BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
1. Saran Bagi Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
Anak dengan LLA diharapkan tetap mengembangkan strategi coping yang berdampak positif bagi dirinya seperti rajin mengonsumsi obat, disiplin dalam melakukan terapi pengobatan, berani menghadapi situasi yang dirasa menyakitkan, melakukan aktivitas bermain yang tidak berlebihan dan mau mengikuti aturan-aturan yang diperuntukkan untuk kesembuhan dirinya.
2. Saran Bagi Orangtua dan Keluarga yang Memiliki Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
Orangtua dan keluarga yang memiliki anak dengan LLA diharapkan mampu untuk selalu memberikan dukungan sosial bagi anak seperti memberikan waktu dan tenaga, mendahulukan kepentingan pengobatan anak serta mencari informasi sebanyak-banyaknya yang berguna bagi kesembuhan anak. Orangtua dan keluarga juga dapat menjadi sumber coping bagi anak dengan cara berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan anak yang dirasa dapat membantu dalam menghadapi situasi dan kondisi selama menjalani terapi pengobatan LLA. Seperti, menyediakan sarana bermain, mendorong anak mengonsumsi obat secara disiplin serta mendorong anak agar mau mengikuti aturan guna mempercepat proses penyembuhannya. Penting bagi orangtua untuk selalu berkomunikasi dengan anak guna menambah pemahaman mengenai situasi dan kondisi yang sedang dialami.
3. Saran Bagi Pihak Terkait seperti Pihak Rumah Sakit, Perawat, Dokter, Psikolog,
maupun Pengurus Rumah Singgah atau Yayasan Khusus Pasien Kanker
Pihak terkait seperti pihak rumah sakit perawat, dokter, psikolog, maupun pengurus rumah singgah atau yayasan khusus pasien kanker diharapkan secara berkelanjutan mampu memberikan dan mengembangkan lingkungan yang positif bagi anak dengan LLA maupun keluarga. Petugas medis seperti perawat dan dokter di rumah sakit diharapkan meningkatkan komunikasi yang baik terhadap keluarga anak dengan LLA guna memberikan pemahaman yang penting bagi keluarga serta anak. Pengurus rumah singgah atau yayasan khusus pasien kanker diharapkan secara berkelanjutan membantu menyediakan dan mengembangkan sarana pendidikan serta sarana bermain yang diperlukan bagi anak dengan LLA. Sedangkan, pihak rumah sakit dapat membantu dengan menyediakan sarana dvd player atau pemutaran film atau video di masing-masing ruangan pasien yang dapat menghibur sekaligus memberikan edukasi bagi anak dengan LLA dan keluarga yang mendampingi.
Selain itu pihak rumah sakit dapat menyediakan ruangan khusus bermain anak seperti disediakan boneka dan permainan-permainan sederhana lainnya sehingga ketika anak merasa bosan diruang perawatan anak dapat bermain diruang bermain. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihak rumah sakit dapat memberikan jadwal pemutaran film atau video dan juga memberikan jadwal ruangan bermain yang hanya dibuka pada jam-jam tertentu, yang tentunya tidak mengganggu jam istirahat pasien.
4. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya
Saran bagi penelitian selanjutnya didasarkan atas keterbatasan pada penelitian ini. Keterbatasan penelitian ini terletak pada proses pengambilan data yaitu dilakukan pada saat
kondisi subjek sedang mengalami sakit fisik. Wawancara terhadap subjek tidak dapat dilaksanakan secara intensif, sebagaimana wawancara terhadap responden. Sehingga pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih memperhatikan lama waktu dan saat kapan sebaiknya melakukan wawancara terhadap subjek. Selain karena kondisi sakit fisik, subjek juga merupakan anak-anak sehingga kemampuan peneliti untuk dapat berkomunikasi dengan baik terhadap anak-anak sangat diperlukan. Selain itu, jika memungkinkan perawat maupun dokter yang menangani subjek selama menjalani terapi dapat dijadikan responden penelitian guna mendapat informasi yang lebih luas.
