• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Sarana kesehatan merupakan salah satu hal yang penting untuk dipenuhi. Tantangan strategis pelayanan kesehatan primer dalam pelaksanaan program JKN pada ketersediaan sarana dan prasarana adalah keterbatasan pemenuhan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan pelayanan akibat dari kurangnya pemahaman dan perencanaan daerah dalam menerjemahkan pola pelayanan kesehatan (Taher, 2013).

18

c. Paket manfaat

Permasalahan yang timbul di fasilitas pelayanan kesehatan primer pada pelaksanaan JKN adalah belum ada penjelasan yang lengkap mengenai paket manfaat yang disediakan, antara lain tindakan, obat yang diberikan, dan rujukan (Dewanto dan Lestari, 2014). Hal tersebut membingungkan dokter dalam melakukan perawatan.

d. Beban kerja

Beban kerja yang ditanggung oleh tenaga kesehatan di pusat pelayanan primer atau puskesmas beragam, ada puskesmas yang memiliki beban kerja yang berat namun ada juga yang memiliki beban kerja yang ringan. Tugas tenaga medis di puskesmas tidak hanya melayani masyarakat di bidang kesehatan saja, ada sebagian tenaga kesehatan yang juga bertugas mengurus administratif, sehingga menyebabkan beban tenaga kesehatan bertambah. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 tahun 2014 mengatur tentang penggunaan dana kapitasi JKN dan dukungan biaya operasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah, pada pasal 4 mengatur pola poin penilaian terhadap variabel jenis tenaga yang ada di puskesmas. Peraturan tersebut variabel yang disebutkan hanya variabel jenis tenaga kerja dan tingkat pendidikan sebagai pedoman pemberian jasa pelayanan, tidak diatur mengenai beban kerja dan kinerja tenaga kesehatan. Beban kerja yang semakin berat karena jumlah pasien yang semakin banyak

sedangkan jasa pelayanan tidak diperhitungkan menyebabkan pekerjaan yang dilakukan tidak optimal.

e. Pengetahuan dokter gigi tentang paradigma sehat dan sistem kapitasi

Tingkat pengetahuan dokter gigi tentang paradigma sehat dan sistem kapitasi sangat mempengaruhi pelayanan yang akan dilakukan. Ketidakpahaman dokter gigi tentang konsep paradigma sehat akan membuat dokter gigi lebih banyak melakukan tindakan kuratif dan rehabilitatif, yang akan berakibat pada meruginya dokter gigi karena besaran kapitasi yang diperoleh tidak mencukupi (Dewanto dan Lestari, 2014). Hal tersebut dapat menjadi hambatan karena konsep dari program JKN adalah paradigma sehat yang mengharuskan dokter gigi untuk lebih banyak melakukan tindakan promotif dan preventif dengan sistem kapitasi.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pelayanan JKN adalah pengetahuan masyarakat tentang program JKN dan keadaan geografis yang dapat mempengaruhi minimnya akses masyarakat untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan (Muninjaya, 2004).

B.Landasan Teori

JKN yang mulai dioperasionalkan pada tanggal 1 Januari 2014 merupakan salah satu cara pemerintah dalam memberikan hak kesehatan yang merupakan kebutuhan dasar warga negaranya. JKN diselenggarakan oleh BPJS.

20

Program JKN ini bertujuan untuk mengubah pola pikir pelayanan kesehatan di Indonesia dari paradigma sakit ke paradigma sehat. Paradigma sakit adalah kecenderungan pelayanan kesehatan untuk melakukan tindakan kuratif dan rehabilitatif. Era JKN ini, pelayanan kesehatan didorong untuk merubah pola pikir tersebut menjadi paradigma sehat yaitu upaya pelayanan kesehatan yang mengedepankan untuk melakukan tindakan preventif dan promotif. Pola pikir tersebut diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan dengan melakukan tindakan promotif kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya suatu penyakit.

