depkes, 2005)

Dari 25 RS yang ada didapat angka rata-rata GDR sebesar 4.9 ‰, ini berarti ada 5 pasien mati dari 1000 pasien keluar rawat inap. Angka GDR harus seminimal mungkin karena menandakan tingkat kematian di rumah sakit.

4.2.1.5 NDR ( Net Death Rate )

NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit (Depkes, 2005).

(54)

Dari 25 RS yang ada didapat angka rata-rata NDR sebesar 2.0 ‰, ini berarti ada 2 pasien yang mati setelah dirawat selama 48 jam dari 1000 pasien keluar rawat inap.Angka NDR tersebut masih berada pada angka NDR ideal yaitu 2,5‰. Hal ini menandakan mutu pelayanan di rumah sakit sudah cukup memadai.

4.2.2 Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat

Tujuan penyelenggaraan Jamkesmas yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.

Gambar 4.10

Persentase Peserta Jamkesmas di Kota Palembang Tahun 2011

28.55 30.79 36.17 50.35 46.7 29.12 20.78 14.69 31.6 32.54 46.59 32.25 13.53 59.53 23.22 17.17 0 10 20 30 40 50 60 Ilir Barat II Gandus Seberang Ulu I Kertapati Seberang Ulu II Plaju Ilir Barat I Bukit Kecil Ilir Timur I Kemuning Ilir Timur II Kalidoni Sako Sematang Borang Sukarami Alang-Alang Lebar

Sumber : PT Askes Palembang

Persentase peserta jamkesmas tertinggi ada di Kecamatan Sematang Borang (59.53%) dan terendah di Kecamatan Sako (13.53%).

(55)

4.3 Pemberantasan Penyakit Menular

4.3.1 Pemberantasan Penyakit Polio Tabel 4.2

Jumlah Kasus AFP Kota Palembang Tahun 2007-2011

NO TAHUN TARGET PENCAPAIAN AFP RATE

1 2007 10 10 1,00

2 2008 10 15 1.5

3 2009 10 26 2,6

4 2010 10 7 1.73

5 2011 8 8 1.98

Sumber : Seksi Surveilans & PI

Tabel di atas menunjukkan bahwa penemuan kasus AFP tertinggi tahun 2009 yaitu 26 kasus (sumber data Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan).

4.3.2 Pemberantasan TB Paru

Gambar 4.11

Angka Keberhasilan (Success Rate) Pengobatan Penderita TB Paru BTA(+) di Kota Palembang Tahun 2011

75,68 98,44 95,71 92,50 87,50 100,00 96,47 100,00 100,00 98,04 99,35 98,51 78,57 85,37 98,11 0 20 40 60 80 100 120 ILIR BARA T II GA NDU S SEBE RAN G U LU I KERT APA TI SEBE RAN G U LU II ILIR BA RAT I BUKI T KE CIL ILIR TIM UR I KEM UNIN G ILIR TIM UR II KALI DON I SAKO SEM ATA NG BO RANG SUKA RAM E ALAN G A LAN G L EBAR

(56)

Berdasarkan standar WHO, angka keberhasilan pengobatan penderita TB Paru minimal 85%. Angka keberhasilan pengobatan penderita pada tahun 2011 di Kota Palembang mencapai 94,48%. Kecamatan yang belum memenuhi target angka keberhasilan penyembuhan (success rate), yaitu Kecamatan Ilir Barat II (75.68%) dan Ilir Barat I (78.57%).

4.3.3 Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS

Perkembangan penyakit HIV/AIDS dari tahun 2007 s/d 2011 dapat di lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3

Jumlah Kasus HIV(+)/AIDS di Kota Palembang Tahun 2007-2011

NO TAHUN JUMLAH SAMPLE H I V + V D R L + F % F % 1 2007 776 6 0,7 24 3,1 2 2008 1008 13 1.28 39 3,8 3 2009 1000 10 1 24 2,4 4 2010 Tidak ada kegiatan - - - -5 2011 1008 11 1.1 33 3.3

Sumber : Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

Dari tabel di atas dapat dilihat angka penemuan kasus HIV(+) tertinggi pada tahun 2008 sebanyak 13 kasus dan terendah tahun 2007 sebanyak 6 kasus.

Gambar

Tabel  dibawah  ini  menunjukkan  luas  wilayah  kecamatan, jumlah  penduduk,  dan  kepadatan  penduduk  per  kecamatan  di  wilayah  Kota  Palembang tahun 2011.
Grafik di atas menunjukkan penderita TB Paru tertinggi tahun 2011 (2043 kasus) dan  terendah  tahun  2010 (1037 kasus)
Tabel 4.1 Jumlah Peserta KB  di Kota PalembangTahun 2011 PESERTA KB BARU JUMLAH % JUMLAH % 1 Ilir Barat II 12,370 3,167 25.6% 8,918 72.1% 2 Gandus 9,313 4,392 47.2% 7,881 84.6% 3 Seberang Ulu I 21,473 3,915 18.2% 14,234 66.3% 4 Kertapati 25,570 6,492 25.4%
Tabel di atas menunjukkan bahwa penemuan kasus AFP tertinggi tahun  2009 yaitu  26  kasus  (sumber  data  Bidang  Pengendalian  Masalah  Kesehatan).
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

16 belum ada klasifikasi sampah baik hasil rumah tangga dan industri sehingga pemilahan yang ada hanya dibiarkan menggunung sehingga tidak sesuai dengan Pasal

Pada permainan kali ini, para pemain bisa leluasa bersaing untuk memenangkan permainan tanpa harus memikirkan investasi mana yang merusak atau tidak merusak hutan

Apabila nilai barang yang menjadi objek atau sasaran tindak pidana tersebut tidak lebih dari Rp.25 (dua puluh lima rupiah), maka menurut KUHP kejahatan tersebut

Data hasil belajar (Z) yang digunakan nilai ulangan harian 1 yang diperoleh dari guru pengampu mata pelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket dengan skala

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan zat gizi makro antara anak usia 1-3 tahun (batita) yang berstatus gizi normal dan gizi

Femega Dian Putriani Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tingkat Keuntungan Perusahaan, dan Risiko Perusahaan Terhadap Kinerja Intellectual Capital (Studi Pada Perusahaan

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Staf Pengajar di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya kepada

30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar pengadilan umum yang