• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DANN SARAN

B. Saran

1. Diharapkan guru dapat merancang pembelajaran yang memperhatikan aktivitas auditif siswa, agar siswa tidak hanya mencatat didalam kelas namun juga memperhatikan dan mendengar penjelasan guru dengan baik. Selain itu guru diharapkan memperhatikan kemampuan analisis siswa dalam memahami maupun menyelesaikan suatu persoalan, agar

siswa tidak hanya memperhatikan informasi dominan dalam persoalannya saja.

2. Peneliti lain yang hendak mengembangkan penelitian ini hendaknya melakukan penelitian secara personal dibandingkan klasikal, dengan demikian peneliti dapat lebih memahami proses penyelesaian soal dan pemahaman konsep siswa. Selain itu peneliti juga dapat mengetahui faktor lain yang mempengaruhi pola pikir siswa seperti latar belakang sosial, budaya, dan lain-lain melalui wawancara. Penelitian dengan metode ini juga tidak memiliki keterbatasan waktu dibandingkan melaksanakannya pada jam sekolah.

3. Jumlah sampel perlu ditingkatkan agar peneliti dapat mengamati lebih banyak pola pikir siswa. Dengan demikian peneliti dapat melihat pola pikir terbaik yang dapat diterapkan untuk merancang pembelajaran agar hasil belajar siswa menjadi meningkat.

4. Selain menggunakan kuisioner, untuk mengetahui gaya belajar siswa dapat pula digunakan berbagai macam bentuk soal yang memperhatikan karakteristik tiap gaya belajar. Selain dapat mempermudah melihat gaya belajar siswa, instrumen ini juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan pola pikir siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ant. 2005. Pembelajaran Fisika Belum Optimal dalam http://www.fisikanet.lipi.go.id/ diakses pada 26 Agustus 2016

Dariyo, Agoes. 2013. Dasar-Dasar Pedagogi Modern. Jakarta: PT. Indeks

Gunawan, Adi W. 2003. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi

Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Kartikasari, Merisa. 2015. Pola Pikir Mahasiswa dalam Menyelesaikan Permasalahan pada Mata Kuliah Persamaan Diferensial dalam http://eprints.ums.ac.id/32896/9/ARTIKEL%20PUBLIKASI.pdf diakses pada 3 Agustus 2016

Khairani, Makmun. 2013. Psikologi Umum. Yogyakarta: Asjawa Pressindo.

Khuzaeva, Eva Siti. 2014. Mengembangkan Pola Pikir Cerdas, Kretif dan Mandiri Melalui Telematika dalam http://juliwi.com/paper0104_138-148/ diakses pada 3 Agustus 2016

Ngilawajan, Darma Andreas. 2013. Proses Berpikir Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Turunan ditinjau dari Gaya Kognitif Field

Independent dan Field Dependent dalam

http://journal.umsida.ac.id/files/DamaV2.1.pdf diakses pada 20 Agustusr 2016 Pamela, Margaretha. 2012. Gaya Belajar Siswa Kelas IV Dan V SD Serta Gaya

Mengajar Guru di Kelas Tersebut dalam Pembelajaran IPA di SDS Subsidi Pusat Damai Kalimantan Barat. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (tidak diterbitkan)

Rahmatina, Siti et al. 2014. Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif dalam http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/DM/article/view/1339 diakses pada 19 September 2016

Rifqiyana, Lilyan. 2015. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Pembelajaran Model 4K Materi Geometri Kelas VIII Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa dalam http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/ujme/ diakses pada 26 September 2016

Susanto, Herry Agus. 2008. Mahasiswa Field Independent dan Field Dependent dalam Memahami Proses Grup dalam http://eprints.uny.ac.id/6902/ diakses pada 26 September 2016

Suyono & Haryono. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Tiffani, Haqqinna. 2015. Profil Proses Berpikir Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Perbandingan Berdasarkan Gaya Belajar dan Gaya Kognitif dalam http://eprints.ums.ac.id/33195/20/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf diakses pada 11 Oktober 2016

