• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 66-68

B. Saran

1. Penulis merekomendasikan supaya dilakukan perbaikan di RSUD Sleman terutama pada aspek kesesuaian proses pengelolaan limbah famasi yang belum tepat, misalnya ketaatan pewadahan menggunakan kantong khusus limbah farmasi, perbaikan pintu TPS, pembuatan jalur khusus untuk pengangkutan limbah, dan peninjauan ulang mengenai bentuk sediaan dalam jenis kemasan ampul yang masih dikelola menggunakan incinerator. 2. Rekomendasi pada aspek SDM supaya petugas dari IFRSUD Sleman juga

diberikan pendidikan dan pelatihan pengelolaan limbah farmasi agar selain berkompeten dalam pengelolaan stok perbekalan farmasi, farmasis juga memiliki pengetahuan lebih mengenai pengelolaan limbah farmasi sehingga bisa memberikan masukan kepada ISRS apabila ada prosedur penanganan limbah farmasi yang belum sesuai dengan ketentuan atau prosedur yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W., 2007, Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, PT. Raja Grafindo, Jakarta

Anonim, 2008, Manajemen Rekayasa Sanitasi Rumah Sakit, http://informasi- kesehatan-anda.blogspot.com/2008/07/manajemen-rekayasa-sanitasi-rumah-sakit.html, 19 Januari 2012

Anonim, 2009, Kenali Tanda-tanda Obat Kadaluarsa,

http://cepucyt.wordpress.com/2009/05/13/kenali-tanda-tanda-obat-kadaluarsa, diakses pada tanggal 24 Agustus 2010

Anonim, 2010, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadaluwarsa Obat, http://somelus.wordpress.com/2010/11/08/faktor-yang-mempengaruhi-kadaluarsa-obat/, diakses pada tanggal 7 Juli 2012

Anonim, 2011, Kondisi, Ciri, Tanda Obat-obatan yang Sudah Harus Dibuang dan Dimusnahkan, http://www.organisasi.org/ kondisi-ciri-tanda-obat-obatan-yang-sudah-harus-dibuang-dan-dimusnahkan, diakses pada tanggal 10 Oktober 2012

Arifin, 2009, Pengertian Sanitasi Rumah Sakit,

http://www.psychologimania.com/2012/09/pengertian-sanitasi-rumah-sakit.html?m=1, diakses pada tanggal 12 November 2012

Arikunto, S., 1999, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta

Budiarie, S., 2009, Obat Kadaluarsa dari Pemulung, http://www.indonesia-monitor.com/main/index.php?option=com_content&task=view&id=1652 &Itemid=39, diakses pada tanggal 23 Agustus 2010

DepKes RI, 1992, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 983/B/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, Jakarta

DepKes RI, 1994, Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Direktorat Jenderal P2M & PLP dan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Jakarta DepKes RI, 1999, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, Jakarta

DepKes RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, Jakarta

DepKes RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Jakarta

DepKes RI, 2009, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Jakarta

DinKes RI, 2010, Dinkes bonbol Lakukan Pemusnahan Obat,

http://dinkesbonebolango.org, diakses pada tanggal 11 Agustus 2010 DirJen BinFar, 2008, Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit,

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI bekerja sama dengan JICA, Jakarta

Fariadi, 2010, Limbah Medis, www.puskajikesling.co,id, diakses pada tanggal 31 Agustus 2010

IAI, 2011, Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB)/Good Pharmacy Practice (GPP), Kerjasama Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Menteri Kesehatan RI, dengan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)

IAI, 2011, Standar Kompetensi Apoteker Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, Jakarta

Idawaty, D., Medyawati, H., Evaluasi Manajemen Pengelolaan Limbah Rumah Sakit (Study Kasus pada RSUP Persahabatan), Proceeding PESAT Vol. 4 Oktober 2011 ISSN: 1858-2559

Kimin, 2010, Sisi Lain Tanggal Kadaluwarsa,

http://apotekputer.com/ma/index.php?option=com_content&task=view&i d=51&Itemid=52, diakses pada tanggal 10 Oktober 2012