100
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saiffudin. (2010). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahyar. (2010). Konsep diri dan mekanisme koping dalam proses keperawatan. Diunduh dari
http://ahyarwahyudi.wordpress.com/2010/02/11/konsep-diri-dan-mekanismekoping-dalam-proses-keperawatan/.
Basuki. (2006). Metode penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Baxter, P., dan Jack, N. (2008). Qualitative case study methodology : study design and implementation for novice researchers. The Qualitative Report, 13(4), 544-559. Canada. Diunduh dari http://www.nova.edu/ssss/QR/QR13- 4/baxter.pdf
Carver, C.S., Scheier, M.F., & Weintraub, J.K. (1989). Assessing coping strategies: a theoretically based approach. Journal of Personality and Social Psychology, 56(2), 267-283.
Campbell, J.M, Brown, R.T., Cavanagh, S.E., Vess, S.F., & Segall, M. J. (2008a). Evidance-based assessment of cognitive functioning in pediatric psychology. Journal of Pediatric Psychology, 33(9) pp. 999-1014.
Doloksaribu, T.M. (2011). Respon dan koping anak penderita leukemia limfoblastik akut dalam menjalani terapi di Jakarta dan sekitarnya: studi grounded theory. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.
Evitasari, I.A.G.S. (2014). Proses penerimaan diri remaja tunarungu berprestasi. Skripsi. Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana.
RS Dharmais Pusat Kanker Nasional. (2009). Jakarta Barat. Diunduh dari http://www.dharmais.co.id/index.php/kemoterapi.html
Faozi. (2010). Hubungan hospitalisasi berulang dengan perkembangan psikososial anak prasekolah yang menderita leukemia limfoblastik akut di Ruang Melati 2 RSUD dr Moewardi Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Friedman. M. M. (1998). Keperawatan keluarga: teori dan praktik, Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Gamayanti, I.L. (2006). Stres, koping dan adaptasi pada anak penderita LLA. Desertasi. Universitas Gajah Mada.
HIMPSI. (2010). Kode etik psikologi Indonesia. Jakarta.
Hurlock, E.B. (1980). Developmental psychology: a life-span approach, 5th Edition. McGraw-Hill: Inc.
Hoffbrand, A.V., dan Moss, P.A.H. (2011). Kapita selekta hematologi, 6th Edition. Jakarta: EGC.
Hockenberry, M.J., dan Wilson, D. (2009). Essential of pediatric nursing,8th Edition. Canada: Mosby Elsevier.
Iskandar. (2009). Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press.
James, S.R. dan Ashwill, J.W. (2007). Nursing care of children: principles & practice, 3rd Edition. St. Louis: Saunders Elsevier.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). (2014). Kementerian kesehatan RI. Jakarta: Badan Litbang Kemenkes RI
Lazarus, S. dan Folkman, R.S. (1986). Stress, appraisal, and coping. New York: Springer. Longe, J.L. (2005). The gale encyclopedia of cancer, 2rd Edition. Famington Hills: The Gale
Group, Inc.
Mia, R., Ugrasena, I.D.G., & Permono, B. (2006). Kapita selekta ilmu kesehatan anak VI - pengelolaan medik anak dengan leukemia dan kemungkinan perawatan di RS kabupaten. Surabaya: Open Urika Creative Multimedia and Presentastions Division. Diunduh dari http://www.pediatrik.com/pkb/061022022524-03ie136.pdf
Medical Stuff. (2014). Keganasan leukemia limfoblastik akut pada anak. Diunduh dari http://xianide.blogspot.co.id/search?q=leukemia
Moleong, L.J. (2004). Metodologi penelitian kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhtadi, I. (2014). Topik ke-179: Leukemia (kankerseldarahputih). Diunduhdari http://www.indramuhtadi.com/scripts-2014/topik-ke-179-leukemia-kanker-sel-darah-putih
Murtutik, L & Wahyuni, (2013). Hubungan frekuensi hospitalisasi anak dengan kemampuan perkembangan motorik kasar pada anak pre-school penderita leukemia di RSUD Dr. Moewardi. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia.