Wiyanto et al. 2006. Potret Pembelajaran Sains di SMP dan SMA dalam http://journal.unnes.ac.id/artikel_nju/JPFI/170 diakses pada 26 September 2016

61 Lampiran 1. Surat Pengantar Penelitian

72

Lampiran 8. Analisis data kuisioner gaya belajar siswa

kode

Gaya Belajar

keterangan

Auditif Visual Kinestetis

1 3 4 5(-) 13 16 18 skor 3(-) 5 6 9 11 17 19 skor 2 7 8 10 12 14 15 skor

X01 2 3 2 2 3 3 4 19 2 3 3 3 4 3 3 21 3 2 4 2 4 4 3 22 kinestetis X02 2 3 2 2 3 2 2 16 2 3 3 3 2 2 2 17 2 2 3 2 3 2 2 16 visual X03 2 3 4 1 3 3 3 19 2 4 4 3 4 4 4 25 2 4 2 2 4 2 4 20 visual X04 3 2 2 3 3 3 2 18 3 2 2 3 3 3 2 18 3 2 3 2 3 3 3 19 kinestetis X05 3 2 2 2 2 3 3 17 3 3 3 2 2 3 3 19 2 2 3 2 2 2 2 15 visual X06 2 3 2 2 2 2 3 16 2 3 2 2 3 3 2 17 3 3 2 2 2 2 2 16 visual X07 3 2 2 2 3 2 3 17 3 3 3 3 3 3 2 20 2 3 3 2 3 3 3 19 visual X08 1 3 3 1 3 1 3 15 2 4 3 3 4 3 4 23 1 3 3 1 4 4 4 20 visual X09 2 3 2 2 3 3 3 18 2 3 3 2 3 3 2 18 3 2 2 2 3 3 3 18 tidak teridentifikasi X10 2 2 3 2 3 3 3 18 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 2 3 2 3 19 visual X11 3 2 4 1 4 2 2 18 3 4 4 4 4 3 3 25 3 3 3 2 3 4 2 20 visual X12 3 4 2 1 3 3 4 20 1 4 2 3 4 3 3 20 4 2 4 2 2 4 4 22 kinestatis X13 3 3 3 1 4 3 3 20 2 4 4 3 4 4 4 25 3 4 4 2 4 2 3 22 visual X14 1 4 4 2 4 4 3 22 1 3 2 4 4 2 4 20 2 2 4 2 2 3 4 19 auditif X15 1 3 3 3 3 3 3 19 2 2 1 3 3 3 3 17 3 2 2 3 3 2 3 18 auditif X16 2 2 2 2 3 2 2 15 3 3 3 3 4 3 3 22 2 2 3 2 4 4 2 19 visual X17 2 2 2 1 4 3 4 18 3 4 3 4 4 3 3 24 3 2 4 2 4 4 4 23 visual X18 2 3 3 2 3 3 3 19 3 3 3 3 3 3 2 20 2 2 3 2 3 2 3 17 visual X19 2 3 3 2 3 2 3 18 2 3 3 2 3 3 2 18 3 2 2 2 3 2 3 17 tidak teridentifikasi X20 3 2 2 3 3 3 2 18 3 2 3 2 4 3 3 20 1 3 3 2 3 2 4 18 visual

