• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi perawatan pada pasien post operasi dengan nyeri khususnya dalam tindakan perawat pada pasien post operasi 2. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukkan dalam perawatan pasien post operasi dengan nyeri

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengobservasi tindakan perawat setelah hari kedua post operasi

b. Peneliti selanjutnya sebaiknya responden tidak mengetahui siapa yang akan mmengobservasi sehingga responden melakukan tindakan seperti biasanya dan tidak dibuat-buat

c. Peneliti selanjutnya sebaiknya menspesifikkan jenis post operasi d. Peneliti selanjutnya harus mempertimbangkan lama bekerja perawat e. Selain observasi langsung peneliti harus melakukan wawancara

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta

Aziz Aimul, Hidayat. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Azwar, S. (2003). Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Puataka Belajar

Bangun, A V. Nur’eni. (2013). Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Nyeri pada Pasien Pasca Operasi di Rumah Sakit Dustira Cimahi. Jurnal Keperawatan Suderman, Vol 8, No.2, Juli

Baradero. (2008). Prinsip dan Praktek Keperawatan Perioperatif. Jakarta: EGC Demir, Y. (2012). Non-pharmacological in Pain Management, Paint-Management

Current Issues and Opinions, Dr. Gabor Racz (Ed.), ISBN: 978-953-307-813-7, InTech, from: http:// www.intechopen.com / books / pain - management - current - issues - and - opinions / non-pharmacological - therapies - in - pain – management

Depkes RI. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. Diakses pada 8 Agustus 2016 https://yhantiaritra.kategori-umur-menurut-depkes

Eriawan. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Tindakan Keperawatan Pada Pasien Pasca Operasi Dengan General Aenesthesia Di Runag Pemulihan IBS RSD dr. Soebandi Jember. Jawa Timur: Universitas Jember

Fabian, F. Giorgi, A, D. Palan, M. Menegatti, A, M. Gallerani, M. Manfredini, R. (2014). Pain Prevelence and Management in an Internal Medicine Setting in Italy

Friedman, Marilyn M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga: Riset, Teori dan

Praktek. Jakarta: EGC

Hasibuan, Malayu S.P. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Jajang (2010). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat di Ruang Inap

RSUD Bekasi. Skripsi. FKM UI. Surakarta

Judha, M. (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Muha Medika.

Karendehi, Rompas, Bidjuni. (2015). Pengaruh Pemberian Musik Terhadap Skala Nyeri Akibat Perawatan Luka Bedah Pada Pasien Pasca Operasi Di Ruang Perawatan Bedah Flamboyan Rumah Sakit TK.III 07.06. 01R.W Monginsidi Manado.

Langanawa & Cindrawati. (2014). Gambaran Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi di Ruangan Bedah Rsud Prof.Dr.Hi.Aloei Saboe. Gorontalo

Mac Cartney, C: J., Nelligan, K. (2015). Post-operative pain management after total knee arthroplasty in elderly patients. Diakses pada 21 Maret 2016. http://web.b.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=f8b6c245-8592-465a-8215-879ca910ae0b%40sessionmgr114&vid=1&hid=105 Majid, Abdul, et al. (2011). Keperawatan Perioperatif. Edisi 1. Yogyakarta: Goysen

Publishing

Moorhead, Jonson, Mass, Swanson. (2013). Nursing Intervention Classification. USA: Mosby

Mubarak W., Chayatin N. (2007). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC

Muttaqin, A. (2008). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system muskuloskletal. Jakarta: Salemba Medika.

NANDA. (2012). Diagnosa keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC

Notoadmodjo, Soekidjo (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta PT

Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta PT

Nursalam. (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperwatan. Jakarta: Salemba Medika Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan: konsep, proses & praktik. Edisi

ke- 4. Volume 2. Jakarta: EGC

PPNI. (2005). Standar Kompetensi Perawat Indonesia. Jakarta

Prabowo., Ardiana., Wijaya. (2014). Hubungan Tingkat Kognitif Perawat Tentang Caring dengan aplikasi praktik Caring di Ruang Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso. E-jurnal pustaka kesehatan, vol 2. Diakses 13 Agustus 2016

Praktek. Jakarta: EGC

Purwandari, F., Rahmalia, S., Sabrian, F. (2014). Efektifitas Terapi Aroma Lemon Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Post Laparotomi. Jurnal Online Mahasiswa Keperawatan. Vol 1, No.