Noll, R.B., Garstein, M.A., Vannatta, K., Correll, J., Bukowski, W.M., & Davies, W.H. (1999). Social, emotional, and behavioral function of children with cancer. Journal of pediatrics, 103(1), 71-78.
Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2009). Human development, 10th Edition. Jakarta: Salemba Humanika.
Pertiwi, N.M.I., Niruri, R., & Ariawati, K. (2013). Gangguan hematologi akibat kemoterapi pada anak dengan leukemia limfosistik akut di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.
Permono, B., Sutaryo., Ugrasena, I.D.G., Windiastuti, E., & Abdulsalam, M. (2010). Buku ajar hematologi-onkologi anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Permono, Bambang. (2005). Leukemia akut dalam buku ajar hematologi-onkologi anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Piersol, L.W., Johnson, A., Wetsel, A., Holtzer, K., & Walker, C. (2008). Decreasing psychological distress during the diagnosis and treatment of pediatric leukemia. Journal of Pediatric Oncolocy.
Poplac, D.G., Honcelberg, J.S., & Balis, F.M. (2000). Principles and practice of pediatric oncology. Philladelphia: JB Lippincot Company.
Pusat Data dan Informasi. (2013). Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Badan Litbang Kemenkes RI
Pusat Data dan Informasi. (2015). Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Badan Litbang Kemenkes RI
Rahmawati, D.R. (2013). Gambaran penyesuaian diri anak penderita leukemia terhadap hospitalisasi. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.
Rasmun. (2004). Stress, koping dan adaptasi - teori dan pohon masalah keperawatan. Jakarta: CV Sagung Seto.
Rivera., G.K., Pinkel, D., Simone, J.V. (2003). Treatment of acute lymphoblastic leukemia: 30 years experience at st. Jude children’s research hospital. Jounal of Medicine.
Savage, E., Riordan, A.O., & Hughes, M. (2008). Quality of life in children with acute lymphoblastic leukaemia: a systematic review. European Journal of Oncology Nursing. Sarafino, E.P., & Smith, T.W. (2011). Health psychology: biopsychosocial interactions. 7th Ed. John Wiley & Sons Inc.
Spencer, A.R., Jeffrey, S.N., & Greene, B. (2002). Psikologi abnormal, Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Strauss, A. dan Corbin, J. (2009). Dasar-dasar penelitian kualitatif dan R&D. Bandung: C.V. Alfabeta
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta.
Supandiman, I. (1997). Hematologi klinik. Bandung: Alumni.
Suryati, 2010. Hubungan koping orang tua dan karakteristik anak dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia batita dan prasekolah penderita leukemia limfoblastik akut di RSAB Harapan Kita Jakarta. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Program Pascasarjana Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Anak, Universitas Indonesia.
Sutaryo, Sumadiono, Suhadi. (1999) The pilot protocol of Wijaya Kusuma acute lymphoblastic leukemia of childhood. Yogyakarta: Indonesian Multicentre Study, Gadjah Mada University Press.
Yin, R.K. (2009). Studi Kasus; Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Willig, C. (2008). Introducing qualitative research in psychology. New York: Open University Press.
Winengan. (2007). Kultur budaya: pedesaan dan kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wong, D.L. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik, Edisi 6. Jakarta: EGC.