Moleong, J., 1998, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Priyambada, I., Amelia, E., 2006, Studi Evaluasi Sistem Pengumpulan, Pewadahan, Penyimpanan, dan Pengangkutan Limbah Padat B3 (Studi Kasus PT. Phapros TBK Semarang), Jurnal Presipitasi Vol. 1 No. 1 September 2006, ISSN 1907-187X

Pruss, A., 2005, Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan, Penerbit EGC, Jakarta

Purwoto, S., 2008, Kondisi Optimal Insenerator untuk Pembakaran Sampah Medis, WAHANA. Vol. 51, No. 1, Juni 2008

Rahmaroswita, M.E., 2012, Evaluasi Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma RSUD Sleman, 2011, Profil Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Rumah

Sakit Umum Daerah Sleman Kabupaten Sleman Tahun 2011, Yogyakarta Sarwanto, S., 2003, Limbah Rumah Sakit Belum Dikelola dengan Baik,

http://www.suarapembaruan.com/News/2003/10/20/index.html, diakses pada tanggal 15 November 2011

Shahib, MN,, 1999, Penerapan teknik "Polymerase chain Reaction" (PCR) untuk memonitor pencemaran lingkungan oleh senyawa merkuri (Hg) pada limbah cair rumah sakit, Kongres Himpunan Toksikologi Indonesia: prosiding, Jakarta, 22-23 Feb 1999

Siregar, C.J.P., 2004, Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Terapan, Penerbit EGC, Jakarta, hal 6 – 71

Sutrisnowati, 2004, Pengelolaan Limbah Padat Infeksius Rumah Sakit (Studi Kasus di Rumah Sakit PT. Pupuk Kaltim), UNDIP, Semarang

WHO, 1999, Panduan Pembuangan Limbah Perbekalan Farmasi, Penerbit EGC, Jakarta

Widhiatmoko, A., Trihadiningrum, Y., 2010, Kajian Pengelolaan Limbah Padat B3 di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Ramelan

Yus, 2009, Obat Kadaluwarsa 2004 Diubah Jadi 2013,

http://regional.kompas.com/read/2009/06/17/14375215/obat.kedaluwarsa .2004.diubah.jadi.2013, diakses pada 10 Agustus 2010

LAMPIRAN

Lampiran 1. Panduan Wawancara/Interview Guide

A. Wawancara kepada Penanggung Jawab (IFRS)

1. Apakah RSUD Sleman memiliki suatu Standar Prosedur Operasional (SPO) tertentu dalam sistem pengelolaan limbah Rumah Sakit? Jika Ya, tolong sebutkan judul dokumen atau judul SPO-nya!

2. Apakah di dalam SPO tersebut terdapat prosedur yang jelas baik teknis maupun koordinasi untuk menangani limbah RS?

3. Apakah RSUD Sleman memiliki suatu Rencana Kegiatan Pengelolaan Limbah (RKPL) Rumah Sakit?

4. Apakah di RSUD Sleman terdapat bagan struktur organisasi pengelola limbah? Jika Ya, apakah di dalam bagan tersebut diuraiakan mengenai tugas/wewenang masing-masing personil pengelola limbah?

5. Adakah kualifikasi untuk menjadi seorang kepala/penanggungjawab, dan pelaksana pengelolaan limbah RS? Jika ada, tolong sebutkan bagaimana kualifikasinya!

6. Apakah petugas Instalasi Farmasi RSUD Sleman pernah memperoleh pelatihan tentang pengelolaan limbah rumah sakit? Jika Ya, bagaimana bentuk pelatihan yang diikuti, siapa saja pesertanya, dan kapan saja diadakan pelatihan tersebut? 7. Apakah Anda tahu mengenai limbah apa saja yang termasuk dalam limbah

farmasi RS? Jika Ya, tolong sebutkan!

8. Bagaimanakah perbedaan antara obat-obatan kadaluarsa dan obat-obatan tidak terpakai (dari segi definisi hingga perlakuan)?

9. Bagaimana suatu sediaan obat menjadi kadaluarsa dan tidak terpakai? Apa saja penyebabnya dan bagaimana cara meminimalisirnya?