Lampiran 9. Analisis data kuisioner gaya kognitif siswa

kode

Gaya Kognitif

Keterangan Field Dependent Field Independent

2 4 7 8 9 12 13 skor 1 3 5 6 10 11 14 skor X01 3 3 2 3 2 3 2 18 2 2 4 2 2 2 3 17 FD X02 3 3 3 3 3 3 3 21 2 2 2 3 2 2 3 16 FD X03 3 3 3 3 4 4 2 22 4 3 4 4 3 2 4 24 FI X04 3 3 2 3 3 3 2 19 2 2 3 2 2 2 3 16 FD X05 3 2 3 3 3 3 3 20 2 2 2 4 2 2 3 17 FD X06 2 3 3 3 2 2 2 17 3 2 3 2 2 2 2 16 FD X07 3 3 3 3 2 3 2 19 2 2 3 3 3 3 3 19 tidak teridentifikasi X08 4 3 4 4 3 3 3 24 1 2 4 4 3 2 3 19 FD X09 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 2 2 3 19 FD X10 3 3 3 3 3 3 4 22 2 2 4 3 2 2 3 18 FD X11 4 3 4 4 1 4 4 24 1 1 4 4 1 1 1 13 FD X12 4 3 2 4 4 3 2 22 2 2 4 3 2 2 4 19 FD X13 3 3 3 4 4 3 2 22 2 2 4 4 2 1 4 19 FD X14 4 3 3 2 1 4 4 21 2 2 4 3 2 3 4 20 FD X15 4 3 3 4 3 3 3 23 2 1 2 3 2 1 2 13 FD X16 2 2 3 4 3 3 2 19 3 2 4 4 2 2 3 20 FI X17 4 3 2 4 4 4 3 24 2 2 4 3 2 2 4 19 FD X18 3 3 3 3 3 3 2 20 3 1 3 3 2 2 3 17 FD X19 3 3 3 2 2 3 3 19 2 2 3 3 2 2 3 17 FD X20 3 3 3 3 3 4 1 20 1 1 2 4 3 2 4 17 FD

Lampiran 13. Transkrip wawancara siswa Keterangan: P :Peneliti S : Subyek 1. Siswa X10 P : “katarinaa..” S : “iya mbak.”

P : “ini materinya sudah pernah dipelajari kan?”

S : “iya barusan.”

P : “ini materinya tentang apa?”

S : “Hukum Newton.”

P : “Hukum Newton..oke, terus bisa nggak kamu ceritain ini tu

materinya gimana, terus yang dicari tu apa, jadi tolong diceritakan

kesaya”

S : “jadi ini tu yang dicarikan percepatan yang dialami kotak..saya

menggambar ini kan dari apa massanya kotak ini kan massanya 250 yang saya gambar dengan gambar seperti ini (sambil menunjuk gambar)....terus saya mencari apa, Fy nya itu awalnya. Habis itu saya mencari Fµsnya ini sama Fµk...terus sesudah menemukan ini semua saya, langkah terakhir saya mencari Fx nya, dan ada hasil

P : “terus ee untuk menyelesaikan soal ini kan pasti ada konsep yang

digunakan...nah konsep apa yang kamu gunakan untuk

menyelesaikan soal ini?”

S : “eeem...maksudnya gimana kak?”

P : “maksudnya kan katanya tadi materi ini sudah dipelajari tentang hukum Newton tadi. Nah konsep apa yang digunakan untuk

menyelesaikan persoalan ini?”

S : “emm mencari salah satu unsurnya dulu apa..membaca soalnya

dengan teliti..dan saya menuliskan berapa percepatan berarti yang ditanyakan kan percepatannya ya kan..”

P : “terus ee konsep fisikanya kan menggunakan hukum

Newton..apa hukum Newton 2 apa

S : “pake hukum Newton keee mungkin ke-2 ya...Ke-3..”

P : “kemudian..langkah-langkah yang kamu gunakan untuk

menyelesaikan soal ini tadi gimana?”

S : “saya awalnya mencari eee apa...mengingat itu..eee rumus-rumus yang sudah diajarin sama Bu Mawar tentang hukum Newton ketiga

itu.”

P : “kesulitan apasih yang kamu alami saat menyelesaikan persoalan ini?”

S : “apa..rumusnya kadang kebalik ada yang gitu..soalnya angkanya kaya, unsur-unsurnya m itu apa g itu apa gitu..itu paling sulit.”

S : “iya kak. Sama-sama.”