107 GLOSARIUM
Adriamisin - obat kanker
Alopesia - kebotakan yang bukan karena pembawaan lahir
Antibiotika - segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri Antiemetik - obat-obatan yang digunakan dalam penatalaksanaan mual dan muntah Antimetabolite - senyawa yang menghambat reaksi enzim atau reaksi metabolisme lain karena kesamaan strukturnya dengan metabolit alami yang mengambil bagian dalam reaksi
Arthritis gout - radang sendi; penyakit yang di sebabkan oleh tumpukan asam/kristal urat pada jaringan
Aspirasi sumsum tulang (bone marrow aspiration) - dilakukan untuk memperoleh spesimen yang digunakan dalam penilaian morfologi sel dan tes khusus sumsum tulang seperti flowcytometry untuk analisis immunophenotypic, tes sitogenetik atau tes molekuler; BMA digunakan dalam evaluasi hematologi, kanker, penyakit metastasis dan storage disease serta beberapa penyakit sistemik kronik
Diplopia - gejala dimana pasien melihat dua tampilan dari satu objek
Dypsnea - susah bernapas; napas pendek Edema - pembengkakan jaringan karena bertambahnya kandungan cairan
Elaboratif - penggarapan secara tekun dan cermat
Euforia - perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan
Endotel - lapisan sel gepeng yang melapisi permukaan dalam pembuluh darah, pembuluh limfa, dan rongga tubuh
Fundus - bagian atas Rahim
Hematopoiesis - proses pembentukan dan perkembangan sel-sel darah
Hemoglobin - protein sel darah merah yang memungkinkan darah mengangkut oksigen; zat pewarna merah pada butir darah merah
Hepatomegaly - pembesaran ukuran hati Hematologi - cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah, dan penyakitnya.
Hiperurikemia - peningkatan kadar asam urat dalam darah
Hiperleukositosis - jumlah leukosit, darah tepi yang melebihi 100.000/m
Hiposekmia - rendahnya pasokan oksigen pada pembuluh darah bersih (pembuluh arteri)
Homeostasis - keadaan dalam tubuh suatu makhluk hidup yang mempertahankan konsentrasi zat dalam tubuh, khususnya darah agar tetap konstan
Infark - nekrosis iskemik pada satu tempat di otak, karena perubahan sirkulasi darah,
atau kurangnya pasokan
oksigen. Infark biasanya terjadi karena penyumbatan aliran pembuluh nadi dan kadang bisa terjadi pada pembuluh balik. Intravaskuler - dalam pembuluh darah Iritabilitas - kemampuan benda hidup untuk bereaksi atau menanggapi suatu stimulus Katerer vena sentral - sebuah kateter dimasukkan ke pembuluh darah besar di leher (vena jugularis vena jugularis internal atau eksternal), dada ( subklavia vena) atau pangkal paha (vena femoralis)
Kelenjar timus - organ utama dari sistem limfatik. Terletak di wilayah dada bagian atas, fungsi utama dari kelenjar timus adalah untuk mendorong perkembangan sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh yang disebut limfosit T
Kelainan neuroendokrin - kelainan yang berkaitan dengan sistem saraf dan endokrin
Kemoterapi - pencegahan dan
penyembuhan terhadap suatu penyakit dengan memasukkan bahan kimia ke dalam tubuh
Kompresi - pemberian tekanan yang tinggi Kardiotoksisitas - keracunan pada jantung Klonal; klon - segolongan sel yang berasal dari satu sel dan memiliki genetik yang identik
Leukosit - sel darah tanpa warna (berfungsi untuk membinasakan bakteri yang memasuki tubuh); sel darah putih
Leukositosis - terdapatnya kenaikan jumlah sel darah putih dalam darah yang melebihi ambang normal
Limfosit - leukosit yang berinti satu, tidak bersegmen, pada umumnya tidak bergranula, berperan pada imunitas humoral(sel B) dan imunitas sel (sel T)
Limfoblas - sel termuda dari seri limfosit Limfadenopati - pembengkakan pada kelenjar limfa
Letargi - keadaan lemah badan dan tidak ada dorongan untuk melakukan kegiatan, nafsu tidur berlebihan (apabila dibangunkan langsung tertidur kembali), muncul pada penderita penyakit otak atau keracunan Malaise - (keadaan) perasaan kurang sehat dan lesu, yang mendahului timbulnya keadaan sakit yang lebih gawat
Menoragia - haid dengan perdarahan yang berlebihan
Metotreksat - antimetabolit folat yang menginhibisi sintesis DNA
Meningen - merupakan selaput yang berada di antara permukaan dalam tulang tengkorak dan otak