10. Selain dari dalam RSUD Sleman, berasal dari mana sajakah limbah farmasi yang dikelola oleh RSUD Sleman?

11. Bagaimanakah pendataan untuk limbah RS, apakah tersedia data khusus (misalnya buku laporan berkala dan berita acara pemusnahan obat) mengenai limbah farmasi yang dihasilkan dan dimusnahkan? Jika Ya, tolong sebutkan format/kelengkapan dari data tersebut yang Anda ketahui!

12. Apakah Anda mengetahui tahapan/proses pengelolaan limbah farmasi di RSUD Sleman? Jika Ya, tolong jelaskan bagaimana proses pengelolaan limbah dari tahap awal sampai dengan akhir yang Anda ketahui!

B. Wawancara kepada Penanggung Jawab (ISRS)

1. Apakah RSUD Sleman memiliki suatu Standar Prosedur Operasional (SPO) tertentu dalam sistem pengelolaan limbah Rumah Sakit? Jika Ya, tolong sebutkan judul dokumen atau judul SPO-nya!

2. Apakah di dalam SPO tersebut terdapat prosedur yang jelas baik teknis maupun koordinasi untuk menangani limbah RS?

3. Apakah RSUD Sleman memiliki suatu Rencana Kegiatan Pengelolaan Limbah (RKPL) Rumah Sakit? Jika Ya, tolong jelaskan bagaimana penyusunan RKPL tersebut!

4. Apakah di RSUD Sleman terdapat bagan struktur organisasi pengelola limbah? Jika Ya, apakah di dalam bagan tersebut diuraiakan mengenai tugas/wewenang masing-masing personil pengelola limbah?

5. Adakah kualifikasi untuk menjadi seorang kepala/penanggungjawab, dan pelaksana pengelolaan limbah RS? Jika ada, tolong sebutkan bagaimana kualifikasinya!

6. Apakah petugas Instalasi Sanitasi RSUD Sleman pernah memperoleh pelatihan tentang pengelolaan limbah rumah sakit? Jika Ya, bagaimana bentuk pelatihan yang diikuti, siapa saja pesertanya, dan kapan saja diadakan pelatihan tersebut? 7. Apakah Anda tahu mengenai limbah apa saja yang termasuk dalam limbah

farmasi RS? Jika Ya, tolong sebutkan!

8. Menurut KepMenKes 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang “Persyaratan kesehatan Lingkungan RS”, limbah farmasi digolongkan dalam Limbah Padat Medis.

Bagaimana dengan limbah farmasi bentuk sediaan obat (BSO) cair/semi cair? Dan

bagaimana pula dengan pernyataan “limbah farmasi dalam jumlah besar

dikembalikan ke distributor (PBF), sedangkan limbah farmasi dalam jumlah kecil

dimusnahkan melalui incinerator.” Berapa jumlah pastinya untuk jumlah besar dan jumlah kecil tersebut?

9. Selain dari dalam RSUD Sleman, berasal dari mana sajakah limbah farmasi yang dikelola oleh RSUD Sleman?

10. Bagaimana pendataan untuk limbah RS, apakah tersedia data khusus (misalnya buku laporan berkala dan berita acara pemusnahan obat) mengenai limbah farmasi yang dihasilkan dan dimusnahkan? Jika Ya, tolong sebutkan format/kelengkapan dari data tersebut!

11. Apakah Anda mengetahui tahapan/proses penanganan sampah medis dan sampah non medis di RSUD Sleman? Jika Ya, tolong jelaskan!

12. Metode apakah yang digunakan untuk pemusnahan limbah medis di RSUD Sleman? Tolong jelaskan bagaimana pelaksanaan metode tersebut beserta kekurangan dan kelebihannya!

C. Wawancara kepada Sanitarian/Petugas Pengelola (ISRS)

1. Apakah anda mengetahui setiap dokumen yang menjadi Standar Prosedur Operasional (SPO) di RSUD Sleman dalam pengelolaan sampah medis rumah sakit termasuk juga limbah farmasi? Jika Ya, tolong sebutkan!