Puskesmas merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama bertugas membina masyarakat untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat. Fungsi puskesmas adalah melakukan tindakan promotif, preventif, dan kuratif. Puskesmas sangat berperan dalam upaya mengubah pola pikir paradigma sakit menuju paradigma sehat karena sebagian besar masyarakat Indonesia lebih memilih datang ke puskesmas untuk berobat dari pada ke praktik – praktik dokter maupun klinik karena lebih terjangkau, sehingga puskesmas akan lebih mudah menjalankan tugas promotif dan preventif tersebut.

Kesehatan gigi dan mulut hingga saat ini belum menjadi prioritas utama masyarakat untuk diperhatikan. Masyarakat umumnya datang ke fasilitas kesehatan apabila sudah merasakan adanya keluhan. Masyarakat masih belum memahami pentingnya kesehatan gigi dan mulut sehingga kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan pada bidang kedokteran gigi masih tergolong rendah.

Tingginya biaya perawatan di bidang kedokteran gigi menjadi salah satu alasan masyarakat untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan gigi. Masalah tersebut hendaknya menjadi tugas utama dokter gigi khususnya di puskesmas untuk melakukan upaya promotif dan preventif.

Pelaksanaan Jaminan Kesehatan sampai saat ini belum berjalan dengan lancar. Adanya hambatan–hambatan menurut persepsi dan pengetahuan tenaga kesehatan masih menjadi kendala dalam pelaksanaan JKN. Hambatan-hambatan tersebut terdiri dari hambatan internal yang bersumber dari program dan pelaksana program dan hambatan eksternal yang bersumber dari masyarakat dan kondisi geografis yang dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan. Hambatan internal yang dapat terjadi menurut persepsi dari tenaga kesehatan pada dokter gigi khususnya dalam hal ini dibagi menjadi 4 komponen yaitu kapitasi, sarana kesehatan gigi, paket manfaat, dan beban kerja. Kondisi geografis merupakan salah satu hambatan eksternal yang dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan, letak pusat pelayanan kesehatan yang jauh sehingga meyebabkan akses masyarakat ke pelayanan kesehatan rendah. Hambatan-hambatan tersebut dapat menyebabkan program JKN tidak memenuhi target yang ingin dicapai. Penelitian ini meneliti tentang hambatan JKN yang bersifat internal pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh dokter gigi puskesmas.

22

C.Kerangka Konsep

Keterangan : : Diteliti

: Tidak diteliti Gambar 1.Kerangka konsep

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Provider Peserta Pelayanan Kesehatan Hambatan dalam pelaksanaan JKN Eksternal : 1. Tingkat pengetahuan masyarakat 2. Demografi 3. Letak geografis Internal 1. Kecukupan besaran kapitasi 2. Sarana dan prasarana 3. Paket manfaat 4. Beban kerja 5. Pengetahuan dokter gigi tentang JKN

D. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penenelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran hambatan dokter gigi dalam memberikan pelayanan era JKN di puskesmas Kabupaten Kulon Progo?

2. Apakah hambatan yang memiliki nilai tertinggi yang dialami dokter gigi dalam memberikan pelayanan era JKN di puskesmas Kabupaten Kulon Progo?

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif, dengan jenis data kuantitatif. Observasional deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu peristiwa. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional (Susilo dan Suyanto, 2014).

B.Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - September 2015, di Puskesmas kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

C.Populasi dan Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah dokter gigi fungsional yang bekerja di 21 puskesmas wilayah Kabupaten Kulon Progo.

2. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah dokter gigi fungsional yang bekerja di puskesmas Kabupaten Kulo Progo sebanyak 21 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling atau menggunakan keseluruhan sample.