Mengeradikasi - memusnahkan;
membersihkan; mengeliminasi Mialgia - nyeri otot
Mukositis - peradangan pada lapisan jaringan yang membatasi rongga saluran pencernaan dan saluran pernapasan
Moon face - kondisi wajah yang membulat dan membengkak akibat adanya timbunan lemak berlebihan pada wajah
Neutropenia - penurunan proporsi neutrophil
Normoseluler – jumlah normal pada sel Papilledema - pembengkakan saraf optik Perianus - terletak di atau mempengaruhi daerah sekitar anus
Pendarahan intrakranial - pendarahan di dalam tulang tengkorak
Purpura - penyakit yang disertai bercak-bercak darah di dalam kulit
Pulmoner– berhubungan dengan peredaran darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung
Proliferasi - pertumbuhan dan pertambahan sel yang sangat cepat (dalam keadaan abnormal)
Prednisone - obat yang digunakan untuk kondisi kesehatan seperti arthritis, gangguan darah, masalah pernapasan, alergi parah, penyakit kulit, kanker, masalah mata, dan gangguan sistem kekebalan tubuh
Radioterapi - pengobatan penyakit dengan radiasi
Regimen - program
Ronchi - suara yang dihasilkan saat udara melewati jalan nafas yang penuh cairan Serebral - berkaitan dengan serebrum; otak Sel blas - sel darah yang masih muda
Sindrom lisis tumor - komplikasi yang amat serius dari pengobatan kanker dengan kemoterapi, radiasi, terapi hormonal serta cryotherapy yang memerlukan perawatan multidisiplin di ruang ICU untuk mencegah terjadinya gagal ginjal dan kematian
Sitabirin - obat antitumor
Sitostatika - suatu pengobatan untuk mematikan sel – sel secara fraksional (fraksi tertentu mati)
Survival - suatu tindakan yang paling awal yang dilakukan oleh setiap makhluk yang hidup untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai ancaman; perjuangan agar tetap hidup
Supraklavikular– terletak diatas klavikula Splenomegaly moderat - pembesaran limfa Syok septik - penurunan tekanan darah yang berpotensi mematikan karena adanya bakteri dalam darah
Tachypnea - frekuensi pernapasan yang cepat
Trombositopenia - penurunan proporsi trombosit dalam darah
Terapi intravena - memasukkan obat melalui pembuluh darah
Terapi steroid - terapi hormonal biasanya digunakan sebagai obat kemoterapi dalam bentuk kortikosteroid
Tekanan intrakranial - tekanan dalam rongga kranial dan biasanya diukur sebagai tekanan dalam ventrikel otak
Vena cava superior - pembuluh darah yang menerima darah dari kepala dan kedua tangan
Vinkristin - senyawa kimia golongan alkaloid vinca yang berasal dari tanaman Vinca Rosea yang memiliki anti kanker yang diberikan secara intravena dan bekerja menghambat mitosis (menghentikan
pembelahan sel) sehingga menyebabkan sel mati
107
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Pedoman Wawancara ... 111 Lampiran 2. Fieldnote Asli ... 114 Lampiran 3. Open Coding Fieldnote dan Hasil Observasi: FNOBS-KD01 ... 125 Lampiran 4. Open Coding Fieldnote dan Hasil Observasi: FNOBS-KD02 ... 128 Lampiran 5. Open Coding Fieldnote dan Hasil Observasi: FNOBS-AMB01... 130 Lampiran 6. Open Coding Fieldnote dan Hasil Observasi: FNOBS-AMB02... 133 Lampiran 7. Open Coding Fieldnote dan Hasil Observasi: FNOBS-AMB03... 135 Lampiran 8. Open Coding Fieldnote dan Hasil Observasi: FNOBS-AMB04... 137 Lampiran 9. Open Coding Verbatim: VERB-KD01... 139 Lampiran 10. Open Coding Verbatim: VERB-KD02... 148 Lampiran 11. Open Coding Verbatim: VERB-AMB01 ... 153 Lampiran 12. Open Coding Verbatim: VERB-AMB02 ... 163 Lampiran 13. Open Coding Verbatim: VERB-AMB03 ... 169 Lampiran 14. Open Coding Verbatim: VERB-AMB04 ... 185 Lampiran 15. Code Book – Axial Coding ... 193 Lampiran 16. Selective Coding ... 226 Lampiran 17. Protokol Terapi Pengobatan Responden II (AMB) ... 229 Lampiran 18. Surat-surat ... 230 Lampiran 19. Informed Consent ... 231
Lembar Wawancara
Responden/ee : Waktu : Lokasi :
Interviewer : Komang Try Damayanti/1202205009
Judul : Gambaran Strategi Coping Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut dalam Menjalani Terapi Pengobatan
Instansi : Psikologi FK Universitas Udayana Daftar pertanyaan untuk orangtua responden: A. Mengetahui Latar Belakang Interviewee