2. Siswa X12

P : “Michael, disoal ini materinya sudah pernah dipelajari?”

S : “Sudah kak.”

P : “Sudah. Ini materi tentang apa?”

S : “Hukum Newton kalo nggak salah.”

P : “Hukum Newton kalo nggak salah....oke. Apak yang dapat kamu

ceritakan dari persoalan ini?maksudnya inikan ada soal..coba

ceritakan ke saya soal ini tu gimana?”

S : “Pokoknya ada sebuah benda bermassa 250 gram yang diletakkan disebuah bidang miring. Nah bidang miringnya tu memiliki alas 40 cm dan tingginya 30 cm. Kalo kotak itu bisa meluncur atau enggak jika µsnya 0,3 dan µknya sama dengan 0,15. Kalo kotak meluncur berarti berapa percepatan yang dialami kotak yang gravitasinya 9,8

meter persegi”

P : “oke...emh, konsep yang kamu gunakan untuk menyelesaikan persoalan ini tu apa?”

S : “hukum Newton 3.”

P : “hukum Newton 3...oke. sekarang tolong ceritakan kepada saya

bagaimana langkah-langkah kamu menyelesaikan persoalan ini?

Dari apa kemana..kemana..”

S : “langkahnya tak buat gambar dulu yang ada angkanya

phytagoras masih 50..terus di cari cos sama sin nya..kalo cos kan samping miring, jadi 40/50..kalo sin depan..depan miring, jadinya 30/50. Nah cosnya kan cos 0 dikali...caranya F sama dengan cos 0 dikali 250 gram jadinya 40/50 dikali 250 gram sama dengan 200. Terus kalo Fx nya 30/50 dikali 200 sama dengan 120, dikali 9,8 sama dengan 11,76. Itu percepatannya.”

P : “oke...kemudian ee kesulitan apa sih yang kamu temukan, yang kamu hadapi saat menyelesaikan soal ini?”

S : “kalo itu..ee..mengingatnya sama menghafal rumusnya.”

P : “okeee...makasih ya.”

S : “iya kak..”

3. Siswa X06

P : “tadikan sudah mengerjakan soal ini ya dek.”

S : “iya.”

P : “ini sudah pernah dipelajari kan materinya?”

S : “sudah.”

P : “ nah ini tolong diceritakan dong ini soalnya tentang apa, yang ditanyakan apa, gitu, maksud dari soalnya ini apa gitu.”

S : “ini yang ditanyakan itu percepatan yang dialami kotak.

Kotaknya itu di atas bidang miring. Alasnya 40 cm sama aja 0,4 m sama tingginya 30 cm atau 0,3m. Yang disini 0,5 (sambil menunjuk sisi miring pada gambar hasil pengerjaannya). Ehm,

µsnya 0,3 µknya 0,15. Pakai yang µk karena bendanya kan bakal

bergerak.”

P : “ oh ya...kenapa bendanya bergerak?”

S : “ karena di soal jika kotak meluncur (sambil menunjuk kalimat pada soal). Pertanyaannya kan jika kotak meluncur berapa percepatannya, itu berartikan bendanya bergerak.”

P : “o iyaa...terus, ada kendala nggak kamu ngerjin soal ini?”

S : “tadi lupa rumusnya.”

P : “oh, tadi lupa rumusnya?yang mana?”

S : “yang ini (sambil menunjuk hasil pengerjaan)”

P : “terus langkah-langkah kamu tadi ngerjainnya gimana?”

S : “yang ini gini, gini terus ini. (sambil menunjuk hasil pengerjaan)

tapi ini yang ini belum selesai.”

P : “oh yang ini belum selesai?”

S : “iya, soalnya angkanya koma-koma.”

P : “tapi paham konsepnya dek?”

S : “paham.”

P : “paham..nah ini yang dipakai rumusnya-rumus apa?”