25

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

a. Dokter gigi fungsional yang bekerja di Balai Pengobatan (BP) gigi di puskesmas Kabupaten Kulon Progo.

b. Dokter gigi yang bekerja di puskesmas Kabupaten Kulon Progo yang bekerja sama dengan BPJS.

c. Dokter gigi piskesmas yang memiliki lama kerja minimal satu. 2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah

a. Dokter gigi puskesmas yang menolak menjadi responden.

b. Dokter gigi puskesmas yang sedang cuti saat penelitian berlangsung. Responden penelitian ini sebanyak 19 orang, namun 1 orang termasuk dalam kriteria eksklusi karena sedang cuti, sehingga total responden dalam penelitian ini adala 18 orang dokter gigi.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah faktor – faktor hambatan dokter gigi sebagai provider dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut antara lain :

a) Persepsi hambatan dokter gigi b) Tingkat pengetahuan dokter gigi 2. Variabel Terkendali

a) Dokter gigi yang memiliki Surat Izin Praktik (SIP) dan Surat Tanda Registrasi (STR).

b) Melakukan pelayanan kesehatan untuk peserta JKN di puskesmas

Kabupaten Kulon Progo. 3. Variabel tidak terkendali

a) Jenis kelamin b) Usia

F. Definisi Operasional

1. Persepsi

Kuisioner persepsi terdiri dari komponen : a) Kapitasi

Kapitasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah kecukupan besaran kapitasi untuk menjalankan praktik, sistem kapitasi, serta perlunya peningkatan besaran kapitasi.

b) Sarana kesehatan gigi

Sarana kesehatan gigi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dental unit, alat scalling, obat-obatan, dan bahan habis pakai yang digunakan pada

27

praktik kedokteran gigi.

c) Paket manfaat bidang kedokteran gigi

Paket manfaat yang dimaksud pada penelitian adalah jenis-jenis tindakan yang dijamin JKN dan sistem rujukan.

d) Beban kerja

Beban kerja yang dimaksud pada penelitian ini adalah beban kerja yang ditanggung oleh dokter gigi selama menjalankan praktik si era JKN.

e) Kontrol

kontrol yang dimaksud pada penelitian ini adalah variabel yang digunakan untuk mengetahui pemahaman dokter gigi terhadap konsep manage care. 2. Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi

Pengetahuan dokter gigi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan dokter gigi tentang paradigma sehat, manajemen, paket manfaat, dan sistem rujukan pada JKN. Tingkat pengetahuan dokter gigi pada penelitian ini diukur menggunakan skala Gutmann dengan skala data interval.

G.Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan pada saat penelitian (Arikunto, 2006). Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dibuat oleh peneliti digunakan dibuat berdasarkan variabel hambatan pada penlelitian yaitu besaran kapitasi, sarana dan prasarana, paket manfaat,

beban kerja, dan pengetahuan dokter gigi teehadap JKN. Penelitian ini menggunakan 2 macam kuesioner, kuesiner pertama digunakan untuk mengetahui persepsi dokter gigi terhadap hambatan dalam pelayanan JKN dengan menggunakan penilaian skala Likert 1-4 dengan pernyataan favorable

dan unfavorable . Penilaian penyataan favorable dan unfavorable adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Penilaian Kuisioner Persepsi Pernyataan jawaban

kuisioner persepsi

Jenis Petanyaan

Favorable Unfavorable

Sangat tidak setuju Tidak setuju Setuju Sangat setuju 1 2 3 4 4 3 2 1

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval yang berisi 18 butir pernyataan, kuisioner kedua digunakan untuk mengetahui pengetahuan JKN dengan penilaian menggunakan skala Guttman dengan skala data interval, dengan penilaian salah dinilai 0 dan benar dinilai 1, dengan skala pengukuran yang digunakan adalah skala ratio. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 18 pernyataan.