1. Siapa nama bapak/ibu ?
2. Dimana tempat tanggal lahir bapak/ibu ? 3. Dimana tempat tinggal bapak/ibu ? 4. Bapak/ibu tempat tinggal asal darimana ? 5. Bapak/ibu berapa bersaudara ?
6. Orang tua bapak/ibu tinggal dimana ? 7. Bapak/ibu tinggal bersama siapa saja ? 8. Apa pendidikan bapak/ibu ?
9. Bapak/ibu memiliki berapa anak ?
10.Apakah sudah lama menikah? Usia menikah ? 11.Apa pekerjaan bapak/ibu ?
12.Bisa bapak/ibu ceritakan apa saja kegiatan sehari-hari bapak/ibu ?
13.Anak yang mengalami LLA adalah anak keberapa ?
14.Apakah bapak/ibu pernah memiliki pengalaman merawat orang terdekat yang sakit kronis ?
Jika iya bisa bapak/ibu ceritakan ?
15.Ketika ada masalah bapak/ibu sering sharing dengan siapa ?
17.Ketika mengetahui anak didiagnosa LLA, bagaimana perasaan bapak/ibu ?
18.Bisa bapak/ibu ceritakan bagaimana awal anak bisa didiagnosa LLA ?
19.Apa yang pertama kali bapak/ibu pikirkan saat mengetahui anak didiagnosa LLA ?
20.Apa yang bapak/ibu lakukan untuk menangani responden ?
21.Apakah bapak/ibu memberitahu keluarga besar atau kepada sahabat-sahabat ? B. Mengetahui Latar Belakang Responden
1. Siapa nama responden ?
2. Dirumah biasa dipanggil siapa ? 3. Usia responden ?
4. Apakah sudah bersekolah ?
Jika iya dimana ? dari usia berapa ?
5. Apa saja kegiatan sehari-hari yang dilakukan responden ?
6. Bisa bapak/ibu ceritakan bagaimana kehidupan anak sejak dalam kandungan hingga usia sekarang ?
7. Siapa yang paling dekat mengurus responden dirumah ?
8. Adakah teman sebaya atau teman yang sering bermain dengan responden ? siapakah ? 9. Bagaimana kondisi kesehatan responden dari bayi hingga usia sekarang sebelum
didiagnosa LLA ?
Apakah sering mengalami sakit ? sakit yang seperti apa ?
Bagaimana dengan kakak/adiknya ? Bagaimana dengan bapak/ibu sendiri ?
10.Sejak didiagnosa apakah bapak/ibu memberitahukan kondisi tersebut pada anak ? 11.Bagaimana cara bapak/ibu menyampaikan ?
12.Apakah bapak/ibu mengetahui secara jelas terapi-terapi pengobatan atau tindakan medis yang diberikan kepada anak?