2. Apakah di RSUD Sleman terdapat bagan struktur organisasi pengelola limbah? Jika Ya, apakah di dalam bagan tersebut diuraiakan mengenai tugas/wewenang masing-masing personil pengelola limbah?

3. Adakah kualifikasi untuk menjadi seorang kepala/penanggungjawab, dan pelaksana pengelolaan limbah RS? Jika ada, tolong sebutkan bagaimana kualifikasinya!

4. Apakah anda sebagai petugas Instalasi Sanitasi RSUD Sleman pernah memperoleh pelatihan tentang pengelolaan limbah rumah sakit? Jika Ya, bagaimana bentuk pelatihan yang diikuti, siapa saja pesertanya, dan kapan saja diadakan pelatihan tersebut?

5. Apakah Anda tahu mengenai limbah apa saja yang termasuk dalam limbah medis RS? Jika Ya, tolong sebutkan apa saja!

6. Apakah Anda tahu mengenai limbah apa saja yang termasuk dalam limbah farmasi RS? Jika Ya, tolong sebutkan apa saja!

7. Apa sajakah yang termasuk dalam deskripsi kerja (job desk) sanitarian Instalasi Sanitasi RS dalam menangani limbah farmasi?

8. Kapan, jam berapa, dan siapa yang bertugas dalam mengumpulkan limbah farmasi?

9. Bagaimana kriteria tempat penampungan yang digunakan untuk mengumpulkan limbah farmasi?

10. Bagaimanakah pemisahan limbah farmasi yang sudah dikumpulkan dan dipisahkan dari limbah medis lainnya, apakah limbah farmasi tersebut dikemas dengan wadah tertentu?

11. bagaimanakah syarat ruangan yang digunakan untuk proses pemisahan limbah farmasi dari limbah medis lainnya?

12. Alat-alat apa sajakah yang diperlukan untuk memisahkan limbah farmasi dari limbah RS lainnya? Tolong sebutkan!

13. Apakah limbah farmasi yang sudah dipisahkan dari limbah medis lain dipilah/dikelompokkan lagi kemudian diberi label pada kemasannya?

14. Bagaimanakah kriteria kendaraan/kontainer pengangkut yang digunakan untuk mengumpulkan limbah medis?

15. Siapa petugas yang menangani proses pengangkutan limbah?

16. Bagaimana jalur lintasan pengangkutan limbah? Apakah aksesnya dekat dengan lokasi pemusnahan dan mudah ditempuh?

17. Dimana lokasi TPS limbah medis? Apakah lokasi TPS dekat dengan lokasi penyimpanan makanan (misalnya dapur RS atau kantin RS)?

18. Bagaimana cara penyimpanan/peletakan limbah di TPS? 19. Adakah kondisi optimum ruangan TPS yang disyaratkan?

20. Kapan, jam berapa, siapa yang bertugas, dan bagaimana cara pembersihan ruangan TPS?

21. Apakah alat dan bahan perlengkapan kebersihan yang disediakan pihak RS sudah cukup lengkap dan layak?

22. Kapan limbah dari TPS dimusnahkan?

23. Apakah sebelum dilaksanakan proses pemusnahan, ada prosedur-prosedur tertentu dan surat-surat keterangan yang harus dipenuhi?

24. Siapakah yang bertugas dan terlibat dalam proses pemusnahan limbah (khususnya limbah farmasi)?

25. Adakah alat perlindungan diri (APD) yang digunakan petugas pelaksana pemusnahan limbah?

26. Apakah anda mengetahui bagian-bagian utama dari incinerator? 27. Berapa kapasitas incinerator dalam satu (1) kali pembakaran?

28. Apakah anda mengetahui tahapan/proses pemusnahan limbah menggunakan incinerator? Jika Ya, tolong jelaskan!

Keterangan gambar:

Peneliti (dengan APD berupa masker yang telah disediakan instalasi sanitasi ) melakukan wawancara kepada petugas pengawas dan sekaligus melakukan observasi pada saat proses pembakaran sampah medis di incinerator.

Lampiran 2.