Kuisioner persepsi setelah dinilai menggunakan skala Likert selanjutnya digolongkan menjadi 2 kategori yaitu kategori menghambat dan tidak menghambat. Penggolongan data tersebut dihitung menggunakan rumus interval yaitu :

29 I = NT – NR K Keterangan : I = Interval NT = Nilai tertinggi NR = Nilai terendah

K = Kategori (terdapat 2 kategori yaitu menghambat dan tidak menghambat) (Hadi, 1981)

Penilaian kategori menghambat pada kuisioner persepsi adalah sebagai berikut : Tabel 2. Penilaian Kategori Menghambat Kuisioner Persepsi

Variabel Menghambat Tidak menghambat

Kapitasi 11-16 4-10

Sarana kesehatan gigi 11-16 4-10

Paket manfaat 13-20 5-12

Beban kerja 6-8 2-5

Penggolongan kategori menghambat dan tidak menghambat dinilai dengan cara menghitung nilai interval di setiap variabel. Nilai tertinggi diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam setiap variabel dikalikan nilai maksimal pada setiap pertanyaan yaitu 4, sedangkan nilai terendah diperoleh dari jumlah pertanyaan setiap variabel dikalikan nilai minimal yaitu 1. Selanjutnya untuk menentukan kategori tidak menghambat, nilai terendah dari setiap variabel ditambahkan dengan nilai interval, dan untuk mengetahui kategori menghambat nilai tertinggi setiap variabel dikurangi nilai interval.

1. Kapitasi

Jumlah pertanyaan dari variabel kapitasi adalah 4, sehingga didapatkan nilai terendahnya 4 dan nilai tertinggi adalah 16 karena setiap pertanyaan nilai tertingginya adalah 4. Rentang nilai setiap kategori ditentukan dengan rumus interval. Hasil dari perhitungan nilai interval pada variabel kapitasi adalah 6. Perhitungan untuk rentang nilai kategori tidak menghambat 4+6= 10, sehingga diketahui rentang nilai kategori tidak menghambat adalah 4-10 dan kategori menghambat adalah 11-16.

2. Sarana kesehatan gigi

Jumlah pertanyaan dari variabel sarana kesehatan gigi adalah 4, sehingga didapatkan nilai terendahnya 4 dan nilai tertinggi adalah 16 karena setiap pertanyaan nilai tertingginya adalah 4. Rentang nilai setiap kategori ditentukan dengan rumus interval. Hasil dari perhitungan nilai interval pada variabel sarana kesehatan gigi adalah 6. Perhitungan untuk rentang nilai kategori tidak menghambat 4+6= 10, sehingga diketahui rentang nilai kategori tidak menghambat adalah 4-10 dan kategori menghambat adalah 11-16. 3. Paket manfaat

Jumlah pertanyaan variabel paket manfaat 5, sehingga diperoleh nilai terendahnya 5 dan nilai tertinggi adalah 20 karena setiap pertanyaan nilai tertingginya adalah 4. Rentang nilai setiap kategori ditentukan dengan rumus interval. Hasil dari perhitungan nilai interval pada variabel paket manfaat adalah 7,5 (dibulatkan 7). Perhitungan untuk rentang nilai kategori tidak

31

menghambat 5+7= 12, sehingga diketahui rentang nilai kategori tidak menghambat adalah 5-12 dan kategori menghambat adalah 13-20.

4. Beban kerja

Jumlah pertanyaan dari variabel beban kerja adalah 2, sehingga didapatkan nilai terendahnya 2 dan nilai tertinggi adalah 8 karena setiap pertanyaan nilai tertingginya adalah 4. Rentang nilai setiap kategori ditentukan dengan rumus interval. Hasil dari perhitungan nilai interval pada variabel adalah 3. Perhitungan untuk rentang nilai kategori tidak menghambat 2+3= 5, sehingga diketahui rentang nilai kategori tidak menghambat adalah 2-5 dan kategori menghambat adalah 6-8.

Penilaian kuisioner pengetahuan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu baik, cukup, dan kurang. Responden dinilai memiliki kategori baik apabila persentase

jawaban benar adalah ≥75%, cukup apabila presentase jawaban benar 56-74%,

dan kurang apabila presentase jawaban benar ≤55% (Arikunto, 2006).

H.Cara Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian. Tahap persiapan ini dilakukan dengan cara : a) Melakukan penelitian pendahuluan.

c) Mengurus perijinan di Dinas Kesehatan kabupaten / kota terkait untuk melakukan penelitian.

d) Melakukan perijinan dengan puskesmas terkait untuk melakukan penelitian. e) Melakukan uji validitas dan realibitas.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan kepada 43 responden sebanyak 43 orang di Puskesmas kabupaten Bantul dan Sleman.