Bisa diceritakan nama dan berapa lama jangka waktu diambilnya tindakan tersebut? (minta protokolnya)
B. Mengetahui Gambaran Strategi Coping pada Responden
1. Bisa ceritakan kembali apa saja gejala-gejala awal yang muncul sebelum didiagnosa LLA ?
2. Bagaimana kondisi anak pada saat itu ?
3. Apa yang bapak/ibu lakukan saat itu ?
4. Apakah anak mengeluhkan gejala-gejala tersebut? Bagaimana anak mengeluhkannya ?
5. Apa yang dilakukan anak untuk mengurangi keluhan ?
6. Apa yang dilakukan anak saat gejala-gejala tersebut muncul ?
7. Bisa ceritakan situasi dan kondisi saat diberikan terapi medis? Apa yang dilakukan anak saat menjalani terapi tersebut ?
8. Apakah anak pernah menanyakan tentang sakit yang dialaminya?
9. Apa yang dirasakan oleh anak tentang sakit yang dialaminya?
10.Apa yang dilakukan ketika anak mengalami keluhan?
FIELDNOTES WAWANCARA DAN HASIL OBSERVASI
SKRIPSI : GAMBARAN STRATEGI COPING ANAK DENGAN LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT
YANG SEDANG MENJALANI TERAPI PENGOBATAN Kode Fieldnote dan Observasi : FNOBS-KD01
Kode Verbatim : VERB-KD01
Nama interviewer (R) : Komang Try Damayanti
Nama interviewee (E) : Ibu M
Nama interviewee 2/observee (E2) : KD
Tempat : Ruang Pudak RSUP Sanglah
Hari, tanggal : Kamis, 17 Desember 2015
Jam mulai observasi/wawancara - selesai : 13.00 – 13.55 WITA
Durasi : 55 menit
No. FAKTA INTERPRETASI
1 E2 sedang berbaring di tempat tidur pasien
dengan posisi lutut ditekuk, E duduk di samping E2. E2 dan E sedang menonton tv yang menempel ditembok didepannya. Saat itu diruangan ada lima tempat tidur pasien yang terisi penuh dengan masing-masing 1-2 orang yang menjaga pasien. R berkenalan dengan E dan E2 dan memberitahukan maksud dan tujuan kedatangan R. E mempersilakan R duduk di kursi sebelah tempat tidur. R melakukan percakapan dengan E dengan volume suara cukup kecil. E2 berbadan kurus, kulit sawo matang, berambut lurus berwarna hitam, mata bulat dengan bola mata berwarna hitam.
Mengingat saat itu adalah kali pertama R datang dan tanpa pemberitahuan sebelumnya, sehingga cukup membuat E kaget namun disambut dengan baik.
Percakapan berlangsung tidak terlalu leluasa karena cukup ramai didalam ruangan.
2 R berbicara kepada E2, E2 hanya melihat dan
memberi senyum kecil, tanpa bersuara.
E2 terlihat malu-malu dan juga terlihat lesu.
3 Pada saat R bercakap dengan E, E2 merengek
memanggil E “eee memek” sambil menunjuk ke punggung bagian belakang, dan juga mengerutkan dahi kemudian E mengelus
Mengingat pagi hari pada hari itu E2 menjalani terapi medis (memasukkan obat melalui tulang belakang) sehingga E2 kurang nyaman dengan punggungnya.
punggung E2. Percakapan tetap berlanjut.
4 Beberapa saat kemudian E2 dengan volume
suara keras mengatakan “geniiiit geniiit” sambil mengerutkan dahi. E kembali mengelus punggung E2.
E2 kurang nyaman dengan punggungnya saat itu. E2 mencari bantuan ibu sehingga rasa tidak nyaman pada punggungnya dapat lebih mereda.
5 Kurang lebih 2 menit kemudian E2 kembali
mengatakan “geniiiit” dan mengerutkan dahi. E kembali mengelus punggung E2.
E2 kurang nyaman dengan punggungnya saat itu. E2 mencari bantuan ibu sehingga rasa tidak