Tabel Hasil Wawancara

No. Variabel

Jawaban

Informan 1 (Ka. IFRS) Informan 2 (Ka. Sanitasi) Informan 3 (PJ. Sanitasi)

1. Kebijakan yang mendasari pengelolaan limbah farmasi

-KepMenKes RI Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

-CPFB tahun 2011

KepMenKes 1204/MenKes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit

2. Tenaga Petugas IFRS bertugas dalam manajemen

stok obat (meminimalisir terjadinya limbah farmasi), dan bekerja sama dengan tim pemeriksa dan tim pemusnah dalam mengurus izin pemusnahan limbah farmasi hingga pembuatan laporan.

RSUD Sleman sudah mempunyai tenaga khusus dalam pengelolaan limbah medis termasuk juga limbah farmasi, yaitu petugas di Instalasi Sanitasi RS. Tanggung jawab pengelolaan limbah farmasi termasuk dalam bidang kerja penanggung jawab pengelolaan limbah medis padat dibantu penanggungjawab kebersihan dan tenaga pelaksana kebersihan

Instalasi Sanitasi terbagi menjadi beberapa sub bidang kerja/penanggung jawab sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku mengenai sanitasi rumah sakit (bisa dilihat pada struktur organisasi).

IFRS telah terakreditasi, memiliki struktur organisasi dan dokumen kualifikasi petugas, telah mengikuti pelatihan manajemen farmasi dan farmasi klinik, tetapi belum pernah diikutsertakan dalam pelatihan pengelolaan limbah medis pada umumnya dan limbah farmasi secara khusus.

Instalasi Sanitasi RS telah terakreditasi, memiliki struktur organisasi dan dokumen kualifikasi petugas yang jelas, telah mengikuti berbagai pelatihan pengelolaan limbah rumah sakit baik di dalam maupun di luar RSUD Sleman.

3. Keuangan Analisa kebutuhan baik dana maupun

sarana dan pra-sarana terdapat dalam Rencana Kegiatan Pengelolaan Limbah (RKPL) rumah sakit.

4. Fasilitas/Peralatan Mempunyai tempat dan kantong sampah

medis maupun non medis yang dibedakan

Mempunyai mesin incinerator pirolitik, TPS, tempat sampah medis maupun

Mempunyai mesin incinerator, trolly sampah medis, TPS, alat perlindungan

dan mesin incinerator. non medis yang ada di setiap ruangan dan koridor rumah sakit, kantong plastik medis berwarna kuning berlogo infeksius untuk sampah medis, kotak kardus disposafe berlogo infeksius, dan kantong plastik hitam untuk sampah non medis.

diri (APD) bagi petugas pelaksana, alat timbang, alat kebersihan, dan alat bantu pembakaran.

5. SPO Sudah ada SPO mengenai pengelolaan

limbah farmasi bagi IFRS antara lain tentang “Pemusnahan Obat

Rusak/Resep/Arsip” , “Penanganan Limbah Farmasi” , dan “Penetapan

Identifikasi Waktu Expired Date (ED)

Obat/Alkes”

Sudah ada SPO mengenai pengelolaan limbah farmasi bagi Instalasi Sanitasi RS antara lain tentang “Pemusnahan Sampah Medis” , “Pemusnahan Limbah Farmasi” , dan tentang

“Incinerator”

Sudah ada SPO mengenai pengelolaan limbah farmasi bagi Instalasi Sanitasi

6. Laporan karakteristik limbah farmasi

ada pelaporan mengenai banyaknya atau jenis limbah farmasi yang dihasilkan yaitu dalam Kartu stok obat dan Buku ED (Expied date).