2. Tahap Penelitian

a) Memberikan persetujuan penelitian dan memberikan kuisioner kepada 21 dokter gigi puskesmas Kabupaten Kulon Progo.

b) Melakukan analisis data hasil penelitian. c) Membuat pembahasan dan kesimpulan

33

I. Alur Penelitian

Gambar 2. Alur penelitian

Tahap persiapan

(Penelitian pendahuluan, mempersiapkan alat ukur, perijinan)

Uji validitas dan reliabilitas

Tahap penelitian (Memberikan persetujuan dan memberikan kuisioner kepada 21 dokter gigi puskesmas Kabupaten

Kulon Progo)

Melakukan uji analisis data menggunakan software

Membuat pembahasan dan kesimpulan

J. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji ketepatan data dengan hasil yang dilaporkan oleh peneliti, dalam penelitian ini menggunakan rumus

product moment untuk menguji ketepatan kuisioner menggunakan program SPSS 15.0. Uji validitas dilakukan dengan memberikan 22 butir pernyataan persepsi dan 18 pernyataan pengetahuan pada 43 responden yang memiliki kriteria yang sama dengan subjek penelitian. Hasil uji validitas diperoleh dengan membandingkan nilai rtabel dengan nilai rhitung pada setiap butir pernyataan. Nilai rtabel dengan interval kepercayaan 95% dapat diperoleh melalui tabel r product moment pearson dengan df (degree of freedom) = n–2 sehingga df = 43-2 = 41, maka r tabel = 0,3008. Suatu butir pernyataan dianggap valid jika nilai rhitung > rtabel.

a. Kuisioner persepsi

Berdasarkan hasil uji validitas instrument sebanyak 22 butir pernyataan pada 43 responden diperoleh nilai rtabel dengan interval kepercayaan sebesar 95% adalah 0,3008 Nilai tersebut dibandingkan dengan nilai rxy total.

35

Tabel 3.Penilaian Uji Validitas Kuisioner Persepsi

Variabel Pernyataan Hasil uji validitas Nilai signifikan Kapitasi Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 0,505 0,750 0,367 0,331 0,001 0,130 0,290 0,003 Sarana kesehatan gigi Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 0,449 0,443 0,193 0,435 0,462 -0,189 0,003 0,003 0,215 0,004 0,002 0,228 Paket manfaat Butir 1

Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 0,578 0,495 0,502 0,560 0,497 0,000 0,001 0,001 0,000 0,001

Beban kerja Butir 1 0,173 0,240

Butir 2 Butir 3 0,234 0,515 0,131 0,000 Butir 4 Butir 5 0,368 -0,060 0,014 0,971 Kontrol Butir 1 Butir 2 0,546 0,382 0,000 0,012

Pernyataan dalam kuisioner dianggap valid apabila nilai hasil validitas lebih dari 0.3008. Tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat 5 butir pernyataan yang tidak valid yaitu pada variabel sarana kesehatan gigi butir 3 dan 6, variabel beban kerja butir 1,2, dan 5. Pernyataan-pernyataan tdak valid tersebut kemudian dihapus atau dihilangkan dari kuisioner karena masih terwakili oleh pernytaan lain pada setiap variabel.

b. Kuisioner pengetahuan

pada 43 responden diperoleh nilai rtabel dengan interval kepercayaan 95% adalah 0.3008 yang kemudian dibandingkan dengan nilai rxy total.