Ratnasari, Ratna, Judha. (2012). Pengaruh Pemberian Guided Imagery terhadap Nyeri pada Pasien Post Operasi Fraktur di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Yogyakarta

Robbins, Stephen P. (2006). Organizational Behavior Tenth Edition. Jakarta: Indeks PT

Saifullah, A. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat dengan Tindakan Perawat dalam Managemen Nyeri Post Operasi di Bangsal Bedah RSUD DR Suehadi Prijonegoro Sragen.

Sandika Gedara., Sandika Gunnapana Gedara., Gunnapana., Kauppinen., Roosa-Maria., Le Louarn., Silvain. (2015). Post-Operative Pain Management Methods and Nursing Role in The Relief of Pain of Total Knee Replacement Patients

Siagaan, P.S. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: bumi Aksara Smeltzer, S. C., Bare. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2008). Brunner and

Suddarth textbook of medical surgical nursing. (11th ed). Philadelphia: LippincotWilliams & Wilkins

Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Bruner dan Suddart (Textbook of Medical-Surgigal Nursing). Edisi 8 volume 1. Alih Bahasa: Monica Ester. Jakarta: EGC

Soeprihanto, John. (2009). Penelitian dan Pengembangan Karyawan. Jakarta: Rineka Cipta PT

Sommer. (2008). The Prevalence of Postoperative Pain in A Sample 1490 Surgical Inpatient. Netherlands

Sugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA

Sukmadinata. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Susanti. (2012). Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada Ny.d dengan Post Operasi

Fraktur Phalanx Distal di Ruang Cempaka Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. Surakarta

Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri, Jakarta: EGC

Uliyah, Musrifatul, dan A. Aziz Allimul Hidayat. (2008). Ketrampilan Dasar Praktik Klinik. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Wahyuningsih, Marni. (2014). Efektivitas Aromaterapi Lavender (Lavandula Angustifolia) dan Massage Effleurage Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida di BPD Utami dan Ruang Ponek RSUD Karanganyar. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Kusuma Husada Surakarta

Yuceer, S. (2011). Nursing Approaches in The Postoperative Pain Management. Turkey

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 25-30 6 17.6 17.6 17.6 31-35 16 47.1 47.1 64.7 36-40 10 29.4 29.4 94.1 41-45 2 5.9 5.9 100.0 Total 34 100.0 100.0 jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid perempuan 28 82.4 82.4 82.4 laki-laki 6 17.6 17.6 100.0 Total 34 100.0 100.0 pendidikan_terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid D3 Keperawatan 30 88.2 88.2 88.2

Ns 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

KARAKTERISTIK TINDAKAN PERAWAT

TINDAKAN_PERAWAT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 30 88.2 88.2 88.2

CUKUP 4 11.8 11.8 100.0

KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINDAKAN PERAWAT

TINDAKAN_PERAWAT * umur Crosstabulation

umur

Total

25-30 31-35 36-40 41-45

TINDAKANPERAWAT BAIK Count 5 13 10 2 30

% within TINDAKANPERAWAT 16.7% 43.3% 33.3% 6.7% 100.0% % within umur 83.3% 81.2% 100.0% 100.0% 88.2% % of Total 14.7% 38.2% 29.4% 5.9% 88.2% CUKUP Count 1 3 0 0 4 % within TINDAKANPERAWAT 25.0% 75.0% .0% .0% 100.0% % within umur 16.7% 18.8% .0% .0% 11.8% % of Total 2.9% 8.8% .0% .0% 11.8% Total Count 6 16 10 2 34 % within TINDAKANPERAWAT 17.6% 47.1% 29.4% 5.9% 100.0% % within umur 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 17.6% 47.1% 29.4% 5.9% 100.0%

TINDAKAN_PERAWAT * jenis_kelamin Crosstabulation

jenis_kelamin

Total perempuan laki-laki

TINDAKANPERAWAT BAIK Count 24 6 30

% within TINDAKANPERAWAT 80.0% 20.0% 100.0% % within jenis_kelamin 85.7% 100.0% 88.2% % of Total 70.6% 17.6% 88.2% CUKUP Count 4 0 4 % within TINDAKANPERAWAT 100.0% .0% 100.0% % within jenis_kelamin 14.3% .0% 11.8% % of Total 11.8% .0% 11.8%

TINDAKANPERAWAT

% within jenis_kelamin 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 82.4% 17.6% 100.0%