S : “ ini sigma F. Ini harusnya N dikurang W cos teta. Terus yang Fk ini µk dikalikan N. Terus ini sigma Fx sama dengan m kali a”

P :”oh gitu. Terus yang dipakai untuk mencari a nya tadu yang mana?”

P : “oh gitu. Ya udah makasih ya dek ya.”

S : “iya kak.”

4. Siswa X11

P : “ini kan tadi pekerjaanmu ya dek. Ini kamu paham maksud soalnya?”

S : “iya. Paham.”

P : “nah ini tolong diceritain dong ke kakak ini tadi apa maksud soalnya?”

S : “ini, jadi ini tentang aplikasi hukum Newton.”

P : “ho o, terus?”

S : “jadi ada benda ditaruh di bidang miring. Yang memiliki alasnya

40 cm tu. Jadi benda itu ke bawah, jadi pakenya µk,.”

P : “ehm, gimana bisa tahu kalo bendanya kebawah?”

S : “ karena miring.”

P : “oh karena miring ya? Kemudian?”

S : “terus disuruuh menghitung percepatan. Dengan gravitasi 9,8,”

P : “oh ya. Sudah?”

S : mengangguk

P : “terus langkah-langkahnya kamu mengerjakan soalnya gimana

tadi?”

S : “ gambar, setelah itu cari miringnya dulu. Kan tingginya 30 aasnya 40 jadi miringnya 50. Udah gitu baru cos ɵ nya ama sin ɵ

nya. cos ɵ nya 40/50, sin ɵ nya 30/ 50. Abis itu saya cari N. Kata bu Mawar tu rumusnya W kali cos ɵ.”

P : “kok bisa gitu?”

S : “ iya w kan berat ini sebelumnya m nya dicari dulu. Gramnya di

ubah ke kilogram.”

P : “ N itu apa sih?”

S : “Newton.”

P : “Newton yang mana ini atau yang ini (sambil menunjuk simbol besaran dan satuan)”

S : “yang ini (sambil menunjuk simbol satuan).”

P : “oh ya. Terus N ini untuk apa?”

S : “apa ya?? Nggak tau.”

P : “ oh ya udah. Lanjut?”

S : “sigma F sama dengan w kali a. Berat dikali sin ɵ ditambah F

sama dengan w kali a.”

P : “w kali a?? W nya berapa kok di sini segini?”

S : “2,5.”

P : “o ya. Nah terus ee, tadi kan kamu bilang ini soalnya tentang

aplikasi hukum Newton. Hukum Newton itu yang kaya gimana?”

S : “Hukum Newton kan ada 3. Hukum Newton pertama, Hukum

Newton kedua, hukum Newton ketiga. Yang pertama benda diam akan selamanya diam. Yang kedua benda diam akan bergerak jika ada gaya dari luar. Yang ketiga, F aksi sama dengan -F reaksi.”

P : “nah terus yang ini, yang di soal ini?”

S : “ini kayanya hukum Newton kedua deh.”

P : “oh kayanya Hukum Newton kedua. Nah kalo hukum Newton

kedua kan dia akan bergerak kalau ada gaya lain yang

mempengaruhi. ”

S : “iya.”

P : “nah ini dia gaya nya yang mempengaruhi gayanya dari mana?”

S : “dari bidang miringnya.’

P : “dari bidang miringnya? Bidang miringnya ada gayanya?”

S : “eh, gimana ya?”

P ; “hehe, gimana?”

S : “eh, karena ada tarikan garavitasi.”

P : “oh, karena ada tarikan gravitasi. Nah tarikan grafitasi kan ke bawah. Makanya dia meluncur ke bawah gitu maksudnya?itu gaya

yang mempengaruhi sehingga dia turun?”

S : “iya.”

P : “oh, iya-iya. Ya udah gitu aja. Makasih ya dek.”

S : “iya.”

5. Siswa X20

P : “Ini adek paham konsep dari soalnya gk?”

S : “nggak.”

P : “ini sudah pernah dipelajari kan materinya?”

P : “nah ini tentang apa hayo?”