Tabel 4.Penilaian Uji Validitas Kuisioner Pengetahuan

Pertanyaann Hasil uji validitas Nilai signifikan Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 0,606 0,453 0,442 0,330 0,23 0,375 0,000 0,002 0,003 0,031 0,023 0,013 Butir 7 0,287 0,062 Butir 8 0,672 0.000 Butir 9 0,271 0,078 Butir 10 0,672 0,000 Butir 11 0,377 0,013 Butir 12 0,452 0,002 Butir 13 0,675 0,000 Butir 14 0,522 0,000 Butir 15 0,602 0,000 Butir 16 0,672 0,000 Butir 17 0,673 0,000 Butir 18 0.590 0,000

Berdasarkan tabel tersebut terdapat 3 butir pernyataan yang tidak valid yaitu butir 5, 7, dan 9. Pernyataan-pernyataan yang tidak valid antara lain tentang endodontik yang diperlukan untuk di era JKN, biaya kapitasi dialokasikan pada tindakan promotif dan preventif, dan pendataan terstruktur untuk revisi biaya kapitasi. Pernyataan-pernyataan tersebut tidak valid dapat disebabkan karena dokter gigi di daerah rural sudah memahami tentang konsep dan manajemen JKN.

37

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui instrument yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat ukur. Nilai reliabilitas dilihat dari koefisien Cronbach’S Alpha. Nilai Cronbach’S Alpha yang diharapkan adalah 0,6-0,8 pada setiap instrumen yang digunakan.

a. Kuisioner persepsi

Tabel 5. Hasil uji reliabilitas kuisioner persepsi

Cronbach's Alpha N of Items

0,752 22

Hasil uji reliabilitas dengan jumlah keseluruhan pernyataan adalah 0.752. Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas pada kuisioner adalah baik.

b. Kuisioner pengetahuan

Tabel 6. Hasil uji reliabilitas kuisioner pngetahuan

Cronbach's Alpha N of Items

0.723 18

Hasil reliabilitas keseluruhan pernyataan (N) adalah 0,732, berdasarkan nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa nilai reliabiltas tersebut baik.

K. Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini berupa distribusi frekuensi. Analisis deskriptif merupakan analisis yang bertujuan untuk membuat gambaran sistematis mengenai kejadian yang diteliti.

L. Etika Penelitian

Penelitian ini telah dinyatakan layak etik oleh komisi etik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1. Gambaran Karakteristik Responden

a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Gambaran karakteristik dokter gigi puskesmas Kabupaten

Kulon Progo ditunjukkan pada Gambar 3 berikut :

Gambar 3.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 3 menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah perempuan yaitu 14 orang (77,78%).

b. Karakteristik responden berdasarkan usia

Gambaran karakteristik responden berdasarkan usia ditunjukkan pada Gambar 4 berikut ini :

22.22% 77.78% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% laki-laki perempuan

Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Pembagian kategori usia mengacu pada Dekpes tahun 2009, yaitu usia dewasa awal (26-35 tahun), dewasa akhir (36-45 tahun), lansia awal (45-55) tahun, dan lansia akhir (56-65 tahun). Gambar 4 menunjukkan jumlah usia terbanyak adalah kategori lansia awal (44-55 tahun) yaitu 8 orang (44,44%).

c. Karakteristik responden berdasarkan tipe puskesmas

Karakteristik responden dibagi berdasarkan tipe puskesmas

yaitu tipe rawat inap dan non rawat inap. Gambaran karakteristik responden berdasarkan tipe puskesmas digambarkan pada Gambar 6 berikut ini : 11.11% 38.89% 44.44% 5.56% 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 40.00% 45.00% 50.00%

41

Gambar 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tipe Puskesmas Gambar 5 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan tipe puskesmas, responden paling banyak bekerja di puskesmas rawat non inap yaitu 13 responden (71%).