Sudah ada pelaporan mengenai banyaknya atau jenis limbah farmasi yang dimusnahkan yaitu dalam Buku Laporan Incinerator dan Berita Acara Pemusnahan Obat

Sudah ada di Buku Laporan Incinerator (terdapat di Instalasi Sanitasi)

7. Tahap pengumpulan dan pemisahan

dilakukan pengecekan terhadap stok obat dan alkes. Obat/alkes dengan tanggal kadaluwarsa/expired date (ED) kurang dari enam (6) bulan disendirikan di etalase obat ED yang diberi tempelan kartu

informasi/kartu stok ED untuk

didistribusikan kembali dan harus sudah dikembalikan ke distributor jika ED nya mendekati 1 bulan dari tanggal yang tercantum

dilakukan pemisahan antara sampah medis, non medis, sampah plastik, sampah organik, dan benda tajam oleh petugas per-unit ruangan (terutama perawat). Untuk limbah farmasi berupa obat-obatan menjadi tanggung jawab IFRS apakah akan di-reture atau akan ikut dimusnahkan, untuk yang berupa kemasan obat saja bisa langsung dimasukkan dalam kantong plastik sampah medis maupun non medis karena dianggap sebagai limbah medis umum

dilakukan pemisahan antara sampah medis, non medis, sampah plastik, organik, benda tajam. Pemisahan limbah dilakukan per unit ruangan, setelah terkumpul biasanya

ditempatkan di depan ruangan yang terdapat tempat sampah medis dan non medis untuk diambil dan diangkut ke TPS oleh petugas kebersihan/pelaksana dari sanitasi.

8. Tahap pemilahan Pemilahan obat dilakukan berdasarkan

PBF (dilihat juga tanggal masuknya obat pada faktur) dan jenis obat (atau satuan

Kantong plastik kuning berlogo untuk sampah medis dan infeksius, kantong plastik hitam untuk sampah non medis.

Kantong plastik kuning berlogo untuk sampah medis dan infeksius, kantong plastik hitam untuk sampah non medis.

obat, misalnya tablet, blister, dan lain-lain). Kemudian dilakukan konfirmasi ke PBF bersangkutan mengenai kapan obat tersebut akan diambil. Paling lambat obat dengan ED kurang dari satu (1) bulan sudah harus diambil oleh PBF dan masih dalam kemasan asli.

Obat yang tidak dapat di-reture ke PBF (misalnya dropping) dipilah berdasarkan jenis, dikemas sesuai standar, diurus izin pemusnahannya dan dilakukan konfirmasi ke instalasi sanitasi untuk diangkut dan dimusnahkan.

Untuk limbah farmasi dari dalam maupun dari luar RSUD Sleman tidak dilakukan pemilahan lagi setelah dikirim atau diangkut ke TPS untuk menghindari resiko paparan terhadap petugas.

Pernah menjumpai adanya

kotak/kardus makan di dalam kantong sampah medis. Adanya ketidak-sesuaian prosedur semacam itu perlu dilakukan evaluasi dan intervensi.

9. Tahap Pelabelan Pelabelan untuk sediaan farmasi yang

mendekati ED 6 bulan dilakukan di etalase khusus

Pelabelan wadah jarang dilakukan karena langsung dikumpulkan dan dikemas menggunakan plastik sampah medis berlogo infeksius. Dilampirkan laporan mengenai jenis limbah, sumber limbah, dan kuantitas untuk bagian sanitasi RS.

Pelabelan dilakukan oleh IFRS maupun produsen limbah terkait.

10. Tahap pengangkutan Limbah obat-obatan yang tidak bisa

di-reture ke PBF diangkut oleh petugas pelaksana instalasi sanitasi setelah dilakukan konfirmasi. Limbah farmasi eksternal pengirimannya langsung ke bagian sanitasi RS (dilengkapi dokumen pengangkutan), tidak melalui bagian IFRS.

Tidak ada petugas khusus untuk untuk pengangkutan, pengangkutan limbah medis ke instalasi incinerator dilakukan oleh petugas pelaksana seperti cleaning service yang bekerja di ruangan dan ditugaskan dengan pengawasan oleh petugas penanggungjawab.

Tidak ada petugas khusus

pengangkutan, pengangkutan dilakukan oleh petugas pelaksana seperti cleaning service. Pengangkutan dilakukan setiap hari pada pagi hari dan sore hari. Petugas pengangkut mengenakan APD berupa sarung tangan, sepatu boot, dan masker.

Troli sampah medis dan non medis dibedakan dan tidak ada jalur khusus untuk pengangkutan limbah.

Pengangkutan sampah medis dan non medis menggunakan troli khusus.