TINDAKAN_PERAWAT * pendidikan_terakhir Crosstabulation

pendidikan_terakhir

Total D3 Keperawatan S1 Kep.Ns

TINDAKANPERAWAT BAIK Count 28 2 30

% within TINDAKANPERAWAT 93.3% 6.7% 100.0% % within pendidikan_terakhir 93.3% 50.0% 88.2% % of Total 82.4% 5.9% 88.2% CUKUP Count 2 2 4 % within TINDAKANPERAWAT 50.0% 50.0% 100.0% % within pendidikan_terakhir 6.7% 50.0% 11.8% % of Total 5.9% 5.9% 11.8% Total Count 30 4 34 % within TINDAKANPERAWAT 88.2% 11.8% 100.0% % within pendidikan_terakhir 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 88.2% 11.8% 100.0%

KARAKTERISTIK INDIKATOR TINDAKAN PERAWAT

PENGKAJIAN_NYERI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid BAIK 25 73.5 73.5 73.5 CUKUP 9 26.5 26.5 100.0 Total 34 100.0 100.0 OBSERVASI NON-VERBAL

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid BAIK 32 94.1 94.1 94.1 CUKUP 2 5.9 5.9 100.0 Total 34 100.0 100.0 MENGAKJI_PENGETAHUAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid BAIK 31 91.2 91.2 91.2 CUKUP 3 8.8 8.8 100.0 Total 34 100.0 100.0 MENGKAJI_PENGARUH_NYERI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 21 61.8 61.8 61.8

CUKUP 13 38.2 38.2 100.0

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid BAIK 30 88.2 88.2 88.2 CUKUP 4 11.8 11.8 100.0 Total 34 100.0 100.0 NONFARMAKO

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid BAIK 15 44.1 44.1 44.1 CUKUP 19 55.9 55.9 100.0 Total 34 100.0 100.0 MEMBERIKAN_INFORMASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid BAIK 21 61.8 61.8 61.8 CUKUP 13 38.2 38.2 100.0 Total 34 100.0 100.0 MENGONTROL_LINGKUNGAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid BAIK 14 41.2 41.2 41.2 CUKUP 20 58.8 58.8 100.0 Total 34 100.0 100.0 TINDAKAN_FARMAKO

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1

GAMBARAN TINDAKAN PERAWAT PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN NYERI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUKL

YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universits Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : Arum Anggraeni

20120320030

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2

GAMBARAN TINDAKAN PERAWAT PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN NYERI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUKL

YOGYAKARTA

Disusun oleh: Arum Anggraeni

20120320030

Telah disetujui dan diseminarkan pada 24 Agustus 2016 Dosen Pembimbing

Erfin Firmawati, S. Kep., Ns., MNS. ( )

Dosen Penguji :

Novita Kurniasari, S. Kep., Ns., M. Kep. ( )

Mengetahui

Kaprodi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

3

DESCRIPTION ABOUT NURSING INTERVENTION OF POST-OPERATIVE PATIENTS WITH PAIN IN RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

Arum Anggraeni1

, Erfin Firmawati2 1

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UMY, 2Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UMY

e-mail : arumanggraenii@gmail.com

ABSTRACT

Post-operative is a period of after doing surgical operation which is started when medical patient has moved to recovery room and until next medical evaluation has finished. Complaint by medical patient that often appears caused this surgical was painful. When the painful by medical patient doesn’t be handled immediately can cause rehabilitation process to patient will be postponed, it can cause the hospitalized to the patient will be longer, high complication level and need much cost. Nurse role in painful post-operative lose is including painful inspect, giving independently nursing intervention, collaborate and evaluation of the painful. The objective of the research is a to know the description of the nursing intervention of post-operative patient with painful by medical patient in RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

The research was using non experimental design which has descriptive character. The sample of research was using total sampling technique which is done on July- August 2016 with total respondents amounts 34 persons.

The result is obtained that medical patient post-operative in surgical operation ward RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta nurse did nursing intervention to exceed the painful good category is 67,6%, enough category is 24,4% and less category is 2,9%.

The whole result is gotten that medical patient by post-operative in surgical ward RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta nurse was doing good nursing intervention.