S : “tentang hukum Newton.”

P : “ooo tentang hukum Newton. Nah terus, kan ini tentang hukum

Newton untuk maksud soalnya sendiri kamu paham ndak?”

S : “dikit-dikit.”

P : “nah gimana coba ceritain?”

S : “ada kotak bermassa 250 terus diletakkan di bidang miring terus

memiliki panjang alasnya 40 tingginya 30. Kotaknya akan meluncur jika ini µsnya 0,3 terus µknya 0,15. Udah gitu aja.”

P : “terus yang ditanyakan apa?”

S : “percepatan.”

P : “percepatannya...nah terus cara kamu ngerjainnya gimana tadi?”

S : “cuman ini tadi...(sambil menunjuk hasil pengerjaan.)

P : “hahahayo, gimana tadi?”

S : “yaa gitu lah.”

P : “nah awalnya aja. Langkah nya aja. Langkah-langkahnya gimana tadi? Kan kamu disini cuma gambar, terus tulis g doang. Ini dapet angka-angka segini darimana dek? ”

S : “ya kan ada langkah-langkahnya. Nah ya itu.”

P : “langkahnya nggak di tulis?”

S : “nggak.”

P : “kenapa?”

P : “oh makanya langsung kamu tulis ini gitu, nggak pake langkah -langkahnya gitu?terus nggak pake coret-coretan juga gitu?”

S : “nggak.

P : “waaa, luar biasa sekali. Hehehe.”

S : “heehe.”

P : “terus susah nggak soalnya? S : “lumayan..lumayan.”

P : “tapi sudah pernah dipelajari kan?”

S : “sudah.”

P : “ya udah gitu aja. Makasih ya dek.”

S : “iyaa.”

6. Siswa X14

P : “ini tadi pekerjaanmu ya dek.”

S : “iya.”

P : “nah ini sebelumnya materinya sudah pernah dipelajari?”

S : “eee, pernah.”

P : “nah ini soalnya ini cerita tentang apa sih?”

S : “tentaaaang bidang miring.”

P : “ooo tentang bidang miring. Nah ini konsepnya tentang apa?konsep soalnya?”

S : “tentaang, menghitung percepatan.”

P : “oo menghitung percepatan? Nah, untuk menghitung percepatannya menurut kamu langkah-langkah atau cara untuk

mendapatkan percepatannya tadi gimana?” (siswa berpikir cukup lama) “apa dek? Ini angka-angkanya dari mana?”

S : “dari sini. (sambil menunjuk soal).”

P : “oh dari sini. Ini materinya tentang apa sih?”

S : “hukum Newton.”

P : “hukum Newton yaa. Nah Hukum Newton itu sebenernya gimana bunyinya?” (siswa berpikir cukup lama) “gimana dek?” (siswa tidak menjawab setelah diam cukup lama). “ya udah gini aja dek. Dari soalnya ini kamu paham ndak masud soalnya?”

S : “sedikit sih mbak.”

P : “sedikit ya. Nah sedikit paham maksud soalnya. Cara penyelesaian soalnya kamu yang agak bingung ya?”

S : “iya.”

P : “oh gitu. Yang bikin kamu bingung apa nya?apa rumus-rumusnya

yang dipake yang mana atau ini jalan bendanya kemana?”

S : “rumusnya mbak.”

P : “oh yaa...ini kan kalo teman-teman yang lain menggambar. Ini soalnya digambar dulu. Kamu kenapa ndak digambar? Sebernya kamu ini walau pun nggak digambar arah dari gaya-gayanya yang

bekerja di kotak sudah tahu?”

S : “tahu. Sedikiit.”

P : “jadi kamu sudah tahu gaya apa aja yang mempengaruhi sikotak ini. Gaya apa, gaya apa gitu?”

S : “tahu. Dikit-dikit.”

P : “ooo, ya udah. Ya udah gitu aja ya dek.. makasih ya.”

Dokumen terkait