Tidak ada jalur khusus untuk pengangkutan limbah, jalan menuju

tempat pembakaran sama dengan jalan umum.

11. Tahap penampungan sementara Ditampung di TPS Instalasi Incinerator dengan sampah medis lainnya.

Sampah medis berada di TPS maksimal 24 jam sebelum dimusnahkan agar tidak terjadi penumpukan. Sampah non medis dikirim dan dimusnahkan ke tempat pembuangan akhir (TPA) yang merupakan pihak ketiga dan berada di luar lingkungan RSUD Sleman maksimal 2 kali dalam 1 minggu.

Sampah medis berada di TPS maksimal 24 jam sebelum dilakukan pembakaran. Box TPS rutin dibersihkan setelah dikosongkan.

12. Tahap pemusnahan Pemusnahan limbah farmasi bersama

limbah medis lainnya dilakukan di Instalasi incinerator.

Semua limbah medis termasuk kemasan obat dimusnahkan menggunakan incinerator,

perbandingan limbah farmasi dengan limbah medis umum adalah 1:3

ada kebijakan dari RSUD Sleman untuk tidak mendaur ulang limbah.

Pemusnahan limbah menggunakan incinerator dilakukan pada pagi hari dan sore hari (jika sampah atau limbah yang dihasilkan sedang banyak) Pemusnahan dilakukan oleh petugas pelaksana yang ditugaskan dengan pengawasan oleh penanggungjawab.

13. Perizinan Sudah diatur dalam SPO. Izin pemusnahan

arsip, resep, dan limbah farmasi perlu membuat Tim Pemeriksaan dan Tim Pemusnahan lebih dulu.

Kepala IFRS mengusulkan kepada Direktur untuk dibuatkan ijin pemusnahan kepada Bupati, setelah surat ijin keluar baru dilakukan koordinasi kapan

pemusnahan akan dilakukan, dan pada saat pemusnahan harus dihadiri saksi-saksi.

Untuk limbah farmasi berupa alkes dan obat-obatan (terutama dalam jumlah besar) perizinannya harus sesuai SPO, sedangkan pemusnahan dalam jumlah kecil (harian) atau pemusnahan berupa kemasan obat saja bisa langsung dilakukan setiap hari tanpa izin dan saksi khusus, karena merupakan sampah medis umum

Lampiran 3. Tabel Hasil Observasi

1. Observasi sarana/prasarana pengelolaan sampah medis (Esp. Limbah farmasi)

No. Item Ya Tidak Keterangan

1.

Terdapat dokumen mengenai profil umum RSUD Sleman yang cukup lengkap

Bisa dipinjam

2.

Terdapat kebijakan yang mengatur tentang upaya penyehatan lingkungan rumah sakit

Ada di dokumen SPO

3.

Terdapat standar prosedur operasional (SPO) yang disesuaikan dengan kewenangan instalasi farmasi maupun instalasi sanitasi terhadap penanganan limbah farmasi

Diuraikan di SPO

4.

Terdapat dokumen struktur organisasi, uraian tugas yang jelas, dan dokumen kualifikasi petugas di instalasi farmasi maupun instalasi sanitasi

Dari IFRS dokumen uraian tugas yang bisa dipinjam bukan yang terbaru, dokumen kualifikasi tidak boleh dipublikasikan.

5. Terdapat kartu stok di gudang obat

instalasi farmasi

6.

Terdapat kebijakan mengenai

reture/pengembalian obat kadaluarsa ke PBF di instalasi farmasi

7.

Terdapat arsip mengenai item obat-obatan dan kemasan obat yang dimusnahkan di instalasi sanitasi

ada di Buku Laporan Incinerator

dan Berita Acara Pemusnahan Obat

8.

Terdapat prosedur di instalasi diklat mengenai pengiriman pendidikan dan dan pelatihan

Ada di SPO

9.

Terdapat pengiriman petugas baik dari farmasi maupun sanitasi untuk mengikuti pelatihan

10.

Terdapat proses audit secara berkala dari bagian sanitasi untuk memeriksa

Dokumen terkait