2. Gambaran Kuisioner Persepsi

a. Gambaran hambatan persepsi dokter gigi sebagai provider dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas Kabupaten Kulon Progo

Penilaian menghambat dan tidak menghambat pada kuisioner

persepsi dilakukan dengan menilai jawaban dengan skala Likert

kemudian, setiap variabel dihitung nilai intervalnya. Nilai interval ditambahkan dengan nilai terendah untuk mengetahui penilaian tidak menghambat kemudian dari nilai tidak menghambat tersebut sampai nilai tertinggi diketahui nilai menghambat. Gambaran hambatan persepsi dokter gigi sebagai provider dalam memberikan pelayanan

28% 71%

Rawat inap Non rawat inap

kesehatan gigi dan mulut di puskesmas Kabupaten Kulon Progo, ditunjukkan pada Tabel 7 berikut :

Tabel 7. Gambaran Persepsi Hambatan Dokter Gigi Era JKN Variabel Kategori Penilaian Kuisioner

Persepsi Hambatan

Hasil Kategori Penilaian Kuisioner Persepsi Hambatan

Menghambat Tidak Menghambat Menghambat Tidak Menghambat n (%) n (%) Kapitasi 11-16 4-10 16 (88,89) 2 (11,11) Sarana kesehatan gigi 11-16 4-10 2 (11,11) 16 (88,89) Paket manfaat 13-20 5-12 7 (38,89) 11 (61,11) Beban kerja 6-8 2-5 4 (22,22) 14 (77,78)

Tabel 7 menunjukkan gambaran persepsi hambatan dokter gigi era JKN, variabel kapitasi, hasil perhitungan nilai interval adalah 6, sehingga responden dapat dikategorikan memilki persepsi menghambat apabila nilai total antara 11-16 dan tidak menghambat 4-10. Berdasarkan tabel 7, diketahui sebanyak 88,89% merasa terhambat kapitasi. Variabel sarana kesehatan gigi, hasil perhitungan nilai interval adalah 6, sehingga responden dapat dikategorikan memiliki persepsi menghambat apabila nilai total antara 11-16 dan tidak menghambat 4-10. Berdasarkan tabel 7 diketahui sebanyak 11,11% merasa terhambat pada sarana kesehatan gigi.

43

Variabel paket manfaat, hasil perhitungan nilai interval adalah 7, sehingga responden dapat dikategorikan memiliki persepsi menghambat apabila nilai total antara 13-20 dan tidak menghambat 5-12. Berdasarkan tabel 7, diketahui sebanyak 38,89% merasa terhambat pada sarana kesehatan gigi. Variabel beban kerja, hasil perhitungan nilai interval adalah 3, sehingga responden dapat dikategorikan memiliki persepsi menghambat apabila nilai total antara 2-5 dan tidak menghambat 6-8. Berdasarkan Tabel 7, diketahui sebanyak 22,22% merasa terhambat pada sarana kesehatan gigi.

b. Gambaran distribusi frekuensi persepsi dokter gigi terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut era JKN di puskesmas Kabupaten Kulon Progo

Pertanyaan pada kuisioner persepsi terdiri dari 2 jenis yaitu pertanyaan favorable dan unfavorable. Jenis pertanyaan favorable

merupakan pertanyaan yang mendukung variabel sebagai penghambat, pada pertanyaan ini jawaban sangat setuju dinilai 4, setuju 3, tidak setuju 2, dan sangat tidak setuju 1. Pertanyaan dengan jenis

unfavorable jawaban sangat setuju dinilai 1, setuju 2, tidak setuju 3, dan sangat tidak setuju 4 yang menunjukkan bahwa pertanyaan tidak menjadi penghambat. Distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui banyaknya jawaban responden pada setiap pernyataan.

Gambaran distribusi frekuensi persepsi dokter gigi variabel kapitasi ditunjukkan pada Tabel 8 berikut :

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Variabel Kapitasi (Favorable)

Pernyataan Jawaban

STS TS S SS

n (%) n (%) n (%) n (%)

Menurut saya besaran kapitasi tidak

mencukupi untuk menjalankan praktik.

0 (0) 2 (11,11) 6 (33,33) 10 (55,56)

Saya merasa sistem kapitasi membebani saya dalam bekerja.

1 (5,56) 10 (55,56) 4 (22,22) 3 (16,67) Menurut saya diperlukan adanya peningkatan besaran kapitasi. 0 (0) 2 (11,11) 2 (11,11) 14 (77,78) Biaya kapitasi membatasi pelayanan

Dokumen terkait