4 Arum Anggraeni , Erfin Firmawati

1

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UMY, 2Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UMY

e-mail : arumanggraenii@gmail.com

INTISARI

Post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya. Keluhan yang sering timbul akibat dari tindakan operasi yaitu nyeri. Apabila nyeri pada pasien post operasi tidak segera ditangani akan mengakibatkan proses rehabilitasi pasien akan tertunda, hospitalisasi pasien menjadi lebih lama, tingkat komplikasi yang tinggi dan membutuhkan lebih banyak biaya. Peran perawat dalam penatalaksanaan nyeri post operasi yaitu meliputi pengkajian nyeri, memberikan tindakan mandiri perawat, kolaborasi dan evaluasi nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tindakan perawat pada pasien post operasi dengan nyeri di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan desain non eksperimental yang bersifat deskriptif. Sampel pada penelitian dengan menggunakan teknik total sampling yang dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2016 dengan jumlah responden sebanyak 34 orang.

Hasil dari penelitian ini adalah pasien post operasi di bangsal bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta perawat melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi nyeri dengan kategori baik sebesar 67,6%, kategori cukup sebesar 29,4 % dan kategori kurang sebesar 2,9%.

Secara keseluruhan didapatkan hasil bahwa pada pasien post operasi di bangsal bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta perawat melakukan tindakan keperawatan dengan baik.

5 I. Pendahuluan

Post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya. Keluhan yang sering timbul akibat dari tindakan operasi yaitu nyeri.

International for Study of Pain (IASP) 2012, mendefinisikan nyeri sebagai situasi tidak menyenangkan yang bersumber dari area tertentu, yang disebabkan oleh kerusakan jaringan dan yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu dari orang yang bersangkutan. Menurut penelitian yang dilakukan Sommer et al (2008) prevalensi pasien post operasi mayor yang mengalami nyeri sedang sampai berat sebanyak 41% pasien post operasi pada hari ke 0, 30 % pasien pada ke 1, 19 % pasien pada hari ke 2, 16 % pasien pada hari ke 3 dan 14 % pasien pada hari ke 4. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Sandika et al, (2015) yang menyatakan bahwa 50% pasien post operasi mengalami nyeri berat dan 10% pasien mengalami nyeri sedang sampai berat.

Nyeri post operasi yang dirasakan pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu usia, jenis kelamin, perhatian, kebudayaan, makna nyeri, ansietas, keletihan, gaya koping dan dukungan keluarga (Potter & Perry, 2006). Apabila nyeri pada pasien post operasi tidak segera ditangani akan mengakibatkan proses rehabilitasi pasien akan tertunda, hospitalisasi pasien menjadi lebih lama, tingkat komplikasi yang tinggi dan membutuhkan lebih banyak biaya.

Hal ini karena pasien

memfokuskan seluruh

perhatiannya pada nyeri yang dirasakan (Smeltzer & Bare, 2008). Selain itu juga nyeri dapat mengakibatkan pasien mengalami gelisah, imobilisasi, menghindari

6 yang akan menimbulkan respon fisik dan psikis (IASP, 2012; Potter & Perry, 2006).

Nyeri post operasi memerlukan tindakan yang tepat. Salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran penting adalah perawat (Tamsuri, 2007). Peran perawat dalam penatalaksanaan nyeri post operasi yaitu meliputi pengkajian nyeri, memberikan tindakan mandiri perawat, kolaborasi dan evaluasi nyeri. Dalam pengkajian nyeri pasien post operasi yang digunakan

proviking, quality, region, severity, treatment, understanding, value) (Tamsuri, 2007). Pentingnya perawat melakukan pengkajian nyeri adalah untuk menentukan tindakan selanjutnya. Pengkajian nyeri dapat dilakukan dengan

mengkaji nyeri pasien,

mengobservasi reaksi nonverbal pasien, menggunakan teknik komunikasi terapeutik, mengontrol lingkungan pasien (Nursing Intervention and Classification 2013; Sandika et al, 2015).

II. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif bertujuan untuk mendeskripsikan tindakan perawat pada pasien post operasi dengan nyeri yang dirawat di bangsal bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

Populasi pada penelitian ini adalah perawat di bangsal bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta menunjukkan bahwa jumlah perawat sebanyak 34 perawat.

7 Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu perawat di bangsal bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta sebanyak 34 orang.

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli- Agustus 2016 di bangsal bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

III. Hasil penelitian

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta (N=34)

Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persen (%) Umur 25-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 41-45 tahun 6 16 10 2 17,6 47,1 29,4 5,9 Total 34 100.0 Jenis kelamin Perempuan Laki-laki 28 6 82,4 17,6 Total 34 100.0 Pendidikan terakhir D3 Keperawatan S1 Keperawatan Ns 30 4 88,2 11,8 Total 34 100.0

8 berdasarkan umur paling banyak antara umur 31-35 tahun (47,1%). Responden berdasarkan jenis kelamin, terbanyak yaitu perempuan dengan 28

berdasarkan pendidikan terakhir paling banyak yaitu responden dengan pendidikan terakhir D3 Keperawatan sebanyak 30 responden (88,2%). Tabel 2 Frekuensi Tindakan Perawat Pada Pasien Post Operasi Dengan

Nyeri di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta (N=34) Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persen (%) Tindakan perawat Baik Cukup 30 4 88,2 11,8 Total 34 100.0

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa tindakan perawat pada pasien post operasi dengan nyeri secara umum dengan kategori baik sebanyak 30

orang responden dengan persentase 88,2 %. Tindakan perawat dalam kategori cukup sebanyak 4 orang dengan persentase 11,8%.

9

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Indikator Tindakan Perawat pada Pasien Post Operasi dengan Nyeri di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta (N=34) Karakteristik Responden (tindakan perawat) Frekuensi (n) Persen (%) Mengkaji nyeri kurang cukup baik 2 2 30 5.9 5.9 88.2 Total 34 100.0 Observasi non-verbal kurang baik 2 32 5.9 94.1 Total 34 100.0

Mengkaji pengetahuan pasien kurang baik 3 31 8.8 91.1 Total 34 100.0

Mengkaji dampak nyeri kurang cukup baik 4 9 21 11.8 26.5 61.8 Total 34 100.0

Informasi tentang nyeri

10 Total 34 100.0 Mengkontrol lingkungan kurang cukup baik 5 16 13 14.7 47.1 38.2 Total 34 100.0 Tindakan non-farmakologi kurang cukup baik 11 8 15 32.4 23.5 44.1 Total 34 100.0

Prinsip manajemen nyeri kurang baik 4 30 11.8 88.2 Total 34 100.0

Antisipasi dampak nyeri kurang baik 3 31 8.8 91.2 Total 34 100.0 Tindakan farmakologi Baik 34 100 Total 34 100.0

11

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa tindakan perawat dalam mengkaji nyeri berkategori baik sebanyak 30 orang dengan nilai

88,2%. Responden dengan

karakteristik tindakan perawat dalam mengobservasi nyeri secara non-verbal berkategori baik sebanyak 32 orang dengan nilai 94,1%. Responden dengan karakteristik tindakan perawat dalam indikator komunikasi terapeutik berkategori baik sebanyak 32 responden dengan nilai 94,1%. Responden dengan karakteristik tindakan dalam mengkaji pengetahuan pasien mempunyai kategori baik sebanyak 31 responden dengan nilai 91,1%.

Berdasarkan tabel 3 jumlah responden dalam karakteristik tindakan perawat dengan indikator mengkaji dampak nyeri berkategori baik sebanyak 21 orang dengan nilai

61,8%. Responden dalam karakteristik tindakan perawat dengan indikator memberikan informasi nyeri berkategori baik sebanyak 21 orang dengan nilai 61,8%. Jumlah responden dalam karakteristik tindakan perawat dengan indicator mengontrol lingkungan berkategori cukup sebanyak 16 orang dengan nilai 47,1%. Jumlah responden dengan karakteristik tindakan perawat dalam indicator pemberian teknik non-farmakologi berkategori baik sebanyak 15 orang dengan nilai 44,1%. Jumlah responden dengan karakteristik tindakan perawat dalam indicator mengantisipasi dampak nyeri berkategori 31 orang dengan nilai

91,2%. Responden dengan

karakteristik tindakan perawat dalam memberikan teknik farmakologi berkategori baik sebanyak 34 orang dengan nilai 100%.

IV. Pembahasan

1. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian umur responden yang paling

banyak adalah 31 tahun – 35 tahun (47,1%). Menurut Depkes

12 Soeprihanto (2009) seseorang yang sudah dewasa cenderung memiliki ketrampilan dan kemampuan serta memiliki prestasi kerja yang lebih dibanding usia dibawahnya. Meningkatnya usia seseorang seringkali berbanding lurus dengan pengalaman dan membaiknya kinerja seseorang. Sedangkan menurut Hasibuan (2009) usia mempengaruhi kondisi fisik, mental,

kemampuan kerja dan

tanggungjawab seseorang, sehingga semakin dewasa seseorang akan mempengaruhi

semakin tingginya

tanggungjawab individu. Dalam penelitian ini, mayoritas usia responden adalah usia dewasa awal sehingga, tindakan perawat yang dilakukan mayoritas baik karena semakin bertambahnya usia seseorang semakin tinggi pula tanggung

oleh Prabowo et al. (2014) yang menyatakan bahwa usia mempengaruhi perilaku atau tindakan perawat kepada pasien. Perawat dengan usia lebih tua akan melakukan tindakan perawat lebih baik pula.

Berdasarkan hasil penelitian jenis kelamin responden paling banyak adalah perempuan yaitu 28 responden (82, 4%). Hal ini selaras dengan teori Ray (2009) yang menyebutkan bahwa wanita mempunyai sifat penyayang, penyabar, perhatian dan lebih peka terhadap perasaan orang lain. Perempuan cenderung dilukiskan sebagai simbol keanggunan, kelembutan dan terampil sehingga mempunyai tindakan perawat yang baik. Menurut Robbins (2006) jenis kelamin seseorang tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam suatu kinerja seseorang. Perbedaan cenderung

13 pada faktor psikologis, wanita cenderung mematuhi otoritas yang diberikan sedangkan pria cenderung lebih agresif pada penghargaan sukses. Pada penelitian mayoritas responden adalah wanita sehingga, memiliki kemampuan untuk merawat pasien dengan lebih baik dibandingakan pria. Hal ini selaras dengan Friedman (2010) menyebutkan bahwa perempuan memainkan peranan penting sebagai caregiver primer. Perempuan sudah ditakdirkan merawat dapat dilihat sejak terjadi pembuahan di rahim ibu sampai dengan ibu melahirkan, perempuan memegang peranan yang penting untuk perawatan anak, dan jika kondisi anak sedang sakit. Secara keseluruhan perempuan mempunyai sifat lebih perhatian dan lebih peka terhadap orang sekitar.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa 30 responden (88.2%) berpendidikan terakhir

D3 keperawatan. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya semakin banyak (Notoadmodjo, 2010). Hal ini sejalan dengan penelitian Sukmadinata (2007) bahwa orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Semakin tinggi pendidikan pula menyebabkan orang lebih mampu dan

menerima posisi yang

bertanggungjawab (Ma’wah, 2015).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden atau perawat berlatarbelakang pendidikan D3 keperawatan sehingga tindakan perawat yang dilakukan adalah baik. Hal ini selaras dengan pendapat Siagiaan (2010) yang

14 mempengaruhi kinerja perawat. Perawat yang berpendidikan lebih tinggi maka tindakan yang dilakukan akan lebih baik karena

perawat yang berpendidikan lebih rendah.

2. Tindakan Perawat

Berdasarkan hasil penelitian ini mayoritas tindakan perawat pada pasien post operasi dengan nyeri dalam setiap indikator adalah baik. Berdasarkan hal tersebut peneliti menganalisa bahwa tindakan perawat pada pasien post operasi dengan nyeri mayoritas baik karena sesuai dengan usia responden mayoritas 31-35 tahun. Menurut Depkes RI (2009) usia 31-35 tahun termasuk dalam usia dewasa awal sehingga cenderung memiliki ketrampilan dan kemampuan serta memiliki prestasi kerja yang lebih dibanding usia dibawahnya (Soeprihanto,

2009). Selain usia, jenis kelamin mempengaruhi kualitas tindakan perawat ke pasien, berdasarkan hasil penelitian ini mayoritas responden adalah wanita. Menurut Ray (2009) wanita mempunyai sifat penyayang, penyabar, perhatian dan lebih peka terhadap perasaan orang lain. Hal ini sejalan dengan penelitian Friedman (2010) yang menyebutkan bahwa perempuan memainkan peranan penting sebagai caregiver primer sehingga wanita mempunyai sifat yang lebih perhatian dengan orang sekitar.

15 Selain usia dan jenis kelamin factor yang mempengaruhi kualitas tindakan perawat yaitu pendidikan terakhir responden. Berdasarkan hasil penelitian pendidikan terakhir responden mayoritas adalah D3. Menurut Notoadmodjo, (2010) menyebutkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya semakin banyak sehingga mempunyai kualitas yang bagus dalam merawat pasien dengan berdasar pendidikan yang mereka

Dokumen terkait